Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 12433 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Adji Widjaja
JRI Vol.17, No.2
Jakarta : Perhimpunan Dokter Paru Indonesia, 1997
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Maj. Kedokteran Indo. ( MKI ), V0l.60, No.4, April 2010, hal. 149-155, ( Cat ada di bendel 1993-2010 )
[s.l.] : [s.n.] : s.a.]
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Suprohaita; Promotor: Asri C. Adisasmita; Kopromotor: Mulyadi M. Djer, Johanes Edy Siswanto; Penguji: Sudarto Ronoatmodjo, Sukman T. Putra, Yudithya Purwosunu, Didi Danukusumo, Eva Suarthana, Syahrizal Syarif
Abstrak:
Latar Belakang : Angka Kematian Bayi (AKB) dan Angka Kematian Neonatal (AKN) di Indonesia mengalami kecenderungan penurunan dan melandai. Salah satu kontributor tingginya AKB dan AKN adalah defek kongenital pada bayi baru lahir. Laporan WHO yang menyebutkan 7% penyebab AKB adalah defek kongenital. PJB merupakan 25% dari defek kongenital penyebab AKB khususnya PJB kritis yang memiliki risiko kematian di awal-awal kehidupan bayi. Angka ini menjadi dasar untuk mengevaluasi adanya PJB pada bayi yang dilahirkan hidup dan meninggal pada awal kehidupan bayi. Data mengenai kesintasan bayi dengan PJB dan faktor-faktor determinan yang mempengaruhi kematian sangat dibutuhkan untuk memprediksi risiko kematian bayi dengan PJB. Berbagai penelitian telah dilakukan untuk melihat kelangsungan hidup bayi dengan PJB, namun belum dilakukan metode sistem skoring yang mempermudah prediksi risiko kematian bayi dengan PJB. Method : Penelitian ini menggunakan studi observasional kohort retrospektif untuk mengevaluasi luaran/outcome kesintasan atau kelangsungan hidup (survival rate) bayi dengan PJB lahir hidup di RSAB Harapan Kita dalam pengamatan 1 tahun dan membuat model sistem skoring untuk memprediksi risiko kematian bayi dengan PJB yang lahir hidup. Analisis statistik dilakukan dengan menggunakan Stata versi 17. Hasil : Faktor determinan utama yang mempengaruhi kematian bayi dengan PJB yang lahir hidup di RSAB Harapan Kita dalam pengamatan 1 tahun, yaitu klasifikasi kritis dengan HR 2,486 (95%CI 1,480-4,174), berat lahir < 2500 gram dengan HR 1,500 (95%CI 0,947 – 2,377), status sindrom dengan HR 3,080 (95%CI 1,849 – 5,131), saturasi oksigen dengan HR 1,382 (95%CI 0,819 – 2,332), lama rawat NICU dengan HR 1,352 (95%CI 0,773 – 2,366), paritas > 2 dengan HR 1,356 (95%CI 0,827 – 2,224) dan riwayat abortus dengan HR 1,528 (95%CI 0,890 – 2,624). Model sistem skoring dapat digunakan untuk memprediksi risiko kematian bayi dengan PJB dengan akurasi prognostik yang baik berdasarkan kurva ROC sistem skoring yang mendapatkan nilai AUC 0,745 (95%CI 0,668-0,812) dengan nilai p < 0,001. Pada penelitian ini didapatkan uji sensitivitas dan spesifisitas sistem skoring dan angka skoring > 67 dengan sensitivitas 72,15% dan spesifisitas 63,01%.

Background: Infant Mortality Rate (IMR) and Neonatal Mortality Rate (NMR) in Indonesia experience a downward and sloping trend. One of the contributors to the high IMR and NMR is congenital defects in newborns. The WHO report states that 7% of the causes of IMR are congenital defect. CHD is 25% of congenital defect especially critical CHD, which has a risk of death in the early days of a infant's life. This figure is the basis for evaluating the presence of CHD in infants who are born alive and die early life. Data regarding the survival of infants with CHD and the determinant factors that influence it is needed to predict mortality risk. Various studies have been conducted to evaluate the survival of infants with CHD, but a scoring system model has not been carried out that makes it easier to predict mortality risk of infants with CHD. Methods: This study used a retrospective cohort observational study to evaluate the survival rate of infants with CHD who born alive at Harapan Kita National Women and Children Centre in observing 3 months and creating a scoring system model to predict mortality risk of infants with CHD. Statistical analysis was performed using Stata version 17. Results: The main determinant factors affecting the survival of infants with CHD born alive at RSAB Harapan Kita in the 0-3 month survival observation were critical classification with HR 2,486 (95%CI 1,480-4,174), birth weight < 2500 grams with HR 1,500 (95%CI 0,947 – 2,377), syndrome status with HR 3,080 (95%CI 1,849 – 5,131), oxygen saturation with HR 1,382 (95%CI 0,819 – 2,332), length stay of NICU with HR 1,352 (95%CI 0,773 – 2,366), and parity > 2 with HR 1,356 (95%CI 0,827 – 2,224), abortive history with HR 1,528 (95%CI 0,890 – 2,624). The scoring system model can be used to predict mortality risk in infants with CHD with good prognostic accuracy based on the ROC curve of the scoring system which AUC value of 0.745 (95%CI 0.668-0.812) with a p value < 0.001. In this study, the sensitivity and specificity test of the scoring system was obtained and the scoring number > 67 with a sensitivity of 72,15% and specificity of 63,01%.
Read More
D-542
Depok : FKM UI, 2024
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sujana Jatiputra
LP 613.943 JAT p
Jakarta : FKM UI, 1983
Laporan Penelitian   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tri Djoko Wahono
MPPK Vol.III, No.3
Jakarta : Balitbangkes Kemenkes RI, 1993
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
buletin penelitian sistem kesehatan
[s.l.] : P4K2, s.a.]
KIM (Katalog Induk Majalah)   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Kemal N. Siregar
JKY Vol.2, No.2
Jakarta : LP. Univ. Yarsi, 1994
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tri Wahyu Murni Sulisetyowati; Pembimbing: Bambang Sutrisna, Irawan Yusuf, Siti Fadilah Supari; Penguji: Med Paul Tahalele, Faik Heyder, Iqbal Mustafa, Ratna Djuwita
D-108
Depok : FKM-UI, 2004
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rudyanto Sedono; Promotor: Asri C. Adisasmita; Kopromotor: Ratna Djuwita, Made Wiryana; Penguji: Amal Chalik Sjaaf, Mardiati Nadjib, Syahrizal, Retno Wahyuningsih; Bachti Alisjahbana; Anis Karuniawati
Abstrak:
Latar Belakang: Mayoritas kandidiasis invasif pada pasien sakit kritis berkembang setelah masuk ke unit perawatan intensif. Penyebab paling umum dari penyakit jamur invasif adalah Candida yang merupakan organisme komensal dalam tubuh manusia tetapi dapat berubah menjadi patogen. Infeksi kandida diawali dengan peningkatan kolonisasi, perubahan bentuk dan produksi enzim yang merusak mukosa inang sehingga kandida dapat masuk ke jaringan tubuh atau pembuluh darah. Metode: Penelitian ini adalah studi observasional prospektif pasien sakit kritis yang dirawat di ruang intensif. Pengambilan sampel berupa darah, swab ketiak dan swab dubur diambil pada hari pertama, kelima, dan kesembilan. Data rekam medis dan biaya medis langsung dikumpulkan dari hari pertama penelitian hingga akhir penelitian. Analisis data menggunakan STATA. Hasil: Sebanyak 142 subjek direkrut dan 115 subjek dianalisis dalam penelitian ini. Analisis multivariat mengidentifikasi usia > 60 tahun, nutrisi parenteral >= 7 hari, CVC >= 10 hari, kortikosteroid, PCT hari ke-5, perubahan morfologi axilla dan swab rektal, dan perubahan morfologi dan peningkatan koloni Candida swab rektal hari ke-9 sebagai faktor risiko independen kandidiasis invasif. Faktor risiko ini dapat digunakan sebagai variabel sistem skoring berdasarkan RS tipe A dengan atau tanpa pemeriksaan mikologi dan RS tipe C. Pemberian obat antijamur lebih cost effective dibandingkan dengan tidak diberikan obat antijamur. Kesimpulan: Faktor risiko dapat digunakan untuk mencegah terjadinya kandidiasis invasif, serta penggunaan sistem skoring dapat membantu dalam skrining diagnosis dan pemberian obat antijamur lebih cost effective.

Background: The majority of invasive candidiasis in critically ill patients develops after admission to the intensive care unit. The most common cause of invasive fungal disease is Candida which is a commensal organism in the human body but can transform into a pathogen. Candida infection begins with increased colonization, changes in shape and production of enzymes that damage mucosa then candida can enter body tissues or blood vessels. Methods: This study is a prospective observational study of critically ill patients who admitted to the intensive care unit. Blood samples, armpit swabs and rectal swabs were taken on the first, fifth and ninth days. Medical record data and direct medical costs were collected from the first day of the study to the end of the study. Data analysis using STATA. Results: A total of 142 subjects were recruited and 115 subjects were analyzed in this study. Multivariate analysis identified age > 60 years, parenteral nutrition >= 7 days, CVC >= 10 days, corticosteroids, PCT day 5, changes in axillary and rectal swab morphology, and morphological changes and increased Candida colonies on day 9 rectal swabs as risk factors independent of invasive candidiasis. This risk factor can be used as a scoring system variable based on type A hospital with or without mycological examination and type C hospital. Giving antifungal drugs is more cost effective than not giving antifungal drugs. Conclusion: Risk factors can be used to prevent invasive candidiasis from occurring, and the use of a scoring system can assist in screening diagnoses and administering more cost-effective antifungal drugs.
Read More
D-494
Depok : FKM-UI, 2023
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ratna Djuwita
LP 613.9343 DJU a
Jakarta : FKM UI, 1986
Laporan Penelitian   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive