Ditemukan 31254 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Cut Aja Tiarisneini; Pemb. Rachmadhi Purwana; Penguji: Dewi Susanna, Ida Hafrida
S-5513
Depok : FKM UI, 2008
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Anita Kurniati Dani; Pembimbing: Haryoto Kusnoputantro; Penguji: Laila Fitria, Muhadi
S-5514
Depok : FKM-UI, 2008
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Arifa Rahma Izzati; Pembimbing: R. Budi Hartono; Penguji: Umar Fahmi Achmadi, Daniek Suryaningdiah
Abstrak:
Tuberkulosis paru atau TB paru adalah adalah penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Mycobacterium tuberculosis. Penyakit ini menular dari satu orang ke orang lain melalui droplet yang ditransmisikan melalui udara. Tingginya angka kasus penyakit TB dapat disebabkan oleh berbagai faktor, salah satunya adalah faktor lingkungan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktor kepadatan penduduk, cakupan rumah sehat, serta iklim (suhu udara, kelembaban udara, dan curah hujan) terhadap angka proporsi kasus TB paru BTA Positif di Kota Surabaya pada tahun 2015-2019. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari Badan Pusat Statistika dan Dinas Kesehatan Kota Surabaya dengan metode studi ekologi time trend dan analisis spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara variabel kepadatan penduduk (p = 0,000; r = 0,308), cakupan rumah sehat (p = 0,000; r = -0,363), serta kelembaban udara pada lag time 1 tahun (p = 0,014; r = 0,949) dengan proporsi TB paru BTA positif. Sementara untuk faktor suhu udara serta curah hujan menunjukkan hubungan yang tidak signfikan dengan proporsi TB paru BTA Positif. Berdasarkan peta analisis spasial, didapatkan pola yang jelas bahwa angka proporsi yang tinggi terdapat pada wilayah kecamatan yang memiliki cakupan rumah sehat yang rendah, namun pada faktor kepadatan penduduk tidak terlihat pola yang jelas. Oleh karena itu, disarankan untuk dilakukan upaya pencegahan dan pengendalian penyakit TB paru terutama pada wilayah kecamatan yang memiliki kepadatan penduduk yang tinggi dan juga melalui upaya pengembangan rumah sehat yang optimal.
Pulmonary tuberculosis or pulmonary TB is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis. This disease is transmitted from one person to another through droplets that are transmitted through the air. The high number of TB cases can be caused by various factors, one of which is environmental factors. This study aims to determine the relationship between population density, healthy housing coverage, and climate factors (air temperature, relative humidity, and rainfall) to the proportion smear-positive pulmonary TB cases in Surabaya city in 2015-2019. This study uses secondary data from the Central Bureau of Statistics and the Surabaya City Health Office with time trend ecological study methods and spatial analysis. The results showed that there was a significant relationship between population density (p = 0.000; r = 0.308), healthy house coverage (p = 0.000; r = -0.363), and humidity at a 1 year lag time (p = 0.014; r = 0.949) with the proportion of smear-positive pulmonary TB. Meanwhile, the air temperature and rainfall factors showed a non-significant relationship with the proportion of smear-positive pulmonary TB. Based on the spatial analysis map, a clear pattern is found that the high proportion is found in sub-districts that have low coverage of healthy homes, but on the population density factor there is no clear pattern. Therefore, it is recommended to prevent and control pulmonary TB disease, especially in sub-districts that have a high population density and also through efforts to develop optimal healthy homes.
Read More
Pulmonary tuberculosis or pulmonary TB is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis. This disease is transmitted from one person to another through droplets that are transmitted through the air. The high number of TB cases can be caused by various factors, one of which is environmental factors. This study aims to determine the relationship between population density, healthy housing coverage, and climate factors (air temperature, relative humidity, and rainfall) to the proportion smear-positive pulmonary TB cases in Surabaya city in 2015-2019. This study uses secondary data from the Central Bureau of Statistics and the Surabaya City Health Office with time trend ecological study methods and spatial analysis. The results showed that there was a significant relationship between population density (p = 0.000; r = 0.308), healthy house coverage (p = 0.000; r = -0.363), and humidity at a 1 year lag time (p = 0.014; r = 0.949) with the proportion of smear-positive pulmonary TB. Meanwhile, the air temperature and rainfall factors showed a non-significant relationship with the proportion of smear-positive pulmonary TB. Based on the spatial analysis map, a clear pattern is found that the high proportion is found in sub-districts that have low coverage of healthy homes, but on the population density factor there is no clear pattern. Therefore, it is recommended to prevent and control pulmonary TB disease, especially in sub-districts that have a high population density and also through efforts to develop optimal healthy homes.
S-11020
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Yani Dwiyuli Setiani; Pembimbing: Dewi Susanna, Tris Eryando; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Rachmat Suherwin, Iman Suhendar
T-2911
Depok : FKM UI, 2008
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Fitri Rachmawati; Pembimbing: Astri C. Adisasmita; Penguji: Dwi Gayatri, Dina Nurdjanah
Abstrak:
Angka Kematian ibu di Indonesia masih jadi masalah kesehatan dan belum mencapai target MDGs. Kota Administrasi Jakarta Timur merupakan wilayah perkotaan di ibukota negara yang memiliki kematian ibu cukup besar. Penelitian ini bertujuan mengkaji hubungan antara Tiga Model Keterlambatan dengan kematian ibu berdasarkan karakteristik sosiodemografi, status reproduksi dan status pelayanan kesehatan. Desain Penelitian adalah Case Control dengan jumlah sampel 210 orang terdiri dari 71 kasus kematian ibu dan 139 kontrol dari ibu dengan riwayat komplikasi. Penelitian dilakukan di 10 Puskesmas Kecamatan pada Desember 2015. Analisis data dilakukan secara bivariat dan stratifikasi dengan uji chi square. Hasil analisis menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara Terlambat Fase I dengan kematian ibu (OR: 8,68; 95%CI: 4,1-18,4, p=0,000), Terlambat Fase II (OR: 3,4; 95%CI: 1,8-6,4, p=0,000), Terlambat Fase III (OR: 2,74;95%CI; 1,4-5,3, p=0,002). Hanya mengalami terlambat Fase I saja berisiko 7,51 kali untuk mengalami kematian ibu (OR: 7,51; 95%CI; 2,5-22,1. P=0,000). Hanya mengalami Terlambat III saja berisiko 2,21 kali (OR: 2,21; 95%CI; 0,8-6,1). Perlunya peningkatan pelayanan P4K dengan melakukan monitoring dan evaluasi, peningkatan pelayanan KB ke masyarakat dan sosialisasi bahaya 4T pada ibu. Serta penguatan sistem rujukan dari pelayanan tingkat pertama ke pelayanan rujukan termasuk melakukan koordinasi dengan organisasi terkait untuk menekan angka kematian ibu. Kata kunci: Kematian Ibu, Keterlambatan I, II dan III, Otopsi Verbal Maternal, Jakarta Timur.
Read More
S-9114
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Rismaanadji; Pembimbing: Dewi Sussana; Penguji: Ririn Armining W., Iva Diansari S.
S-5505
Depok : FKM-UI, 2008
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Fachrudin Ali Achmad; Pembimbing: Dewi Susanna; Penguji: Umar Fahmi Achmadi, Ririn Arminsih Wulandari, Wibowo Sukijat, Widyastuti
T-3263
Depok : FKM UI, 2010
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Angela Olivia Sitompul; Pembimbing: Haryoto Kusnoputranto; Penguji: Budi Hartono, Wakhyono Budianto
Abstrak:
Read More
Transportasi merupakan sarana yang dipergunakan untuk melakukan perpindahan manusia maupun barang. Transportasi darat menjadi transportasi yang paling banyak digunakan oleh manusia dalam kehidupan sehari-hari. Selain memberikan keuntungan bagi kehidupan, disisi lain transportasi juga dapat menimbulkan dampak negatif bagi penggunanya, bilamana terjadi kecelakaan lalu lintas yang dapat menimbulkan konsekuensi serius pada kesehatan masyarakat. Tujuan penelitian ini adalah untuk menganalisis hubungan antara faktor-faktor risiko kecelakaan (faktor manusia, kendaraan, dan lingkungan) dengan kejadian kecelakaan lalu lintas di Kota Administrasi Jakarta Timur pada tahun 2023. Desain penelitian yang digunakan adalah desain studi cross-sectional dengan metode kuantitatif dan pengambilan sampel menggunakan teknik simple random sampling. Hasil dari penelitian ini adalah pengemudi yang terlibat kejadian kecelakaan lalu lintas mayoritas mengalami cedera/luka dan gambaran distribusinya didominasi oleh kelompok usia ≤ 35 tahun, berjenis kelamin laki-laki, berpendidikan tinggi, memiliki pekerjaan, mengalami kecelakaan akibat perilaku lengah dan kondisi jalan berlubang. Terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian kecelakaan lalu lintas dengan faktor manusia, yaitu pendidikan dan kecepatan tinggi. Dimana pengemudi dengan pendidikan tinggi lebih berisiko 62,7 kali untuk mengalami kecelakaan lalu lintas dibandingkan dengan yang berpendidikan rendah dan pengemudi yang berkendara dengan kecepatan tinggi lebih berisiko 0,04 kali mengalami kecelakaan lalu lintas dibandingkan dengan yang berkendara dalam kecepatan rendah. Tidak terdapat hubungan yang signifikan antara kejadian kecelakaan lalu lintas dengan faktor kendaraan dan faktor lingkungan. Kesimpulan dari penelitian ini adalah faktor manusia memiliki peran penting dalam terjadinya kecelakaan.
Transportation is a tool used to carry out the movement of people and goods. Land transportation is the most widely used transportation by humans in everyday life. In addition to providing benefits for life, on the other hand transportation can also have a negative impact on its users, if a traffic accident occurs which then has serious consequences for public health. The purpose of this study was to analyze the relationship between accident risk factors (human, vehicle, and environmental factors) and traffic accidents in the Administrative City of East Jakarta in 2023. The research design used was a cross-sectional with quantitative methods and simple random sampling technique. The results of this study are that the majority of drivers involved in traffic accidents experience injuries and the distribution is dominated by the age group ≤ 35 years, male, highly educated, has a job, has accidents due to negligent behavior and potholes potholes on the road. There is a significant relationship between traffic accidents and human factors, namely education and high speed. Where drivers with higher education are 62.7 times more at risk of experiencing traffic accidents than those with low education and drivers who drive at high speeds are 0.04 times more at risk of experiencing traffic accidents than those who drive at low speeds. There is no significant relationship between traffic accidents and vehicle and environmental factors. The conclusion of this study is that the human factor has an important role in the occurrence of accidents.
S-11393
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Wiratmi; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Zakianis, Ida Hafrida
S-5480
Depok : FKM UI, 2008
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Duma Marhisar; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Zakianis, Edwan NS.
S-5875
Depok : FKM-UI, 2010
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
