Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 32248 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Rahma Febrina; Pembimbing: Dewi Susanna; Penguji: Sri Tjahjani Budi Utami, Sofwan
S-6939
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dedy Supriadi; Pembimbing: Agustin Kusumayati; Penguji: Budi Hartono, Teguh Ariotejo
Abstrak: Pelayanan rumah sakit menghasilkan limbah medis padat yang harus dikelola dengan baik dan komprehensif sejak limbah dihasilkan hingga dikelola di tempat pembuangan akhir. Berdasarkan pengamatan, masih ada petugas kebersihan di Rumah Sakit Haji Jakarta yang tertusuk jarum saat melakukan pengolahan limbah medis yang berarti pengelolaan limbah masih belum optimal dilakukan dan berpotensi menimbulkan dampak kesehatan bagi petugas dan lingkungan sekitar. Penelitian ini bertujuan menganalisis sistem pengelolaan limbah medis padat sesuai dengan Keputusan Kemenkes 1204 tahun 2004. Metode penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan disain studi kasus. Pendekatan kualitatif dilakukan untuk menganalisis sistem pengelolaan limbah medis di Rumah Sakit Haji Jakarta yang terdiri dari input, proses, output dan rekomendasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pada faktor input poduksi limbah medis tergolong besar sebesar 128 kg/hari. Pada faktor proses mulai dari pewadahan, tercampur antara limbah medis dan non medis serta benda tajam (jarum suntik), pengangkutan belum menggunakan trolly khusus dan penyimpanan limbah medis belum memenuhi syarat sesuai dengan Kepmenkes 1204 tahun 2014. Oleh karena itu pemilahan (pewadahan) limbah medis yang dimulai dari sumbernya, perilaku petugas dan penyediaan sarana limbah medis menjadi faktor penentu didalam pengelolaan limbah medis sehingga diharapkan dampak resiko kecelakaan kerja dan lingkungan sekitar dapat dikurangi dan bahkan dihindari (zero accident).
Kata Kunci : Limbah Medis Padat, Rumah Sakit Haji

Hospital services produce solid medical waste that must be managed properly and comprehensively since the waste is produced until it is managed in a landfill. Based on the observation, there is still a janitor at Haji Hospital Jakarta who punctured needle while doing medical waste treatment which mean waste management still not optimal done and have potential to cause health impact for officer and environment. This research discusses solid waste medical management system based on regulation of Ministry of Health No. 1204 2004. The research method used qualitative approach with case study design. A qualitative approach was undertaken to analyze the medical waste management system at Haji Jakarta Hospital consisting of inputs, processes, outputs and recommendations.The results showed that in the input factor of medical waste production is large amounted to 128 kg/day. In process factors starting from containers, mixed between medical and non-medical waste and sharp objects (syringes), transportation has not been using special trolly and medical waste storage has not been eligible according to regulation of Ministry of Health No. 1204 2004. Therefore, the sorting of medical waste starting from the source, the behavior of the officer and the provision of medical waste becomes the determining factor in the management of medical waste, so that it is expected that the impact of occupational accident risk and the surrounding environment can be reduced and avoided (zero accident).
Keywords : Solid Medical Waste, Haji Hospital
Read More
S-9579
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aulia Salmaddiina; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Laila Fitria, Aulia Maulidha
Abstrak: Sampah pasar merupakan sumber sampah kedua pada sampah perkotaan di Indonesia.Penelitian ini bertujuan untuk mengindentifikasi akar masalah pada sistem pengelolaansampah padat pada pasar di Kota Y pada tahun 2019. Penelitian ini menggunakan jenispenelitian kualitatif dengan melakukan obervasi menggunakan daftar tilik dan telaahdokumen. Untuk menentukan akar masalah pada sistem pengelolaan sampah padat dipasar peneliti menggunakan fishbone diagram yang dianalisis berdasarkan empat aspekyaitu, aspek kelembagaan, aspek teknis, aspek lingkungan, dan aspek sosial-budaya.Hasil penelitian menunjukkan akar masalah dari sistem pengelolaan sampah berdasarkananalisis fishbone diagram dan perhitungan skoring adalah aspek lingkungan karena tidakditemukannya penerapan dari semua kriteria aspek ini. Kesimpulan dari penelitian ini,untuk menyelesaikan permasalahan pada aspek lingkungan diperlukannya analisisstakeholder, serta perlu adanya penguatan peran dari pengelola pasar yang dapatdibangun dengan pengadaan mekanisme fit and proper test. Selain itu penting untukmelakukan asesmen kebutuhan sarana-prasarana pengelolaan sampah berdasarkan luaspasar.
Kata kunci: fishbone diagram, limbah padat, pasar, analisis masalah
Read More
S-10229
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Adinda Putriansyah; Pembimbing: Haryoto Kusno Putranto; Penguji: Zakianis, Hikmah Kurniaputri
Abstrak:
Keberadaan limbah B3 medis padat yang dihasilkan oleh fasyankes masih menjadi perhatian, apabila tidak dikelola dengan tepat dapat menjadi ancaman bagi kesehatan manusia dan lingkungan sekitar. Rumah sakit sebagai produsen utama limbah B3 medis diwajibkan mengelola limbah B3 yang dihasilkannya dengan tepat, sebagaimana diatur dalam Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021. Namun di DKI Jakarta, masih banyak limbah B3 medis dari fasyankes yang belum dikelola sesuai standar, dimana hanya 52,9% fasyankes yang melakukan pengelolaan limbah B3 medis sesuai standar, sementara daerah lain mampu mencapai 84,6%. Sejumlah tantangan masih harus dihadapi DKI Jakarta dalam mengelola limbah B3 medis rumah sakit. Maka dari itu, penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran terhadap pengelolaan limbah B3 medis padat rumah sakit di DKI Jakarta. Desain penelitian ini merupakan kualitatif dan kuantitatif dengan pendekatan deskriptif studi kasus yang dilakukan pada lima RSUD di DKI Jakarta. Pengambilan data dilakukan secara langsung di rumah sakit melalui metode wawancara, observasi, dan telaah dokumen terkait dengan praktik pengelolaan limbah B3 medis padat rumah sakit. Karakteristik limbah B3 medis padat di lima RSUD DKI Jakarta meliputi limbah infeksius, patologis, benda tajam, farmasi, dan kimia, dengan tambahan limbah sitotoksik di RSUD A, RSUD D, dan RSUD E. Sumber utama limbah berasal dari instalasi rawat inap, IGD, unit hemodialisa, dan kamar operasi. Rata-rata timbulan harian mencapai 416,44 kg/hari, dengan jumlah tertinggi di RSUD D. Seluruh rumah sakit telah memenuhi standar pelatihan, sarana, dan prasarana, sementara pengelolaan mencakup pengurangan, pemilahan, pewadahan, penyimpanan, hingga pengangkutan eksternal yang dilakukan oleh pihak ketiga berizin. Tingkat kesesuaian pengelolaan limbah tertinggi dicapai oleh RSUD A (93,4%) dan terendah RSUD C (80,7%). Pengelolaan limbah B3 medis padat di RSUD DKI Jakarta telah memenuhi sebagian besar standar regulasi, namun peningkatan diperlukan pada aspek pemilahan, pewadahan, dan jalur pengangkutan internal untuk mencapai kesesuaian yang lebih baik secara menyeluruh.

The presence of solid hazardous medical waste generated by healthcare facilities remains a significant concern. If not properly managed, it can pose serious threats to human health and the surrounding environment. Hospitals, as the primary producers of hazardous medical waste, are required to manage this waste in accordance with Peraturan Pemerintah No. 22 Tahun 2021. However, in DKI Jakarta, a significant amount of medical hazardous waste from healthcare facilities is still not managed according to standards, with only 52.9% of facilities complying, compared to 84.6% in other regions. DKI Jakarta continues to face various challenges in managing hospital medical hazardous waste effectively.This study aims to provide an overview of the management of solid hazardous medical waste in hospitals in DKI Jakarta. The research employed a mixed-methods design, combining qualitative and quantitative approaches, using a descriptive case study conducted at five regional general hospitals (RSUD) in DKI Jakarta. Data collection was conducted directly at the hospitals through interviews, observations, and reviews of relevant documents on waste management practices. The characteristics of solid hazardous medical waste (B3) in the five regional general hospitals in DKI Jakarta include infectious, pathological, sharp, pharmaceutical, and chemical waste, with additional cytotoxic waste identified in RSUD A, RSUD D, and RSUD E. The primary sources of waste originate from inpatient wards, emergency rooms, hemodialysis units, and operating rooms. The average daily waste generation reaches 416.44 kg/day, with the highest amount recorded at RSUD D. All hospitals have met the standards for training, facilities, and infrastructure, while waste management encompasses reduction, segregation, containment, storage, and external transportation handled by licensed third parties. The highest compliance level in waste management was achieved by RSUD A (93.4%) and the lowest by RSUD C (80.7%). The management of solid hazardous medical waste in five regional general hospitals across DKI Jakarta has met most regulatory standards; however, improvements are needed in segregation, containment, and internal transportation routes to achieve better overall compliance.
Read More
S-11905
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Umi Kulsum; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Haryoto Kusnoputranto, Muhammad Nasir
S-4604
Depok : FKM UI, 2006
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rheisya Ghinaa Azzarah; Pembimbing: Haryoto Kusnoputranto; Penguji: Laila Fitria, Wakhyono Budianto
Abstrak:
Limbah medis B3 padat merupakan limbah yang dihasilkan oleh aktivitas medis, yang menurut PP No 22 Tahun 2021, setiap orang yang menghasilkan limbah wajib mengelola limbah yang dihasilkannya, termasuk fasyankes. Namun, lebih dari 70% fasyankes di Jakarta belum mengelola limbah medis nya sesuai standar. Penelitian ini membahas mengenai pengelolaan limbah medis B3 padat di RSUD X di DKI Jakarta. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengeidentifikasi jenis, menggambarkan proses pengelolaan, mengetahui upaya pengurangan, serta menganalisis jumlah timbulan limbah medis B3 padat yang dihasilkan. Berdasarkan observasi, wawancara, dan telaah dokumen, limbah medis B3 padat di RSUD X didominasi oleh limbah infeksius dan tajam. Tahapan pengelolaan dimulai dari pengurangan, pemilahan dan pewadahan, pengangkutan internal, penyimpanan sementara, pengangkutan eksternal, dan pengolahan. Upaya pengurangan sudah dilakukan walaupun belum terdapat SOP khusus. Tahapan pemilahan dan pewadahan hingga pengangkutan eksternal sudah berjalan dengan baik walaupun terdapat beberapa hal yang perlu ditingkatkan. Pengolahan limbah tidak dilakukan oleh RSUD X karena menggunakan jasa pihak ketiga. Timbulan limbah medis B3 padat di RSUD X tergolong besar yaitu 158.5 kg/hari dan melebihi rata-rata timbulan limbah medis RS di Indonesia yaitu 87 kg/hari. Regulasi yang dijadikan sebagai acuan adalah Permenkes No. 2 Tahun 2023, PP 22 Tahun 2021, dan Permenkes No. 7 Tahun 2019. RSUD X telah mengelola limbah medis B3 padat yang dihasilkannya sesuai dengan standar, namun beberapa hal perlu dijadikan catatan dan sebagai saran perbaikan untuk RSUD X.

Solid B3 medical waste is waste generated by medical activities. According to Government Regulation No. 22 of 2021, everyone who produces waste must manage the waste they produce, including health facilities. However, more than 70% of health facilities in Jakarta have yet to manage their medical waste according to standards. This study discusses the management of solid B3 medical waste at RSUD X in DKI Jakarta. This study aimed to identify the types, describe the management process, identify reduction efforts, and analyze the amount of solid B3 medical waste generated. Based on observations, interviews, and document review, solid B3 medical waste at RSUD X is dominated by infectious and sharp waste. The management stages start from reduction, sorting and storage, internal transportation, temporary storage, external transportation, and processing. Reduction efforts have been made even though there is no specific SOP. The stages of sorting and storage up to external transportation have been going well, although a number of things need to be improved. RSUD X does not carry out waste processing because it uses the services of a third party. The generation of solid B3 medical waste in RSUD X is relatively large, namely 158.5 kg/day, and exceeds the average generation of hospital medical waste in Indonesia, which is 87 kg/day. Permenkes No. 2 of 2023, PP 22 of 2021, Permenlhk No. 56 Tahun 2015, and Permenkes No. 7 of 2019 are the regulation used as a reference. RSUD X has managed the solid B3 medical waste it produces according to standards, but several things need to be noted and as suggestions for improvement for RSUD X.
Read More
S-11340
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Desy Dwiputri; Pembimbing: Haryoto Kusnoputranto; Penguji: Dewi Susanna, Rina Fitriana Bahar
s-6197
Depok : FKM UI, 2010
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Noviaji Joko Priono; Pembimbing: Agustin Kusumayati; Penguji: I Made Djaja, Burhanudin
Abstrak: Tanpa program manajemen sampah yang efektif dan efisien, sampah yang dihasilkan di Universitas Indonesia dapat mengakibatkan dampak terhadap kesehatan dan lingkungan. Tujuan penelitian ini adalah mengembangkan program perencanaan teknik operasional pada pengelolaan sampah di Universitas Indonesia. Lokasi sampel penelitian ini di FISIP, FKM, FT dan Asrama Mahasiswa UI. Peneliti mengukur timbulan sampah gedung, taman, kantin dan jalan selama 8 hari berturutturut dan melakukan observasi terhadap sistem pengelolaan saat ini. Timbulansampah padat di UI sebesar 0.023 ± 0.007 kg/orang/hari atau 0.32 ± 0.01liter/orang/hari, 1.08 ± 0.27 m3/kantin/hari untuk sampah kantin, 2.72 ± 0.58m3/ha/hari untuk sampah taman dan 0.19 ± 0.008 liter/m/hari untuk sampah jalan.Sistem pemilahan sampah harus dilakukan dari sumbernya hingga proses pengolahan sampah. Di tahun 2014 diperlukan armada pengangkut dengan kapasitas 3 m3 sebanyak empat gerobak motor dan truk kapasitas 6 m3 berjumlah tiga truk.
Kata kunci : Sampah Padat, Pemilahan, Pengelolaan
Without effective and efficient of waste management programs, waste generated atthe Universitas Indonesia can causes health and environment effects. The purpose ofthis research to develop a program of operational techniques of waste managementplanning at the Universitas Indonesia. Primary data taken in May 2014, location ofthe sample in FISIP, FKM, FT and UI Student Dormitory. Researcher measuredwaste generation buildings, parks, canteen and road for 8 consecutive days andobserve the current management system. Generation of solid waste generated in theUI of 0.023 ± 0.007 kg/person/day or 0.32 ± 0.01 liters/person/day, 1.08 ± 0.27m3/canteen/day for canteen waste, 0.58 ± 2.72 m3/ha/day for garden waste and 0.19± 0.008 liter/m/day to waste the road. Waste collecting system must be done from thesource to the sewage treatment process. In 2014 required a fleet carrier with acapacity of 3m3 four motor carts and trucks capacity of 6m3of three trucks.
Keywords : Solid waste, sorting, management
Read More
S-8365
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Syifa Rizki; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Zakianis, Dartini
S-7348
Depok : FKM-UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dwina Fitriani Dharmawan; Pembimbing: Ema Hermawati; Penguji: Zakianis, Noni Chrissuda Anggraini
Abstrak:
Latar Belakang: Kinerja pengelolaan sampah yang efektif di rumah sakit menjadi isu krusial mengingat rumah sakit menghasilkan limbah dalam jumlah besar dari aktivitas medis maupun non-medis. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui jumlah timbulan sampah secara kuantitatif, mengidentifikasi sumber dan komposisinya, serta mengevaluasi pengumpulan, pengurangan, daur ulang, dan pembuangan akhir sampah di RSUI. Selain itu, penelitian juga menganalisis kondisi kebijakan, SDM, pendanaan, sarana prasarana, serta peran stakeholder dalam pengelolaan sampah di RSUI. Metode: Penelitian menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif dengan pengumpulan data sekunder dari pencatatan volume sampah serta observasi lapangan dan wawancara. Hasil: Hasil menunjukkan bahwa total timbulan sampah RSUI pada tahun 2024 mencapai 262,47 ton, dengan timbulan tertinggi berasal dari unit pelayanan pasien. Komposisi sampah terdiri dari sampah sisa makanan, residu, plastik, kardus, dan minyak jelantah. Sebanyak 71,45% sampah dikelola melalui penimbunan di TPA, 15,80% melalui pengomposan di lokasi, dan 12,74% melalui daur ulang oleh pihak ketiga. Pengelolaan sampah di RSUI sudah dilengkapi dengan kebijakan internal dan keberadaan bank sampah, namun masih menghadapi tantangan dalam konsistensi pemilahan di sumber, keterbatasan fasilitas, serta keterlibatan lintas unit. Kesimpulan: Kinerja pengelolaan sampah di RSUI sudah mengarah pada sistem yang terstruktur dan berkelanjutan, namun masih diperlukan penguatan aspek operasional dan partisipatif untuk memaksimalkan upaya pengurangan sampah dan optimalisasi pemanfaatan kembali.

Background: Effective waste management performance in hospitals is a critical issue, considering the substantial volume of waste generated from both medical and non-medical activities. Objective: This study aims to quantify the amount of waste generated, identify its sources and composition, and evaluate the processes of waste collection, reduction, recycling, and final disposal at RSUI. Additionally, the research analyzes the existing policies, human resources, funding, infrastructure, and the role of stakeholders in waste management at RSUI.. Methods: A descriptive quantitative approach was employed, using secondary data from recorded waste volumes, as well as field observations and interviews. Results: The findings show that the total waste generated by RSUI in 2024 reached 262.47 tons, with the highest contribution from patient care units. The waste composition includes food waste, residuals, plastic, paperboard, and used cooking oil. Approximately 71.45% of the waste was managed through landfill disposal, 15.80% was composted on-site, and 12.74% was recycled through third parties. Waste management at RSUI is supported by internal policies and a waste bank, but challenges remain in maintaining consistent source segregation, facility limitations, and inter-unit collaboration. Conclusion: The waste management performance at RSUI has moved toward a structured and sustainable system. However, strengthening operational and participatory aspects is still needed to maximize waste reduction efforts and optimize reuse initiatives.
Read More
S-12012
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive