Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 35232 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Chatarina Herlina Supraptini; Pembimbing: Ridwan Zahdi Sjaaf; Penguji: Hendra, Agung Nugroho
S-5261
Depok : FKM-UI, 2008
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhamad Sabngun Nuryono; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Hendra, Agung Nugroho
S-5327
Depok : FKM-UI, 2008
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Budi Riadi Adi Ikmal; Pembimbing: Meily Kurniawidjaja; Penguji: Dadan Erwandi, Adenan
Abstrak: Laboratorium klinik merupakan sarana penunjang medis dalam menegakkan diagnosis berdasarkan pemeriksaan spesimen biologis. Fokus penelitian ini adalah analisis deskriptif semi-kuantitatif dengan pendekatan survey dalam identifikasi risiko dan analisis risiko Kesehatan dan Keselamatan Kerja di Instalasi Laboratorium Patologi Klinik IGD-RSUD Tarakan. Dalam melakukan teknik identifikasi risiko digunakan metode Job Hazard Analysis, kemudian dilakukan analisis risiko berdasarkan kriteria Fine untuk menetapkan tingkat risiko yang mengacu pada konsep AS/NZS 4360:2004. Nilai risiko tertinggi mencapai 540 (very high) berasal dari bahaya ergonomi, disusul bahaya biologi mencapai 450. Perlu ditingkatkan program K3 untuk mengelola bahaya dan risiko serta menjaga produktivitas pekerja. Kata kunci: AS/NZS 4360:2004, Analisis Risiko, Instalasi Laboratorium Patologi Klinik IGD RSUD Tarakan Jakarta
Read More
S-9241
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Meriska Angelina; Pembimbing: L. Meily Kurniawidjaja; Penguji: Fatma Lestari, Robiana Modjo, Emilia Amir, Mayarni
Abstrak:

Penelitian ini membahas tentang kesehatan kerja yang bertujuan untuk melakukan manajemen risiko, dimulai dengan identifikasi bahaya, analisis dan evaluasi risiko dan mengetahui besaran risiko bahaya yang terdapat pada kegiatan kerja di Instalasi Ptologi RSUP Fatmawati. Disain penelitian deskriptif kualitatif dengan pendekatan semikuantitatif untuk analisis risiko. Teridentifikasi bahaya risiko tinggi yaitu terpajan spesimen dan terpajan bahan infeksius pada penggunaan pipet. Risiko substansial yaitu pada bahaya kebakaran dan ledakan. Risiko sedang yaitu bahaya terkerna pecahan tabung, petridis, dan object glass yang mengandung bahan infeksius, tertusuk jarum suntik, bahaya zat kimia, terkena sengatan listrik, terkena siraman air panas dan mata lelah. Telah dilakukan pengendalian bahaya di laboratorium ini yaitu engineering control, standard operating procedures dan APD, namun masih terdapat risiko residu pada bahaya tersebut dan telah direkomendasi pengelolaan dan pengendalian risikonya. Kata Kunci: Laboratorium mikrobiologi klinik, manajemen risiko, penilaian risiko


 This study discusses about the occupational health which aims to conduct risk management, it begins from hazards identification, risk analysis and risk evaluate, and find out the magnitude of risk hazards which found in work activities of Pathology Installation in RSUP Fatmawati. This research is qualitative descriptive interpretive with a semiquantitative approach to risk analysis. Identified of high risk hazards are specimen exposure and exposed to infectious material on the use of  pipette. Substantial risk are fire and explosion hazards. Moderate risk are the fractional hazard of tube, petridisc, and objects glass that contain infectious material, needle stick, chemical hazards, electrical shock, exposure to hot water and eyes fatigue. Hazard control has been performed in this laboratory, that is engineering controls, standard operating procedures (SOP) and PPE, but there are still residual risks and hazards risk management and risk control has recomended. Key Word: Clinical microbiology laboratory, risk management, risk assessment

Read More
T-3413
Depok : FKM-UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhammad Reyhan Ahadin Pratama; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Doni Hikmat Ramdhan, Redo Maulana
Abstrak:
Laboratorium lubricant merupakan area kerja dengan berbagai bahaya keselamatan dan kesehatan kerja yang mengintai para pekerjanya. Pajanan bahaya kimia dapat terjadi melalui berbagai rute pajanan serta dapat memberikan risiko kesehatan kepada pekerja laboratorium, baik berupa efek kesehatan akut maupun kronis. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis risiko kesehatan terkait pajanan bahaya kimia benzena, toluena, dan xilena (BTX) pada pekerja laboratorium lubricant PT X. Penelitian dilakukan pada bulan Februari – Juni 2024 dengan desain penelitian deskriptif analitik dengan menggunakan metode chemical health risk assessment dari Department of Safety and Health Malaysia (DOSH) tahun 2018. Teknik pengumpulan data dilakukan secara kuantitatif melalui pengukuran pajanan personal untuk pajanan rute inhalasi dan kualitatif untuk pajanan rute dermal. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat level risiko moderat – tinggi untuk pajanan benzena serta level risiko rendah untuk pajanan aditif toluena dan xilena dengan rute inhalasi. Sementara itu, terdapat level risiko tinggi untuk pajanan benzena serta level risiko moderat untuk pajanan toluena dan xilena dengan rute pajanan dermal. Tingkat pajanan benzena, toluena, dan xilena dengan nilai rata-rata tertinggi berada pada Tim Sampling. Berdasarkan hasil penelitian, dibutuhkan langkah pengendalian yang tepat, seperti penyediaan APD sesuai kebutuhan, pemeliharaan sistem ventilasi, serta pemantauan pajanan BTX pada pekerjaan rutin dan non-rutin.

Lubricant laboratory pose various occupational safety and health hazards to their workers. Exposure to chemical hazards can occur through multiple routes and can lead to both acute and chronic health risks for laboratory workers. This study aims to analyze the health risks associated with exposure to benzene, toluene, and xylene (BTX) among lubricant laboratory workers at PT X. The study was conducted from February to June 2024 using a descriptive analytical research design with the chemical health risk assessment method from the Department of Safety and Health Malaysia (DOSH) 2018. Data collection techniques were employed quantitatively through personal exposure measurements for inhalation exposure and qualitatively for dermal exposure. The study results indicated a moderate to high risk level for benzene exposure and a low risk level for toluene and xylene additive exposure via inhalation. Meanwhile, a high-risk level was found for benzene exposure and a moderate risk level for toluene and xylene exposure via dermal exposure. The highest average exposure levels for benzene, toluene, and xylene were observed in the Sampling Team. Based on the study findings, appropriate control measures are necessary, such as providing appropriate personal protective equipment (PPE), maintaining ventilation systems, and monitoring BTX exposure during routine and non-routine tasks.
Read More
S-11649
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Iis Patimah; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Doni Hikmat Ramdhan, Sri Haryani
Abstrak: Laboratorium Mikrobiologi mempunyai risiko tinggi terhadap Penyakit Akibat Kerja dari paparan sampel infeksius dan penggunaan bahan kimia pada proses pewarnaan dan desinfektan, Kecelakaan Kerja sebagai akibat dari penggunaan alat-alat mudah pecah dan bervoltase tinggi, serta adanya bahaya kebakaran dan ledakan dari penggunaan bunsen dan otoclave. Oleh karena itu diperlukan manajemen risiko dalam setiap proses pekerjaannya. Kajian risiko dilakukan berdasarkan pendekatan manajemen risiko AS/NZS 4360:2004 dengan metode semikuantitatif berdasarkan W.T. Fine.
 
Dari hasil penelitian diketahui setelah pengendalian risiko yang dilakukan di laboratorium mikrobiologi yaitu engineering control, administrative control, dan penggunaan alat pelindung diri (APD) masih ada residual risk yang berada di tingkat risiko prioritas 1 yaitu bahaya kebakaran dan bahaya ergonomi serta tingkat risiko besar yaitu bahaya biologi dan bahaya kimia. Untuk bahaya fisik seperti tertusuk jarum, tangan terpapar api, terkena pecahan objek gelas, eye strain sudah berada ditingkat risiko prioritas 3 dan diterima, artinya hanya perlu diawasi dan diperhatikan secara kesinambungan.
 

 
Microbiology Laboratory has a high risk of Occupational Diseases from exposure to infectious samples and the use of chemicals in the process of coloring and disinfectant, work accident as a result of the use of the tools to break easily, as well as the presence of high danger of fire and explosion of the use of bunsen and autoclave. It is therefore necessary to risk management in every work process. Study of the risk-based approach to risk management is done AS/NZS 4360: 2004 by the method of semi quantitative based on W.T. Fine.
 
Result are known after existing risk in the laboratory of Microbiology are there engineering control, administrative control, and personal protection there is still residual risk in priority 1, fire hazard and danger of ergonomics. Level great risk namely danger biological and chemical dangers. For physical risk such as needle stick injury, arise fire, and eye strain have been risk priority level 3 and accepted that means need to be observed continuously.
Read More
S-8174
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Jajang Subagja; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Fatma Lestari, Defrizal
T-2287
Depok : FKM UI, 2006
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Pongki Dwi Aryanto; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Zulkifli Djunaedi, Dadan Erwandi, Sjafruddin
Abstrak:

Tesis ini membahas bahaya radiasi gamma dan tingkat radioaktifitas  alpha, beta di udara laboratorium Instalasi Radiometalurgi, dosis radiasi seluruh tubuh pekerja radiasi pada tahun 2001-2010, keluhan subjektif gangguan kesehatan pekerja akibat aktifitas pekerjaan, keluhan subjektif gangguan kesehatan pekerja yang terkait gejala awal kanker dan  riwayat  kanker pekerja radiasi. Penelitian ini adalah penelitian cross sectional dengan desain deskriptif. Diketahui paparan tertinggi radiasi gamma adalah 68,1 µSv/jam, tingkat radioaktifitas tertinggi alpha 3 7,299 Bq/m , beta sebesar 217,475 Bq/m 3 . Tingkat radioaktifitas di udara zona II laboratorium melebihi  ketentuan yang dipersyaratkan dalam laporan analisa keselamatan instalasi. Akumulasi dosis tertinggi adalah 3,9 mSv, dibawah nilai batas dosis. Pekerja radiasi tidak memiliki gejala awal terkait kanker yang harus segera ditindak lanjut. Ada pekerja radiasi yang pernah menderita kanker payudara dan pekerja radiasi yang pernah melakukan operasi benjolan di punggung. Belum dapat disimpulkan hubungan  dosis radiasi dengan kanker pada pekerja. Tidak ada hubungan antara lokasi kerja dengan dosis radiasi pekerja. Saran dari penelitian adalah perlu dilakukan optimalisasi enginering conrol dan administrative control dalam pengendalian radiasi di instalasi. Diperlukan pengadaan alpha beta constinous aerosol monitor. Perlu dilakukan penelitian lebih lanjut melibatkan variabel yang belum tercakup dan jangka waktu data lebih lama. Kata kunci : Radiasi, Radioaktifitas, Keluhan Kesehatan


 This thesis describe gamma radiation hazard and airborne radioactivity level of alpha , beta in Radiometalurgy Installation, whole body radiation dose of radiation workers in 2001-2010, subjective health complaints of workers due to work activities, subjective health complaint of workers due to work activities, subjective health complaints of workers related early symptoms of cancer anc history of cancer among radiation workers. This study is a cross-sectional study with descriptive design.This research found that the highest exposure to gamma radiation was 68.1 μSv/hour, the highest levels of alpha radioactivity was 7.299 Bq/m3, the highest levels of beta radioactivity was 217.475 Bq/m 3 . Levels of  air radioactivity in the zone II  laboratory exceeds the provisions required. the highest of dose accumulation was 3.9 mSv which is under the limit dose. Radiation workers do not have early symptoms of cancer-related information that must be tackled immediately. There are radiation workers who had suffered breast cancer and radiation workers who had surgery lump in the back. Not to be inferred relationship of radiation  dose to cancer in workers. There was no relationship between work sites with worker radiation doses. Advice from research is necessary to optimize enginering Conrol and administrative control in the control of radiation at the installation. Necessary procurement alpha beta continous aerosol monitor. Need to do more research involving  more variable that has not been covered and the data for longer durations. Key Words: Radiation, Radioactivity, Health complaints

Read More
T-3408
Depok : FKM-UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Taufik Rahmat; Pembimbing: Robiana Modjo
M-798
Depok : FKM UI, 2001
D3 - Laporan Magang   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eva Nurlatifah Effendie; Pembimbing: Suharnyoto Martomulyono
S-3707
Depok : FKM-UI, 2004
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive