Ditemukan 738 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Maj. Kedk Indo. (MKI), Vol.44, No.1, Jan. 1994, hal. 19-32
[s.l.] :
[s.n.] :
s.a.]
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Andon Hestiantoro
CDK Vol.36, No.4 (2009)
Jakarta : Kalbe Farma, 2009
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Maj. Kesmas. Ind. (MKMI), XXVII, No.10, Nop. 1999, hal. 571-576-
[s.l.] :
[s.n.] :
s.a.]
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Kliping koran Seputar indonesia 2012: hal 45
[s.l.] :
[s.n.] :
s.a.]
Indeks Koran Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Nukman Moeloek
MKI Vol.42, No.1
Jakarta : [s.n.] :
1992
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Sugih Firman
CDK 195, Vol.39, No.7
Jakarta : Kalbe Farma, 2012
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Aucky Hinting
CDK Vol.36, No.4 (2009)
Jakarta : Kalbe Farma, 2009
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Farid Anfasa Moeloek; Pembimbing: Hanifa Wiknjosastro; Kopromotor: Ratna Suprapti Samil
Abstrak:
ABSTRAK Latar Belakang Dan Permasalahan Dewasa ini, dengan meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap kualitas hidup dan kehidupannya, membawa masalah tersendiri terhadap penanganan infertilitas dalam menangani masalah fertilitas secara menyeluruh. Sesungguhnya kehadiran berbagai disiplin ilmu baik dari dalam dunia kedokteran, maupun dari luar dunia kedokteran seperti psikologi, ilmu sosial, ilmu pendidikan, ilmu hukum, dan bahkan agama sekali pun diperlukan dalam mengatasi masalah ini, karena sedemikian majemuknya permasalahan yang dihadapi. Ini berarti dituntut tanggung jawab yang merupakan tantangan bagi terlaksananya pusat pengkajian ilmu bagi masalah-masalah kesehatan reproduksi di Indonesia. Sampai saat ini di dalam dunia kedokteran sendiri, pemeriksaan klinik infertilitas yang bermaksud untuk memperoleh sejauh mungkin keterangan mengenai sebab infertilnya pasangan, agar dapat dibuat kebijaksanaan bagi pengobatannya yang tepat dan terarah, masih tetap merupakan masalah yang menarik perhatian. Kenyataan ini dihadapkan dengan masih berlangsungnya hingga kini suatu penelitian bersama dari WHO dalam Investigation and diagnosis of the infertile couple, Special Programme of Research Development and Research Training in Human Reproduction (study number 78923). Dengan demikian dapat dimaklumi, bahwa keberhasilan pengobatannya pun sampai saat ini masih banyak membawa kekecewaan, meskipun ada kalanya memberi kepuasan tersendiri baik bagi dokter pemeriksa dan pasiennya sendiri. Adalah kenyataan dalam 10 tahun terakhir ini, bahwa banyak kelainan genitalia interna pada wanita dengan perkawinan infertil yang masih sulit dikenal melalui pemeriksaan-pemeriksaan klinik infertilitas lazimnya yang terdiri dari pemeriksaan dalam (ginekologik), suhu basah badan, sitologi vagina atau biopsi endometrium, uji pasca sanggama dan histerosalpingografi saja. Pasangan infertil yang dianggap "normal", yang masih belum dapat dibuktikan dengan pemeriksaan - pemeriksaan kiinik tersebut masih cukup tinggi, berkisar 10-20%. Sedangkan pemeriksaan klinik infertilitas wanita yang dilakukan di klinik ini masih meliputi pemeriksaan-pemeriksaan itu; pemeriksaan imuno-hormonologik lanjut yang mungkin dapat membantu menerangkan hal-hal lainnya masih belum sempurna dapat dilaksanakan di sini karena masih langkanya pemeriksaan tersebut. Selain daripada itu, masalah lain yang dihadapkan dan dirasakan perlu mendapat perhatian pada pemeriksaan klinik infertilitas wanita adalah lamanya waktu pemeriksaan dengan segala macam halangannya. Masih dirasakan sampai saat ini, terutama bagi pihak istri, perlunya waktu yang relatif lama untuk mencari faktor penyebabnya itu; sedangkan mereka telah dihadapkan pada waktu yang cukup lama pula untuk menantikan datangnya keturunan. Behrman dan Kistner, dan Jain, 17 ;pernah mengutarakan 'bahwa'lamanya usaha ingin anak atau lamanya perkawinan berlangsung 'merupakan faktor yang turut pula bertanggung jawab terhadap kesuburan pasangan. Kemajuan ilmu ,dan teknologi .kontemporer di dalam bidang kedokteran saat ini, ternyata banyak mengundang harapan baru bagi terciptanya cara pemeriksaan klinik dan pengobatan, yang lebih maju. Kemajuan dalam bidang penelitian teknologi kontrasepsi dan sumber cahaya dingin (fiber optik), ternyata membuka era baru pula bagi cara-cara pemeriksaan klinik dan pengobatan pada infertilitas wanita. Dari sekian banyak teknologi alat kontrasepsi yang sedang dikembangkan dan kini mulai banyak digunakan untuk maksud pemeriksaan, klinik genitalia interna dan pengobatan pada wanita dengan perkawinan infertil adalah endoskopi (laparoskopi dan kuldoskopi). Endoskopi (laparoskopi ,atau kuldoskopi) yang merupakan pemeriksaan langsung genitalia interna, yang dapat dilaksanakan dalam waktu tidak lebih dari satu jam saja, membuat kelainan-kelainan genitalia interna yang sulit dikenal dengan pemeriksaan-pemeriksaan klinik infertilitas lainnya dengan mudah, cepat, dan tepat dapat diketahui. Berdasarkan pandangan dari beberapa penulis tampaknya endoskopi dapat memperkecil masalah pemeriksaan klinik infertilitas wanita. Bahkan Frangenheim dan Lindemann lebih tegas menyatakan bahwa kini pemeriksaan genitalia interna belum sempurna dilaksanakan apabila pemeriksaan endoskopi belum dilakukan.
Read More
D-41
Jakarta : FK UI, 1983
S3 - Disertasi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Meida Tanukusumah
MJKI-No.2, XXXIV
Jakarta : Grafiti Medika Pers, 2008
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
T-1142
Depok : FKM-UI, 2001
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
