Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 33575 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Resa Valenti; Pembimbing: Wiku Adisasmito; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Wahyu Sulistiadi, Sumijatun, Mustika Sari
Abstrak:

Kelompok keperawatan merupakan salah satu komponen profesi yang dianggap sebagai kunci dari keberhasilan asuhan kesehatan di rumah sakit (Sumijatun, 2010) dan perawat merupakan SDM yang paling dominan di rumah sakit yaitu sekitar 60-70 % (Gillies,1994). Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kinerja dan faktor-faktor yang berhubungan kinerja perawat  serta faktor apa yang paling berhubungan kinerja perawat. Penelitian ini dilakukan terhadap perawat pelaksana di unit rawat inap RSUD dr. Doris Sylvanus  Palangka Raya Tahun 2011. Penelitian ini menggunakan metode penelitian dengan pendekatan kuantitatif menggunakan rancangan studi cross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner kepada 87 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kinerja perawat pelaksana di unit rawat inap RSUD dr. Doris Sylvanus lebih dari sebagian memiliki kinerja baik (51,7%), sedangkan sisanya memiliki kinerja buruk (48,3%). Dari analisis bivariat didapatkan bahwa variabel struktur organisasi, motivasi dan sikap mempunyai hubungan yang bermakna dengan kinerja perawat pelaksana. Pada analisis multivariat dari ketiga variabel tersebut, menunjukkan bahwa motivasi merupakan variabel yang mempunyai hubungan paling bermakna dengan kinerja perawat pelaksana. Dengan hasil tersebut di atas, maka upaya yang disarankan untuk meningkatkan kinerja perawat pelaksana di unit rawat inap adalah dengan memberikan motivasi baik itu berupa kesempatan pengembangan diri/pelatihan/pendidikan ataupun penghargaan. Daftar bacaan : 70 (1987-2011)


 

Nursing is one  the profession component of which is considered as a key to the success of health care in the hospital (Sumijatun, 2010) and nurses are the most dominant human resources at the hospital at around 60-70% (Gillies, 1994). The purpose of the study is to analyze factors related the performance of nurses. This research was conducted on nurse in inpatient unit at dr. Doris Sylvanus Palangka Raya Hospital 2011. The method of this research is quantitative approaches using cross-sectional study design. The data was collected by filling a questionnaire to 87 samples. This research showed that the performance of nurses in inpatient units of dr. Doris Sylvanus Palangka Raya Hospital more than half of nurses have good performance is 51.7%, while poor performance is 48.3%. From the bivariate analysis found that the variables of organizational structure, motivation and attitude have a significant relationship with the nurse performance. In multivariate analysis of these three variables, suggesting that motivation is a dominant variable have a relationship with the  performance of nurse in  the inpatient unit. This study, suggested an effort to improve the performance of nurses in inpatient units in term of providing motivation in the form of self-development opportunities / training / education or awards. Bibliography : 70 (1987-2011)

Read More
B-1309
Depok : FKM UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Kartika Qonita Putri; Pembimbing: Adik Wibowo; Penguji: Ede Surya Darmawan, Vetty Yulianty Permanasari, Devi Novianti Santoso, Iing Ichsan Hanafi
Abstrak:
Peningkatan penggunaan alat pelindung diri (APD) oleh tenaga kesehatan selama pandemi COVID-19 berkontribusi terhadap peningkatan timbulan limbah medis rumah sakit. RSUD Doris Sylvanus merupakan RS Rujukan COVID-19 Provinsi Kalimantan Tengah yang menangani baik pasien COVID-19 dan non COVID-19. Dalam rangka memenuhi standar kesehatan lingkungan rumah sakit yang tertuang pada Peraturan Menteri Kesehatan No.7 tahun 2019, rumah sakit perlu mengupayakan pengelolaan limbah medis rumah sakit yang benar karena rumah sakit memiliki dampak terhadap lingkungan sekitar yang cukup besar. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis ketaatan RSUD Doris Sylvanus dalam melakukan pengelolaan limbah medis APD selama pandemi COVID-19 tahun 2021 sesuai peraturan perundang-undangan.Penelitian ini dilakukan secara kualitatif dengan pendekatan studi kasus melalui telaah dokumen, observasi langsung, dan wawancara mendalam. Hasil penelitian menunjukkan bahwa timbulan limbah medis meningkat sesuai dengan tren kasus COVID-19 dan sejalan dengan BOR rumah sakit. Estimasi proporsi limbah APD mencapai 22% di area COVID-19 dan 23% di area non COVID-19. Pengelolaan limbah medis APD mengikuti alur limbah medis secara umum karena pada akhirnya limbah APD akan dikelola layaknya limbah medis. Secara keseluruhan, pengelolaan limbah medis yang dilakukan RSDS telah taat terhadap Peraturan Menteri Kesehatan No.7 tahun 2019. Komponen yang masih tidak taat meliputi faktor SDM, kebijakan tertulis pimpinan rumah sakit, pelaporan berita acara penyerahan, jalur pengangkutan belum menggunakan jalur khusus dan warna kemasan. Hasil penelitian merekomendasikan pembuatan program seperti penimbangan limbah medis dan APD di ruangan, pelatihan SDM yang berkelanjutan, pembuatan kebijakan dan SPO, program evaluasi dan penelitian lanjutan terkait laju timbulan limbah medis, efisiensi penggunaan APD, dan faktor-faktor yang mempengaruhi ketaatan pengelolaan limbah medis di rumah sakit.

The increased use of personal protective equipment (PPE) by health care workers during the COVID-19 pandemic has contributed to an increase in the medical waste generation. Doris Sylvanus General Hospital is a COVID-19 Referral Hospital in Central Kalimantan that provides care for both COVID-19 and non-COVID-19 patients. RSUD Doris Sylvanus is a COVID-19 Referral Hospital in Central Kalimantan Province that treats both COVID-19 and non-COVID-19 patients. In order to meet the environmental health standards in health care facilities as stipulated in the Minister of Health Regulation No. 7 of 2019, hospitals need to put attention on hospital medical waste management because of its huge impact on the surrounding environment. This study aimed to analyze the compliance of Doris Sylvanus General Hospital in managing PPE medical waste during COVID-19 pandemic in accordance with statutory regulations. This research was conducted qualitatively with a case study approach through document review, direct observation, and in-depth interviews. The results showed that medical waste generation increased in accordance with the trend of COVID-19 cases and in line with hospital Bed Occupancy Rate. The proportion of PPE waste showed 22% in the COVID-19 area and 23% in the non-COVID-19 area. The management of PPE medical waste follows the flow of medical waste because PPE waste will be handled like medical waste in the end. Overall, the medical waste management carried out by the RSDS has complied with the Minister of Health Regulation No. 7 of 2019. The components that are still disobedient include human resources factors, hospital policies, report of medical and PPE waste generation, transportation routes and waste bags colour. The results of the study recommend the creation of programs such as weighing medical waste and PPE in the room, continuous HR training, internal policy making and SOPs, evaluation programs and further research related to the rate of medical waste generation, the efficiency of the use of PPE, and factors that affect compliance with medical waste management in hospitals.
Read More
B-2331
Depok : FKM UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hana Johan Sastradijaya; Pembimbing: Suprijanto Rijadi
B-820
Depok : FKM UI, 2004
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Maria Uli Silalahi; Pembimbing: Sandi Iljanto; Penguji: Puput Oktamianti, Anhari Achadi, A. Yani Suryana, Srinowo Retno
B-2009
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nauri Anggita Temesvari; Pembimbing: Amal Chalik Sjaaf; Penguji: Anhari Achadi, Yanti Lisa
S-6921
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Vony Vionita; Pembimbing: Amila Megraini; PengujiL Peter Albert W. Pattinama, Mieke Savitri, Sumijatun
B-934
Depok : FKM UI, 2006
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tumpal Simatupang; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Wahyu Sulistiadi, Tangkudung, Suyanto
Abstrak: Pelayanan Obstetri Neonatal Emergensi Komprehensif (PONEK) yang cepat dan tepat sesuai standar waktu response time yang ditetapkan Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, diharapkan dapat menurunkan angka kematian ibu dan angka kematian bayi. Dengan menggunakan metode lean, dapat dirumuskan upaya perbaikan untuk memperpendek waktu response time pada tindakan Seksio sesarea emergensi di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangkaraya. Tujuan dari penelitian ini ialah mengetahui value stream mapping alur tindakan, mengidentifikasi kegiatan non value added, waste dan kegiatan value added pada setiap alur pelayanan serta merencanakan future state map alur tindakan Seksio sesarea emergensi. Penelitian ini menggunakan desain kualitatif dengan menggunakan metode lean melalui observasi dan telaah dokumen proses pelayanan dan juga wawancara kepada direksi, tim PONEK, pasien atau keluarga. Alur proses pelayanan PONEK di RSUD dr. Doris Sylvanus melibatkan sub unit terkait mulai dari triase sampai dimulainya tindakan di kamar operasi. Proses pelayanan yang terkait response time tindakan Seksio sesarea emergensi pada penelitian ini yaitu sejak penetapan keputusan tindakan, depo farmasi, BDRS/ PMI, kasir, transfer dan kamar operasi. Hasil penelitian ditemukan pada current state value streaming mapping tindakan seksio sesarea emergensi sebelum dan sesudah intervensi bahwa waktu yang digunakan untuk kegiatan non value added sebesar 41.17% menjadi 33,9% sedangkan kegiatan value added sebesar 58.83% menjadi 66,1% dengan total lead time 114,4 menit menjadi 49,2 menit sehingga masih diperlukan upaya perbaikan untuk memperpendek response time pelayanan PONEK di RSUD dr. Doris Sylvanus Palangkaraya
The Comprehensive Emergency Obstetrics and Newborn Care (CEmONC/PONEK) services are required to reduce maternal deaths and infant mortality in an easy and sufficient response time performance. Improving the response times in the behavior of caesarean sections at RSUD dr. Doris Sylvanus Palangkaraya by means, the lean method could be established in this research. The aims of this research are to determine the value stream mapping of the flow, value added activities, non-value added activities and waste in the flow of services, and to prepare the future map in PONEK 's unit of RSUD dr Doris Sylvanus for the operational flow. This research used a qualitative approach using lean methods, by reviewing and evaluating data, and by carrying out insightful interviews with PONEK management, the patient and the family, respectively. The PONEK services run by dr. Doris Sylvanus required few things to be considered such as triage, registration, midwife and doctor evaluation, assessments, acts, prescription, cashiers, transfers and operating rooms. Cesarean section response time systems at RSUD dr. Doris Sylvanus's PONEK facilities are based on some of the policy decisions on the pharmacy store, BDR/ PMI, cashier, relocation and surgical room. The results of this study showed that in the current state of the streaming value mapping, before and after intervention, 41.17% of the non valued added activities for the caesarean sections emergency have been used change to 33.9% while the value added activities were showed at 58.83 % change to 66.1% with the total lead time 114.4 minutes change to 49.2 minutes, so that appropriate steps were needed to shorten the caesarean sections response time mapping in PONEK service of dr. Doris Sylvanus Hospital, Palangkaraya
Read More
B-2176
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Alexandra Francesca Chandra; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Jaslis Ilyas, Pujiyanto, Guntur Darmawan, Chairulsjah Sjahruddin
Abstrak:
Latar Belakang : Layanan kesehatan adalah industri yang berorientasi kepada manusia, sehingga kinerja perawat sangatlah penting karena menjadi cerminan baik buruknya layanan rumah sakit. Di RS Abdi Waluyo, tren kinerja perawat rawat inap terlihat menurun dari kuartal 2 sampai 4 tahun 2022, dari 83% ke 76%, sementara target di 85% namun upaya evaluasi dan perbaikan untuk peningkatan kinerja perawat di rumah sakit masih belum tampak. Oleh karena itu, penelitian ini dilakukan untuk mengatasi fenomena tersebut, dengan terlebih dahulu mengkaji faktor-faktor yang berhubungan dengan kinerja perawat rawat inap di RS Abdi Waluyo. Metode : Penelitian ini adalah penelitian non eksperimental dengan pendekatan mixed method yang terdiri dari 2 tahap: 1) studi kuantitatif cross sectional dengan kuesioner yang dibagikan kepada 61 perawat secara total sampling untuk mengetahui gambaran kinerja dan faktor-faktor yang berhubungan; dan 2) studi kualitatif untuk mengetahui perspektif manajemen melalui wawancara mendalam kepada 3 informan kunci. Hasil : Dari hasil kuesioner ditemukan bahwa hanya 39 (64%) perawat rawat inap di RS Abdi Waluyo yang memiliki skor kinerja diatas nilai tengah 41 (min 21 – maks 52). Hasil uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa hanya faktor organisasi yang secara statistik berhubungan dengan kinerja perawat rawat inap, meliputi: iklim organisasi (r=0,267; p=0,037), beban kerja (r=-0,517; p<0,001), kompensasi (r=0,274; p=0,033), dan kepemimpinan (r=0,227; p=0,078). Dari analisis regresi linear didapatkan persamaan berikut: Kinerja = 40,336 – 0,721 (Beban Kerja) + 0,33 (Kepemimpinan). Beban kerja adalah faktor yang paling dominan berhubungan dengan kinerja perawat, dengan arah hubungan negatif (berbanding terbalik). Dari studi kualitatif diketahui perspektif manajemen terkait faktor organisasi yang belum optimal, seperti adanya budaya menyalahkan di iklim organisasi, kurang objektifnya pemberian apresiasi/kompensasi, kepemimpinan Kepala Ruangan yang perlu ditingkatkan, dan sosialisasi berkala program pelatihan profesional. Simpulan : Faktor-faktor organisasi perlu dijaga dengan lebih baik untuk dapat menciptakan lingkungan yang lebih kondusif untuk kinerja perawat yang optimal, dengan menghilangkan budaya menyalahkan, melakukan analisis dan mengontrol beban kerja, memberikan apresiasi finansial maupun non finansial kepada perawat yang berprestasi, meningkatkan kepemimpinan kepala ruangan, dan mensosialisasikan program pengembangan karir berkala agar perawat termotivasi untuk berprestasi.

Introduction : Healthcare is a human-oriented industry, so the performance of nurses is very important because it is a reflection of the good and bad of hospital services. At Abdi Waluyo Hospital, the performance trend of inpatient nurses appears to have decreased from the 2nd to 4th quarter of 2022, from 83% to 76%, while the target is at 85%. Meanwhile, evaluation and improvement efforts to improve nurse performance in hospitals are still not visible. Therefore, this research was conducted to overcome this phenomenon, by first examining the factors that influence the performance of inpatient nurses at Abdi Waluyo Hospital. Method : This is a non-experimental study with a mixed method approach consisting of 2 stages: 1) a cross-sectional quantitative study with questionnaires distributed to 61 nurses in total sampling to determine performance description and influencing factors; and 2) a qualitative study to find out the management perspective through in-depth interviews with 3 key informants. Result : The results of the questionnaire revealed only 39 (64%) of inpatient nurses at Abdi Waluyo Hospital had a performance score above the median value of 41 (min 21 – max 52). The results of the Spearman correlation test showed that only organizational factors were statistically correlated to the performance of inpatient nurses, including organizational climate (r=0.267; p=0.037), workload (r=-0.517; p<0.001), compensation (r= 0.274; p=0.033), and leadership (r=0.227; p=0.078). The following equation was obtained from linear regression analysis: Performance = 40.336 – 0.721 (Workload) + 0.33 (Leadership). The workload was the most dominant factor related to nurse performance, with a negative relationship (inversely related). The qualitative study revealed the management perspective regarding nonoptimal organizational factors such as the existence of a culture of blaming in the organizational climate, the lack of objectivity in giving appreciation/compensation, the fact that the Head of the Room still needs to improve her leadership, and regular socialization of professional training programs. Conclusion : Organizational factors need to be maintained better to be able to create an environment that is more conducive to optimal nurse performance, by eliminating the culture of blame, analyzing and controlling the workload, providing financial and non-financial appreciation to outstanding nurses, improving the leadership of the head of the room, and socializing career development program periodically so the nurses are motivated to excel.
Read More
B-2343
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mariana Yatar; Pembimbing: Suprijanto Rijadi
Abstrak: Formulir asuhan keperawatan yang sesuai slandar belum lengkap, serta sosialisasi dari SOP belum menyeluruh. Saran yang diberikan agar pihak rumah sakit mengeluarkan kebijakan keharusan membuat dokumen asuhan keperawatan untuk setiap pasien yang dirawat, meningkatkan kualitas dan kuantitas tenaga perawat pelaksana, mengurangi tugas rangkat dan sederhana kalau perlu dalam bentuk check list serta sosialisasi SOP secara menyeluruh.

Nursing Care Document is an indicator to prove that the Nurses are doing good nursing care to clients in internal room. Purpose of the research is to get a clear description on nursing care document and its related factors in internal room. Research methodology is qualitative method through in depth interview and observation to 8 informan which charge with the nursing care document and its related Factors.
Read More
B-532
Depok : FKM UI, 2001
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eliyana; Pembimbing: Suprijanto Rijadi; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Puput Oktamianti, Esti Nurwidiyanti
Abstrak: Menurunnya kualitas pelayanan bukan hanya karena faktor mutu tenaga,tetapi dapat juga karena tingginya beban kerja yang berakibat perawatmenjadi letih secara fisik dan mental sehingga terjadi burnout.Penelitian bertujuan untuk mengetahui hubungan antara faktordemografik, faktor personal dan faktor organisasi terhadap burnoutperawat pelaksana di unit rawat inap RSJ Provinsi Kalimantan Barat.Penelitian deskriptif dengan metode kuantitatif potong lintangmenggunakan instrumen MBI (Maslach Burnout Inventory). Sampel yangdiambil adalah total sampling berjumlah 122 orang. Hasil penelitian inimenunjukkan bahwa burnout perawat pelaksana dalam kategori rendahsebesar 82,8% dan kategori sedang sebesar 17,2% serta variabel yangpaling dominan dengan burnout adalah variabel beban kerja.Kata kunci : Burnout, Perawat Pelaksana
Beside the improper quality of personnel, the decline of hospital qualitymay be caused by the high workload which resulting to nurses physicaland mental exhaustion, which lead to burnoutThe study aims to determine the relationship between demographicfactors, personal factors and organizational factors toward burnout ofnurses in the inpatient unit RSJ West Kalimantan Province.It is a quantitative study with cross-sectional approach using MBI(Maslach Burnout Inventory) instrument. Samples are the total populationamounted to 122 nurses. The results showed that 82.8% are nurses withlow category of burnout while 17.2% in middle category of burnout. Themost dominant variables related to burnout is the workload of nurses.Keywords: Burnout, Nurse Executive
Read More
B-1696
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive