Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 31758 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
EMi Marfuqoh; Pembimbing: Candra Satrya; Penguji: Hendra, Tata Soemitra
S-6111
Depok : FKM-UI, 2010
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Raih Zenita Imami; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Hendra, Mayarni
S-8349
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Januardi Putra; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Doni Hikmat Ramdhan, Dicky W. Rahmawan
S-8432
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Syafrijal Fajri; Pembimbing: Dadan Erwandi; Penguji: Doni Hikmat Ramdhan, Abdul Kadir, Ahmad Wildan, Jonter Sitohang
Abstrak:
Mengemudi bus merupakan salah satu jenis pekerjaan yang mempunyai risiko tinggi terhadap kecelakaan lalu lintas. Seorang pengemudi harus selalu mengharapkan  sesuatu  yang        tidak diharapkan, sehingga akan selalu waspada dan sadar serta berhati-hati dalam bertingkah laku saat mengemudikan kendaraan. Safety driving merupakan dasar perilaku mengemudi yang lebih memperhatikan keselamatan khususnya bagi pengemudi itu sendiri dan orang disekitarnya. Safety driving didesain untuk meningkatkan kesadaran pengemudi terhadap segala kemungkinan yang tejadi selama mengemudi. Pentingnya safety driving pada saat berkendara merupakan salah satu pilar dalam mewujudkan keamaan dan keselamatan berlalu lintas dan sangat berpeluang untuk mengurangi kecelakaan yang terjadi. Desain penelitian pada penelitian ini adalah cross sectional. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis faktor yang berhubungan dengan perilaku berkendara selamat dengan pendekatan kuantitatif. Sampel pada penelitian ini berjumlah 308 pengemudi bus di PT XYZ. Adapun metode pengambilan data dilakukan dengan melakukan pengisian kuesioner kepada responden. Selanjutnya data yang didapatkan diolah secara deskriptif dan inferensial menggunakan software statistik untuk melihat gambaran dan hubungan dari setiap variabel. Variabel independen pada penelitian ini adalah usia, masa kerja, status kebugaran, komunikasi dengan atasan, komunikasi dengan rekan kerja, kondisi jalan, kondisi kendaraan, waktu kerja pengemudi, jarak tempuh, SOP, kebijakan, pengawasan, kompensasi, status kepegawaian, training improvement, dan pemberian reward & punishment. Hasil penelitian menunjukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara status kebugaran (POR=6.203 (3.649 – 10.547)), komunikasi dengan atasan (POR=4.025 (2.500–6.478)), kondisi kendaraan (POR=2.602 (1.622-4.173)), waktu kerja pengemudi (POR=2.287 (1.447-3.614)), jarak tempuh (POR=1.904 (1.209-2.998)), SOP (POR=1.850 (1.175-2.913)), kebijakan (POR=1.860 (1.182-2.925)), pengawasan (POR=1.904 (1.209-2.998)), kompensasi (POR=2.570 (1.622-4.072)), training improvement (POR=8.069 (4.790-13.593)), dan pemberian reward & punishment  (POR=2.199 (1.384-3.493)) dengan perilaku berkendara selamat. Sedangkan variabel usia, masa kerja, komunikasi dengan rekan kerja, kondisi jalan, dan status kepegawaian tidak menunjukan adanya hubungan dengan perilaku berkendara selamat. Status kebugaran menjadi faktor dominan yang mempengaruhi perilaku berkendara selamat pada pengemudi bus di PT. XYZ. 

Driving a bus is one of the types of jobs that carries a high risk of traffic accidents. A driver must always expect the unexpected, so they remain vigilant, aware, and cautious in their behavior while driving. Safety driving is a driving behavior foundation that focuses on safety, especially for the driver themselves and those around them. Safety driving is designed to raise driver awareness of all potential events that may occur during driving. The importance of safety driving while driving is one of the pillars in achieving road safety and can significantly reduce the occurrence of accidents. The design of this research is cross-sectional. The aim of this study is to analyze factors associated with safe driving behavior using a quantitative approach. The sample in this study consisted of 308 bus drivers at PT XYZ. Data collection was done by administering questionnaires to the respondents. The data obtained were processed descriptively and inferentially using statistical software to examine the relationships and patterns of each variable. The independent variables in this study include age, years of service, health status, communication with superiors, communication with coworkers, road conditions, vehicle conditions, driving duration, travel distance, SOP, policies, supervision, compensation, employment status, training improvement, and reward & punishment. The results showed a significant relationship between health status (POR = 6.203 (3.649 – 10.547)), communication with superiors (POR = 4.025 (2.500 – 6.478)), vehicle conditions (POR = 2.602 (1.622 – 4.173)), driving duration (POR = 2.287 (1.447 – 3.614)), travel distance (POR = 1.904 (1.209 – 2.998)), SOP (POR = 1.850 (1.175 – 2.913)), policies (POR = 1.860 (1.182 – 2.925)), supervision (POR = 1.904 (1.209 – 2.998)), compensation (POR = 2.570 (1.622 – 4.072)), training improvement (POR = 8.069 (4.790 – 13.593)), and reward & punishment (POR = 2.199 (1.384 – 3.493)) with safe driving behavior. On the other hand, the variables of age, years of service, communication with coworkers, road conditions, and employment status did not show any relationship with safe driving behavior. Health status is a dominant factor that influences safe driving behavior of bus drivers at PT. XYZ.
Read More
T-7225
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mahda Nur Azizah; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Indri Hapsari Susilowati, Neni Herlina Rafida
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang memengaruhi stres kerja pada tenaga kesehatan di Puskesmas Kecamatan Jakarta Utara selama masa pandemi COVID-19. Faktor-faktor yang diteliti adalah faktor individu (jenis kelamin, usia, status pernikahan, tingkat pendidikan, masa kerja, riwayat penyakit, tempat tinggal, waktu tempuh, dan transportasi) dan faktor psikososial (lingkungan fisik, beban kerja, jam kerja, kontrol pekerjaan, dukungan sosial, dan home work interface). Penelitian ini merupakan studi cross-sectional dengan instrumen penelitian NIOSH Generic Job Stress Questionnaire. Dari 195 tenaga kesehatan yang berpartisipasi dalam penelitian ini, sebanyak 100 responden (51,3%) mengalami stres kerja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa stres kerja berhubungan dengan jenis kelamin dan lingkungan fisik.
Read More
S-10722
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anjas Umaryadi; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Fatma Lestari, Dadan Erwandi, Henny D. Mayawati, Daniel Azka Alfarobi
Abstrak:
Kejadian kecelakaan dari tingkat global, asia, Indonesia, dan Provinsi DKI Jakarta menimbulkan kerugian dari korban jiwa maupun harta benda. Pada pelaksanaan Penanganan Prasarana dan Sarana Umum di Provinsi DKI Jakarta melibatkan pekerja yang memiliki risiko terjadinya kecelakaan kerja dengan aktivitas pekerjaan yang berupa penyapuan jalan raya, pembersihan lumpur dan sampah saluran, pengangkutan sampah, pertukangan, dan aktivitas lainnya. Berdasarkan teori, beberapa faktor yang berhubungan dengan kecelakaan kerja yaitu karena faktor manajemen, faktor individu, faktor pekerjaan, serta kondisi dan tindakan tidak aman. Berdasarkan penelitian pendahuluan juga diketahui angka kecelakaan kerja pekerja PPSU di salah satu kelurahan di Kecamatan X mencapai 66,67% sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian kecelakaan kerja pada pekerja PPSU di Kecamatan X Kota Admninistrasi Jakarta Barat tahun 2022. Metode penelitian yang digunakan adalah mixed method cross sectional dengan jenis penelitian kuantitatif untuk variabel kejadian kecelakaan, faktor individu, dan faktor pekerjaan dan dengan jenis penelitian kualitatif untuk faktor kondisi tidak aman, tindakan tidak aman, dan faktor manajemen. Hasil penelitian menunjukkan Jumlah responden yang pernah mengalami kejadian kecelakaan pada pekerja PPSU Kecamatan X dalam kurun waktu setahun terakhir yang diperoleh dari pengambilan data primer adalah sebanyak 191 responden atau sebesar 67,5%. Gambaran jenis kecelakaan kerja yang terbanyak adalah tergores dan rentang usia terbanyak pada interval 45-54 tahun. Berdasarkan hasil analisis inferesial terkait faktor individu, diperoleh informasi jika dibandingkan dengan rentang usia tertua, rentang usia 35-44 tahun memiliki p value sebesar 0,019 dengan OR 2,75 yang berarti terdapat hubungan yang signifikan antara usia dengan kejadian kecelakaan kerja dan ada potensi kejadian kecelakaan 2,75 kali lebih besar daripada rentang usia tertua. Berdasarkan hasil FGD, wawancara, dan observasi diperoleh informasi faktor yang berhubungan dengan kejadian kecelakaan terjadi yaitu Kondisi tidak aman berupa kondisi lingkungan yaitu jenis sampah yang berupa pecahan beling, paku, dan bambu tusuk sate yang dibuang warga; kondisi lalu lintas di jalan raya; tempat kerja yang licin; lokasi kerja yang struktur bangunannya rapuh; dan lokasi kerja terdapat arus listrik; Ketersediaan APD untuk mencegah tangan pekerja PPSU tertusuk dan tersayat atau sepatu untuk mencegah kaki tertusuk paku juga kurang memadai. Tindakan tidak aman berupa tidak menggunakan APD; menggunakan peralatan yang salah; gagal mengamankan; dan penempatan yang tidak benar. Implementasi K3 oleh pengelola (manajemen) pekerja PPSU telah dilaksanakan berupa sosialisasi pelatihan dengan durasi pendek, penyediaan APD namun belum sesuai dengan jenis bahaya pekerja PPSU. Program lainnya seperti pembuatan SOP, Manajemen Risiko, Investigasi Kecelakaan, dan program lainnya belum dilaksanakan.

Accidents at the global, Asian, Indonesian and DKI Jakarta Province levels have resulted in loss of life and property. The implementation of Public Infrastructure and Facilities Handling in DKI Jakarta Province involves workers who have a risk of work accidents with work activities in the form of sweeping roads, cleaning mud and canal waste, garbage transportation, carpentry, and other activities. Based on the theory, several factors related to work accidents are due to management factors, individual factors, work factors, as well as unsafe conditions and actions. Based on preliminary research, it is also known that the number of work accidents for PPSU workers in one of the sub-districts in District X reached 66.67%, so it is necessary to do research on the factors related to the occurrence of work accidents for PPSU workers in District X, West Jakarta Administrative City in 2022. Methods The research used is a mixed method cross sectional with a quantitative type of research for the accident variable, individual factors, and work factors and with a qualitative research type for unsafe condition factors, unsafe actions, and management factors. The results showed that the number of respondents who had experienced an accident at PPSU District X workers in the past year was 191 respondents or 67.5%. The most common types of work accidents are scratches and the highest age range is 45-54 years. Based on the results of inferential analysis related to individual factors, information is obtained when compared to the oldest age range, the age range 35-44 years has a p value of 0.019 with an OR of 2.75 which means there is a significant relationship between age and the incidence of work accidents and there is a potential for accidents. 2.75 times greater than the oldest age range. Based on the results of the FGD, interviews, and observations, information on factors related to the accident occurred, namely unsafe conditions in the form of environmental conditions, namely types of waste in the form of glass shards, nails, and bamboo skewers thrown away by residents; traffic conditions on the highway; slippery workplace; a work location where the building structure is fragile; and the work location has an electric current; The availability of PPE to prevent the hands of PPSU workers from being punctured and cut or shoes to prevent their feet from being pierced by nails is also inadequate. Unsafe acts in the form of not using PPE; using the wrong equipment; failed to secure; and incorrect placement. The implementation of K3 by the PPSU worker management has been carried out in the form of training socialization with short duration, provision of PPE but not yet in accordance with the types of hazards of PPSU workers. Other programs such as making SOP, Risk Management, Accident Investigation, and other programs have not been implemented.
Read More
T-6534
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aji Utomo Putro; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Indri Hapsari Susilowati, Nendra Gunawan
Abstrak: Penelitian ini membahas tentang analisis faktor-faktor yang berhubungandengan perilaku tidak selamat pada Pekerja Proyek Ulubelu Unit 3 dan 4,Gheothermal Power Project di PT. X. Kecelakaan kerja secara umum disebabkanoleh dua hal yaitu perilaku kerja tidak aman (unsafe act) dan kondisi kerja yangtidak aman (unsafe condition). Heinrich (1980), memperkirakan 85% kecelakaanadalah hasil kontribusi perilaku kerja yang tidak aman (unsafe act). Berdasarkanhal tersebut, dapat dikatakan bahwa perilaku manusia merupakan unsur yangmemegang peranan penting dalam mengakibatkan suatu kecelakaan.Jenis penelitian ini adalah observasional dengan pendekatan kuantitatifmenggunakan desain penelitian cross sectional, Variabel independen ini meliputifactor personal (Psycological distress, Laziness, Mudah marah, Terburu-buru,pamer, dan Ketidaknyamanan), Faktor Pekerjaan (Jumlah pekerjaan, Timepressure), Faktor Manajemen (Pengawasan, Komitmen manajemen, dan Rewarddan Penalty) dan Faktor Kelompok (Tekanan kelompok). Variabel dependen yangditeliti adalah Perilaku Tidak Selamat. Sampel pada penelitian ini berjumlah 158responden. Analisis bivariat dilakukan dengan uji Chi Square. Berdasarkan hasilpenelitian, diketahui sebanyak 75 orang (47%) memiliki perilaku tidak selamat danselamat 83 orang (53%) yang memiliki perilaku selamat. Faktor-faktor yangterbukti berhubungan dengan perilaku tidak selamat adalah Psycological distress,Laziness, Mudah marah, Terburu-buru, Pamer, Ketidaknyamanan, Jumlahpekerjaan, Time pressure. Sedangkan, daktor-faktor yang terbukti mempengaruhiperilaku tidak selamat adalah Komitmen manajemen, Reward dan Penalty danTekanan Kelompok.Kata kunci: perilaku tidak selamat, proyek konstruksi, gheothermal power project.
This research is about the analysis of related factors to safety behaviour onUlubelu Project Worker Units 3 and 4, Gheothermal Power Project di PT. X.Accidents are generally caused by two things, unsafe work behaviour (unsafe act)and unsafe working conditions (unsafe condition). Heinrich (1980), estimates that85% of accidents are the contribution of unsafe work behaviour (unsafe act). Basedon this research, it can be said that human behaviour is an important element thatrole in causing an accindent.This is the observational-quantitative reasearch with cross sectional designstudies. Independent variables which include on this reaseaarch are personal factors(Psycological distress, Laziness, being angry, in a rush, show off, and beinguncomfortable), Job Factors (Numbers of Jobs and Time Pressure), ManagementFactors (Supervision, Management Commitment, Reward and Penalty), andWorkgroup factors (Group Pressure). Dependen variables which include on thisresearch is Unsafety Behaviour. With 158 respondents of Ulubelu Project Workers,researcher used chi-square for bivariate analysis. The result, 75 workers (47%) haveunsafety behaviour and the other 83 workers (53%) have safety behavior in doingan Geothermal Power Project for Ulubelu. Factors which shown to be related withunsafety behaviour are Psycological distress, Laziness, being angry, in hurry, showoff, being unconfortable, numbers of jobs, Time pressure. And for Managementcommitment, Reward and Penalty, and Group preassure are shown not to be relatedto unsafe behaviour in this research.Keywords: Unsafe Act, Construction Project, Gheothermal Power Project.
Read More
S-9262
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sutarno; Pembimbing: Dadan Erwandi; Penguji: Hikmat Doni Ramdhan, Baiduri Widanarko, Made Sudarta, Chandra Prijanahadi
Abstrak: industri konstruksi merupakan salah satu industri yang mempunyai potensi bahaya tinggi yang dapat menyebabkan terjadinya kecelakaan, dimana menempati urutan jumlah kecelakaan tertinggi bila dibandingkan dengan sektor lain. PT. XYZ merupakan kontraktor pembangunan gedung ABC yang telah menerapkan Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja, namun masih terdapat kasus kecelakaan. Berdasarkan data analisa kecelakaan PT. XYZ, penyebabnya sebagian besar adalah perilaku tidak aman pekerja. Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku tidak aman pekerja konstruksi pada proyek pembangunan gedung ABC Jakarta. Desain penelitian cross sectional, menggunakan kuesioner, analisis data mengunakan uji chi square dan uji regresi logistik ganda. Hasil uji chi square menunjukkan ada hubungan pengetahuan, persepsi, motivasi dan dukungan teman kerja dengan perilaku tidak aman pekerja, sedangkan pengawasan dan ketersediaan sarana prasarana tidak ada hubungan dengan perilaku tidak aman. Berdasarkan analisa regresi logistik ganda, variabel persepsi mempunyai nilai OR paling besar yaitu 4,328 sehingga persepsi merupakan faktor paling dominan mempengaruhi terjadinya perilaku tidak aman. Disarankan bagi PT. XYZ untuk mengembangkan pendekatan yang sistematis dan aplikatif dalam rangka pencegahan perilaku tidak aman, salah satunya dengan program Behaviour Base Safety (BBS); melaksanakan pelatihan berkala untuk meningkatkan pengetahuan, persepsi dan motivasi sehingga menumbuhkan kepedulian pekerja terhadap keselamatan kerja; meningkatkan keterlibatan mandor dalam mengawasi pekerja berorientasi keselamatan pekerja.
Kata kunci : Perilaku tidak aman, Konstruksi, Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Read More
T-4468
Depok : FKM UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mutiara Dahlia; Pembimbing: Sjahrul M. Nasri; Penguji: Zulazmi Mamdy, Agustine H.S Sondakh, Subejo
Abstrak:

Usaha Jasa Boga Golongan A3 merupakan salah satu industri kecil sektor informal yang melayani kebutuhan umum dengan pengolahan yang menggunakan dapur khusus dan mempekerjakan tenaga kerja. Dalam mengolah bahan makanan usaha jasa boga di Jakarta pada umumnya menu tnakan bahan bakar elpiji karena elpiji mempunyai beberapa keunggulan dibanding bahan bakar lain. Disamping mempunyai keunggulan, elpiji juga tidak luput dari terjadinya kebakaran. Prevalensi kebakaran yang disebabkan oleh elpiji cukup tinggi, hal ini dikarenakan pengetahuan dan perilaku yang salah oleh pekerja dalam men gunakan elpiji. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui ada tidaknya hubungan faktor predisposisi, faktor pemungkin dan faktor penguat (Green 1991) dengan perilaku keselamatan kerja penggunaan elpiji pada pekerja bagian pengolahan usaha jasa boga golongan A3 di Jakarta Selatan tahun 2002. Penelitian ini menggunakan data primer tentang umur, pendidikan, jenis kelamin, masa kerja, pengetahuan tentang elpiji, pengetahuan tentang keselamatan kerja, prosedur kerja, fasilitas, pelatihan, kebijakan dan perilaku keselamatan kerja penggunaan elpiji pada pekerja bagian pengolahan usaha jasa boga golongan A3. Desain penelitian adalah kuantitatif dengan pendekatan cross sectional, Iokasi penelitian di 10 (sepuluh) usaha jasa boga golongan A3 yang mempunyai izin tetap penyehatan makanan di Jakarta Selatan. Pcngambilan sampel secara purposive pada 100 pekerja bagian pengolahan, pengumpulan data primer melalui kuesioner untuk variabel umur, pendidikan, jenis kelamin, masa kerja, pengetahuan tentang elpiji, pengetahuan tentang keselamatan kerja, prosedur kerja, fasilitas kerja, pelatihan dan kebijakan. Wawancara dan observasi dilakukan untuk variabel dependen yaitu perilaku keselamatan kerja penggunaan elpiji_ Data dianalisa dengan menggunakan analisis univariat, bivariat dan multivariat. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sebagian responden berperilaku keselamatan kerja baik (73%), sedangkan yang berperilaku keselamatan kerja kurang baik sebesar (27%), sebagain responden berjenis kelamin Iaki-laki (70%), umur responden sebagian besar antara 18 - 49 tahun (91%), tingkat pendidikan tinggi (5%), menengah (59%) dan rendah (36%). Masa kerja responden sebagain besar kurang dari 10 tahun (74%) sedangkan pengetahuan responden tentang elpiji balk (44%), sedang (16%), kurang (40%) dan pengetahuan responden tentang keselamatan kerja baik (42%), sedang (32%) dan kurang (26%). Prosedur kerja, responden menjawab (57%) sesuai dan (43%) tidak sesuai. Fasilitas tersedia (42%), tidak tersedia (58%), ada pelatihan (33%), ada kebijakan (30%), dan sebagain besar tidak ada pelatihan dan kebijakan. Hasil analisis bivariat temayata pengetahuan tentang elpiji (M0,048), pengetahuan tentang keselamatan kerja (P),037), prosedur kerja (P.),004), pelatihan (P),005) berhubungan secara bermakna dengan perilaku keselamatan kerja penggunaan elpiji pads pekerja bagian pengolahan usaha jasa boga golongan A3 di Jakarta Selatan. Dari basil multivariate, variabel prosedur kerja (P,0256) dan pelatihan (M0,0295), memberikan hubungan yang bermakna dengan perilaku keselamatan kerja penggunaan elpiji. Dari faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku keselamatan kerja penggunaan elpiji, maka penelitian ini mengambil kesimpulan bahwa prosedur kerja dan pelatihan adalah faktor yang paling dominan dan erat hubungannya dengan perilaku keselamatan kerja maka penelitian ini juga memberikan saran agar memberikan pelatihan, monitoring, pengawasan tentang perilaku keselamatan kerja mengguaakan elpiji. Untuk semua usaha jasa boga agar meningkatkan fasilitas, memperhatikan prosedur kerja dan mensosialisasikan kebijakan agar tejadi suasana kerja yang mengutamakan keselamatan kerja dan kesehatan kerja.


 

The A3 category of catering known is one of the informal small industries sector serving public need, which is processed by using special kitchen and helped by some hired hands. The process of raw food materials for catering business in Jakarta, generally uses elpiji because it has some advantages compared other fuels. Besides its advantages, elpiji as well as other fuels can not avoid the fire to happen. The rate of occurrences of fire caused by elpiji is high enough, and this is because the know how and correct manner is not sufficiently observed by workers using it. The study has purpose to find out whether or not there is predisposition, causing and encouraging factors relationship (Green 1991) with working safety manners of the workers involved in catering business category A3 in South Jakarta in 2002. This study uses primary data on age, education, gender, works experience/duration, knowledge on elpiji, the knowledge of the work safety, work procedures, facility, training, policy and manner of using elpiji safely at the processing division catering A3. The design of study was quantitative to cross sectional approach, location at 10 (ten) catering A3 that hold permanent license of food sanitary at South Jakarta. The purposive sample selection is done to 100 processing workers, primary data collection through questioner on variable ages, education, gender, work experience/duration, knowledge of elpiji, knowledge of working safety, working procedures, working facilities, training and policies. Interviews and observation performed for dependent variable, that is working safety measures of using elpiji. Data analyze using univariat, bivariat and multivariat analyses. The result of the study indicates that some respondents are good at observing safety manner (73%), while those behaving rather badly is (27%). Some respondents are of male sex (70%). Most of respondents age is between 18 - 49 years (91%); those of low education is (36%). Work experience/duration of some of the respondents is less than 10 years (74%), while their knowledge about elpiji ranges from good (42%), moderate (32%) and somewhat bad (26%). Work procedures answered by (57%) is in accordance with the regulation and as much as (43%) is not. About 42% of facilities is available, unavailable (58%); training provided (33%); policies imposed (30%), and mostly there is no training and policies provided. The analysis outcome of bivariat indicates that the knowledge on elpiji (P=0.048), knowledge on safety (P~_037), work procedures (P=0.004), training (P=0.005) has significant relationship with the safety manner of using elpiji at the processing of catering business in Jakarta Selatan. As from the result of multivariate analysis, work procedure variables is (P=0.025) and training is (P=0.029), has significant relationship with the working safety manner of using elpiji. From the factors having relationship with safety manner of using elpiji, this study concludes that work procedures and training is a dominant factor and has close relationship with working safety behavior. Thereby this study also offers suggestions to establish training, monitoring, control on working safety manner following the use of elpiji. For catering it is advised to foster facility, observe work procedures and socialize policies so that there will be an acceptable work atmosphere that put working safety and work health in the first place.

Read More
T-1313
Depok : FKM UI, 2002
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Elia Walifah; Pembimbing: Izhar M. Fihir; Penguji: Ridwan Z.Sjaaf, Ishiko Herianto
S-6228
Depok : FKM UI, 2010
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive