Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 30815 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Wida Tri Damayanti; Pembimbing: H.E. KUsdinar Achmad; Penguji: Diah Mulyawati Utari, Siti Arifah Pujonarti, Galopong Sianturi, Konni Kurniasih
Abstrak:

ABSTRAK

Kegemukan pada balita merupakan masalah gizi yang dihadapi di seluruh dunia termasuk Indonesia. Kegemukan pada balita mengakibatkan kegemukan pada masa dewasa. Tujuan penelitian ini adalah menjelaskan faktor dominan yang berhubungan dengan nilai z?score BB/TB. Penelitian dilakukan pada bulan Maret 2013. Desain penelitian yang digunakan adalah metode cross sectional dengan secara systematic random sampling dengan jumlah sampel 111 balita. Sampel penelitian adalah balita umur 36--59 bulan beserta ibunya di wilayah Puskesmas Wadas. Uji statistik yang digunakan adalah regresi linier sederhana serta regresi ganda untuk analisis multivariat.

Hasil penelitian memperlihatkan prevalensi kegemukan pada anak umur 36?59 bulan adalah 10,8 %, dengan rata ? rata nilai z-score + 0,21 (95 % CI : -,0,73 ? 0,51). Faktor yang berhubungan dengan nilai z?score BB/TB adalah jumlah anggota keluarga, berat badan lahir, pendidikan ibu, frekuensi olahraga, durasi pemberian ASI, asupan energi, karbohidrat, lemak, dan protein. Faktor yang paling dominan terhadap nilai zscore BB/TB adalah frekuensi olahraga frekuensi olahraga setelah dikontrol variabel jumlah anggota keluarga, durasi ketidakaktifan, pendidikan ibu, durasi pemberian ASI eksklusif, IMT ibu, asupan karbohidrat, skor persepsi ibu, asupan protein, asupan lemak, serta berat badan lahir. Program balita sehat, balita aktif merupakan salah satu cara pencegahan dan penanggulangan kegemukan pada balita.


ABSTRACT

Overweight in children was an issue malnutrition around the world, including Indonesia. Overweight in toddlers may result overweight in adulthood. The purpose of this study is to find out the dominant factor associated with the value of WHZ score index. The study was conducted in March 2013. Desain study was a cross sectional with a systematic random sampling of 111 subjects through subjects were toddlers ages 36-59 months and their mothers in the Public Health Center Wadas. Statistical tests were use simple and multiple linear regressions.

The results showed the prevalence of overweight among children aged 36-59 months was 10.8%, with the average value of the WHZ ? score index is + 0.21 (95% CI: - 0.73 to 0.51). Factors associated with the value of WHZ score index are the number of family members, birth weight, maternal education, exercises frequency, duration of breastfeeding, the intake of energy, carbohydrates, fats, and proteins. Dominant factor for the value of WHZ ?score index was exercises frequency, after being controlled the number of family members, inactivity, maternal education, duration of exclusive breastfeeding, maternal BMI, carbohydrate intake, maternal perception score, fat intakes, protein intakes and birth weight. ?Balita Sehat Balita Aktif ? is one program for prevention and controlling overweight in toddlers.

Read More
T-3847
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Milla Septiana Wiyantin; Pembimbing: Yvonne Magdalena Indrawani; Penguji: Asih Setiarini, Susianto
S-7972
Depok : FKM UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Pambudi Bekti Pratiwi; Pembimbing: Sandra Fikawati; Penguji: Siti Arifah Pujonarti, Kusharisupeni Djokosujono, Sumarna, Eman, Diah Santi Puspitasari
Abstrak:

ABSTRAK

Stunting merupakan masalah kesehatan masyarakat yang perlu diatasi karena berhubungan dengan meningkatnya risiko kesakitan dan kematian, terhambatnya perkembangan motorik, dan pertumbuhan mental. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui mengetahui gambaran dan faktor dominan kejadian stunting pada balita di Desa Talagamulya Kabupaten Karawang tahun 2013. Desain penelitain yang digunakan adalah cross sectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 118 balita yang didapat dengan cara total sampling. Penelitiani ini dilakukan pada bulan April sampai Mei 2013. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran tinggi badan, panjang badan, wawancara dengan kuesioner dan lembar FFQ semikuatitatif. Analisis data dilakukan dengan uji chi square. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi stunting balita usia 12-36 bulan di Desa Talagamulya sebesar 38,2% dan status gizi TB/U normal sebesar 61,8%. Analisis uji statistik menunjukkan hubungan yang bermakna antara berat lahir, panjang lahir, asupan energi, asupan protein, asupan zat besi, riwayat pemberian ASI eksklusif, dan pendidikan ibu dengan kejadian stunting. Faktor yang paling dominan dengan kejadian stunting adalah panjang lahir setelah dikontrol variabel asupan energi, berat lahir, asupan lemak, asupan besi, asupan seng pemberian ASI dan pengetahuan gizi.


ABSTRACT

Stunting is a public health problem that needs to be addressed due to the increased risk of morbidity and mortality, impaired motor development, and mental growth. This study aims to determine and reveal the main factors in the incidence of stunting in children under five Talagamulya village Karawang regency in 2013. This study uses cross sectional research design. Samples in this research were 118 toddlers obtained by total sampling. This research was conducted in April and May 2013. The data was collected by measuring height, body length, questionnaires and interviews with FFQ semikuatitatif sheet. Data were analyzed by chi square test. The results showed that the prevalence of stunting in children aged 12-36 months was 38.2% Talagamulya village and nutritional status of height for age normal of 61.8%. Statistical analysis showed a significant association between birth weight, birth length, energy intake, protein intake, iron intake, history of exclusive breastfeeding, and maternal education with incidence of stunting. The most dominant factor in the incidence of stunting was birth length after the controlled variable intake of energy, birth weigth, intake of fat, intake of iron, intake of zinc, breastfeeding and nutrition knowledge.

Read More
T-3929
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sari Rahayu Setyaningrum; Pemb. Yvonne Magdalena Indrawani; Penguji: Triyanti, Lestari Kusuma Wardhani, Nurfadilah, Trini Sudiarti
Abstrak:

Perkembangan kognitif merupakan aspek perkembangan yang muncul dan berkembang pesat ketika masa usia dini, 50% potensi kognitif terbentuk pada 4 tahun pertama kehidupan. Perkembangan kognitif berkaitan dengan kualitas hidup manusia. Tujuan penelitian ini, untuk menjelaskan faktor dominan yang berhubungan dengan perkembangan kognitif. Penelitian dilakukan April 2013. Dengan desain penelitian cross sectional teknik pengambilan sampel menggunakan proportional random sampling, jumlah sampel 128 anak usia dini 24-72 bulan yang mengikuti PAUD atau pun tidak ikut PAUD di Desa Talagamulya Kabupaten Karawang. Cara pengukuran dengan microtoise untuk mengukur tinggi badan wawancara perkembangan kognitif dengan kuesioner yang dikembangkan Kemendikbud dan FFQ semikuantitatif untuk asupan zat gizi. Uji regresi logistik digunakan untuk analisis multivariat. Hasil penelitian menunjukkan anak usia dini dengan kognitif baik 61,7%. Uji Chi square menyatakan bahwa faktor yang berhubungan dengan perkembangan kognitif yaitu asupan vitamin A, asupan zink, pengetahuan ibu dan mengikuti PAUD. Kesimpulan faktor dominan dalam penelitian ini yaitu pembelajaran di PAUD. Saran kepada orangtua untuk memasukkan anaknya ke lembaga PAUD sehingga anak terstimulasi, mengontrol pemberian vitamin A dan asupan zat gizi seperti zink dan zat besi.


 

Cognitive development is a developmental aspect that emerged and thrived when the preschool years, 50 percent of the potential cognitive formed in the first 4 years of life. Cognitive development related to increasing the quality of human resource. The objective of the study is to examine the correlation between factors to cognitive development early childhood. The method of this research was quantitative using cross-sectional study was employed to gather information factors among 128 sample early childhood 24-72 month in April 2013 in Talagamulya Village, Karawang district. Cognitive development were gathered using questionnaire Kemendikbud.. Direct anthrophometry measurement was used for nutrition status data, and FFQ semiquantitative used for intake nutrient. The logistic regression used for multivariate analysis. The results of this research showed earlychilhood with good cognitive 61.7%. Chi square analysis result intake of vitamin A, zinc intake, maternal knowledge and follow Early childhood education showed a significant correlation to cognitive development. Conclusion the dominant factor in this study are the participation in early childhood education. Therefore it is important for parents to know about the important role of the early chilhood education for their child’s cognitive development, and parents must have control of micronutrient intake such as vitamin A, iron and zinc.

Read More
T-3876
Depok : FKM UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Irwan Haryanto; Pembimbing: Engkus Kusdinar Achmad; Penguji: Trini Sudiarti, Diah M. Utari, Pujo Hartono, Djarot Darsono
T-3576
Depok : FKM UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Novi Anggraeni; Pembimbing: Kusharisupeni Djokosujono; Penguji: Triyanti, Rahmawati
Abstrak: Pendek adalah salah satu bentuk gizi kurang yang ditandai dengangangguan pertumbuhan linear berada di bawah standar yang ditetapkan WorldHealth Organization (WHO). TB/U atau PB/U yang kurang dari -2 SD memilikiberbagai dampak negatif terhadap pertumbuhan dan perkembangan balita sertakondisi kesehatan jangka panjang. Tujuan umum penelitian ini adalahdiketahuinya faktor dominan yang berhubungan dengan TB/U atau PB/U padabalita (6-59 bulan) di Wilayah kerja Puskesmas Mekarwangi Kabupaten Garuttahun 2013. Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan jumlahsampel sebanyak 152 balita (6-59 bulan). Adapun pengambilan data dilakukanpada bulan Maret hingga April 2013. Variabel yang diteliti yaitu TB/U atau PB/U,umur, berat lahir, panjang lahir, penyakit infeksi, asupan energi, asupan protein,perbandingan persentase asupan protein hewani dan nabati, asupan zat gizi mikro(zat besi, vitamin A, vitamin D, vitamin C, kalsium, dan zink), pengeluarankeluarga, ASI eksklusif, dan pendidikan ibu. Analisis yang digunakan adalah ujikorelasi dan uji t independen (analisi bivariat), serta regresi logistik berganda(analisis multivariat). Hasil analisis bivariat menunjukkan terdapat hubungan yangbermakna antara TB/U atau PB/U dengan berat lahir, penyakit infeksi, dan asupanenergi. Sementara itu dari hasil analisis multivariat didapatkan bahwa penyakitinfeksi merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan TB/U atau PB/Upada balita (6-59 bulan) di wilayah kerja Puskesmas Mekarwangi Kabupaten Garut.
Kata kunci : TB/U atau PB/U, balita (6-59 bulan), penyakit infeksi
Read More
S-8532
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Suci Trisnasari; Pembimbing: Fatmah; Penguji: Siti Arifah Pujonarti, Mury Kuswari
Abstrak: Nilai VO2max dianggap sebagai indikator terbaik untuk mengukur daya tahan kardiorespiratori. Penelitian ini dilakukan untuk mengetahui hubungan antara jenis kelamin, status gizi, konsumsi zat gizi, dan aktivitas fisik terhadap nilai estimasi VO2max pada mahasiswa FKM UI peserta latin olahraga di FKM UI tahun 2015. Penelitian dilakukan dengan desain studi cross-sectional dengan sampel 100 mahasiswa FKM UI peserta latihan rutin olahraga, dilakukan pada bulan April-Mei tahun 2015. Data yang akan dikumpulkan antara lain nilai estimasi VO2max dengan 20-m shuttle run, jenis kelamin dengan pengisian kuesioner, status gizi dengan mengukur berat badan, tinggi badan, dan persen lemak tubuh, konsumsi zat gizi dengan wawancara kuesioner food recall 3x24, aktivitas fisik dengan pengisian kuesioner aktivitas fisik GPAQ (Global Physical Activity Questionnaire). Analisis statistik menggunakan uji t-independen. Rata-rata nilai estimasi VO2max mahasiswa FKM peserta latin olahraga di FKM UI tahun 2015 adalah 34,23 ± 3,31 mL/kg/menit.
 
 
Hasil analisis bivariat menunjukkan variabel jenis kelamin, IMT, persen lemak tubuh, dan asupan protein bermakna secara signifikan dengan nilai estimasi VO2max. Berdasarkan hasil tersebut diharapkan terjadi perubahan ke arah yang lebih baik agar tercapainya target yang sedang dituju. Faktor dominan terhadap nilai estimasi VO2max pada mahasiswa FKM UI peserta latihan rutin olahraga di FKM UI tahun 2015 adalah IMT, setelah dikontrol oleh variabel jenis kelamin, persen lemak tubuh dan asupan magnesium.
 

 
VO2max value is regarded as the best indicator to measure cardiorespiratory endurance. This study was conducted to determine the relationship between gender, nutritional status, nutrient intake, and physical activity on the estimated value of VO2max among FKM UI`s the training sport student participants in FKM UI 2015. The study design was cross-sectional study with 100 samples of students FKM UI participants the training sport, conducted in April-May 2015. Data were collected include the estimated value of VO2max with 20-m shuttle run test, gender with the questionnaires, nutritional status determined by measuring weight, height, and percent body fat, nutrient intake was collected by questionnaire interview 3x24 food recall, physical activity were taken with the physical activity questionnaire GPAQ (Global Physical Activity Questionnaire). Statistical analysis using independent t-test. The average value of the estimated VO2max FKM UI`s the training sport student participants in FKM UI 2015 was 34.23 ± 3.31 mL/kg/min.
 
 
Results of bivariate analysis showed the variables of gender, BMI, percent body fat, and protein intake was significantly associated with the estimated value of VO2max. Based on these results, it is expected the change for better in order to achieve the target that is being aimed. The dominant factor of the estimated value of VO2max at FKM UI student participants in the exercise routine FKM UI 2015 is BMI, once controlled by the variable gender, percent body fat and the intake of magnesium.
Read More
S-8853
Depok : FKM-UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Eryasih Setyorini; Pemb. Yvonne Magdalena Indrawani; Penguji: Engkus Kusdinar Achmad, Fatmah, Eko Prihastono, Fajrinayanti
Abstrak:

ABSTRAK Stunting (tubuh yang pendek) menggambarkan keadaan gizi yang kurang yang sudah berjalan lama (kronis) dan memerlukan waktu bagi anak untuk berkembang serta pulih kembali. Dampak stunting pada pertumbuhan fisik terganggu yang menyebabkan tidak bisa berkompetisi dengan orang lain dalam mendapatkan pekerjaan dan aspek kehidupan lainnya. Tesis ini bertujuan untuk menilai faktorfaktor yang berhubungan dengan kejadian stunting pada anak batita (0-36 bulan) di wilayah kerja Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok Tahun 2013. Penelitian ini dilakukan di wilayah kerja Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok bulan Mei 2013. Desain penelitian ini menggunakan metode cross sectional dengan jumlah sampel 204 orang. Data diperoleh dari data sekunder dan juga data primer melalui kuesioner hasil wawancara dan pengukuran antropometri langsung. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi batita stunting usia 0-36 bulan di Wilayah Kerja Puskesmas Pancoran Mas Kota Depok Tahun 2013 sebesar 22,1%. Presentase/proporsi batita stunting memiliki ibu yang tidak melakukan kunjungan antenatal pertama (K1) saat hamil dulu sebesar 65,7%. Analisis Regresi Logistik Ganda menunjukkan variabel yang paling dominan berhubungan dengan kejadian stunting pada batita adalah kunjungan antenatal pertama (K1) (p<0.005, OR=6,84). Untuk mencegah terjadinya stunting pada batita, disarankan kepada ibu hamil mulai dari awal masa kehamilan agar rajin memeriksakan kehamilan ke bidan/dokter kandungan, rajin mengkonsumsi makanan yang bergizi, serta memanfaatkan pelayanan antenatal lainnya.

 ABSTRACT Stunting (short stature) describes the state of lacking nutrition longstanding (chronic) and require time for children to grow and recover. Stunting impact on impaired physical growth that causes can not compete with others in finding employment and other aspects of life. This thesis aims to assess the factors associated with the incidence of stunting in children toddlers (0-36 months) at the Puskesmas Jewel Mas Depok in 2013. The research was conducted at the Puskesmas Jewel Mas Depok City in May 2013. Design of this study used cross sectional method with a sample of 204 people. Data obtained from secondary data and primary data through interviews and questionnaires direct anthropometric measurements. The results showed that the prevalence of stunting toddlers aged 0- 36 months in the Work Area Health Center Jewel Mas Depok in 2013 by 22.1%. Percentage / proportion of stunting toddler having a mother who did not do the first antenatal visit (K1) during pregnancy first at 65.7%. Multiple logistic regression analysis showed that the most dominant variables associated with the incidence of stunting in toddlers is the first antenatal visit (K1) (p <0.005, OR = 6,84). To prevent stunting in toddlers, pregnant women are advised to start at the beginning of pregnancy so diligently to antenatal midwife / obstetrician, diligently consume nutritious foods, as well as take advantage of other antenatal services.

Read More
T-3820
Depok : FKM UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Iis Fatimah; Pembimbing: Kusharisupeni; Penguji: Trini Sudiarti, Siti Arifah Pujonarti, Helwiah Umniyati, Yuliati Chasbullah
Abstrak:

ABSTRAK

Stunting atau perawakan pendek pada anak merupakan suatu ?tragedi yang tersembunyi? dan dampaknya menyebabkan gangguan pada pertumbuhan dan perkembangan anak yang irreversibel. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan kejadian stunting pada balita usia 24 ? 59 bulan di Kelurahan Harapan Mulya Kota Bekasi tahun 2013. Disain penelitian adalah cross sectional dan melibatkan 143 sampel yang diambil dengan sampel acak sederhana. Status stunting dinilai berdasarkan Z-score TB/U menurut klasifikasi WHO. Pengukuran tinggi badan menggunakan microtoice, berat badan menggunakan timbangan digital, asupan makanan (energi, protein, vitamin A, zink) menggunakan FFQ semikuantitatif. ASI, berat lahir, penyakit infeksi, pendidikan ayah dan ibu, status ekonomi didapatkan melalui wawancara.

Hasil analisis menunjukkan sebanyak 32,9% balita usia 24-59 bulan tergolong stunting. Uji chi-square menunjukkan berat lahir, asupan energi dan protein, asupan zink, pendidikan ayah dan status ekonomi berhubungan signifikan dengan kejadian stunting. Analisis regresi logistik menghasilkan berat lahir sebagai faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian stunting setelah dikontrol pendidikan ayah dan asupan energi (p=0,003;OR=6,663;CI=1,87? 23,5). Untuk mencegah kejadian stunting pada balita, disarankan pemeriksaan kehamilan yang teratur, memberikan makanan bergizi seimbang untuk balita sesuai AKG yang dianjurkan, mempersiapkan status kesehatan dan gizi yang baik untuk remaja perempuan sebelum kehamilan.


ABSTRACT

Stunting or short stature is a ?hidden tragedy? and its impact causes disorder to a irreversible child?s development. The aim of this study were to determine the dominant factor of stunting among children aged 24-59 months at Harapan Mulya sub-district in Bekasi city 2013. Design was a cross sectional study on 143 children whom chosen by simple random sampling. Status of stunting were expressed by height for age z-score (HAZ) according to the WHO classification. Children?s height were measured using microtoise, body weight was measured with digital scales, nutrients intake (energy, protein, vitamin A and zink) were collected throught semiquantitative FFQ. Breastfeeding, birthweight, infection disease, education of father and mother and economic status were collected through interview.

The analysis result showed 32,9% children aged 24-59 months were stunting. Chi-square test showed birthweight , energy and protein intake, zinc intake, father education and economic status were significant correlate with stunting. Logistic regression analysis showed birthweight variable as a dominant factor which related to stunting after being controlled by father education and energy input (p=0,003;OR=6,663;CI=1,8723,5). Suggestion for deterrence of stunting is the regular pregnancy inspection, giving nutritious wellbalanced under five years food input as according to AKG suggested, preparing good nutrient and health status for woman adolescent before pregnancy.

Read More
T-3936
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Elisabeth Juliana Monica; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Ahmad Syafiq, Sada Rasmada
Abstrak:
Balita merupakan kelompok yang rentan untuk mengalami gizi lebih karena penambahan dan pembesaran sel lemak terjadi secara cepat. Gizi lebih terjadi karena asupan yang masuk ke dalam tubuh lebih besar daripada pengeluaran energi. Angka kejadian gizi lebih pada balita di Provinsi Sumatera Selatan, yaitu 10,8% melebihi angka kejadian gizi lebih balita di Indonesia, yaitu 8%. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis perbedaan proporsi faktor-faktor yang menyebabkan kejadian gizi lebih pada balita. Penelitian ini merupakan penelitian cross-sectional dengan menggunakan data sekunder Riset Kesehatan Dasar 2018. Analisis bivariat dilakukan dengan uji chi square dan regresi linier. Hasil penelitian ini menunjukkan kejadian gizi lebih pada balita (Z-score (> +2 SD)) di Provinsi Sumatera Selatan, yaitu 23,9%. Hasil analisis pada faktor orang tua (IMT Ibu) menunjukkan perbedaan proporsi yang signifikan. Sementara faktor orang tua yang lainnya, faktor anak, dan faktor sosial ekonomi tidak menunjukkan adanya perbedaan proporsi yang signifikan. Diperlukan kesadaran keluarga terutama ibu sebagai pengasuh utama balita untuk lebih memerhatikan pola konsumsi balita demi mencegah berlanjutnya kejadian gizi lebih hingga fase kehidupan selanjutnya.

Toddlers are a group that is vulnerable on getting excess nutrition because of the addition and enlargement of fat cells occurs quickly. Overnutrition occurs because of the intake that enters the body is greater than energy expenditure. The incidence of overnutrition in toddlers at South Sumatera Province, which is 10,8%, exceeds the incidence of overnutrition in Indonesia, which is 8%. This study aims to analyze the difference in the proportion of factors that cause the occurrence of overnutrition in toddlers. This research is a cross-sectional study using secondary data from Basic Health Research 2018. Bivariate analysis was carried out using chi square and linear regression test. The results of this study indicate the incidence of overnutrition in toddlers (Z-score (> +2 SD)) in South Sumatera Province, which is 23,9%. The result of the analysis on parental factors (Mother’s BMI) showed that there was a significant difference in proportion. Meanwhile, other parental factors, child factors, and socioeconomic factors did not show any significant differences in proportion. Family awareness, especially mothers as the main caregivers of toddlers, are needed to pay more attention on toddlers consumption patterns in order to prevent the continuation of overnutrition in the next phase of life.
Read More
S-11469
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive