Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 40161 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Mutia Imro Atussoleha; Pembimbing: Sandra Fikawati; Penguji: Kusharisupeni, Dewi Damayanti
S-7104
Depok : FKM-UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rhiza Caesari Kristata; Pembimbing: Kusharisupeni Djokosujono; Penguji: Sandra Fikawati, Eko Handayani
S-7235
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ghevira Aulia Sahara; Pembimbing: Nurul Dina Rahmawati; Penguji: Triyanti, Fajrinayanti
Abstrak:

Masalah kekurangan gizi pada balita usia 12–59 bulan masih menjadi tantangan besar di Indonesia, termasuk di Kota Depok. Pemberian Makanan Tambahan (PMT) Berbasis Pangan Lokal merupakan salah satu upaya intervensi yang dilakukan pemerintah untuk memperbaiki status gizi anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara pemberian PMT Pemulihan Berbasis Pangan Lokal dan faktor-faktor lain terhadap kenaikan berat badan balita di Puskesmas Cimpaeun Kota Depok Tahun 2024. Penelitian ini menggunakan desain cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif. Sampel terdiri dari 71 balita usia 12–59 bulan yang dipilih secara purposive. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan data sekunder dari Puskesmas.
Hasil penelitian menunjukkan bahwa 60,6% balita mengalami kenaikan berat badan yang adekuat setelah mengikuti program PMT Pemulihan Berbasis Pangan Lokal. Terdapat hubungan yang signifikan antara kesesuaian pemberian PMT Pemulihan Berbasis Pangan Lokal dengan kenaikan berat badan balita (p = 0,027; OR = 4,464; 95% CI: 1,155–17,252), yang berarti balita yang menerima PMT Pemulihan Berbasis Pangan Lokal tidak habis memiliki risiko 4,464 kali lebih besar untuk mengalami kenaikan berat badan yang kurang dibandingkan dengan balita yang menerima PMT habis terdapat hubungan yang signifikan antara infeksi dengan kenaikan berat badan (p = 0,015). Balita yang mengalami infeksi memiliki kecenderungan lebih tinggi untuk mengalami kenaikan berat badan. Sementara itu, variabel seperti pola makan, pendidikan ibu, pengetahuan, pola asuh, kunjungan posyandu, dan PHBS tidak menunjukkan hubungan yang signifikan terhadap kenaikan berat badan balita.


Malnutrition among children aged 12-59 months remains a major challenge in Indonesia, including in Depok City. Local Food-Based Supplementary Feeding (PMT) is one of the government's intervention efforts to improve children's nutritional status. This study aims to determine the relationship between the provision of Local Food-Based Recovery PMT and other factors on toddler weight gain at the Cimpaeun Health Center in Depok City in 2024. This study used a cross sectional design with a quantitative approach. The sample consisted of 71 toddlers aged 12-59 months who were purposively selected. Data were collected through questionnaires and secondary data from the health center. The results showed that 60.6% of toddlers experienced adequate weight gain after participating in the Local PMT program. There was a significant association between the appropriateness of the provision of local PMT and weight gain (p = 0.027; OR = 4.464; 95% CI: 1.155-17.252), meaning that toddlers who received inadequate local food-based recovery PMT had a 4.464 times greater risk of underweight gain compared to toddlers who received inadequate PMT. There was a significant association between infection and weight gain (p = 0.015). Infected toddlers had a higher tendency to gain weight. Meanwhile, variables such as diet, mother's education, knowledge, parenting, posyandu visits, and PHBS did not show a significant relationship with toddler weight gain. 

Read More
S-11937
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Susilowati; Pembimbing: Kusharisupeni Djokosujono; Penguji: Sandra Fikawati, Anies Irawati, Trini Sudiarti, Kresnawan
T-3080
Depok : FKM UI, 2009
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hutami Fitri Widhiyanti; Pembimbing: Asih Setiarini; Penguji: Sandra Fikawati, Fatmah, Hera Nurlita, Eti Rohati
T-4692
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Indriyani; Pembimbing: Sandra Fikawati; Penguji: Ahmad Syafiq, Pudjo Hartono
S-6700
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Abi Agistiawin; Pembimbing: Kusharisupeni Djojosujono; Penguji: Wahyu Kurnia Yusrin Putra, Syamsuddin
S-8362
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Erlia; Pembimbing: Nurul Dina Rahmawati; Penguji: Diah Mulyawati Utari, Susianto
Abstrak:
Berat badan lahir rendah (BBLR), yaitu berat lahir di bawah 2500 gram, masih menjadi masalah kesehatan masyarakat karena dampaknya yang besar terhadap kematian bayi serta pertumbuhan dan perkembangan jangka panjang. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji hubungan antara pola makan ibu (non vegetarian dan vegetarian) serta faktor maternal lainnya, seperti status gizi sebelum hamil, kenaikan berat badan gestasional, paritas, jarak kehamilan, tingkat pendidikan, frekuensi pemeriksaan kehamilan (ANC), konsumsi suplemen, dan frekuensi konsumsi makanan yang meliputi makanan pokok, protein hewani, protein nabati terhadap kejadian BBLR di Indonesia. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang melibatkan 122 responden dan pengumpulan data melalui kuesioner serta food frequency questionnaire (FFQ), penelitian ini menunjukkan bagaimana berbagai jenis diet dan kondisi ibu mempengaruhi risiko terjadinya BBLR. Pengambilan data dilakukan pada bulan Maret hingga Mei 2025 dengan metode purposive sampling. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi BBLR di Indonesia sebesar 5,7%, dengan proporsi ibu vegetarian 8,3% dan non vegetarian 5,1%. Hasil analisis bivariat menunjukkan tidak adanya hubungan yang signifikan antara variabel jenis diet (p-value 0,623), frekuensi konsumsi makanan pokok (p-value 0,272), frekuensi konsumsi protein hewani (p-value 0,751), frekuensi konsumsi protein nabati (p-value 0,113), frekuensi konsumsi sayur (p-value 0,468), frekuensi konsumsi buah (p-value 0,086), status gizi pra hamil ibu (p-value 0,941), kenaikan berat badan gestasional (p-value 0,707), jarak kehamilan (p-value 1), paritas (p-value 0,709), frekuensi ANC (p-value 1), pendidikan terakhir ibu (p-value 0,65), dan konsumsi suplemen (p-value 0,555). 1)        Dapat disimpulkan bahwa tidak terdapat hubungan yang bermakna antara jenis diet, frekuensi konsumsi makanan pokok per hari, frekuensi konsumsi protein hewani per hari, frekuensi konsumsi protein nabati, frekuensi konsumsi sayur per hari,  frekuensi konsumsi buah per hari, status gizi pra hamil ibu, kenaikan berat badan gestasional, jarak kehamilan, paritas, frekuensi ANC, pendidikan terakhir ibu, dan konsumsi suplemen terhadap terjadinya BBLR.Diharapkan peneliti selanjutnya dapat meneliti faktor lain seperti usia, pengetahuan gizi, status ekonomi, stres, kesehatan ibu sebelum dan selama kehamilan, dan aktivitas fisik karena didukung secara teori berhubungan dengan kejadian BBLR. Selain itu dapat meneliti variabel jenis diet dengan kejadian BBLR dengan proposi sampel yang lebih proporsional.

Low birth weight (LBW), defined as a birth weight of less than 2,500 grams, remains a significant public health concern due to its considerable impact on infant mortality and long-term growth dan development outcomes. This study aims to examine the relationship between maternal dietary patterns (non-vegetarian and vegetarian) and other maternal factors such as pre-pregnancy nutritional status, gestational weight gain, parity, interpregnancy interval, education level, frequency of antenatal care (ANC) visits, supplement intake, and food consumption frequency, including staple foods, animal protein, plant-based protein on the incidence of LBW in Indonesia. This research uses a cross-sectional design involving 122 respondents, data were collected through structured questionnaires and a Food Frequency Questionnaire (FFQ). The study was conducted from March to May 2025 using purposive sampling. The results showed a LBW prevalence of 5.7% in Indonesia, with prevalence rates of 8.3% among vegetarian mothers and 5.1% among non-vegetarian mothers. Bivariate analysis revealed no statistically significant associations between LBW incidence and dietary type (p = 0.623), frequency of staple food consumption (p = 0.272), animal protein intake (p = 0.751), plant-based protein intake (p = 0.113), vegetable intake (p = 0.468), fruit intake (p = 0.086), pre-pregnancy nutritional status (p = 0.941), gestational weight gain (p = 0.707), interpregnancy interval (p = 1), parity (p = 0.709), ANC visit frequency (p = 1), maternal education level (p = 0.650), and supplement consumption (p = 0.555). It can be concluded that there is no significant relationship between the type of diet, frequency of staple food consumption per day, frequency of animal protein consumption per day, frequency of plant-based protein consumption, frequency of vegetable consumption per day, frequency of fruit consumption per day, maternal pre-pregnancy nutritional status, gestational weight gain, pregnancy interval, parity, frequency of antenatal care visits, maternal education level, and supplement intake with the incidence of low birth weight. Future researchers are encouraged to explore other factors such as age, nutritional knowledge, economic status, stress, maternal health before and during pregnancy, as well as physical activity, as these are theoretically associated with the occurrence of low birth weight. Additionally, further research may examine the relationship between the type of diet and low birth weight with a more proportionally distributed sample.
Read More
S-11938
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Arif Setyawan; Pembimbing: Kusharisupeni Djokosujono
T-1343
Depok : FKM UI, 2002
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rizky Kurniawati; Pembimbing: Trini Sudiarti; Penguji: Asih Setiarini, Salimar
Abstrak: Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui hubungan status Keluarga Sadar Gizi (Kadarzi) dan faktor lainnya dengan nilai z-score BB/U, TB/U dan BB/TB balita usia 6-59 bulan. Data sekunder yang digunakan berasal dari data survei Penilaian Status Gizi (PSG) dan Kadarzi 2012 di Kota Probolinggo. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional dengan melibatkan 337 sampel keluarga. Hubungan antara status Kadarzi dan faktor lainnya dengan nilai z-score BB/U, TB/U dan BB/TB balita dianalisis menggunakan uji T-Test Independen, uji Anova dan uji Korelasi. Uji multivariat yang digunakan adalah uji Regresi Berganda.
 
Hasil penelitian menyatakan bahwa sebanyak 32,6% keluarga balita di Kota Probolinggo telah berperilaku Kadarzi. Persentase gizi kurang, pendek dan kurus pada balita masih di atas angka nasional. Nilai z-score BB/U, TB/U dan BB/TB balita adalah -1,06±1,34 SD, -1,45±1,94 SD, dan -0,36±1,56 SD. Uji statistik yang dilakukan menemukan hubungan antara konsumsi garam beryodium, pemberian vitamin A, usia balita, pendidikan ayah dan pendidikan ibu dengan nilai z-score BB/U balita (p<0,005).
 
Terdapat hubungan signifikan antara pemberian vitamin A dan pengetahuan gizi ibu dengan nilai z-score TB/U balita (p<0,005). Terdapat hubungan antara usia balita dengan nilai z-score BB/TB balita (p<0,005). Uji Regresi Berganda menunjukkan bahwa pendidikan ibu adalah faktor yang paling berhubungan terhadap rata-rata nilai z-score BB/U balita. Konsumsi makanan beraneka ragam adalah faktor yang paling berhubungan terhadap rata-rata nilai z-score BB/TB balita di Kota Probolinggo. Pesan Kadarzi beserta indikatornya masih perlu disosialisasikan untuk mengurangi terjadinya masalah gizi di Kota Probolinggo. Masih perlu dilakukan peningkatan mutu pendidikan serta pengetahuan gizi ibu untuk mengurangi terjadinya masalah gizi di Kota Probolinggo.
 

This research is aimed to know the relationship between nutritional family awareness, called Kadarzi, and other factors with WAZ, HAZ and WHZ of children 6-59 months. The secondary data was used from survey PSG and Kadarzi 2012 in Probolinggo. This research uses the cross sectional study with 337 samples. The relationship betwees Kadarzi and other factor with WAZ, HAZ and WHZ were analized with Independent T-Test, Annova Test and Correlation Test. Linear Regression Test was used to multivariate analysis.
 
The result shown that 32,6% family in Probolinggo are Kadarzi. The percentage of underweight, stunting and wasting are above national rates. The mean of WAZ, HAZ and WHZ children are - 1,06±1,34 SD, -1,45±1,94 SD, and -0,36±1,56 SD. The statistical test shows that iodized salt consumption, vitamin A supplementation, children age, father's education and mother's education were associated with the mean of WAZ of children (p<0,005).
 
There are significantly association between vitamin A supplementation and mother's nutritional knowledge with the mean of HAZ of children (p<0,005). The children age was associated with the mean of WHZ of children (p<0,005). Linier Regression Test shows that mother's education is the most related factor for the mean of WAZ and food diversity consumption is the most related factor for the mean of WHZ of underfive children in Probolinggo. The inform about Kadarzi and its indicators are needed to decrease undernutrition problems in Probolinggo. Besides, up grading mother's education and nutritional knowledge are needed to decrease undernutrition in Probolinggo.
Read More
S-7846
Depok : FKM-UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive