Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 37229 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Maj. Kes. Masy. Indonesia (MKMI), XXIII, No.2, 1995: hal. 88-90
[s.l.] : [s.n.] : s.a.]
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ati Nurhayati; Pembimbing: Chandra Satrya; Penguji: Indrio Cahyo, Syailendra
T-2096
Depok : FKM-UI, 2005
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Achadi Budi Cahyono
613.6 CAH k
Yogyakarta : Gadjah Mada University Press, 2010
Buku (pinjaman 1 minggu)   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Maj. Kes. Masy. Indonesia (MKMI), XXIII, No.6, Juli, 1995: hal. 361-368
[s.l.] : [s.n.] : s.a.]
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hanindhiya Khalisa Nasywa; Pembimbing: Abdul Kadir; Penguji: Mufti Wirawan, Muthia Ashifa
Abstrak:
Pada era transformasi digital di dunia kerja, teknologi turut berkembang dalam penerapan Keselamatan dan Kesehatan Kerja (K3) untuk menciptakan lingkungan kerja yang aman dan produktif serta mencegah kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja (PAK). Penerapan teknologi K3, seperti perangkat wearable, virtual reality (VR), dan sistem pelaporan digital, telah banyak digunakan dalam pelatihan dan manajemen keselamatan di tempat kerja. Pemanfaatan teknologi ini memerlukan pemahaman dan penerimaan dari pekerja, yang dapat berbeda antar generasi. Penelitian ini bertujuan untuk membandingkan dan menganalisis faktor yang memengaruhi perbedaan persepsi terhadap K3 serta adaptasi teknologi K3 di tempat kerja antara Generasi Z, Y, dan Senior (Generasi X dan Baby Boomers). Penelitian menggunakan metode campuran (mixed methods) melalui penyebaran kuesioner dan wawancara lanjutan terhadap sebagian responden. Analisis data menggunakan uji Kruskal-Wallis menunjukkan adanya perbedaan signifikan dalam kolaborasi antar generasi, namun tidak terdapat perbedaan signifikan pada persepsi K3, sikap, maupun adaptasi terhadap teknologi K3. Hasil wawancara menunjukkan bahwa Generasi Z cenderung lebih cepat beradaptasi terhadap teknologi K3. Oleh karena itu, penting bagi pekerja untuk mengikuti pelatihan, serta bagi tempat kerja untuk mendukung adaptasi teknologi K3 melalui strategi komunikasi dan pelatihan yang sesuai dengan karakteristik setiap generasi.


In the era of digital transformation in the workplace, technology has evolved in the implementation of Occupational Health and Safety (OHS) to create a safe and productive work environment while preventing occupational accidents and diseases. The application of OHS technologies, such as wearable devices, virtual reality (VR), and digital reporting systems that has been widely adopted in safety training and management programs. The effective use of such technologies requires understanding and acceptance from workers, which may vary across generations. This study aims to compare and analyze the factors influencing differences in OHS perceptions and the adaptation of OHS technology in the workplace among Generation Z, Generation Y, and Seniors (Generation X and Baby Boomers). A mixed methods approach was employed, beginning with a questionnaire distributed across generational groups, followed by in-depth interviews with selected respondents. Data were analyzed using the Kruskal-Wallis test, which revealed significant differences in intergenerational collaboration. However, no significant differences were found in OHS perceptions, attitudes, or technology adaptation across generations. Interview results indicated that Generation Z tends to adapt more quickly to OHS technologies compared to other generations. Therefore, it is important for workers to participate in training, and for workplaces to support the adaptation of OHS technology through communication and training strategies tailored to the characteristics of each generation.
Read More
S-12124
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Minerva Nurwahyu Al Imani; Pembimbing: Sjahrul Meizar Nasri; Penguji: Hendra, Andi Irwansyah
Abstrak:
Ketersedian dan kualitas air bersih memainkan peran penting dalam kehidupan dan kualitas hidup manusia. PT YZ membangun Water treatment Plant (WTP) untuk memenuhi kebutuhan air bersih di kawasan perindustrian di Kabupaten Bintan. Penilaian risiko pada proses penjernihan air di WTP PT YZ masih terintegrasi dengan beberapa plant lain di dalam satu departemen yang sama dengan WTP yaitu departemen estate. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi bahaya dan menilai risiko keselamatan dan kesehatan kerja pada proses penjernihan air di area WTP PT YZ secara komprehensif. Penelitian ini menggunakan desain studi deskriptif observasional dengan metode analisis semi-kuantitatif. Hasil penelitian ditemukan terdapat 34 bahaya dengan 63 risiko pada proses penjernihan air di WTP. Tingkat risiko didapatkan 2 risiko sangat tinggi, 11 risiko tinggi, dan 50 risiko sedang. Pengendalian risiko dilibatkan dalam penilaian risiko sehingga nilai risiko dapat diturunkan berdasarkan pengendalian K3 yang dilakukan oleh perusahaan dan rekomendasi pengendalian K3 tambahan yang diberikan peneliti.

The availability and quality of clean water play a crucial role in human life and quality of life. PT YZ built a Water Treatment Plant (WTP) to meet the clean water needs in the industrial area of Bintan Regency. The risk assessment of the water purification process in PT YZ's WTP is still integrated with several other plants within the same department as the WTP, namely the estate department. This study aims to comprehensively identify hazard and assess occupational health and safety risks in the water purification process at PT YZ's WTP. This study uses a descriptive observational study design with a semi-quantitative analysis method. The research findings identified 34 hazards with 63 risks in the water purification process at the WTP. The risk levels were found to be 2 very high risks, 11 high risks, and 50 medium risks. Risk control is involved in the risk assessment so that risk values can be reduced based on the occupational health and safety controls implemented by the company and additional control recommendations provided by the researchers.
Read More
S-11611
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Agustinus Edy Kurniawan; Pembimbing: Chandra Satrya; Penguji: Ridwan Z. Sjaaf, Andreas Bambang Purnama
T-2093
Depok : FKM UI, 2005
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Gede Putu Yusdasma M; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji; Dadan Erwandi, Yuni Kusminanti, Aidil Putra
T-2979
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Heru Waskito; Pembimbing: Sjahrul M. Nasri, Jenny Bashirudin; Penguji: Tata Soemitra
T-2228
Depok : FKM UI, 2006
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
M. Ricky Pratama; Pembimbing: Dadan Erwandi; Penguji: Zulkifli Djunaidi, Djoko Setiono
Abstrak: Pemadam kebakaran memiliki tanggung jawab dalam penanganan kebakaran di kota ataupun kabupaten. Upaya penanganan meliputi pencegahan, pemadaman, penyelamatan, dan pembinaan masyarakat terkait dengan penanganan kebakaran tersebut. Dalam menjalankan tugas dan fungsinya, petugas pemadam seringkali berhadapan dengan berbagai bahaya yang memiliki risiko cedera bahkan fatality yang cukup tinggi. Kasus kebakaran yang ditangani, khususnya dalam upaya pemadaman dan penyelamatan korban yang terjebak kebakaran, memiliki berbagai bahaya seperti terbakar, tertimpa reruntuhan bangunan yang terbakar, menghirup asap hasil pembakaran tidak sempurna, bahkan terkena ledakan. Selain itu, kondisi sosial yang terdapat di dalam lingkungan pekerjaan juga memiliki potensi menjadi bagian dari bahaya psikososial yang memapar petugas pemadam kebakaran.
 
 
Tujuan umum pada penelitian ini adalah mendapatkan gambaran bahaya psikososial dan stres kerja, serta mengetahui faktor-faktor bahaya psikososial dan hubungan bahaya psikososial tersebut dengan stres kerja pada petugas pemadam kebakaran Kota Depok pada tahun 2012.
 
 
Berdasarkan hasil yang ditemukan dalam penelitian ini, kesimpulan yang dapat diambil adalah Sebanyak 23,21% petugas pemadam kebakaran Kota Depok terkena stres berat, 73,21% terkena stres sedang, dan 3,57% terkena stres ringan, Sebanyak 66,1% petugas pemadam kebakaran Kota Depok menyatakan bahwa pekerjaannya saat ini memiliki beban kerja yang berat, 46,4% menyatakan pekerjaannya saat ini tergolong berbahaya, 42,9% menyatakan aspek keselamatan kerja pada pekerjaan ini tidak memadai, 46,4% menyatakan aspek peran di organisasi pada pekerjaan ini tidak memadai, 62,5% menilai pekerjaan ini memiliki sistem pengembangan karir yang tidak memadai, 39,3% memiliki masalah terkait hubungan interpersonal di tempat kerja, dan 76,8% menyatakan tidak puas dengan gaji yang diterimanya saat ini dan Terdapat hubungan yang tidak signifikan antara variabel beban kerja, bahaya kerja, keselamatan kerja, peran di organisasi, pengembangan karir, hubungan interpersonal, dan kepuasan kerja dengan kejadian stres berat.
Read More
S-7404
Depok : FKM-UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive