Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 34912 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Siti Maisaroh; Pemb. Yovsyah; Penguji: Renti Mahkota, Heludi
S-5253
Depok : FKM UI, 2008
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rizki Dinar Winiar; Pembimbing: Ratna Djuwita Hatma; Penguji: Tri Yunis Miko, Sulistyo
S-4273
Depok : FKM UI, 2005
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Esti Pudjirahaju; Pembimbing: Krisnawati Bantas; Penguji: Yovsyah, Yani Suryani
S-4387
Depok : FKM UI, 2005
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Chrisna Nova D.; Pembimbing: Krisnawati Bantas
S-2408
Depok : FKM UI, 2001
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Kristine Octavianty; Pembimbing: Renti Mahkota; Penguji: Yovsyah, Abdul Haris Munandar
S-5502
Depok : FKM UI, 2008
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Indri Rizkiyani; Pemb. Nurhayati A. Prihartono; penguji: Yovsyah; Darwo
S-5403
Jakarta : FKM UI, 2008
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rita Amaliah; Pembimbing: Renti Mahkota, Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Ratna Djuwita, Rudi Ruhdiat
Abstrak:

TB paru merupakan masalah di Indonesia. Data Riskesdas 2010 menunjukkan, prevalensi TB Paru 2009/2010 sebesar 725/100.000 penduduk. Evaluasi hasil dilihat dengan angka konversi pada akhir pengobatan fase intensif sebesar 80%. Masalah utama kegagalan konversi adalah komponen perilaku penderita TB paru yaitu keterlambatan diagnosis dan tidak selesainya pengobatan yang berakibat resistensi ganda OAT. Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol, populasi sebanyak 1.305 adalah penderita TB paru pengobatan fase intensif tahun 2010 yang tercatat di formulir TB 01 puskesmas di Kabupaten Bekasi. Sampel diambil sebanyak 170 penderita, dikelompokkan menjadi gagal konversi sebanyak 200 penderita dan konversi sebanyak 1.105 penderita. Setiap kelompok diambil masing-masing 85 penderita. Data dikumpulkan dengan wawancara menggunakan kuesioner. Metode analisis data dengan uji Chi Square dan regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan responden tidak teratur minum obat lebih besar yang mengalami kegagalan konversi (74,1%) dibandingkan yang konversi (46,4%). Hasil uji Chi square ada hubungan yang bermakna antara keteraturan minum obat, sikap terhadap keteraturan minum obat, pengetahuan tentang TB, penyuluhan kesehatan, efek samping obat, dan status gizi dengan kegagalan konversi. Hasil uji statistik dengan regresi logistik menunjukkan faktor paling berhubungan dengan kegagalan konversi adalah status gizi OR: 4,705: 95% CI: 2,143-10,332. Status gizi penderita TB paru perlu ditingkatkan sebagai upaya bersama dengan pemberian OAT.


 

Pulmonary TB is a problem in Indonesia. Riskesdas 2010, the prevalence of pulmonary TB 2009/2010 for 725/100.000 population. Evaluation results conversion rate at the end of the intensive phase of treatment by 80%. The main problem is the conversion of a component failure behavior of patients with pulmonary TB is not the completion of delayed diagnosis and resulting treatment dual resistance OAT. Design study are casecontrol study. Population of 1305 patients with pulmonary TB is an intensive phase of treatment in 2010 are recorded in the TB form 01 health centers in the district of Bekasi. Samples were taken 170 patients, classified as many as 200 patients failed to convert and convert as many as 1.105 people. Each group of 85 patients taken at random. Data were collected by interview using a questionnaire. Methods of data analysis with chi square tests and logistic regression. The results showed respondents do not regularly drink more drugs that have failed conversion (74.1%) compared to the conversion (46.4%). Chi square test results there was a significant association between the regularity of drug taking, attitudes toward medication order, knowledge of TB, health education, medication side effects, and nutritional status with conversion failure. The results of statistical tests with logistic regression showed factors associated with failure of the conversion is the nutritional status OR: 4,705: 95% CI: 2,143-10,332. Nutritional status of patients with pulmonary TB needs to be improved as a joint effort with the provision of OAT.

Read More
T-3678
Depok : FKM-UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Selli Sebawati Pasaribu; Pembimbing: Sri Tjahyani Budi Utami; Penguji: Laila Fitria, Rina Fitriani Bahar
S-6187
Depok : FKM UI, 2010
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Reny Setiowati; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Anhari Achadi, Puput Oktamianti, Didin Aliyudin, Upi Meikawati
Abstrak: Indonesia menempati urutan kesembilan dari dua puluh tujuh negara yangmemiliki beban MDR (Multi Drug Resistan) TB (Tuberkulosis) di dunia.Kegagalan konversi pada pasien TB paru merupakan salah satu penyebabterjadinya resisten OAT (Obat Anti Tuberkulosis). Pasien TB paru BTA (BasilTahan Asam) positif kategori I yang mengalami kegagalan konversi di puskesmaswilayah Kota Serang tahun 2014 sebanyak 49 pasien dari 602 pasien TB yangdiobati. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor yang berhubungandengan kegagalan konversi pasien TB paru BTA positif kategori I denganmenggunakan studi cross sectional. Uji statistik yang digunakan adalah regresilogistik terhadap 168 orang pasien TB paru BTA positif kategori I tahun 2014.Hasil penelitian diperoleh bahwa pasien TB paru BTA positif kategori I yangmengalami kegagalan konversi sebanyak 28%. Ada hubungan antara tingkatpendapatan, pengetahuan tentang TB, sikap pasien terhadap pengalaman terkaitTB, jarak dan akses ke puskesmas, kondisi lingkungan tempat tinggal, informasikesehatan dari petugas TB dan efek samping obat terhadap kegagalan konversipasien TB paru BTA positif kategori I. Faktor yang paling dominan berhubunganadalah informasi kesehatan dari petugas TB (nilai p value = 0,002, OR 33,217,95% CI 3,600-306,497). Disimpulkan bahwa peran petugas kesehatan sangatberpengaruh terhadap keberhasilan pengobatan pasien TB paru. Diperlukankomitmen petugas dalam menjalankan fungsi kesehatan masyarakat di antaranyameningkatkan kemampuan petugas dalam memberikan informasi kesehatan sertamenjalin kerjasama dengan pasien dan keluarganya untuk terus memberikanpendampingan dan pemberian motivasi selama pengobatan sehingga mencegahterjadinya kegagalan konversi yang dapat berpengaruh terhadap keberhasilanpengobatan.Kata kunci: TB, kegagalan konversi, BTA positif, kategori I.
Read More
T-4591
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yuliana Sari; Pembimbing: Indang Trihandini; Penguji: Sutanto Priyo Hastono, Sudijanto Kamso, Julitasari Sundoro; Herianto K.; H. Hani
Abstrak:

Tuberculosis paru masih merupakan masalah kesehatan utama di dunia. Sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi oleh Mycobacterium tuberculosis. Di tahun 2000 diperkirakan muncul 10,2 juta penderita bare tuberculosis dan 3,5 juta orang meninggal karenanya setiap tahun. WHO menyebutkan bahwa Indonesia merupakan penyumbang TB terbesar ketiga didunia setelah India dan Cina (Depkes R1,2002). Sampai saat ini di seluruh Indonesia pemberantasan penyakit tuberculosis masih jauh dari yang diharapkan_ Peningkatan kasus dan kematian tuberculosis antara lain karena tidak diobati, basil pengobatan yang rendah serta adanya kasus kasus barn. Juga kasus yang tidak sembuh dan kasus kambuh. Oteh karena itu masalah ketidaksembuhan merupakan prioritas yang paling panting untuk diselesaikan. Tujuan .Penelitian ini bertujuan mengembangkan model prediksi ketidaksembuhan penderita tuberculosis paru BTA positif melaiui identifkasi determinan dominan terhadap ketidaksembuhan penderita TB paru BTA positif di kabupaten tangerang. Metode. Desain penelitian studi Iongitudinal telah digunakan pada penderita TB pare BTA (+) dengan faktor karakteristik penderita dan faktor akses Iainnya. Analisis data menggunakan metode regresi logistik ganda untuk memperoleh model paling balk (fit), sederhana (parsimonious), dan tepat (robust) sehingga dapat menggambarkan hubungan variabel dependen dengan satu set variabei independen. Jumiah sample 164 penderita dan 23,2% diantaranya mengalami ketidaksembuhan. Pada penelitian ini juga telah menemukan model prediksi ketidaksembuhan penderita tuberculosis paru BTA Positif. HASIL Analisis regresi logistik ganda menunjukkan ketidaksembuhan penderita TB paru, pekerjaan (faktor karakteristik), jarak dari numb ke puskesmas dan keterjang)Cauan (faktor akses). Dengan jarak sebagai determinan yang paling dominan. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa jarak mempunyai OR = 2,71 95%CI :1,21 - 6,07), Keterjangkauan OR = 2,54 (95% CI :1,12-5,76) dan pekerjaan OR x,41 (95%C1: 0,18- 0,92). Kesimpulan. Penelitian menyimpulkan bahwa peranan akses yaitu jarak jauh dekat ketempat puskesmas, keterjangkauan dan pekerjaan penderita TB paru BTA Positif mempunyai pengaruh terhadap ketidaksembuhan penderita selama pengobatan.


 

Tuberculosis is still a major problem worldwide, one third of the world population are infected by Mycobacterium tuberculosis. In the 2000, approximately 10,2 million of new cases are identified and 3,5 million people died because of this disease annually. WHO state that Indonesian is the third country most contribute tuberculosis problem after India and China ( Depkes RI,2002). Up to present the tuberculosis rehabilitation program in Indonesian is still far away from expected outcomes. Increasing morbidity and mortality of tuberculosis because of not treatment patients, cure rate still low, new cases, not recovery patient and relapse. So the problem about not recovery cases to be a priority to solve. The purpose of the study was determining variables influence not recovery cases of tuberculosis patient in Tangerang. Method : the design of this study was longitudinal retrospective with tuberculosis patients as subjects and characteristic, access factors to influence. The data were analyze using the multiple logistic regression in order to find the most proper ( fit), simple (parsimonious) and the right (robust). Model in order to describe the relationship between the outcome variable and one set predictor variables. 164 subjects participated in the study of which 38(23,2%) of the subject are identify as cases not recovery . Based on the findings the study also propose a predicted model of tuberculosis patient not recovery treatment. Result. Multiple logistic regression analysis show that the predictor of the outcome are job, distance and to reach, and distance is the main determinant. The result of this study showed that distance have OR = 2,71 95% CI : 1,21-6,07; to reach have OR =2,54 95% CI: 1,12 - 5,76; Job have OR 0,41 95% CI : 0,18 -- 0,92; Conclusion : this study have conclusion that a distance have a lead of access factors and to reach of the others and job of tuberculosis patient have definitive influence not recovery cases.

Read More
T-2268
Depok : FKM UI, 2006
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive