Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 38982 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Nurhalina Afriana; Pembimbing: Ratna Djuwita Hatma; Penguji: Tri Yunis Miko, Sabarinah B. Prasetyo, Helen Dewi Prameswari
Abstrak:

Latar Belakang : Gonore adalah penyakit menular seksual yang disebabkan oleh Neisseria gonorhoeae yang menginfeksi lapisan dalam uretra, leher rahim dan rectum. Pada wanita Gonore bisa naik kesaluran kelamin menginfeksi selaput di dalam panggul sehingga 40% timbul nyeri panggul dan dan gangguan reproduksi serta menjadi faktor risiko penting dalam transmisi HIV ( Kemkes RI ). Di Indonesia gonore merupakan jenis IMS yang tertinggi berdasarkan data yang ada pada WPS. Prevalensi Gonore pada WPS 49% (IBBS 2007), Gonore merupakan indikasi biologis tentang perilaku seks berisiko dan banyak terjadi di industri seks komersial Tujuan penelitian ini untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan kejadian infeksi gonore pada WPS yaitu umur, pendidikan, lama menjadi WPS, Masa kerja, Umur pertama hubungan sek, pemakaian kondom dan status HIV. Metode : Desain penelitian ini adalah potong Lintang. Data diperoleh dari Survey Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) tahun 2011. Data dianalisis secara bivariat untuk mendapatkan nilai Crude Odds Ratio dari faktor yang berhubungan dengan infeksi gonore, serta analisis multivariate untuk melihat variabel paling dominan kejadian infeksi gonore dilihat dari nilai Adjusted Odds Ratio. Hasil : faktor yang berhubungan dengan infeksi gonore. umur OR (0,95%CI); 1.41 (1.98 ? 1,65), jumlah pelanggan OR (0,95%CI);1.29 (1.09 ? 1.51) , lama menjadi WPS OR (0,95%CI); 136 (1.15 ? 1.59) dan status HIV OR (0,95%CI); 1.72 ( 1.33 - 2.22) merupakan faktor yang paling dominan berhubungan dengan kejadian infeksi gonore.


 Background : Gonorrhea is a sexually transmitted disease caused by Neisseria gonorhoeae that infects the inner lining of the urethra, cervix and rectum. In women gonorrhea can infect the genital tract up to the membrane in the pelvis so that the 40% and pelvic pain and reproductive problems as well as being an important risk factor in HIV transmission (Kemkes RI). In Indonesia, gonorrhea is the highest type of STI prevalence data based on 49% of gonorrhea in the FSW (IBBS 2007), Gonorrhea is considered as an indication of biological resources in risky sexual behavior and still a lot happening in the commercial sex industry The aim of this study to determine factors associated with the incidence of gonorrhea infection in the FSW: age, education, length of work FSW, number of client, age at sex debut, condom use, HIV status. Methods : The study design is cross sectional. Data was obtained from Integrated Biological and Behaviour Survey (IBBS) in 2011. Data in the bivariate analysis to obtain the value of Crude Odds Ratio of factors associated with gonorrhea infection, and multivariate analysis to see the most dominant variable incidence of gonorrhea infection in view of the Adjusted Odds Ratio. Results : The factors related with gonorrhea infection. age OR1.41 0.95% CI 1.98 - 1.65), number of clients OR 1.28 95%CI 1.09 ? 1.51), length of work FSW OR 1:26 0.95% CI 1.15 to 1.59 and HIV status OR 1.72 0.95% CI 1:33 to 2:22 is the most dominant factor related with the incidence of gonorrhea infection.

Read More
T-3594
Depok : FKM UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yuniar Sinta Dewi; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Renti Mahkota, Nurhalina Afriana
S-9608
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Siti Sulami; Pembimbing: Ratna Djuwita Hatma; Penguji: Lukman Hakim Tarigan, Dyah E. Mustikawati, Dwiana Ocviyanti
T-3078
Depok : FKM UI, 2009
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurhayati; Pembimbing: Syahrizal Syarif; Penguji: Modastri Korib Sudaryo, Soedarto Ronoatmodjo, Tony Wandra, Zen Hafy
T-3332
Depok : FKM UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Kartika Nur Safitri; Pembimbing: Mondastri Korib Sudaryo; Penguji: Yovsyah, Victoria Indrawati
S-8110
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Evi Fachlaeli; Pembimbing: Asri C. Adisasmita; Penguji: Soedarto Ronoatmodjo, Tri Yunis Miko Wahyono, Suherman, Eli Winardi
Abstrak:

ABSTRAK Prevalensi IMS tinggi pada WPSL. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara konsistensi penggunaan kondom pada satu bulan terakhir dengan kejadian Infeksi Menular seksual pada wanita penjaja seks langsung (WPSL). Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Sumber data hasil Survey Terpadu Biologis dan Perilaku Tahun 2011. Populasi adalah wanita penjaja seks langsung (WPSL) di Provinsi Jawa Barat. Jumlah sampel adalah 500 responden. Hasil penelitian prevalensi IMS pada WPSL 21%, sebagian besar WPSL tidak konsisten menggunakan kondom 76 %. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan tidak bermakna antara konsistensi penggunaan kondom dengan kejadian IMS OR 1.14 (95%CI 0.66;2.3). Peningkatan konsistensi penggunaan kondom dan peningkatan peluang menggunakan kondom.


ABSTRACT STDs prevalence is high in the WPSL. This study aims to determine the relationship the consistency of condom use in the last month with the incidence of sexually transmitted infections in female sex workers directly (WPSL). This study uses crosssectional study design. Data is collected secondary data results of Integrated Biological and Behavioral Survey in 2011. Population is female direct sex workers (WPSL) in West Java province. Number of sample is 500 respondents. The study found that the prevalence of sexually transmitted infections in female sex workers directly (WPSL) by 21% most of the WPSL is inconsistent use of condoms 76%. The results of bivariate analysis showed that there was no significant relationship between the consistency of condom use with the incidence of STI OR 1:14 (95% CI 0.66; 2.3). Increase particularly the consistent use of condoms and increased opportunities to use condoms.

Read More
T-3583
Depok : FKM UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Caprina Runggu Hasiholan; Pembimbing: Dwi Gayatri; Penguji: Krisnawati Bantas, Nies Andekayani, Maya Trisiswati
Abstrak: Di Indonesia, peningkatan kasus HIV(+) terjadi secara substantif pada tahun-tahunterakhir, khususnya pada lelaki seks dengan lelaki (LSL). Tujuan studi ini adalahmengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan HIV(+) pada LSL. Penelitianini dilakukan studi cross sectional untuk meneliti faktor-faktor yang berhubungandengan HIV(+) pada LSL di Kota Makassar, Tangerang dan Yogyakarta, Indonesiadan dampak dari faktor risiko yang dominan, dengan menggunakan data SurveiTerpadu Biologi dan Perilaku Tahun 2013. Analisis regresi logistik dilakukan untukmenilai faktor-faktor yang berhubungan dengan HIV(+). Prevalensi HIV(+) padaLSL dalam studi ini sebesar 17,19%. Memiliki setidaknya 2 pasangan seks lelakipada bulan terakhir berhubungan dengan peningkatan risiko HIV(+) (adjusted OR2,43; 95% CI: 1,15-5,13). LSL dengan banyak pasangan seksual lelaki akanmeningkatkan risiko terinfeksi HIV(+). Dampak potensial menjadi HIV(+) padaLSL dengan banyak pasangan seks lelaki sebesar 70,8%. Sementara itu penggunaankondom inkonsisten menjadi faktor protektif kemungkinan disebabkan olehketerbatasan studi di mana pemakaian kondom konsisten pada pasangan seks tidaktetap belum dapat menggambarkan penggunaan kondom konsisten pada pasangantetap, waria, pelanggan dan pasangan membeli seks, kemungkinan adanya biaspewawancara, bias normatif, clever hans effect bias, dan bias insidens-prevalens.Memfokuskan promosi setia pada satu pasangan seksual; konseling dan testing HIVpada LSL dan pasangannya, termasuk lakukan tes HIV rutin setiap 6 bulan padaLSL dengan HIV(-) akan efektif mengurangi angka penularan HIV. Pelatihanpewawancara, pewawancara yang tepat, penelitian lebih lanjut tentang kesalahanpemakain kondom disarankan untuk meminimalkan bias.Kata kunci: HIV(+), LSL, pasangan seks lelaki.
Read More
T-4762
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Suliyani Suwardi Pawiro; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Helda, Viny Sutriani, Juzi Delianna
Abstrak:

Infeksi Menular Seksual (IMS) saat ini masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di seluruh dunia. Gonore dan klamidia merupakan IMS yang banyak terjadi, dan seringkali bersifat asimtomatik, namun manifestasinya dapat menyebabkan penyakit serius lainnya secara sistemik. Sebagian besar komunitas Lelaki Seks Lelaki (LSL) melakukan seks anal, sehingga dianggap sebagai suatu kelompok berisiko untuk terinfeksi gonore dan klamidia. Infeksi yang sering terjadi adalah di daerah anus (proktitis gonore dan/atau proktitis klamidia). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan jumlah pasangan anal dengan proktitis gonore dan/atau proktitis klamidia pada LSL. Desain penelitian yang digunakan adalah cross sectional. Responden berasal dari Jakarta, Bandung, dan Surabaya pada tahun 2011, dengan metode pengambilan sampel Respondent Driven Sampling. Dari 750 sampel yang ada, sampel yang eligible sebanyak 644, karena data terisi lengkap. Prevalens kasus proktitis gonore dan/atau proktitis klamidia adalah sebesar 32,4%, dengan hasil bivariat yang menunjukkan bermakna secara statistik adalah variabel pendidikan, sumber pendapatan utama, dan penggunaan kondom. Setelah dilakukan uji stratifikasi, didapatkan ada interaksi variabel dikontak oleh petugas lapangan dan jumlah pasangan seks anal terhadap hubungan jumlah pasangan seks anal dengan proktitis gonore dan/atau klamidia. Analisis multivariat yang digunakan adalah cox regression. Hasil akhir hubungan jumlah pasangan seks anal dengan proktitis gonore dan/atau klamidia yang didapatkan setelah mengontrol penggunaan kondom serta interaksi dikontak oleh petugas lapangan dan jumlah pasangan seks anal adalah prevalence ratio (PR) sebesar 1,219 (95% CI 0,883-1,681). Tingginya jumlah pasangan seks anal serta rendahnya penggunaan kondom konsisten dan dikontak oleh petugas, maka perlunya upaya kerjasama dengan berbagai pihak untuk peningkatan kesadaran setia pada satu pasangan, kemudahan akses kondom dan pemberian pelayanan kesehatan pada komunitas LSL untuk mencegah terinfeksi gonore dan klamidia.


Sexually Transmitted Infections (STIs) is currently still be a public health problem worldwide. Gonorrhea and chlamydia are the common STIs happen. Most cases are asymptomatic, but its manifestations can cause other serious systemic illnesses. Most men who have sex with men (MSM) having anal sex, treated as a high risk group for gonorrhea and chlamydia infection. Infection commonly occurs in the anal area (gonorrhea proctitis and/or chlamydia proctitis). The aim of this study is to estimate the correlation of anal-sex partner number and gonorrhea proctitis and/or chlamydia proctitis in MSM. Study design is crosssectional. Respondents are taken from Jakarta, Bandung, and Surabaya in 2011, by Respondent Driven Sampling method. Among 750 samples available, the eligible sample is 644 (complete data). Prevalence of gonorrhea proctitis and/or chlamydia proctitis cases is 32,4%. Results of bivariate analysis showed statistically significant variables are education, source of income, and the use of condoms. There is interaction variables of being contacted by health workers and number of anal-sex partner to the correlation of anal-sex partner number and gonorrhea proctitis and/or chlamydia proctitis. Cox regression was used for multivariate analysis. The end result is the prevalence ratio (PR) of anal-sex partner number and gonorrhea proctitis and/or chlamydia proctitis after controlling confounder use of condom and interaction of being contacted by health workers and anal-sex partner number is 1,219 (95% CI 0,883-1,681). It is needed policy and collaborative action from all sectors to prevent gonorrhea and chlamydia infection by increased awareness of faithful to one partner, improve condom accessibility and delivery of health services easiness for MSM community.

Read More
T-3750
Depok : FKM UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Selma Eliana Karamy; Pembimbing: Mondastri Korib Sudaryo; Penguji: Yovsyah, Rizky Hasby
Abstrak:
Infeksi klamidia merupakan salah satu infeksi menular seksual yang paling umum terjadi secara global. WPS, terutama di daerah perkotaan, menghadapi risiko infeksi yang lebih tinggi karena lingkungan kerja serta gaya hidup yang berisiko. Jakarta merupakan kota yang memiliki karakteristik kosmopolitan dan perkotaan dengan industri seks yang aktif. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian infeksi klamidia pada WPS di Kota Jakarta Barat. Penelitian dilakukan menggunakan desain cross-sectional dengan menganalisis data Survei Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP) tahun 2018-2019. Analisis data terdiri dari analisis univariat dan analisis bivariat menggunakan uji chi-square. Ukuran asosiasi yang digunakan adalah prevalence ratio (PR). Dari 283 WPS yang dilibatkan dalam penelitian, positivity rate infeksi klamidia di Kota Jakarta Barat mencapai 42.8%. Berdasarkan analisis bivariat, Faktor risiko yang signifikan terhadap infeksi klamidia pada WPS di Kota Jakarta Barat meliputi usia yang lebih muda, status cerai, dan jumlah pelanggan per minggu sebanyak ≥ 5 orang. Lama bekerja selama ≥ 10 tahun juga menjadi faktor signifikan yang bersifat protektif. Tingginya angka infeksi klamidia pada WPS di Kota Jakarta Barat menekankan perlunya memperkuat penjangkauan kepada WPS untuk memberi informasi dan edukasi mengenai IMS dan menganjurkan WPS agar melakukan pemeriksaan secara rutin, terutama bagi WPS yang berusia muda.

Chlamydia is one of the most common sexually transmitted infections globally. Female sex workers (FSW), especially in urban areas, face a higher risk of infection due to their risky work environment and lifestyle. Jakarta is a city that has cosmopolitan and urban characteristics with an active sex industry. This research was conducted to determine the factors associated with the incidence of chlamydia infection among FSWs in West Jakarta. The research was conducted using a cross-sectional design by analyzing data from the 2018-2019 Integrated Biological and Behavioral Survey (IBBS). The data were analyzed using univariate and bivariate analysis with the chi-square test. Prevalence ratio (PR) was used as the measure of association. Of the 283 FSWs involved in the study, the positivity rate of chlamydia infection in West Jakarta reached 42.8%. Based on the bivariate analysis, significant risk factors for chlamydia infection among FSWs in West Jakarta include younger age, divorced status, and having ≥ 5 customers per week. Length of work for ≥ 10 years is also a significant factor that is protective. The high rate of chlamydia infection among FSWs in West Jakarta highlights the need to increase outreach to FSWs in order to educate them about STIs and encourage them to perform regular screenings, especially for young FSWs.
Read More
S-11244
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Endah Kusumowardani; Pembimbing: Nuning Maria Kiptiyah; Penguji: Mondastri Korib Sudaryo, Kodrat Pramudho, Nandipinta
T-3727
Depok : FKM UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive