Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 35685 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Eka Randiana; Pembimbing: Nuning M.K Masykuri; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Mondastri Korib Sudaryo, Budi Pramono, Enny Wahyu Lestari
Abstrak:

Indonesia sebagai salah satu negara yang masih tinggi angka kesakitan malaria tahun 2007 sekitar 311 libu kasus, dan ditargetkan turun hingga 5 per 1000 penduduk pada tahun 2010. Berbagai faktor dapat mempengaruhi keberhasilan program pembelantasan malaria, termasuk penggunaan kelambu yang ditempat lain terbukti dapat menurunkan resiko malaria. Sampai dengan tahun 2007 angka kesakitan malaria di Kabupaten Aceh Jaya masih tinggi. Untuk itu perlu dilihat melihat bagaimana hubungan penggunaan kelambu dengan kejadian malaria dan faktor-faktor lain yang mempengaruhinya. Penelitian ini adalah penelitian observasional kasus kontrol yang dilakukan dengan cara wawancara tersuuktur. Responden adalah penduduk dad desa yang terpilih dalam kegiatan mass blood survey. Penduduk dengan hasil pemeriksaan posififdimasukkan sebagai kelompok kasus (97 orang), sedangkan penduduk dengan hasil pemeriksaan negatif dipilih secara random dan dimasukkan kedalam kelompok kontrol (194 orang). Analisis dilakukan secara multivaliat dengan menggunakan analisis regresi logistik. Hasil penelitian mencmukan bahwa risiko malaria jika tidak menggunakan kclambu sebesar 2,11 (95% CI 0,91 - 4,93), OR kelambu dan anti nyamuk 11,9 (95% CI 2,29 - 62,0). Artinya mereka yang tidak menggunakan kclambu bcrisiko malaria sebesar 2,1 kali dibandingkan dengan mereka yang menggunakan kelambu, dan risiko malaria tersebut meningkat menjadi 11,9 kali jika tidak menggunakan anti nyamuk. Diketahui dari kelompok kasus 81,4% tidak menggunakan kelambu dan pada kelompok kontrol 38,I% tidak menggunakan kelambu. Hal ini menunjukkan bahwa masih banyak yang tidak menggunakan kelambu meskipun telah mendapatkan pembagian kelambu. oleh karena im Perlu meningkatkan penyuiuhan dan pcnyebaran infommasi kepada masyarakat tentang pentingnya penggunaan kelambu dan juga anti nyamuk baik itu anti nyamuk bakar, oles maupun semprot, dengan rnelibatkan secara aktif para tokoh masyarakat dan kader untuk menyampaikan informasi tenaang penyakit malaria secara benar dan dapat memberikan contoh yang baik sehingga tidak lagi menganggap remeh terhadap penyakit malaria.


Indonesia is one of the countries with high malaria incidence rate. In 2007, the incidence rate was 311000 cases and it is targetted to be decreased to 5 per 1000 resident in 2010. Many factors that influenced the success of malaria elimination program, including mosquiuto net utilization which has been proved to decrease malaria risk. Until 2007, the malaria morbidity rate in Aceh Jaya District was still high. Therefor, it is needed to examine the relationship of mosquito net utilization with incidence of malaria and factors contributed to it. This was case control observational research conducted by sructured interview. Respondent were residents from selected villages in Mass Blood Survey. Residents with positive test result were included in case group (97 respondents) whereas those with negative test result were included in control group (194 respondents). The results revealed that when mosquito net was not used, the risk of malaria was 2.11 (95% CI 0.91 - 493), OR of mosquito net and mosquito repellent was 11.9 (95% CI 2.29-620), meaning that those who did not use mosquito net had a risk to have malaria as 2.2 times compare to those who used mosquito net, and the risk was increased to 16.6 times when mosquito repellent was not used. The result showed that 81.4% of case group did not use the mosquito net whereas those in control group was 38.1% This suggested that many residents still.

Read More
T-2974
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ahmad Hidayat; Pembimbing: Sudarto Ronoatmodjo; Penguji: Nunig MK Masjukri, Tri Yunis Miko, Marti Kusumaningsih, Adhi Sambodo
T-3246
Depok : FKM-UI, 2010
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
H. Supriadi; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono, Syahrizal Syarif; Penguji: Sholah Imari, Adhi Sambodo
Abstrak:

Malaria merupakan masalah kesehatan dunia termasuk Indonesia. Kasus baru malaria tahun 2009/2010 di seluruh indonesia berdasar Riskesdas 2010 masih tinggi, yaitu 22,9 permil. Beberapa penelitian sebelumnya telah menemukan adanya hubungan antara perilaku dalam mencegah gigitan nyamuk dengan kejadian malaria, tetapi dalam wilayah yang sebatas lokasi penelitian di tingkat kabupaten atau suatu provinsi. Sehingga peneliti merasa tertarik untuk melakukan analisa pada sampel rumah tangga yang ada pada seluruh provinsi di indonesia menggunakan data sekunder Riskesdas 2010. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan antara penggunaan obat anti nyamuk dan hubungan antara penggunaan kelambu sewaktu tidur dengan kejadian malaria di indonesia tahun 2010. Desain penelitian ini adalah cross-sectional, dengan mencari hubungan dua vaiabel utama (Penggunaan obat anti nyamuk dan penggunaan kelambu sewaktu tidur) terhadap terjadinya penyakit malaria. Sumber data adalah data sekunder Riskesdas 2010 dengan total sampel adalah 251.833 responden. Hasil penelitian mendapatkan proporsi responden yang menderita malaria sebesar 2,6 % dan yang tidak menderita malaria 97,4%. Dapat dikatakan bahwa prevalensi malaria di Indonesia tahun 2010 sebesar 26‰. Analisis bivariat menunjukan adanya hubungan bermakna obat anti nyamuk dengan kejadian malaria (p=0,000) dan mendapatkan nilai odds ratio 1,34 (95% Cl: 1,26 – 1,42). Sedangkan hubungan penggunaan kelambu dengan kejadian malaria diperoleh nilai odds ratio (OR)= 0,471 dan 95% Cl: 0,448-0,495 (p= 0,000). Kemudian dilakukan analisis multivariat guna melihat hubungan variabel utama dengan outcome setelah mengontrol pengaruh dari variabel confounder. Didapat hasil, variabel obat anti nyamuk memiliki OR=1,515 (95% CI = 1,25 – 1,84) dengan nilai p = 0,000, setelah dikontol variabel kelambu, variabel endemisitas, dan dikontrol juga dengan adanya variabel interaksi obat anti nyamuk oleh kelambu. Sedangan variabel penggunaan kelambu, dari hasil analisis memiliki OR=0,750 (95% CI = 0,604 - 0,931) dengan nilai p = 0,009, setelah dikontol variabel penggunaan obat anti nyamuk, varibel endemisitas, dan dikontrol juga dengan adanya variabel interaksi kelambu oleh obat anti nyamuk. Kata kunci : Malaria, Obat anti nyamuk, Kelambu, Riskesdas 2010.


 

Malaria is a major health problem globaly including Indonesia. Based on Riskesdas 2010 data, incidence of malaria 2009/2010, is high, 22.9‰. Previous studies found an association of behavior in preventing mosquito bites with the incidence of malaria, but in a limited area like in the district or a province. So the researcher was interested to analize the households sample in all provinces in Indonesia using Riskesdas 2010 data. The objective of this study was to determine the relationship between the use of anti-mosquito repellent/insecticide and mosquito bed net with the incidence of malaria in Indonesia by the year of 2010. Study design is cross-sectional, to find the relationship of two main variabels (the use of anti-mosquito repellent/insecticide and the use of mosquito bed net) to the occurence of malaria. Data sources are Riskesdas 2010 data, with a total sample of respondents are 251,833. The results obtain proportion of respondents who infected by malaria of 2.6% and 97.4% did not infected by malaria. It could be argued that the prevalence of malaria in Indonesia in 2010 are 26‰. Bivariate analysis showed a significant relationship of anti-mosquito with malaria incidence (p = 0.000) and obtain the value of odds ratios 1.34 (95% Cl: 1.26 to 1.42). While the relationship with the incidence of malaria bed net use values obtained odds ratio (OR) = 0.471 and 95% Cl: 0.448 to 0.495 (p = 0.000). Then performed multivariate analysis to see the relationship with the primary outcome variables after controlling for the influence of confounder variables. The result, anti-mosquito variable has odds ratio = 1.515 (95% CI = 1.25 to 1.84) with p-value = 0.000, adjusted by net variable, endemicity, and controlled also by the presence of interactions anti-mosquito by bed nets . As a Bed nets variabel, the results of the analysis has odds ratio 0.750 (95% CI = 0.604 to 0.931) with a pvalue = 0.009, adjusted by the use of anti-mosquito, endemicity, and also controlled by an interaction anti-mosquito by bed nets . Key words: Malaria, Anti-mosquito, Mosquito bed net, Riskesdas 2010.

Read More
T-3372
Depok : FKM UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muammar Muslih; Pembimbing: Nuning Maria Kiptiyah; Penguji: Yunis Tri Miko Wahyono, Ella Nurlaela Hadi, Lukman Hakim, Suherman
Abstrak:

Latar belakang : Hasil investigasi KLB malaria  ada hubungan faktor resiko perilaku pemakaian kelambu. Perilaku pemakaian kelambu dipengaruhi pengetahuan dan sikap. Peneliti ingin mengetahui gambaran dan hubungan pengetahuan, sikap dengan perilaku penduduk usia di atas 15 tahun di Hargotirto. Metodologi : Desain penelitian cross sectional. Sampel adalah penduduk usia di atas 15 tahun yang dipilih dengan sistem cluster dan random pada setiap cluster. Jumlah sampel 266 responden. Dilakukan análisis univariat, bivariat dan multivariat dengan regresi logistik ganda. Hasil : Distribusi responden dengan pengetahuan tinggi 52,3%, sikap positif 57,9%, perilaku memakai kelambu 80,8%. Perilaku memakai kelambu dengan pengetahuan tinggi dan sikap positif 31,9%. Hasil bivariat pengetahuan (OR=1,57 nilai p=0,15 95%CI=0,85-2,9), sikap (OR=4,93 nilai p=0,000, 95%CI=2,51-9,69). Hasil regresi logistik sikap dengan perilaku pemakaian kelambu ada hubungan dan bermakna  (OR=4,933 nilai p=0,000, 95%CI=2,510-9,698). Kesimpulan : Responden dengan pengetahuan tinggi dan sikap positif sebanyak 90 responden (33,8%).Tidak terdapat hubungan antara pengetahuan dengan perilaku memakai kelambu. Ada hubungan bermakna antara sikap dengan perilaku memakai kelambu. Saran bentuk penyuluhan yang lebih mengena untuk meningkatkan pengetahuan, contoh dari tokoh masyarakat memakai kelambu sehingga masyarakat meniru untuk memakai kelambu dan diadakan kembali arisan kelambu untuk membantu yang belum memiliki kelambu. Kata Kunci  : pengetahuan, sikap, perilaku memakai kelambu, malaria, regresi logistik ganda.


 

Background : The results of investigation malaria outbreak there is a risk factor for mosquito nets usage behavior. Use of mosquito nets behavior influenced of knowledge and attitudes. Researcher wants to know the description and the association between knowledge, attitude with mosquito nets usage behavior by age over 15 year in Hargotirto, 2012. Methods : cross  sectional  study  design.  Sample  is  population  by age over  15 year  selected with cluster systems and random in each  cluster.  The number of samples  are 266 respondents. Univariat  analysis, bivariat  and multivariat with multiple logistic regression. Results : Distribution of respondents with high knowledge of 52.3%,  positive attitude is 57.9%,  and the behavior of using mosquito nets is 80.8%. Behavior of using mosquito nets with high knowledge and positive attitudes about 31.9%. The results of the bivariat :  knowledge  (OR = 1.57 p-value = 0.15,  95% CI = 0.85- 2.9), attitude (OR = 4.93 p-value = 0.000, 95% CI = 2.51 - 9,69). The results of logistic regression attitude to the behavior of using mosquito nets have meaningful associatin (OR=4.933, p-value=0.000, 95%CI=2.510-9.698). Conclusions : The behavior of respondents 33.8% wearing mosquito net with the knowledge of high and positive attitude. There is no association between knowledge of the behavior of using mosquito nets. There is a significant association between attitudes to the behavior of using mosquito nets. Keywords : knowledge, attitudes, behaviors of using mosquito nets, multiple logistic regression

Read More
T-3679
Depok : FKM-UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Jullaman; Pembimbing: Nurhayati A. Prihartono; Penguji: Mondastri Korib Sudaryo, Ratna Djuwita, Budi Santoso, Devi Maryorie
Abstrak:

Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan kegemukan atau obesitas yang dilakukan dengan pendekatan IMT dan RLPP terhadap kejadian hiperten.si stage 1. Penelitian -analitik dengan desain krosseksional dilakukan melalui pengumpulan data langsung terhadap penduduk diatas 18 tahun yang berkunjung ke Puskesmas di wilayah Kabupaten Aceh Tamiang pada bulan April sampal Mei 2008, dengan jumlah total sampel sebesar 648 responden. Dan i 648 responden yang diperiksa dan diukur terdapat 39,04% adalah hipertensi stage 1, dan IMT tergolong kurus atau underweight 5,09%, MT normal 64,20%, IMT gemuk 14,66% dan Eva tergolong obes sebesar 16,05% berdasar standart IMT Dep.Kes RI. Dengan RLPP diketahui 23,92% tergolong obesitas. Dan responden yang tergolong IMT kurus 27,27% adalah hipertensi stage 1, responden tergolong IMT normal 32,45% hipertensi stage 1, 34,74% responden tergolong Eva gemuk adalah hipertensi stage 1 serta 73,08% responden tergolong IMT obesitas adalah hipertensi stage 1. Pada pendekatan RLPP diperoleh hash l 63,87% responden tergolong obesitas adalah hipertensi stage 1. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada mereka dengan IMT tergolong gemuk beresiko 1,06, kali (95% Cl; 0,71-1,57) dan IMT tergolong obesitas beresiko 1,64 kali (95% CI; 1,20-2,24) untuk hipertensi stage 1 dibandingkan mereka yang tergolong IMT normal, setelah dikontrol oleh potensial konfounding; umur, jenis keIamin, pendidikan, riwayat keluarga hipertensi, riwayat keluarga gemuk, riwayat keluarga DM, rokok, konsumsi kopi, konsumsi lemak, konsumsi serat stress dan aktifitas fisik. Dengan RLPP diketahui mereka yang tergolong obesitas beresiko 1,62 kali (95% CI; 1,22-2,14) untuk hipertensi stage 1 dibandingkan mereka yang normal setelah dikontrol potensial konfounding yang sarna seperti IMT. Potensial konfounding yang mempunyai pengaruh dalam merubah efek secara signifikan dari hubungan tingkat kegemukan dengan kejadian hipertensi stage 1 pada pendekatan pengukuran IMT dan RLPP dari hash l analisa adalah riwayat keluarga hipertensi, tingkat konsurnsi lemak dan umur, yang metubah efek hubungan tingkat kegemukan pada IMT tergolong gemuk dari 1,07 (95% CI; 0,7-1,6) menjadi 1,06 (95% CI; 0,71-1,57).dan pada yang IMT obesitas dari 2,25 (95% CI; 1,7-2,9) menjadi 1,64 (95% CI; 1,20-2,24). Pada pendekatan RLPP dari 2,04 (95% CI; 1,58- 2,63) menjadi 1,62 (95% CI; 1,22-2,14). Berdasarkan hasil penelitian maka perlu dilakukan upaya pernasukan program pengendalian hipertensi dan kardiovaskuler pada Dinas Kesehatan dan upaya deteksi card melalui skrinin' g dengan melakukan pengukuran IMT ataupun RLPP terhadap masyarakat yang datang memeriksakan kesehatannya di Puskesmas. Disamping juga perlu dilakukan penelitian lanjutan berkaitan diet gizi seimbang, maupun berat tubuh ideal dalam pengendalian penyakit hipertensi dan kardiovaskuler.


This study is about to find out relationship between obesity and hypetension stage 1 wich conducted by Body Mass Index (BMI) and Waist-to-Hip Ratio (WHR). This study used cross sectional design by direct data collecting taken from 18 years old visitors who visit Public Health Center in District of Aceh Tarniang from April to May 2008 and gained 648 respondents. From examination and measurement of all these 648 respondents, 39.04% respondents has hypertension stage 1, 5.09% has low BD& or underweight, 64.20% has normal BMI, 14.66% has above normal or everweight, and 16.05% has obese based on Department of Health standard. By using WHR, found out that 23.92% classified as obese. Those classified as lean BM1 with hypertension stage 1 is 27.27%, those who classified as normal BMI with hypertension stage 1 is 32.45%, those who classified as overweight BIVIl with hypertension stage 1 is 34.74% is 73.08% and those who classified as obese with hypertension stage 1. By WHR approaching 63.87% respondents are obese with hypertension stage 1. The results of this study shows that those who classified as fat and obese has 1,06 ties (95% CI;0,71-1,57) and 1,64 times (95% CI; 1,20-2,24) risk of hypertension stage 1 respectively, after controlled by potensial confounding which are : age, sex, education, family history of hypertension, family history of diabetes mellitus, smoking, coffe consumption, fat consumption, natural fibre consumption, stress and physical activities. By using WHR found out those who obese has risk 1,62 times (95% Cl; 1,22-2,14) of hypertension stage 1 compared to those in normal group after controlled by the same potensial confounding which have been use by BMI approaching. Potential confounding which has influence in relationship between obesity and hypertension stage I both with BMI and WHR significantly are family history of hypertension, age and fat consumption, these changes are ; in overweight group from 1,07 (95% Cl; 0,7-1,6) to 1,06 (95% Cl; 0,71-1,57) and in obese group from 2,25 (95% CI; 1,7-2,9) to 1,64 (95% CI;1,2-2,24) for BMI and 2,04 (95% CI; 1,58-2,63) to 1,62 (95% CI; 1,22-2,14) for WHR. Based on the result of this study, it is necessary to include hypertension and cardiovasculer controlling program in Health Office and early detection by conducting screening by BMI and WHR measurement to those who visit health center for examination. Also any advance researches on nutrition in daily consumption and promote ideal weight in communities in order to control hypertension and cardiovascular diseases.

Read More
T-2971
Depok : FKM UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sulistyo; Pembimbing: Nuning Maria Kiptiyah
T-1375
Depok : FKM UI, 2002
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yoedi Ariyanto; Pembimbing: Sudarto Ronoatmodjo; Penguji: Tri Yunis Miko, Ella Nurlaela Hadi, Didik Supriyono, Calvin S. Wattimena
Abstrak:

Derajat kesehatan merupakan salah satu kebutuhan dasar dan merupakan indikator status kesehatan di suatu negara sehingga sccara terus menurus perlu mendapat perhatian melalui upaya yang berkesinambungan. Salah sam indikator peming dalam menilai derajat kesehatan adalab Angka Kematian Balita (AKBa). Hasil Survai Kesehatan Rumah Tangga (SKRT) tahun 200l, Angka Kematian Balita akibat penyakit Sistim pemapasan adalah 4,9 per l.000 yang berarti ada sekitar 5 dari 1.000 balita yang meninggal setiap tahun akibat ISPA, atau rata-rata 1 anak Balita Indonesia akibat meninggal akibat ISPA setiap 5 menimya. Pengetahuan ibu dan keluarga tentang pengetahuan Infeksi Saluran Pemapasan Almt (ISPA) merupakan faktor yang sangat berpengaruh terhadap upaya penurunan kesakitan dan kematian Balita, yaitu dengan mengetahui faktor risiko yang mempengaruhi kondisi kesehatannya Balita serta meningkatkan akses pada pelayanan kesehatan. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui hubungan pengetahuan ibu tentang ISPA dengan kejadian ISPA pada Balita di Puskesmas Citeureup Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor tahun 2008. Penelitian ini menggunakan data primer yang berasal daxi pcnelitian yang dilakukan oieh peneliti pada bulan April tahun 2008 di Puskesmas Citeureup Kecamatan Ci1eureup Kabupaten Bogor tahun 2008. Rancangan yang digunakan pada penelitian ini adalah crass seclional (potong lintang). Populasi adalah scluruh ibu Balita yang terpilih menjadi subyek penelitian berdasarkan hasil survey di Puskesmas Citeureup Kecamatan Citeureup Kabupaten Bogor iahun 2008. Hasil analisis diketahui bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan ibu tentang ISPA dengan kejadian ISPA pada balita, pada ibu yang berpengetahuan rendah mempunyai resiko sebesar 3,673 kali Lmtuk menderita ISPA pada balitanya dibandingkan dengan ibu yang berpengetahuan tinggi. Variabel lainnya yang mempengaruhi hubungan pengetahuan ibu tentang ISPA dengan kejadian ISPA pada balita adalah variabel pendidikan (0R= 3,037 nilai p= 0,000 dan 95 % CI: l,738-5,309). Riwayat imunisasi campak (0R= 1,814 nilai p= 0,037 dan 95 % CI: 1,036-3,l77) dan status gizi balitanya (OR= 1.807 nilai p= 0,039 dan 95 % CI: 1,030-3,l69) serta status sosial ekonomi keluarga (0R= 1.323 nilai p= 0,333 dan 95 % Cl: 0,750-2,335). Dapat disimpulkan bahwa ada hubungan yang bermakna antara pengetahuan rcsponden dengan kejadian ISPA pada balita setelah dikontrol oleh variabcl pendidikan. Responden yang berpengetahuan rendah mempunyai kemungldnan 3,673 kali untuk meningkatkan resiko kejadian ISPA pada balitanya diban dingkan dengan responden yang berpengetahuan tinggi. Dampak pengetahuan terhadap kejadian ISPA pada balita cukup besar yaitu sebesar 72,4%, untuk itu perlu dilakukan penyuluhan yang lebih intensif dengan melibatlcan kader, tokoh masyarakat, tokoh agama dan ibu-ibu penggerak PKK untuk rnaningkatkan pengetahuan ibu tentang faktor risiko kejadian ISPA pada balita dalam memberikan penyuluhan, meningkatkan kctrampilan petugas kesehatan dcngan membcrikan pelatihan konseling dan mempermudah akses masyarakat ke pelayanan kcsehatan.


The degree of health is one of the basic needs and an indicator of health status in a country such that it requires constant attention through a continuous effon. One ofthe important indicator when evaluating the degree of health if Child Mortality Rate (CMR). Findings from a domestic health survei “SKR'l"’ in the year of 2001 stated that the CMR due to diseases ofthe respiratory system was 4,9 per 1000, which means there is 5 deaths out of 1000 children under 5 years old attributed to URTI, or an average of 1 child’s death every 5 minutes. Mothers’ and families’ knowledge on Upper Respiratory Tract Infection (URTI) is the most influential factor in the effort to decrease morbidity and mortality of children under 5 years, that is by knowing the risk factors which influence the health conditions of children under 5 years and by increasing the accessibility to health services. The objective of this research was to determine the association between mothers’ knowledge on Upper Respiratory Tract Infection (URTI) and events of URTI in children under tive years in Citeureup Public Health Centre, Citeureup distrcit of Bogor region in the year of 2008. This study used primary data which originated from a study conducted by the researcher in April 2008 in Citeureup Public Health Centre, Citeureup distrcit of Bogor region The study design used was cross sectional. The population was all mothers having children under 5 years old who were selected to be study subjects based on a survey in Citeureup Public Health Centre, Citeureup distrcit of Bogor region in the year of 2008. Results from analysis fotmd that there were four variables which were significantly associated with URTI namely knowledge (OR= 3,673 nilai p= 0,000 dan 95 % Cl: 1,970-6,848), education (OR= 3,037 nilai p= 0,000 dan 95 % Cl: l,738- 5,309), measles variable (OR= l,8l4 nilai p= 0,037 dan 95 % Cl: l,036~3,l77) as well as nutrition (OR= l.807 nilai p= 0,039 dan 95 % Cl: 1,030-3,l69). Other variables namely occupation, social economy, birth weight, crowded residency, and presence of a smoker in one’s house, were not significantly associated with URTI events in children under 5 years. It can be concluded that there was a significant association between the subjects’ knowledge and URTI events in children under 5 years after controlling for education variable. Subjects with lower knowledge had a probability of 3,673 times of increasing the risk of URTI events in their children under 5 years when compared to subjects with higher knowledge. Impact on knowledge on URTI events in children under 5 years was quite huge, which was 72,4%. 'Therefore health education and promotion need to be conducted more intensively by involving "kader”, public figures, religious figures, and PKK ladies in order to increase mothers’ knowledge on risk factors of URTI events in children \mder 5 years. This was done through giving heath education and increasing health personals’ skills by conducting counseling training and making the publichan easier access to health services.

 

Read More
T-2776
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sutarto; pembimbing: Nasrin Kodim; penguji: Tri Yunis Miko, Ririn Arminsih, Budi Pramono, Diah Wati
T-3051
Depok : FKM UI, 2009
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Budiaman; Pemb: I Made Djaja, Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Rachmadhi Purwana, Maman Sudirman, Achmad Prihatna
T-2952
Depok : FKM UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Efriyanti Sitorus; Pembimbing: Budi Hartono; Penguji: Ema Hermawati, Ririn Arminsih Wulandari, Didik Supriyono, Tutut Indra Wahyuni
T-4680
Depok : FKM UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive