Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 5112 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Umar Fahmi Achmadi
614.44 ACH m
Jakarta : Kompas, 2005
Buku (pinjaman 1 minggu)   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Umar Fahmi Achmadi
616.006 ACH m
Jakarta : RajaGrafindo Persada, 2012
Buku (pinjaman 1 minggu)   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Umar Fahmi Achmadi
KJKMN Vol.3, No.4
Depok : FKM UI, 2009
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Elyza Fitrianingsih; Pembimbing: Umar Fahmi Achmadi; Penguji: Dewi Susana, Ririn Arminsih Wulandari, Riris Nainggolan, Eka Agustina
Abstrak:

Berdasarkan data profil kesehatan Kota Serang, pada tahun 2008 terdapat 14.046 kasus diare dengan jumlah penderita diare pada balita sebesar 6.770 kasus dan 100% berhasil ditangani. Sedangkan pada tahun 2009 terdapat 15.123 kasus diare, jumlah penderita diare pada balita sebesar 8.844 (58,48%) kasus dan dari semua kasus yang ada 100% berhasil ditangani. Tahun 2009, cakupan Jamban Keluarga sebesar 58,03%, Tempat Sampah 38,64%, dan SPAL 27,74%. Ketiga cakupan sanitasi dasar tersebut masih kurang dari target. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui manajemen penyakit diare berbasis wilayah pada balita di Kota Serang Tahun 2011. Hasil dari penelitian ini adalah Manajemen penyakit berbasis wilayah telah diterapkan di Kota Serang namun belum berjalan optimal. Peraturan daerah Kota Serang, menyatakan bahwa pembangunan kesehatan di wilayah Kota Serang harus terpadu tapi ternyata tidak ada keterpaduan sehingga hal ini menjadi pemicu terjadinya peningkatan kasus diare di Kota Serang. Daftar pustaka : 23 (2000-2011) Kata kunci : Manajemen, Diare, Faktor risiko, Manajemen kasus, Integrasi


 On the database profile of Serang, in 2008 there were 14.046 cases of diarrhoea by the number of patients with diarrhoea in children under five years of 6770 and 100% of the cases treated successfully. While that in 2009 there were 15.123 cases of diarrhoea, the number of patients with diarrhea in infants by 8.844 (58,48%) cases and all cases were 100% treated with success. In 2009, the scope of family latrines of 58,03%, 38,64% of garbage and 27,74% SPAL. These three basic sanitation coverage remains below the target. The purpose of this study was to determine the area of managing for diarrhoeal diseases in children in the town of Serang year 2011. The results of this study is, the areas of management of the disease have been carried out in the town of Serang, but they do not run optimally. Regulation Serang area of the city, said that the development of health in the region should be integrated Serang, but there apparently is no integration, so it becomes a trigger for the increase in cases of diarrhea in the town of Serang. Infectious diseases including diarrhea, associated with aspects of the environment and human behavior. Therefore, efforts to control risk factors for disease must be integrated with other programs, as well as with cross-sector partnerships with the community and has forged an ongoing basis. Bibliography: 23 (2000-2011) Keywords: Management, diarrhea, risk factors, case management, integration

Read More
T-3359
Depok : FKM-UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Asep Roni; Pembimbing: Umar Fahmi Achmadi; Penguji: Budi Hartono, Yasep Setiakarnawijaya
Abstrak: Penyakit Tuberkulosis merupakan penyakit infeksi kronis masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di dunia termasuk Indonesia.WHO mengestimasi rata-rata kasus untuk pemeriksaan dahak didapatkan BTA positif 115 per 100.000 tahun 2003. Jumlah kasus baru TB Paru BTA positif sebesar 194.780 orang tahun 2011, untuk kabupaten Bogor tahun 2010 sebanyak 3.869 orang dan Kecamatan Cisarua 18 orang.
 
Manajemen penyakit Tuberkulosis berbasis wilayah dilaksanakan dengan manajemen kasus dan manajemen faktor risiko secara simultan, paripurna, terencana dan terintegrasi. Penelitian ini mengenai analisis manajemen penyakit TB berbasis Wilayah di Kecamatan Cisarua Kabupaten Bogor tahun 2012.
 
Kerangka konsep penelitian ini menggunakan pendekatan manajemen penyakit berbasis wilayah dengan memadukan manajemen kasus dengan manajemen faktor risiko. Penelitian ini dilakukan dengan metode kualitatif. Hasil penelitian menunjukan bahwa UPT Puskesmas Cisarua telah melaksanakan manajemen kasus pada penanggulangan penyakit Tuberkulosis melalui program DOTS, namun upaya penanggulangan faktor risiko belum optimal. Tidak ada Klinik Sanitasi sebagai suatu wahana masyarakat dalam mengatasi masalah kesehatan lingkungan.
 

Tuberculosis is a chronic infectious disease remains a public health problem in the world including Indonesia.WHO estimating the average case for smear-positive sputum specimens obtained 115 per 100,000 in 2003. Number of new cases of smear-positive pulmonary TB 194 780 people in 2011, to the district of Bogor in 2010 and as many as 3,869 people Cisarua District 18.
 
Tuberculosis disease management implemented region-based case management and management of risk factors simultaneously, complete, well-planned and integrated. This study analyzes the management of TB disease in the sub region based Cisarua Bogor regency in 2012.
 
The conceptual framework of this study using area-based disease management approach to integrating case management with risk factor management. This research was conducted with qualitative methods. The results showed that the UPT Puskesmas Cisarua been implementing case management on tuberculosis control through DOTS programs, but the reduction of risk factors is not optimal. No Sanitation Clinic as a vehicle for communities to address environmental health issues.
Read More
S-7949
Depok : FKM-UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Agung Budijono; Pembimbing: Umar Fahmi Achmadi, Budi Tjahjani Utami; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Ade Sutrisno, Nunuk Agustina
Abstrak:

Tuberculosis (TB) sampai hari ini masih menjadi masalah dunia terutama pada negara berkembang termasuk Indonesia. Sejak tahun 1993, WHO (World Health Organization) menyatakan bahwa TB sebagai Global Emergency (kedaruratan umum). Pada tahun 2000, PBB (Perserikatan Bangsa-Bangsa) merespon dengan mengeluarkan resolusi PBB tentang Deklarasi Millenium. Tahun 2005, Indonesia resmi mengadopsi MDG?s (Millenium Development Goal?s) sebagai arah pembangunan nasional dan menetapkan TB sebagai prioritas penanggulangan penyakit infeksi dan penyakit menular. Tujuan penelitian adalah untuk mendapatkan model manajemen penyakit TB paru berbasis wilayah Kota Bekasi tahun 2012. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan hasil penderita TB BTA (+) laki-laki 62%, Wanita 38%, kelompok umur penderita terbanyak (25-34 tahun) 28%, kelompok umur anak (0-14 tahun) 12%, kelompok pelajar (5-24 tahun) 30%, kelompok umur produktif (25-55 tahun) 85,33%, kelompok lansia (>55 tahun) 9,34%, status imunisasi BCG 6% dan status tidak imunisasi BCG 94%. Kondisi lingkungan fisik rumah penderita TB paru BTA (+) tidak memenuhi syarat sehat, meliputi suhu 72,33%, kelembaban 82,67%, pencahayaan 82%, ventilasi 69,33% dan lantai rumah 38%. Sangat perlu dilakukan tindakan penanggulangan untuk memutuskan rantai penularan TB secara integrated dengan melibatkan lintas sektor dan lintar program untuk perbaikan fisik rumah penderita seperti Dinas Tata Kota, PNPM, Kecamatan dan Kelurahan, serta ibu-ibu PKK untuk penggiatan posyandu.dan menambah faktor risiko lingkungan fisik rumah penderita pada formulir TB.01.


  Tuberculosis (TB) shall today still become the world problem especially at developing countries including Indonesia. Since year of 1993, WHO ( World Health Organization) please express that TB as Global Emergency. In the year 2000, United Nations response by the resolution PBB concerning Deklarasi Millenium. Year of 2005, Indonesia begin to adopt MDG's ( Millenium Development Goal's) as national development direction and specify TB as priority prevention disease of contagion and infection. Purpose of research is to get the disease management model TB paru base on the region Kota Bekasi year of 2012. This research is research descriptif with patient result TB BTA (+) men of 62%, Woman of 38%, of old age group of patient many ( 25-34 year) 28%, of old age group [of] child ( 0-14 year) 12%, student group ( 5-24 year) 30%, productive of old age group ( 25-55 year) 85,33%, group lansia (> 55 year) 9,34%, status immunize BCG 6% and status don't immunize BCG 94%. Environmental condition of patient house physical TB paru BTA (+) healthy ineligibility, cover the temperature of 72,33%, dampness of 82,67%, illumination of 82%, ventilation of 69,33% and house floor of 38%. Is very needed to conduct action preventife to decide to enchain the infection TB integratedly by entangling to pass by quickly the sector and pass by quickly program for the repair of patient house physical be like Dinas Tata Kota, PNPM, Kecamatan and Kelurahan, and also mothers PKK for animation posyandu.

Read More
T-3661
Depok : FKM-UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Departemen Kesehatan
616.57 IND p
Jakarta : Departemen Kesehatan RI, 2005
Buku (pinjaman 1 minggu)   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Totok Mardikanto, Ascobat Gani
658.31245 MAR p
Jakarta : P2M & PL Depkes., 2004
Buku (pinjaman 1 minggu)   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hendry Setiawan
658.31245 SET p
Jakarta : Ditjen P2M & PL Depkes, 2004
Buku (pinjaman 1 minggu)   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Syahrizal Syarif
658.31245 SYA p
Jakarta : Ditjen P2M & PL Depkes, 2004
Buku (pinjaman 1 minggu)   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive