Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 27243 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Sariana Sistri
KJKMN Vol.3, No.5
Depok : FKM UI, 2009
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muchyiddin Hanafi; Pembimbing: Does Sampoerno
T-131
Jakarta : FKM UI, 1986
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sariana Sistri; Pemb. Luknis Sabri, Besral; Penguji: Toha Muhaimin, Soetanto, Flourisa Juliaan Sudradjat
Abstrak:

ABSTRAK Indonesia merupakan negara dengan jumlah penduduk terbesar keempat di dunia setelah Republik Rakyat Cina, India dan Amerika Serikat. Pada tahun 2002 jumlah penduduk Indonesia sekitar 215 juta jiwa, dengan laju pertumbuhan penduduk antara tahun 2000-2002 sekitar 1,25%, maka terjadi penambahan penduduk sekitar 7,3 juta setiap tahunnya. Indikator yang digunakan untuk mengukur keberhasilan program KB adalah Tora! Fertility Rare (TER), TPR pada SDKI tahun 1997 sebesar 2,8 dan SDKI 2003 diketahui TFR sebesar 2,6, dan CPR (Contraceptive Prevalence Rafe) di Indonesia dalam kurun waktu dua dasawarsa terjadi peningkatan dua kali lipat dari tahun 1977 yaitu 26 menjadi 57 pada tahun 1997. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui Iama kelangsungan pemakaian kontrasepsi sejak pertama kali pemakaian daiam periode 1997-2002 dan faktor-faktor yang berhubungan. Desain penelitian dengan menggunakan metode crossectional dibuat menjadi kohort retrospektf, karena uji statistik yang digunakan adalah uji statistik analisis survival, dengan menggunakan data skunder SDKI 2002-2003, dengan jumlah sampel 5072 sampel. Hasil penelitian didapatkan lama kelangsungan pemakaian kontrasepsi dalam periode 1997-2002 di Indonesia sejak pertama kali pakai hingga pemakaian 72 bulan adalah 50,32%. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kelangsungan pemakaian kontrasepsi adalah tingkat pendidikan ibu dan status pekerjaan ibu. Untuk meningkatkan kelangsungan pemakaian kontrasepsi hendaknya kepada pembuat dan menentu kebijakan untuk lebih meningkatkan pengetahun akseptor melalui penyuluhan dengan berbagai cara baik melalui media cetak maupu elektronik.


ABSTRACT lt has been known that Indonesia is the fourth largest population in the world, alter People Republic of China, India, and United States. At the year of 2002, Indonesia total population is about 215 million, with a growth rate between 2000 and 2002 is about 1.25% then the number is added about 7.3 million people every year. The success of the Family Plarming Program is recognized by its indicators, namely Total Fertility Rate (TFR) and Contraceptive Prevalence Rate (CPR). The TFR at SDKI 1997 is 2.8 and in SDKI 2003 are 2.6. While CPR. for two decades has increasing double fold from 26 in 1977 to 57 in 1997. The study is carried out in order to know the length of continuation on contraception use since the first time, in the period of 1997-2002 and factors related. The design of the research is using a cross sectional method with a retrospective cohort, as one of statistic tests use is the survival analysis. Data is using a secondary data of SDKI 2002-2003 on 5,072 samples. The result of the study showed that contraception continuation since it first time until 72 months continuation is 50.32%. Factors related to the continuation are level of education and occupation of the mother. To increase the contraception continuation use, suggestion addresses to the decision and policy makers, in which should elevate the acceptor?s knowledge through IEC exposures of several ways, such as printed or electronic media.

Read More
T-2944
Depok : FKM UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Siti Pariani
JEN Ed.1
Jakarta : [s.n.], 1994
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yulia Rahmadona Putri; Pembimbing: Budi Hidayat; Penguji: Pujiyanto, Vetty Yulianty Permanasari, Rien Pramindari, Ahmad Basyumi
Abstrak: [Fertilitas di Indonesia cenderung stagnan diangka 2,6 dan tidak memenuhi target nasional RPJMN 2015sebesar 2,1. Tingginya TFR menyebabkan meningkatnya CBR yang berdampak terhadap IPM Indonesiasehingga diperlukan upaya pengendalian kelahiran untuk menghindari timbulnya permasalahan lainnya.Kontrasepsi dipercaya sebagai salah satu cara untuk menekan angka kelahiran. Namun CPR Indonesisaditahun 2015 cenderung menurun diangka 59,68. Tujuan penelitian ini adalah untuk membuktikan variabelyang mempengaruhi penggunaan dan pemilihan kontrasepsi di Indonesia dengan menentukan modelestimasi yang sesuai untuk menilai karakteristik pengguna kontraseps. Penelitian ini merupakan penelitiancross sectional menggunakan data IFLS 5 tahun 2014/2015. Penelitian ini menggunakan pendekatanekonometrika dengan model analisis Multinomial Logistick Regression. Dari hasil penelitian diketahuibahwa faktor yang mempengaruhi penggunaan kontrasepsi MKJP adalah pendidikan (1,89%), pekerjaan(1,96%), pendapatan (80,32%), paritas (2,06%), wilayah tempat tinggal (1,78%), jumlah anak (2,21%) danpangambil keputusan penggunaan kontrasepsi dirumah tangga (2,33%). Faktor yang mempengaruhipenggunaan non MKJP adalah umur (17,1%), jumlah anak (5,69%), pangambil keputusan penggunaankontrasepsi dirumah tangga (9,98%). Sehingga dapat disimpulkan bahwa faktor sosial ekonomi, demorafi,norma dan lingkungan/peayanan kesehatan berpengaruh dalam penggunaan kontrasespi di IndonesiaKata kunci:Fertilitas, CBR, Kontrasepsi
Fertility in Indonesia provides stagnant at 2.6 and does not meet the national target of RPJMN 2015 of 2.1.The high TFR causes CBR to create an impact on the Indonesian HDI so that birth control efforts areneeded to realize other incidents. Contraception is believed to be one way of rotating birth rates. However,CPR Indonesisa in 2015 can decrease diangka 59.68. The purpose of this study is to prove the variablesthat influence the use and choice of contraceptives in Indonesia by determining the appropriate model forassessing user characteristic. This research is a cross sectional study using IFLS 5 data 2014/2015. Thisresearch uses econometric approach with Multinomial Logistick Regression analysis model. From theresult of the research, the risk factors that influence the use of MKJP contraception are education (1.89%),occupation (1.96%), income (80.32%), parity (2.06%), residence area (1, 78%), number of children(2.21%) and decision making of household contraceptive use (2.33%). The probability of factors affectingthe non-MKJP usage is age (17.1%), number of children (5.69%), decision making of householdcontraceptive use (9.98%). So it can be concluded that socio-economic factors, demography, norms andenvironment / health services have an effect on the use of contrasespi in IndonesiaKey words: Fertility, CBR, contraception.;;;, ]
Read More
T-5428
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Diny Nahrudiani; Pembimbing: Kemal Nazaruddin Siregar; Penguji: Evi Martha, Popy Yuniar, Eriati
Abstrak:
Metode kontrasepsi jangka panjang merupakan salah satu metode kontrasepsi yang di tujukan untuk mengatur kelahiran dan menekan laju pertambahan penduduk. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi alasan tidak menggunakan kontrasepsi dan hubungannya dengan penggunaan Metode Kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP) pada wanita usia subur (WUS) di Indonesia. Studi ini menggunakan data sekunder SDKI 2017 dan dianalisis dengan univariat, bivariat, dan multivariate korelasi logistik ganda untuk mengeksplorasi karakteristik umur, pendidikan dan tempat tinggal responden. Alasan tidak menggunakan kontrasepsi dari jarak, biaya dan larangan suami dalam kaitannya dengan penggunaan MKJP. Hasil penelitian menunjukkan bahwa karestistik responden: Sebagian besar WUS yang berusia ≥ 30 tahun (67,7%), memiliki pendidikan rendah (59,1%), dan tinggal di kota (50,9%). Alasan jarak mayoritas WUS (80,2%) tidak memiliki masalah dalam jarak akses terhadap layanan kontrsepsi, tidak ada masalah dalam hal pembiayaan MKJP 99,5%, dan 97,3% tidak mendapat larangan dari suami dalam penggunaan MKJP/. Analisis model regresi logistik ganda mengungkapkan bahwa perilaku penggunaan MKJP dipengaruhi oleh umur, pendidikan, tempat tinggal, jarak, biaya dan larangan suami. Penelitian ini memberikan wawasan mendalam tentang alasan tidak menggunakan kontrasepsi dan hubungannya dengan perilaku penggunaan MKJP pada WUS di Indonesia, yang dapat membantu dalam pengembangan intervensi yang lebih efektif untuk meningkatkan penggunaan MKJP di kalangan wanita usia subur di Indonesia.

The long-term contraceptive method is one of the contraceptive methods that is intended to regulate births and reduce the rate of population growth. This study aims to identify the reasons for not using contraception and its relationship with the use of Long-Term Contraceptive Methods (MKJP) in women of childbearing age (WUS) in Indonesia. This study used SDKI 2017 secondary data and was analyzed with univariate, bivariate, and multivariate multiple logistic correlations to determine the explore the characteristics of the respondents' age, education and place of residence. The reasons for not using contraception are distance, cost and prohibition of husbands in relation to the use of MKJP. The results showed that the respondents were charismatic: Most WUS were ≥ 30 years old (67.7%), had low education (59.1%), and lived in the city (50.9%). Distance reason: The majority of WUS (80.2%) have no problems in access distance to the contract service no problems in terms of MKJP financing is 99.5%, and 97.3% do not get a ban from the husband in using MKJP/. The analysis of the multiple logistic regression model revealed that the behavior of using MKJP was influenced by age, education, place of residence, distance, cost and husband prohibition. This study provides in-depth insights into the reasons for not using contraceptives and their relationship with the behavior of using MKJP in WUS in Indonesia, which can help in the development of more effective interventions for to increase the use of MKJP among women of childbearing age in Indonesia.
Read More
T-7061
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eska Riyanti Kariman; Pembimbing: Budi Utomo, Besral; Penguji: Sabarinah B Prasetyo, Murtiningsih, Indra Supradewi
Abstrak:

Tingkat pemakaian kontrasepsi pil di kalangan wanita PUS cukup tinggi, hal itu terlihat dari data pemakaian kontrasepsi pil hasil SDKI 2002103 sebesar 13,2 % . Tingginya prevalensi pemakaian kontrasepsi pil tersebut tidak dibarengi dengan tingginya tingkat kelangsungan pemakaian, hasil SDKI 1997 tercatat 34 % pemakai pit tidak menggunakan lagi setelah sate tahun_ Angka putus pakai (drop out) pil ini merupakan yang kedua tertinggi setelah kondom. Tingkat kelangsungan pemakaian kontrasepsi pil arnat dipengaruhi oleh kedisiplinan dan kepatuhan akseptor dalam memakainya. Hal tersebut dimungkinkan bila akseptor memiliki pengetahuan dan informasi yang cukup yang dapat diperoleh melalui konseling yang dilakukan oleh petugas. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konseling kontrasepsi dengan tingkat kelangsungan pemakaian kontrasepsi pil. Data yang digunakan adalah data sekunder SDKI 2002103. Disain penelitian adalah crossectional dengan kajian statistik analisis survival. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata tingkat kelangsungan pemakaian kontrasepsi pil adalah 31 bulan dengan median survivalnya 37 bulan. Probabilitas kelangsungan pemakaian kontrasepsi pil setelah bulan ke-12 adalah 62 % dan probabilitas kelangsungan setelah bulan ke-60 adalah 31 %. Probabilitas kelangsungan pernakaian kontrasepsi pil setelah bulan ke-12 pads kelompok yang mendapat konseling kontrasepsi adalah 66%, sedangkan pada kelompok yang tidak mendapatkan konseling kontrasepsi 56 %. Risiko untuk putus pada akseptor pil yang tidak mendapatkan konseling adalah 1.6 kali bila bertempat tinggal dikota dan 1.5 kali bila tinggal didesa. Risiko untuk putus pada akseptor pil yang tidak konseling adalah 1.6 kali bila tidak ada efek camping dan menjadi 2 kali bila ada efek samping. Tingginya risiko putus pemakaian kontrasepsi pil di wilayah perkotaan perlu mendapatkan perhatian dari pengelola program Keluarga Berencana. Dugaan sementara hal ini dijumpai didaerah kota pinggiran atau daerah kumuh, untuk itu kegiatan konseling kontrasepsi yang lebih intensif terkait dengan akseptor di daerah tersebut hares ditingkatkan misalnya melalui kunjungan petugas yang lebih sering ke rumah diharapkan dapat menurunkan risiko putus pakai. Kegiatan konseling pada prinsipnya dilakukan untuk mengurangi kekhawatiran akseptor akan efek sarnping yang ditimbulkan kontrasepsi selama pemakaiannya.


Prevalence of pill contraception used among reproductive woman are high, it can seen at SDKI 2002/03 which is about 13,2 %. This height prevalence is not followed with the-continuity rate, only 34 % of women still used pill contraception within 12th month recorded in SDKI 1997. This rate as highest secondly after condom. The pill contraception continuity rate is influenced by discipline and compliance of acceptor in using it.That things is possible when acceptor have enough knowledge and information about contraception usage which they can get it from councelling by family planning officer. This study is aimed to gain information on relationship of contraception counselling with the period of time pills uses. This study uses secondary data SDKI 2002/03. Study design used is crossectional with statistical survival analysis. The result study shows that mean of pill contraception continuity rate are 31 month with median survival are 37 month. The Probabilities of pills continuity rate after 12th month are 62 percent and probabilities of pills continuity rate after 60th month are 31 percents. Probabilities of pills continuity rate after 12'h month in whom that receive counsellings are 66 percents, men while the group whom that not receive counselling only 56 percent. The risk of drop out among the pills acceptbr whom that not receive counsellings are 1,6 times if they lives at the city and 1,5 times if they lives at the village. The risk of drop out pills among acceptor whom that not receive counsellings are 1,6 times if they not have side effect and it can be 2 times if they have side effects. The height risk of drop out pills among acceptors in urban region need to get more attentions from the organizer of family planning program. Momentary, assumption whereas this matter is met in marginal town area or slum region, for that more intensive program of counselling contraception related to acceptor in the are, for example more regular follow up to the acceptors whom lives at this area and had side effect. The principle of counseling is to lessen the worried feeling of the acceptor with the side effects generated by contraception during its usage.

Read More
T-2280
Depok : FKM-UI, 2006
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Erna Mutiara; Pembimbing: Toha Muhaimin
Abstrak: Banyak faktor mempengaruhi berat lahir, termasuk jenis kelamin bayi, umur ibu, paritas, berat badan sebelum kehamilan, status sosial ekonomi, gizi, pemanfaatan layanan kesehatan, dan aktivitas fisik selama kehamilan. Penelitian yang menguji hubungan antara aktivitas fisik ibu hamil dan berat lahir sering memberikan hasil yang bertentangan, karena perbedaan metode pengukuran aktivitas fisik. Penelitian ini bertujuan untuk menilai pengaruh aktivitas fisik ibu hamil terhadap berat lahir dengan menggunakan kuesioner yang divalidasi dengan observasi waktu dan gerakan. Penelitian prospektif terhadap ibu hamil dilakukan sejak umur kehamilan 12 ? 16 minggu di Kecamatan Sliyeg Kabupaten Indramayu. Pajanan utama yang diteliti adalah tingkat aktivitas fisik (Physical Activity Level = PAL) yang diukur dalam satuan Basal Metabolic Rate (BMR). Analisis regresi ganda digunakan untuk menilai pengaruh aktivitas selama kehamilan terhadap berat lahir. Analisis jalur digunakan untuk menilai pengaruh langsung dan tidak langsung aktivitas fisik terhadap berat lahir. Penelitian ini menunjukkan bahwa kisaran BMR yang mempengaruhi berat lahir sebesar 1,71 ? 1,95 BMR (kategori aktivitas sedang). Hasil penilaian menunjukkan bahwa metode observasi cukup valid dan reliabel untuk mengukur aktivitas fisik. Penelitian ini juga membuktikan bahwa aktivitas fisik yang berat akan mengurangi berat lahir sebesar 153 gram. Sebagian besar mekanisme pengaruh aktivitas fisik selama kehamilan terhadap berat lahir melalui pertambahan berat badan, kemungkinan lain disebabkan oleh stress fisik dan posisi sewaktu beraktivitas. Temuan penelitian ini menyimpulkan bahwa aktivitas fisik yang terlalu berat/terlalu ringan selama kehamilan akan mengurangi berat lahir sehingga dianjurkan agar ibu hamil melakukan aktivitas sedang. Penelitian lanjutan hendaknya difokuskan pada pengaruh stress fisik dan posisi terhadap berat lahir. Kata kunci: aktivitas fisik, berat lahir, basal metabolic rate (BMR), physical activity level (PAL), pertambahan berat badan, kehamilan

There are many factors influenced birth weight, include infant sex, maternal age, parity, pre-pregnancy weight, socioeconomic status, nutrition, antenatal care, and physical activity during pregnancy. Studies that have examined the relations between maternal physical activity and birth weight have often yielded conflicting result due to different method of physical activity measurement. This study was aimed to assess the effect of maternal physical activity on birth weight by using questionnaire validated by time and motion observation. The prospective study was conducted among pregnant women at 12 ? 16 gestational weeks in Sliyeg, Indramayu Regency. The main exposure was physical Activity Level (PAL) measured in Basal Metabolic Rate (BMR). Multiple linear regression analysis was used to evaluate the effect of physical activity during pregnancy on birth weight. Path analysis was used to assess the direct and indirect effect of physical activity on birth weight. The result of the study showed that the BMR range value influenced birth weight was 1,71 ? 1,95 BMR (moderate activity category). The assessment showed that observation method was valid and reliable to measure physical activity. The study has also proved that heavy physical activity will reduce birth weight to 153 gram. Mostly the mechanism of physical activity effect on birth weight was through weight gain, the other possibility mechanism was through physical stress and posture. This findings conclude that working too heavy/too light through pregnancy significantly reduces birth weight so pregnant women should do moderate activity. Future research should focus on the effect of physical stress and posture on birth weight. Key words: physical activity, birth weight, basal metabolic rate (BMR), physical activity level (PAL), weight gain, pregnancy
Read More
T-647
Depok : FKM UI, 1998
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wynda Puspa Azalea; Pembimbing: Indang Trihandini; Penguji: R. Sutiawan, Toha Muhaimin, Omas Bulan Rajagukguk
T-3198
Depok : FKM UI, 2010
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ela Febriana; Pembimbing: Milla Herdayati; Penguji: Rahmadewi; Besral
Abstrak: Pemahaman yang baik tentang peran pria dalam pembentukan keluarga berencana dan kesehatan reproduksi yang ideal dapat berdampak baik dalam program keluarga berencana. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui prediktor penggunaan kontrasepsi modern dan preferensi fertilitas pada pria yang aktif secara seksual di Indonesia. Sumber data merupakan data gambaran nasional Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) 2017 pria kawin usia 15-54 tahun. Analisis dibatasi pada 9.277 pria yang dilaporkan aktif secara seksual dalam 12 bulan terakhir sebelum survei dilakukan, berstatus menikah, dan tinggal bersama istri. Penelitian ini menggunakan uji bivariat dan regresi logistik multinominal untuk mendapatkan prediktor yang mempengaruhi penggunaan kontrasepsi modern dan preferensi fertilitas pada pria yang aktif secara seksual. Signifikansi uji statistik dari analisis bivariat dan regresi logistik multinomial ditetapkan pada nilai p-value<0,05. Dari total 9.277 pria aktif seksual di Indonesia, 309 (3,3%) pria menggunakan metode kontrasepsi modern dan 8.970 (96,7%) tidak menggunakan kontrasepsi modern. Selain itu, dari jumlah sampel sebanyak 4.384 (47,2%) merupakan pria yang tidak menginginkan anak lagi dan 4.895 (52,8%) pria bimbang atau masih menginginkan anak lagi. Temuan dari regresi logistik bivariat dan multinominal menunjukkan bahwa tingkat pendidikan (OR=3,02; 95% CI: 1,72-5,31 ), tempat tinggal (OR=1,75; 95% CI: 1,18-2,58), indeks kekayaan (OR=3,57; 95% CI: 1,87-9,50), status pekerjaan (OR=15,85; 95% CI: 1,83-96,76), jumlah anak hidup (OR=2,1; 95% CI: 1,35-3,24), istri menggunakan KB (OR=0,07; 95% CI: 0,05-0,11), keterpaparan melalui media (OR=1,83; 95% CI: 1,23-2,72), diskusi dengan petugas kesehatan (OR=0,47 ; 95% CI: 0,30-0,72), diskusi bersama istri (OR=2,71; 95% CI: 1,94-3,79), pengetahuan (OR=1,69; 95% CI: 1,23-2,32), dan preferensi fertilitas (OR=1,72; 95% CI: 1,22-2,43) berhubungan secara bermakna dengan penggunaan kontrasepsi modern pada pria yang aktif secara seksual. Hasil lain ditemukan bahwa usia (OR=4,55; 95% CI: 3,87-5,34), tingkat pendidikan (OR=0,77; 95% CI: 0,67-0,89), tempat tinggal (OR=1,26; 95% CI: 1,10-1,45), jumlah anak hidup (OR=13,2; 95% CI: 10,45-16,68), istri menggunakan KB (OR=1,32; 95% CI: 1,15-1,51), keterpaparan melalui media (OR=0,83; 95% CI: 0,72-0,96), diskusi bersama istri (OR=0,86; 95% CI: 0,75-0,98), dan pengetahuan (OR = 1,28; 95% CI: 1,11-1,48) secara signifikan berhubungan dengan preferensi fertilitas pada pria yang tidak menginginkan anak lagi. Studi ini menunjukkan bahwa kebijakan dan program masa depan harus fokus pada intervensi dan mempromosikan kontrasepsi pria di media, mengatasi kesenjangan wilayah dalam aksesibilitas dan ketersediaan kontrasepsi modern, dan intervensi keluarga berencana di tingkat pendidikan menengah.
A good understanding of the role of men in the formation of an ideal family and reproductive health planning can have a good impact in a family planning program. This study seeks to the predictors of modern contraceptive use and fertility preference among sexually active men in Indonesia. The data source is the nationally representative 2017 Indonesia Demographic and Health Survey (IDHS) of men aged 15-54 years. The analysis is restricted to 9,277 men who reported being sexually active in the past 12 months prior to the survey, have a married status, and living with his wife. This research use bivariate and multinominal logistic regression to access predictors that influence modern contraceptive use and fertility preference among sexually active men. Bivariate and multivariable multinomial logistic regression analysis was conducted and statistical significance was set at p-value<0.05. From a total of 9,277 sexually active men in Indonesia, 309 (3,3%) used male modern contraception methods and 8,968 (96,7%) didn't use modern contraception. Besides that, from the total sample, 4,383 (47,2%) is the fertility preference of male that didn't want another child and 4,894 (52,8%) men indecisive or still want another child. Findings from the bivariate and multinominal logistic regression indicate that education (OR=3,02; 95% CI: 1,72-5,31 ), residence (OR=1,75; 95% CI: 1,18-2,58), wealth index(OR=3,57; 95% CI: 1,87-9,50), currently working (OR=13,32; 95% CI: 1,83-96,76), living children (OR=2,1; 95% CI: 1,35-3,24), istri menggunakan KB (OR=0,07; 95% CI: 0,05-0,11), access to media (OR=1,83; 95% CI: 1,23-2,72), disscuss with health worker (OR=0,47 ; 95% CI: 0,30-0,72), disscuss with wife (OR=2,71; 95% CI: 1,94-3,79), knowledge (OR=1,69; 95% CI: 1,23-2,32), dan fertility preference (OR=1,72; 95% CI: 1,22-2,43) were all significantly associated with modern contraceptive use among sexually active men. Other result finding that age (OR=4,55; 95% CI: 3,87-5,34), education level (OR=0,77; 95% CI: 0,67-0,89), residence (OR=1,26; 95% CI: 1,10-1,45), living children (OR=13,2; 95% CI: 10,45-16,68), wife using contraceptive (OR=1,32; 95% CI: 1,15-1,51), access to media (OR=0,83; 95% CI: 0,72-0,96), disscuss with wife (OR=0,86; 95% CI: 0,75-0,98), and knowledge (OR = 1,28; 95% CI: 1,11-1,48) were all significantly assosiated with fertility preference in a men who didn't want another child. These findings suggest that future policies and programs should focus on interventions and promoting men's contraception in media, addressing regional disparities in accessibility and availability of modern contraceptive, and interventions family planning in the middle of level education.
Read More
S-11111
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive