Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 35169 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Andy Yussianto; Pembimbing: Ratna Djuwita Hatma; Penguji: Mondastri Korib Sudaryo, Lukas C Hermawan, Carmelia Basri
Abstrak:

Studi ekologi ini dilakukan untuk mempelajari dan memahami hubungan antara kegiatan mobilisasi masyarakat dengan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan di suatu wilayah kerja Puskesmas di Propinsi Banten dengan memperhatikan varasi geografis Puskesmas.  Sampel pada studi ini adalah seluruh desa/kelurahan (1.532 desa/kelurahan) dan Puskesmas (208 puskesmas) yang ada di Propinsi Banten pada tahun 2010. Sebanyak 4.685 orang menjadi responden yang terdiri dari 1.532 kepala/sekretaris desa/kelurahan, 1.532 koordinator kader dan 1.414 Bidan di desa serta 208 Kepala Puskesmas/ Penanggung Jawab Program KIA/Imunisasi. Hasil penelitian ini menemukan  rata-rata persentase pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan dalam wilayah kerja Puskesmas di propinsi Banten adalah 73.51% dan rata-rata persentase desa dalam wilayah kerja Puskesmas yang melaksanakan seluruh kegiatan mobilisasi masyarakat adalah 21.33%. Terdapat korelasi yang bervariasi antara kegiatan mobilisasi masyarakat di tingkat desa dengan persalinan oleh tenaga kesehatan dalam wilayah kerja Puskesmas sesuai dengan wilayah geografis Puskesmas. Hubungan paling kuat antara kegiatan mobilisasi masyarakat dengan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan terdapat di Puskesmas Bayah dengan koefisien 54%. Faktor Geografis sangat berpengaruh terhadap kegiatan mobilisasi masyarakat dan pertolongan persalinan oleh tenaga kesehatan. Dengan analisis Geographically Weighted Regression (GWR) diperoleh peningkatan R-square menjadi 46.29% dengan bandwith optimum sebesar 0.25279 dan penurunan nilai AIC menjadi 1709.22. Kata kunci: mobilisasi masyarakat, persalinan tenaga kesehatan, geografis puskesmas, geographically weighted regression.


 A Ecology study was conducted to ascertain and understand the relationship between community mobilization activities and delivery assistance by health professionals in the working area of  health centers at Banten Province with attention to Geographic variation in Health Center. Samples was the entire village (1.532 village) and health centers (208 health center) at Banten Province on 2010. A total of 4.685 respondents are consisting of 1.532 head/secretary of village, 1.532 coordinator cadres, 1.414 village midwife and 208 head of health center or responsible person  for MCH/Immunisation program. This study found that average 73.51% of delivery assistance by health professionals and average 21,33% of village carried out community mobilization activities in the working area of health centers at Banten province. There are different relationships between community mobilizations activities at the village and delivery by health personnel at the public health center depend on geographic region. The strongest relationships is Bayah public health center with coefficient 54%. Geographical factors affect the activities of community mobilization and delivery assistance by health professionals. With Geographially Weighted Regression (GWR) was obtained an increase in R-square to 46.29% with the optimum bandwidth of 0.25279 and a decrease in the value of AIC to 1709.22. Key words: community mobilization, delivery of health workers, geographic centers, geographically weighted regression

Read More
T-3677
Depok : FKM-UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Budiaman; Pemb: I Made Djaja, Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Rachmadhi Purwana, Maman Sudirman, Achmad Prihatna
T-2952
Depok : FKM UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Widawati; Pembimbing: Lukman Hakim Tarigan; Penguji: Krisnawati Bantas, Fitriani Manan
S-5577
Depok : FKM UI, 2008
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Agung Aji Perdana; Pembimbing: Nuning Maria Kiptiyah; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Yety Intarti, Adang Mulyana
Abstrak: Malaria adalah penyakit infeksi yang disebabkan oleh suatu parasit yanghidup di dalam darah melalui gigitan nyamuk Anopheles betina. Malaria masihmerupakan masalah di Indonesia karena hingga tahun 2015 jumlah keseluruhankasus malaria sebesar 217.025 kasus. Pada tahun 2015 Provinsi Lampung memilikijumlah kasus paling banyak setelah Papua, NTT, Papua Barat, Maluku SumateraUtara dengan jumlah kasus positif 3.991 kasus dimana Kabupaten Pesawaranmerupakan kabupaten endemis malaria. Tujuan penelitian ini adalah mengetahuihubungan perilaku dan tempat perindukan nyamuk terhadap kejadian malariasetelah dikontrol dengan variabel potensial confounder lainnya. Penelitian inimerupakan penelitian case-control dengan jumlah sampel 180 responden, dengankasus 60 dan kontrol 120 berusia ≥ 15 tahun, menggunakan data insiden. Datadianalisis dengan uji chi-square, stratifikasi, dan regresi logistik. Setelah dikontrolvariabel confounding didapatkan variabel pemasangan kawat kasa berhubungandengan kejadian malaria (OR : 3,15 ; 95% CI : 1,099-9,074; p = 0,033). Sedangkanvariabel keluar malam, obat nyamuk, penggunaan kelambu, tempat perindukannyamuk dan jarak tempat perindukan nyamuk tidak berhubungan dengan kejadianmalaria. Umur merupakan efek modifikasi terhadap hubungan antara penggunaankelambu dan kejadian malaria. Masyarakat hendaknya melakukan upayapencegahan dengan melakukan pemasangan kawat kasa pada setiap ventilasi rumahdan menutup setiap lubang pada dinding rumah yang berpotensi nyamuk bisamasuk serta menggunakan kelambu pada saat tidur malam.
Kata Kunci : Kawat kasa, Kelambu, Kejadian Malaria.
Malaria is an infectious disease caused by a parasite that lives in the bloodthrough the bite of a female Anopheles mosquito. Malaria is still a problem inIndonesia since 2015 the total number of 217.025 of malaria cases. In 2015,Lampung province has the most number of cases after Papua, East Nusa Tenggara,West Papua, Maluku, North Sumatera amount of positive 3,991 cases in which theDistrict Pesawaran a malaria endemic districts. The main purpose of this study wasto determine the relationship of behavior and breeding places on the incidence ofmalaria after controlling for potential confounders. This study is a case-controlstudy with a sample size of 180 respondents, with 60 cases and 120 controls aged≥ 15 years, using incident data. Data were analyzed by chi-square test, stratificationand logistic regression. After adjusting confounding variables installation of wirenetting significant relationship with the incidence of malaria (OR : 3,15 ; 95% CI :1,099-9,074; p = 0,033). Out of the house at night, insect repellent, use of mosquitonets, mosquito breeding places and distances breeding places are not relationshipwith the incidence of malaria. Age is a modification effect on the relationshipbetween the use of mosquito nets and malaria. The people should take steps toprevent the installation of wire netting perform at every home ventilation and closeany holes in the walls of houses that potentially could enter and use mosquitonetting when sleeping at night. The people should take steps to prevent malaria bydoing the installation of wire netting at each home ventilation and close any holesin the walls of houses that potentially could enter and use mosquito netting whensleeping at night
Kata Kunci : Wire Netting, Mosquito Net, Malaria.
Read More
T-4658
Depok : FKM UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dwi Sora Yullyana; Pembimbing: Mondastri Korib Sudaryo; Penguji: Dadan Erwandi, Hendra, Ade Kurdiman, Wahyudin
Abstrak: Indonesia merupakan negara dengan jumlah kasus tuberkulosis terbanyak urutan ke-2 di dunia. Selama beberapa dekade terakhir, tuberkulosis juga muncul pada populasi anak. Tahun 2017, proporsi kasus tuberkulosis anak masih mengalami peningkatan menjadi 5.86 per 100.000 penduduk pada umur 0-4 tahun dan 5.89 per 100.000 penduduk pada usia 5-14 Tahun. Studi ini bertujuan untuk mengetahui distribusi tuberkulosis anak di Kota Administrasi Jakarta Timur. Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol. Populasi adalah semua kasus tuberkulosis anak yang ditemukan di pelayanan kesehatan Kota Administrasi Jakarta Timur tahun 2017. Kelompok kasus adalah seluruh anak berumur 0-14 tahun yang sudah didiagnosis tuberkulosis positif berdasarkan sistem skoring tuberkulosis paru anak dan tercatat dalam register di Puskesmas wilayah Jakarta Timur. Kelompok kontrol adalah anak 0-14 tahun yang tinggal di wilayah Jakarta Timur dan tidak terdiagnosis tuberkulosis paru.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa proporsi kurang gizi kelompok kasus sebesar 29.17% lebih tinggi dibandingkan dengan kelompok kontrol. Hasil analisis T-test menjelaskan bahwa anak dengan gizi buruk memiliki risiko TB paru dibandingkan dengan anak dengan status gizi normal (OR 3.54; 95% CI 1.56-8.04; p 0,002). Hasil analisis regresi logistik menjelaskan bahwa anak dengan malnutrisi berisiko tuberkulosis paru 3.37 dibandingkan dengan anak dengan status gizi normal setelah dikontrol oleh variabel kondisi atap, pencahayaan, riwayat imunisasi dasar, dan riwayat kontak kasus tuberculosis (95% CI 1.10-10.25; p 0.034). Kegiatan preventif dan promotif merupakan upaya dalam pencegahan dan pengendalian tuberkulosis paru khususnya pada anak. Upaya preventif dapat dilakukan melalui Gerakan Temukan Tuberkulosis Obati Sampai Sembuh (TOSS TB). Untuk memperkuat Gerakan TOSS TB, Pemerintah bersama masyarakat dapat melakukan Gerakan Masyarakat Hidup Sehat (GERMAS).
Read More
T-5761
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Prihandriyo Sri Hijranti; Pembimbing: Helda; Penguji: Soedarto Ronoatmodjo, Yovsyah, Pukovisa Prawiroharjo, Tristiyenny Pubianturi
T-4907
Depok : FKM UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Robert Meison P. Saragih; Pembimbing: Nuning Maria Kiptiyah; Penguji: Lukman Hakim Tarigan, Haryoto Kusnoputranto, Harijatni Sri Oetami, C. Yekti Praptiningsih
T-1393
Depok : FKM-UI, 2002
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Imron Cahyono; Pembimbing: Agustin Kusumayati, I Made Djaja
T-1618
Depok : FKM UI, 2003
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Najah Syamiyah; Pembimbing: Helda; Penguji: Sudarto Ronoatmodjo, Sri Puji Wahyuni, Yuniarti
Abstrak: Cakupan ASI eksklusif di wilayah Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan masih rendah. Sementara itu pendidikan tentang ASI eksklusif kepada masyarakat harus terus dilakukan karena dapat memberikan informasi penting untuk calon ibu dan keluarga. Maka dilakukan penelitian untuk mengetahui dukungan tenaga kesehatan terhadap perilaku pemberian ASI Eksklusif pada Ibu bayi usia 0-5 bulan 29 hari di Posyandu Wilayah Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan. Penelitian dengan disain cross sectional ini dilakukan terhadap 250 ibu bayi yang terdaftar di posyandu yang diwawancara menggunakan kuesioner terstruktur. Didapatkan bahwa peluang kelompok ibu yang mendapatkan dukungan tenaga kesehatan dengan baik untuk memberikan ASI eksklusif adalah 1,547 (CI 95% 1,023-2,339) kali lebih besar dibandingkan dengan kelompok ibu yang kurang mendapatkan dukungan dari tenaga kesehatan. Dapat disimpulkan, jika Ibu mendapatkan 4 atau lebih dari 5 perlakuan diantaranya konseling ASI saat ANC, dilakukan IMD, dirawat gabung bersama bayi, bayinya tidak diberikan makanan dan minuman selain ASI selama masa perawatan, serta ibu pernah mendapatkan penyuluhan, maka pelungnya untuk memberikan ASI eksklusif lebih besar dibandingkan dengan ibu yang hanya mendapatkan 0-3 perlakuan tersebut. Diharapkan kepada penyedia layanan kesehatan Ibu dan anak dapat menetapkan kebijakan terkait pelayanan manajemen laktasi. Kata kunci: Cross Sectional, Dukungan Tenaga Kesehatan, ASI Eksklusif, Posyandu The coverage of exclusive breastfeeding in Mampang Prapatan Public Health Center was still low. Meanwhile, education about exclusive breastfeeding to the community should continue to be done because it can provide important information for prospective mothers and families. Then conducted a study to determine the support of health workers to exclusive breastfeeding behavior on the mother of the infant 0-5 months 29 days in Posyandu of Mampang Prapatan Public Health Center. A cross sectional study was conducted on 250 infant mothers enrolled in posyandu who were interviewed using a structured questionnaire. It was found that the maternal group opportunity that had good health support to provide exclusive breastfeeding was 1.547 (95% CI 1.023-2.339) times greater than women with less support from health personnel. It can be concluded that if the mothers get 4 or more of 5 treatments such as breastfeeding counseling during ANC, early breastfeeding initiation, treated together with baby, the baby was not given any food and drinks other than breastmilk during the treatment period, and the mother has got counseling, then theirs opportunities to give exclusive breastfeeding was greater than mothers who only got 0-3 of these treatments. It is expected that Mother and child health providers can establish policies related to lactation management services. Keywords: Cross sectional, Health Workers Support, Exclusive Breastfeeding , and Posyandu
Read More
T-5092
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive