Ditemukan 40214 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Kabupaten Bangka Tengah, khususnya Puskesmas Lubuk Besar cakupan persalinan oleh tenaga kesehatan 88,2% (Profil Kesehatan PKM Lubuk Besar 2012), masih dibawah target Standar Pelayanan Minimal (SPM) bidang kesehatan pada tahun 2015 harus mencpai 90%. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktorfaktor yang berhubungan dengan pemilihan penolong persalinan di wilayah kerja Puskesmas Lubuk Besar Kabupaten Bangka Tengah. Desain cross sectional digunakan pada penelitian terhadap 126 ibu bersalin dengan melakukan wawancara menggunakan kuesioner.
Hasil penelitian didapatkan riwayat ANC dan sikap terhadap penolong persalinan berhubungan dengan pemilihan penolong persalinan. Sikap merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan pemilihan penolong persalinan, dimana ibu yang bersikap positif terhadap penolong persalinan 28 kali memilih tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan dibanding ibu yang bersikap negatif setelah dikontrol oleh riwayat ANC. Untuk meningkatkan kesadaran pentingnya pemeriksaan kehamilan (ANC) dan menanamkan sikap positif terhadap pelayanan kesehatan diperlukan koordinasi dan bekerja sama dengan lintas sektor Pemda serta menggerakkan pemberdayaan masyarakat dalam memanfaatkan tenaga kesehatan sebagai penolong persalinan.
Regency of Bangka Tengah especially Central Public Health of Lubuk Besar, target of labour by health worker are 88 % (Profile of Central Public Health of Lubuk Besar, 2012). Still under target of Minimal Delivery Standar in health area in 2015 year must obtained 90 %. This goal research to know related factors to choice labour attendant in Central Public Health Regency of Bangka Tengah. Research desain was cross sectional, total of sample are 126 early post partum woman with interview with quisionair.
Result of research indicated history of antenatal and attitude to labour attendant related to choice of labour attendant. Attitude is dominant factor related to choiced of labour attendant. Positive attitude to labour attendant have risk 28 to choice helath worker among negative attitude of post partum woman after controlled antenatal history. To increased awareness of important pregnancy assessment and have positive attitude to health delivery by sector line coordination with Regional Government to activate public empowerment in used helath worker as a labour attendant.
Di Kabupaten Tangerang cakupan kunjungan pertama antenatal (K1) pada tahun 2012 sebesar 103%, dan cakupan kunjungan keempat antenatal (K4) sebesar 82% pada tahun 2012. Terdapat selisih pada hasil cakupan K1 dan K4 karena terjadi kesenjangan potensial atas kualitas layanan antenatal sehingga perlu diperbaiki.
Kasus komplikasi yang tertangani 6906 kasus (59%), hanya 1268 kasus (18,3%) yang ditangani di puskesmas PONED. Hasil tersebut diatas belum sesuai dengan target dari Kementerian Kesehatan yaitu 67% komplikasi kehamilan, persalinan dan nifas dapat ditangani pada tahun 2012. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara kualitas pelayanan antenatal dengan pemanfaatan Puskesmas Curug dan Puskesmas Mauk sebagai Puskesmas mampu Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Dasar di Kabupaten Tangerang Tahun 2013, dengan desain penelitian cross sectional.
Diperoleh hasil variabel yang berhubungan dengan pemanfaatan puskesmas PONED adalah pendidikan ibu (OR=3,7; 95% CI: 1,552-8.636) dan waktu tempuh ke puskesmas (OR=0,2; 95% CI: 0,039-0,841) sedangkan kualitas pelayanan antenatal tidak berhubungan dengan pemanfaatan puskesmas PONED (OR=1,233; 95% CI: 0,608-2,502; p value: 0,560). Sehingga perlu meningkatkan pengetahuan dan informasi kepada ibu hamil agar dapat meningkatkan kemampuannya dalam membuat pilihan pelayanan mana yang diinginkan dan akan diambil terutama dalam menghadapi masalah kegawat daruratan obstetri.
At Tangerang District coverage first antenatal visit (K1) in 2012 amounted to 103%, and coverage of four antenatal visits (K4) by 82% in 2012. There is a difference in the results of K1 and K4 scope due to the potential gap on the quality of antenatal services so that needs to be fixed.
Cases handled 6906 cases of complications (59%), only 1268 cases (18.3%) were treated in the clinic PONED. Results above are in accordance with the targets of the Ministry of Health that 67% of complications of pregnancy, childbirth and postpartum can be handled in 2012. This study aims to determine the relationship between the quality of antenatal care with the use of Curug health centers and Mauk health centers as able health centers Basic Emergency Obstetric Neonatal Care at Tangerang District in 2013, with a cross-sectional study design.
Obtained variable results related to the utilization of maternal health clinic PONED is education (OR = 3.7, 95% CI: 1.552-8636) and the travel time to the clinic (OR = 0.2, 95% CI: 0.039-0.841), while the quality of service antenatal not related to the utilization of clinic PONED (OR = 1.233, 95% CI: 0.608- 2.502, p value: 0.560). So the need to increase knowledge and information to pregnant women in order to improve its ability to make a choice where the desired service and will be taken, especially in dealing with obstetric emergencies problem.
Kata kunci: Komplikasi persalinan, wanita usia subur
Kejadian BBLR belum menunjukkan penurunan signifikan baik ditingkat global, nasional maupun daerah. Di Indonesia, rata-rata proporsi berat badan lahir <2500 gram Tahun 2018 adalah 6,2% dengan daerah tertinggi yaitu Pulau Sulawesi (7,08%) (Riskesdas 2018). Bayi berat lahir rendah memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami morbiditas dan mortalitas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran prevalensi kejadian BBLR di Pulau Sulawesi berdasarkan faktor demografi dan psikososial, faktor obstetri, komplikasi kehamilan, status merokok ibu dan antenatal care. Desain studi cross sectional deskriptif dengan analisis univariat menggunakan data Survei Demografi Kesehatan Indonesia Tahun 2012 dan 2017. Jumlah sampel dalam penelitian ini adalah 564 (SDKI 2012) dan 613 (SDKI 2017). Hasil penelitian pada SDKI 2017 menunjukkan peningkatan dalam beberapa aspek dibandingkan SDKI 2012 seperti penurunan kelahiran BBLR, peningkatan pendidikan, pekerjaan ibu, status perkawinan, paritas, interval kelahiran, kunjungan pemeriksaan awal ANC serta penanganan komplikasi kehamilan di fasilitas kesehatan. Namun, ada beberapa variabel yang mengalami penurunan dan stagnasi seperti usia ibu, status ekonomi, kesehatan di perdesaan, komplikasi kehamilan, merokok, frekuensi ANC dan kualitas ANC. Saran dengan berkolaborasi dengan lintas sektor, penguatan Program Keluarga Harapan (PKH) serta peningkatan kuantitas dan kualitas pelayanan kesehatan ibu dan bayi.
Incidence of LBW has not shown a significant decrease either at global, national, and regional levels. In Indonesia, average proportion of birth weight <2500 grams in 2018 was 6.2% with the highest area being Sulawesi Island (7.08%). Low birth weight have a higher risk of morbidity and mortality. This study aims to describe the prevalence of LBW in Sulawesi Island based on demographic and psychosocial factors, obstetric factors, pregnancy complications, maternal smoking status, and antenatal care. Descriptive cross-sectional study design with univariate analysis using data from the 2012 and 2017 Indonesian Health Demographic Survey. The number of samples in this study was 564 (2012 IDHS) and 613 (2017 IDHS). The results of the 2017 IDHS study showed improvements in several aspects compared to the 2012 IDHS, such as a decrease in LBW, an increase in education, maternal employment, marital status, parity, birth intervals, first ANC check-up and treatment of pregnancy complications at health facilities. However, there are several variables that have decreased and stagnated such as maternal age, economic status, health in rural areas, pregnancy complications, smoking, ANC frequency and quality. Suggestions by collaborating with cross-sectors, strengthening the Program Keluarga Harapan (PKH) and increasing Program Makanan Tambahan (PMT) for pregnant women.
