Ditemukan 34032 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Tanto Retijono; Pembimbing: Zulkifli Djunaedi; Penguji: Fatma Lestari, Dadan Erwandi, Samil MY Hasan, Achmad R Muliadiredja
T-3186
Depok : FKM-UI, 2010
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Angga Putra Jaya; Pembimbing: Robiana Modjo, Hendra; Penguji: Fatma Lestari, Farid Huzain, Affan Ahmad
T-3184
Depok : FKM-UI, 2010
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Aderia Rintani; Pembimbing: Adik Wibowo; Penguji: Anhari Achadi, Amal Chalik Sjaaf, Yuli Nazlia Sidy, Dewi Erniati
Abstrak:
Implementasi kebijakan kerja sama pelayanan darah (Quickwins) merupakan strategi pemerintah menyelesaikan masalah tingginya kematian ibu dan terbatasnya ketersediaan darah di Indonesia. Sejak diimplementasikan tahun 2015, masih terdapat kesenjangan implementasi antar kabupaten/kota di Banten. Tesis ini membahas bagaimana dan apa yang terjadi dalam implementasi kebijakan kerja sama pelayanan darah di Provinsi Banten Tahun 2018 ditinjau dari kemampuan petunjuk teknis dalam Permenkes no 92 tahun 2015 menstrukturisasi proses implementasi, mudah-sulitnya masalah teknis untuk dikendalikan, lingkungan eksternal kebijakan, faktor pendukung dan penghambat implementasi. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif menggunakan metode wawancara mendalam, diskusi kelompok terarah dan telaah dokumen. Kriteria informan penelitian adalah unsur pimpinan dan petugas pengelola kebijakan yang ada di Kementerian Kesehatan, Dinas Kesehatan Provinsi Banten, Dinas Kesehatan Kota Cilegon, Puskesmas, UTD, dan RS. Hasil penelitian menemukan bahwa hanya 1 dari 8 kabupaten/ kota di Banten yaitu Cilegon yang memiliki nota kesepahaman (MoU) sesuai Permenkes No 92 Tahun 2015. Hal ini karena belum dipahaminya urgensi nota kesepahaman oleh implementor, dan ada benturan kepentingan dengan kebijakan lain. Hambatan teknis implementasi adalah kompleksitas struktur implementor, anggaran untuk rekrutmen donor, mispersepsi di masyarakat, dan kesulitan koordinasi akibat fragmentasi organisasi. Dari hasil disimpulkan bahwa ada modifikasi dalam implementasi kebijakan kerja sama pelayanan darah di Provinsi Banten menyesuaikan dengan kondisi dan kapasitas masing-masing kabupaten/kota. Perlu dilakukan monitoring terhadap seberapa jauh modifikasi yang dilakukan, seberapa besar efektivitasnya dan ada tidaknya penyimpangan dari tujuan. Implementasi kebijakan kerja sama pelayanan darah perlu didukung dengan penguatan sistem rujukan dan pelayanan kesehatan ibu yang adekuat agar dapat berdampak langsung terhadap penurunan AKI
Read More
T-5590
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Sri Arinda; Pembimbing: Robiana Modjo; Penguji: Dadan Erwandi, Iche Andriyani Liberty, Jimmy Tiarlina
Abstrak:
Read More
Pandemi COVID-19 telah menimbulkan dampak yang sangat luas tidak hanya pada sektor kesehatan tetapi juga pada sektor industri, salah satunya yakni di PT X. Berbagai dampak negatif telah dialami oleh PT X baik dari sisi kesehatan, produktifitas hingga finansial. Meskipun saat ini kasus COVID-19 telah mengalami penurunan namun kewaspadaan tetap harus dilakukan. Selain itu, bencana merupakan suatu hal yang tidak dapat diprediksi dengan pasti di masa yang akan datang sehingga pandemi COVID-19 yang terjadi saat ini dapat menjadi kesempatan bagi suatu organisasi untuk meninjau kembali penerapan manajemen bencana yang telah dilakukan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penerapan siklus manajemen bencana yang telah diterapkan di PT X, yang terdiri dari upaya prabencana, saat terjadi bencana dan pascabencana. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif yang dilaksanakan pada Bulan Agustus - Desember 2022. Pengumpulan data dilakukan melalui wawancara mendalam, observasi lapangan dan telaah dokumen menggunakan pedoman analisis penerapan manajemen bencana yang disusun berdasarkan UU No. 24 Tahun 2007, berdasarkan pedoman penerapan manajemen bencana dalam menghadapi pandemi menurut World Health Organiziation (WHO) dan Pan American Health Organization (PAHO) serta berdasarkan Keputusan Menteri Kesehatan No. HK.01.07-MENKES/328/2020. Hasil penelitian menunjukkan bahwa PT X belum menerapkan siklus manajemen bencana secara keseluruhan. Diketahui bahwa pada tahap prabencana, perusahaan belum menyusun perencanaan, serta belum melakukan program pendidikan dan pelatihan, penilaian risiko dan latihan keadaan darurat. Selain itu, pada tahap pascabencana diketahui bahwa perusahaan belum melakukan upaya pemulihan mental meskipun pada saat terjadinya pandemi COVID-19 perusahaan telah melakukan berbagai upaya pencegahan penularan, tatalaksana kasus dan deteksi dini serta pemulihan fisik, aktifitas, sarana dan prasarana. Disarankan kepada PT X untuk mengoptimalkan penerapan manajemen bencana di tempat kerja melalui adanya upaya mitigasi dan kesiapsiagaan pada tahap prabencana serta adanya upaya pemulihan pada tahap pascabencana guna meningkatkan resiliensi dalam menghadapi bencana akibat wabah penyakit di masa yang akan datang
The COVID-19 pandemic has severely affected not only the health sector but also the industrial sector, including PT X. This pandemic has affected PT X in terms of health, productivity, and finances. Recently, the numbers of new COVID-19 cases and fatalities worldwide have continued to decline. Staying vigilant against covid-19 in the workplace is an option since the disasters cannot be predicted. This COVID-19 pandemic can be an opportunity for organizations to review the implementation of their disaster management cycle. This study aims to analyze the implementation of the disaster management cycle at PT X covering pre-disaster, during disaster, and post-disaster. This analytic descriptive study used a qualitative approach. It was conducted in August - December 2022. Data were collected through in-depth interviews, field observations, and document reviews using guidelines for analyzing the implementation of disaster management based on Law No. 24 of 2007, disaster management guidelines in dealing with a pandemic by the World Health Organization (WHO) and the Pan American Health Organization (PAHO) as well as the Minister of Health Decree No. HK.01.07-MENKES/328/2020. The results of the study showed that PT X had not implemented the entire disaster management cycle yet. At the pre-disaster stage, the company had not prepared a plan and had not provided the education and training programs, risk assessment and emergency drills. Besides, at the post-disaster stage, the company had not made any mental recovery efforts even though the company had made various efforts to prevent transmission, case management and early detection as well as physical, activities, facilities, and infrastructure recoveries during the COVID-19 pandemic. PT X is suggested to optimize the implementation of disaster management in the workplace through mitigation and preparedness efforts at the pre-disaster stage and recovery efforts at the post-disaster stage to increase resilience in dealing with the pandemic in the future
T-6522
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Az Zahra Amalia Putri; Pembimbing: Indri Hapsari Susilowati; Penguji: Mufti Wirawan, Herna Rosalin
Abstrak:
Read More
Penelitian ini menganalisis faktor kegagalan yang terjadi terhadap insiden di jalur hauling PT.X, dimana insiden di jalur hauling merupakan insiden berulang dengan persentase tertinggi selama dua tahun terakhir. Fokus penelitian merupakan analisis dari faktor individu ke organisasi, yaitu kondisi laten dan kegagalan aktif. Metode yang digunakan dalam penelitian ini dibuat berdasarkan Human Factor Analysis Classification System in Mining Industry (HFACS-MI) dengan teknik telaah dokumen dan wawacara sebagai pengumpulan data. Hasil penelitian mengungkapkan bahwa kondisi laten lebih banyak ditemukan, khususnya organizational influence dan unsafe leadership yang berinteraksi dengan kegagalan aktif, dimana skill based error paling banyak ditemukan dalam penelitian. Interaksi dari kedua faktor kegagalan tersebut meningkatkan risiko terjadinya insiden di jalur hauling.
This study analyzes the factors contributing to incidents on the hauling route of PT.X, where incidents on the hauling route have been recurring with the highest percentage over the past two years. The research focuses on analyzing factors from individual to organizational levels, specifically latent conditions and active failures. The methodology employed in this study is based on the Human Factor Analysis Classification System in Mining Industry (HFACS-MI), utilizing document review and interviews as data collection techniques. The research findings reveal a predominance of latent conditions, particularly organizational influences and unsafe leadership, interacting with active failures, where skill-based errors are most frequently identified. The interaction of these two failure factors increases the risk of incidents on the hauling route.
S-11541
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Anto Yamashita Saputra; Pembimbing: Dadan Erwandi; Penguji: Fatma Lestari, Robiana Modjo, Robertus Adhi, Nisa Finidhama Palestine
Abstrak:
Read More
Perubahan organisasi merupakan bagian dari siklus kehidupan bisnis yang normal dan tak terhindarkan. Jika dikelola dengan baik, perubahan organisasi berpeluang meningkatkan kinerja bisnis serta keselamatan dan kesehatan kerja suatu organisasi. Namun demikian, perubahan organisasi dapat pula memperburuk keadaan yang disebabkan oleh distress akibat perubahan pada elemen intrinsik di tempat kerja. Faktor lingkungan rumah, lingkungan sosial dan karakteristik individu juga merupakan faktor risiko distress yang harus dikelola organisasi pada saat melakukan perubahan. PT X melakukan perubahan organisasi di tahun 2022. Pasca perubahan, pekerja sering mengeluh munculnya gejala-gejala distress dengan berbagai tingkatan. Oleh karena itu, perubahan organisasi perlu dilakukan kajian. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui tingkat gejala distress pekerja pasca perubahan organisasi, mengetahui hubungan faktor risiko distress dengan tingkat gejala distress dan mengetahui faktor risiko distress yang paling berhubungan secara simultan. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan pendekatan cross sectional dengan menggunakan kuesioner yang disebarkan kepada pekerja Fungsi K3 dan Fungsi Operasi dengan jumlah 193 responden pada bulan Mei – Juni 2023. Hasil penelitian menunjukkan bahwa tingkat gejala distress yang dialami pekerja pasca perubahan organisasi adalah 153 pekerja (79,3%) dengan tingkat rendah, 30 pekerja (15,5%) sedang dan 10 pekerja (5,2%) tinggi. Faktor risiko distress yang berhubungan signfikan dengan tingkat gejala distress adalah umur, bagian kerja, ketaksaan peran, konflik peran, beban kerja kuantitatif, beban kerja kualitatif, tanggung jawab terhadap orang lain, lingkungan rumah dan lingkungan sosial. Sementara faktor risiko distress yang paling berhubungan secara simultan dengan tingkat gejala distress adalah umur dan lingkungan rumah.
Organizational change is a normal and unavoidable part of the business life cycle. If managed properly, organizational change has the opportunity to improve business performance and occupational safety and health of an organization. However, organizational change can also exacerbate the situation caused by distress due to changes in intrinsic elements in the workplace. Factors of the home environment, social environment and individual characteristics are also risk factors for distress that must be managed by the organization when implementing change. PT X implements organizational change in 2022. After the change, workers often complain of symptoms of distress with various levels. Therefore, organizational change needs to be studied. This study aims to determine the level of symptoms of workers' distress after organizational change, to determine the relationship between risk factors for distress and the level of symptoms of distress and to determine the risk factors for distress that are most closely related simultaneously. This research is a quantitative study using a cross-sectional approach using questionnaires distributed to workers in the K3 Function and Operations Function with a total of 193 respondents in May - June 2023. The results showed that the level of distress symptoms experienced by workers after organizational change was 153 workers (79 .3%) with a low level, 30 workers (15.5%) medium and 10 workers (5.2%) high. Distress risk factors that are significantly related to the level of distress symptoms are age, work assignment, role ambiguity, role conflict, quantitative workload, qualitative workload, responsibility to others, home environment and social environment. While the risk factors for distress that are most related simultaneously to the level of distress symptoms are age and home environment
T-6750
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Kosasih; Pembimbing: L. Meily; Penguji: Laksita Ri Hastiti, Mila Tejamaya, Sudi Astono, Handri Setyono
Abstrak:
Read More
Penyakit kardiovaskular terutama Penyakit Jantung Koroner (PJK) merupakan penyebab kematian paling umum dan menempati urutan teratas penyebab kematian secara global dan memiliki dampak yang signifikan terhadap pekerja dan perusahaan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis penurunan faktor risiko PJK setelah dilakukan tindakan intervensi program kesehatan pencegahan pada pekerja lapangan di Perusahaan Migas X Tahun 2023. Penelitian ini adalah kuantitatif dengan desain kuasi eksperimen. Metode intervensi adalah penyuluhan kesehatan dan olahraga. Hasil peneltian menunjukkan terjadi perbedaan signifikan pada indeks massa tubuh, tekanan darah diastolik, kadar lemak darah dan gula darah. Sebaliknya tidak ada perbedaan signifikan pada tekanan darah sistolik dan tingkat risiko PJK. Disarankan perusahaan melakukan evaluasi program lebih komprehensif tidak hanya sebatas penyuluhan kesehatan dan olahraga namun program seperti berhenti merokok, pola makan sehat, manajemen stres dapat dilakukan sehingga keberhasilan program dapat dirasakan manfaatnya baik untuk pekerja dan perusahaan.
Cardiovascular diseases, especially coronary heart disease (CHD), are the most common cause of death and rank among the leading causes of death globally and have a significant impact on workers and companies.. The study aims to analyze the reduction in risk factors for CHD following the intervention of preventive health programmes in field workers at Oil and Gas X Company in 2023. This research is quantitative with a quasi-experimental design The intervention methods are health care and exercise. Analysis results showed significant differences in body mass index, diastolic blood pressure, blood fat levels and blood sugar. On the other hand, there was no significant difference in systolic blood pressure, and the level of PJK risk. It is recommended that the company undertake a more comprehensive program evaluation and implementation, not only in terms of health and exercise but also programs such as smoking cessation, healthy diet, stress management can be done so that the success of the program can be felt benefits for both employees and the company.
T-7068
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Linchon Hasiholan Simorangkir; Pembimbing: Dadan Erwandi; Penguji: Mila Tejamaya, Baiduri Widanarko, Johannes P.H. Simanjuntak, Dippu Rocky Nababan
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh komitmen manajemen danprogram pelatihan Keselamatan dan Kesehatan Kerja K3 dalam menerapkan SMK3. Studi yang dilakukan terkait penerapan SMK3 menyebutkan komitmen manajemen danprogram pelatihan K3 merupakan komponen yang menonjol dalam mempengaruhi performa penerapan SMK3.Penelitian ini menggunakan penelitian deskriptif - semi kuantitatif dengan melakukan peninjauan pada komitmen manajemen dan program pelatihan K3 dalam menerapkanSMK3. Dan penerapan SMK3 di PT XZY terkait komitmen manajemen dan pelatihan K3 dibandingkan dengan standar ISO 45001:2018, OHSMS Australia/ New Zealand AS/NZS4801:2001, PP No. 50 Tahun 2012 dan ISRS Willem, 2009.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara komitmen manajemen danprogram pelatihan K3 dengan penerapan SMK3, diman hasil analisis multivariate regresilogistic diperoleh p-value model adalah 0.000 omnimbus test of model coefficients , hal ini berarti secara bersama-sama komitmen manajemen dan program pelatihan K3 signifikan dapat memprediksi SMK3 di PT XYZ Tahun 2018. Faktor yang paling dominan mempengaruhi SMK3 di PT XYZ Tahun 2018 adalah komitmen manajemen. Hal ini disebabkan faktor program pelatihan K3 diperlukan adanya perbaikan seperti melakukan analisis kebutuhan pelatihan terkait K3 TNA , menentukan sasaran dan target pelatihan K3, pelatihan K3 sebaiknya juga melihat dari identifikasi bahaya penilaian risiko HIRADC dan melakukan evaluasi pelatihan K3.
This study aims to determine the effect of management commitment and trainingprogram Occupational Health and Safety OHS in implementing OHSMS. The study conducted related to the implementation of OHSMS mentions the management commitment and training program K3 is a prominent component in influencing the performance of OHSMS implementation. This study uses descriptive semi quantitative research by reviewing the management commitment and OHS training programs in applying OHSMS. And the implementation of OHSMS in PT XZY related to management commitment and OHS training compared withISO 45001 2018 standard, OHSMS Australia New Zealand AS NZS 4801 2001, PP.50 Year 2012 and ISRS Willem, 2009.
The results showed that there is a significant relationship between management commitment and OHS training programs with the application of OHSMS, whereas multivariate logistic regression analysis obtained p value model is 0.000 omnimbus test of model coefficients, it means jointly commitment of management and OHS training programs can significantly predict OHSMS in PT XYZYear 2018. The most dominant factor affecting OHSMS in PT XYZ Year 2018 is management commitment. This is due to the OHS training programs needs to be improved, such as conduct needs analysis related to OHS training TNA , determining the target and objective of OHS training, OHS training should also look at the hazard identification risk assessment HIRADC and conduct evaluation of OHS training.
Read More
Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan signifikan antara komitmen manajemen danprogram pelatihan K3 dengan penerapan SMK3, diman hasil analisis multivariate regresilogistic diperoleh p-value model adalah 0.000 omnimbus test of model coefficients , hal ini berarti secara bersama-sama komitmen manajemen dan program pelatihan K3 signifikan dapat memprediksi SMK3 di PT XYZ Tahun 2018. Faktor yang paling dominan mempengaruhi SMK3 di PT XYZ Tahun 2018 adalah komitmen manajemen. Hal ini disebabkan faktor program pelatihan K3 diperlukan adanya perbaikan seperti melakukan analisis kebutuhan pelatihan terkait K3 TNA , menentukan sasaran dan target pelatihan K3, pelatihan K3 sebaiknya juga melihat dari identifikasi bahaya penilaian risiko HIRADC dan melakukan evaluasi pelatihan K3.
This study aims to determine the effect of management commitment and trainingprogram Occupational Health and Safety OHS in implementing OHSMS. The study conducted related to the implementation of OHSMS mentions the management commitment and training program K3 is a prominent component in influencing the performance of OHSMS implementation. This study uses descriptive semi quantitative research by reviewing the management commitment and OHS training programs in applying OHSMS. And the implementation of OHSMS in PT XZY related to management commitment and OHS training compared withISO 45001 2018 standard, OHSMS Australia New Zealand AS NZS 4801 2001, PP.50 Year 2012 and ISRS Willem, 2009.
The results showed that there is a significant relationship between management commitment and OHS training programs with the application of OHSMS, whereas multivariate logistic regression analysis obtained p value model is 0.000 omnimbus test of model coefficients, it means jointly commitment of management and OHS training programs can significantly predict OHSMS in PT XYZYear 2018. The most dominant factor affecting OHSMS in PT XYZ Year 2018 is management commitment. This is due to the OHS training programs needs to be improved, such as conduct needs analysis related to OHS training TNA , determining the target and objective of OHS training, OHS training should also look at the hazard identification risk assessment HIRADC and conduct evaluation of OHS training.
T-5207
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Delfina Siagian; pembimbing: Sjahrul Meizar Nasri; Penguji: Doni Hikmat Ramdhan, Devie Fitri Octaviani
S-8285
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Wahyu Kusuma Wardani; Pembimbing: Indri Hapsari Susilowati; Penguji: Baiduri Widanarko, Edo Irnanda
Abstrak:
Persepsi karyawan terhadap implementasi sistem manajemen K3 adalah pandangan karyawan terhadap apa yang diberikan perusahaan yang bertujuan agar karyawan terjamin keselamatan dan kesehatan kerjanya. Tujuan utama dari penelitian ini adalah untuk mengetahui persepsi karyawan terhadap implementasi sistem manajemen K3 di PT X. PT. X merupakan perusahaan distributor alat berat yang memiliki tingkat bahaya dan risiko yang cukup tinggi bagi karyawan yang bekerja di lapangan. Penelitian ini bersifat deskriptif analitik. Dengan jumlah responden yang terlibat dalam penelitian ini sebanyak 133 orang. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan kuesioner. PT. X telah menerapkan sistem manajemen K3 di seluruh area kerjanya dengan mengintegrasikannya berdasarkan OHSAS 18001 dan PP No.50 tahun 2012. Hasil dari penelitian menunjukkan bahwa persepsi karyawan PT. X terhadap implementasi sistem manajemen K3 secara umum masih kurang baik. Dari hasil kuesioner diperoleh bahwa dari 133 responden yaitu sebanyak 69 orang (51,9%) memiliki persepsi kurang baik tentang implementasi sistem manajemen K3 dan 64 orang (48,1%) yang memiliki persepsi baik tentang implementasi sistem manajemen K3. Disarankan agar perusahaan memberikan sosialisasi kepada seluruh karyawan tentang SMK3 khususnya mengenai manfaat penerapan SMK3 bagi perusahaan, peran serta karyawan dalam penerapan SMK3. Meninjau kembali dan menginformasikan kepada karyawan tentang pencapaian tujuan, sasaran dan program-program K3 dalam pertemuan tinjauan manajemen. Mendeskripsikan dengan jelas tugas dan fungsi masing ? masing anggota P2K3 serta meningkatkan pengawasan terhadap kehadiran pengurus terhadap rapat-rapat yang diadakan sehingga pelaksanaan SMK3 oleh P2K3 dapat lebih efektif. Serta menjaga kesinambungan pelaksanaan SMK3 yang telah ada di perusahaan sehingga senantiasa diperoleh tempat kerja yang aman, nyaman, sehat dan produktifitas dapat ditingkatkan.
Employee perceptions of implementation occupational health and safety management system (OHSMS) is the view of employees to what is given the company aims to secure the safety and health of employees work. The main objective of this study was to determine the employees' perception of the implementation occupational health and safety management system at PT. X. PT. X is a heavy equipment distributor that has the level of hazard and risk is quite high for employees working in the field. This research is descriptive analytic. With the number of respondents involved in this study as many as 133 people. This study was conducted using questionnaires. PT. X has implemented an occupational health and safety management system throughout the work area by integrating based on OHSAS 18001 and PP 50 in 2012. The results of the study showed that the employees perceptions of implementation occupational health and safety management system at PT. X in general is still not good. From the questionnaire results showed that of the 133 respondents as many as 69 people (51.9%) had a poor perception of the implementation of OHSMS and 64 (48.1%) who have a good perception of the implementation of OHSMS. It is recommended that the company provide socialization of all employees about the benefits of applying OHSMS especially for the company, the participation of employees in the application of OHSMS. Reviewing and inform employees about the achievement of goals, objectives and OHS programs in management review meetings. Describe clearly the duties and functions of each member Committe of OHS and increasing supervision of the presence of officials of the meetings are held so that the implementation OHSMS by committee can be more effective. As well as maintain the continuity of the implementation OHSMS that already exist in the company so always obtained workplace that is safe, comfortable, healthy and productivity can be improved.
Read More
Employee perceptions of implementation occupational health and safety management system (OHSMS) is the view of employees to what is given the company aims to secure the safety and health of employees work. The main objective of this study was to determine the employees' perception of the implementation occupational health and safety management system at PT. X. PT. X is a heavy equipment distributor that has the level of hazard and risk is quite high for employees working in the field. This research is descriptive analytic. With the number of respondents involved in this study as many as 133 people. This study was conducted using questionnaires. PT. X has implemented an occupational health and safety management system throughout the work area by integrating based on OHSAS 18001 and PP 50 in 2012.
S-9200
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
