Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Galianti Prihandayani; Pembimbing: Jaslis Ilyas; Penguji: Puput Oktamianti, Wahyu Sulistiadi, Fidiansjah, Desmiarti
Abstrak:
Sumber daya manusia adalah salah satu tonggak utama dan pengerak keberlangsungan organisasi. Manajemen sumber daya manusia yang baik diharapkan dapat mewujudkan pegawai yang puas akan pekerjaannya dan hasil pekerjannya. Setiap pegawai mengharapkan kompensasi dari pekerjaannya dan merupakan alasan seorang pegawai bertahan pada pekerjaannya tersebut. Selain kompensasi, komitmen afektif yang merupakan keterikatan pegawai terhadap organisasi juga berkontribusi terhadap ketahanan seseorang dalam bekerja. Kompensasi dan komitmen afektif berhubungan dengan kepuasan kerja yang dapat berpengaruh terhadap intensi berhenti bekerja yang merupakan prediksi terjadinya turnover pegawai. Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan apakah variabel kompensasi, komitmen afektif dan kepuasan kerja berhubungan dengan intensi berhenti bekerja kelompok tenaga kesehatan Rumah Sakit Jiwa Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta. Sampel penelitian ini sebanyak 230 sampel, pengumpulan data menggunakan kuesioner. Analisis data pada penelitian ini menggunakan Path Analysis (analisis jalur) dengan program SPSS AMOS (Analysis of Moment Structures). Besarnya koefisien determinasi yang ditunjukan oleh nilai Squared Multiple Correlation (R2 ) 0,702 yang berarti variabel kepuasan kerja yang dapat dijelaskan oleh variabel komitmen dan kompensasi sebesar 70,2% dan 0,308 yang berarti intensi berhenti bekerja yang dapat dijelaskan oleh variabel kompensasi, komitmen afektif dan kepuasan kerja sebesar 30,8%. Hasil penelitian ini menunjukan variabel kompensasi dan komitmen afektif memiliki hubungan langsung positif dan signifikan terhadap kepuasan kerja dan hubungan langsung negatif dan signifikan terhadap intensi berhenti bekerja. Hubungan langsung kepuasan kerja terhadap intensi berhenti bekerja negatif dan tidak signifikan. Kepuasan kerja bukan merupakan variabel intervening hubungan tidak langsung kompensasi dan komitmen afektif terhadap intensi berhenti bekerja.
Read More
B-2254
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Fairus Ali Abdad; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Amal Chalik Sjaaf, Prastuti Soewondo, Fidiansjah, Desmiarti
Abstrak:
Pasien gangguan jiwa kerap kali mendapatkan perawatan yang kurang sesuai dengan pemenuhan hak azasi manusia. Model safeward merupakan intervensi keperawatan yang dirancang untuk mengurangi konflik dan kejadian restrain dan seklusi dalam layanan rawat inap psikiatri dengan sepuluh intervensi berbasis bukti. Ruang PHCU (Psychiatric High Care Unit) merupakan ruang perawatan psikiatri yang digunakan untuk merawat pasien akut. Penelitian ini merupakan penelitian deskriptif analitik dengan metode cross sectional yang dilakukan di Ruang PHCU RSJ dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. Populasi penelitian adalah perawat Ruang PHCU dengan metode total sampling. Pengambilan data dilakukan menggunakan kuesioner dalam format digital. Hasil penelitian diketahui bahwa karakteristik perawat sebagian besar adalah wanita, berumur 31-60 tahun, jenjang pendidikan D-III Keperawatan, pengalaman kerja di Ruang PHCU lebih dari lima tahun dan sebagian besar belum pernah mengikuti pelatihan safeward. Jenis konflik yang sering dijumpai adalah pasien menolak minum obat dan jenis restrain yang sering dilakukan adalah mengikat pasien. Dari hasil analisis statistik menggunakan uji chi-square dengan tingkat kemaknaan 95% dan nilai α ≤ 0,05 diketahui bahwa terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan dengan sikap perawat, namun tidak terdapat hubungan antara tingkat pengetahuan perawat dengan kejadian restrain dan seklusi dan tidak terdapat hubungan antara sikap dengan kejadian restrain dan seklusi. Manajemen kiranya perlu segera melengkapi perangkat regulasi yang jelas untuk mendorong pelaksanaan model safeward yang lebih terstruktur, melaksanakan monitor dan evaluasi terkait penerapan model, menyiapkan program inovasi yang mendukung penerapan model, melakukan upaya percepatan pemenuhan fasilitas, sarana dan prasarana terutama yang berkaitan dengan sistem informasi terintegrasi dan mulai mengkaji kemungkinan burnout dari perawat yang bekerja di Ruang PHCU
Patients with mental disorders often receive treatment that is not in accordance with the fulfillment of human rights. The safeward model is a nursing intervention designed to reduce conflict and the incidence of restraint and exclusion in psychiatric inpatient services with ten evidence-based interventions. The PHCU (Psychiatric High Care Unit) room is a psychiatric treatment room used to treat acute patients. This research is a descriptive analytic study with cross sectional method which was conducted in the PHCU Room of RSJ dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. The research population is PHCU room nurses with total sampling method. Data were collected using a questionnaire in digital format. The results showed that the characteristics of nurses were mostly women, aged 31-60 years, education level D-III Nursing, working experience in the PHCU Ward more than five years and most of them had never attended safeward training. The type of conflict that is often encountered is the patient refusing to take medication and the type of restraint that is often used is to bind the patient. From the results of statistical analysis using the chi-square test with a significance level of 95% and a value of 0.05, it is known that there is a relationship between the level of knowledge and the attitude of nurses, but there is no relationship between the level of knowledge of nurses with the incidence of restraint and exclusion and there is no relationship between the level of knowledge of nurses and the incidence of restraint and exclusion. attitude with the incidence of restraint and seclution. Management should immediately complete clear regulatory tools to encourage the implementation of a more structured safeward model, carry out monitoring and evaluation related to the application of the model, prepare an innovation program that supports the implementation of the model, make efforts to accelerate the fulfillment of facilities, facilities and infrastructure, especially those related to integrated information systems. and begin to examine the possibility of burnout from nurses who work in the PHCU Ward
Read More
Patients with mental disorders often receive treatment that is not in accordance with the fulfillment of human rights. The safeward model is a nursing intervention designed to reduce conflict and the incidence of restraint and exclusion in psychiatric inpatient services with ten evidence-based interventions. The PHCU (Psychiatric High Care Unit) room is a psychiatric treatment room used to treat acute patients. This research is a descriptive analytic study with cross sectional method which was conducted in the PHCU Room of RSJ dr. H. Marzoeki Mahdi Bogor. The research population is PHCU room nurses with total sampling method. Data were collected using a questionnaire in digital format. The results showed that the characteristics of nurses were mostly women, aged 31-60 years, education level D-III Nursing, working experience in the PHCU Ward more than five years and most of them had never attended safeward training. The type of conflict that is often encountered is the patient refusing to take medication and the type of restraint that is often used is to bind the patient. From the results of statistical analysis using the chi-square test with a significance level of 95% and a value of 0.05, it is known that there is a relationship between the level of knowledge and the attitude of nurses, but there is no relationship between the level of knowledge of nurses with the incidence of restraint and exclusion and there is no relationship between the level of knowledge of nurses and the incidence of restraint and exclusion. attitude with the incidence of restraint and seclution. Management should immediately complete clear regulatory tools to encourage the implementation of a more structured safeward model, carry out monitoring and evaluation related to the application of the model, prepare an innovation program that supports the implementation of the model, make efforts to accelerate the fulfillment of facilities, facilities and infrastructure, especially those related to integrated information systems. and begin to examine the possibility of burnout from nurses who work in the PHCU Ward
B-2208
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Adhe Fadilla; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Ascobat Gani, Desmiarti
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran serta faktor-faktor yang dapat mempengaruhi gangguan kesehatan mental tenaga kesehatan selama pandemi COVID-19 di Asia menggunakan metode literature review melalui database online ProQuest, PubMed, ScienceDirect, dan Google Scholar. Hasil pencarian didapatkan sebanyak 9 artikel, yang berasal dari Indonesia, Vietnam, China, dan Yordania. Hasil dari telaah Pustaka menunjukan faktor yang mempengaruhi gangguan kesehatan mental tenaga kesehatan selama pandemi COVID-19 adalah Faktor biologis antara lain memiliki penyakit organik, jenis kelamin, dan usia. Faktor psikologis, antara lain merasa cemas dan sedih terhadap pekerjaan saat ini, berulang kali melihat berita terkait COVID-19, dan memiliki ketakutan akan terinfeksi atau menulari orang lain. Faktor sosial-budaya, antara lain adanya penolakan sosial, banyak dipengaruhi oleh masyarakat, dicurigai positif COVID-19, mengalami kesulitan keuangan, pekerjaan, dan pendidikan. Faktor lingkungan, antara lain bekerja di bangsal COVID-19, berisiko tinggi untuk terpapar, memiliki riwayat kontak dengan pasien COVID-19, lingkungan tempat tinggal, serta adanya hubungan yang buruk dengan pasangan maupun keluarga.
Read More
S-10769
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Desmiarti; Pembimbing: Dumilah AYuningtyas; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Prastuti Soewondo, Aris Tambing, Pudji Triastuti
Abstrak:
ABSTRAK Sistem manajemen pengelolaan obat di era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) ini melalui sistem e-katalog dan e-purchasing. Beberapa kendala sering dirasakan oleh rumah sakit, mulai dari respons yang lamban, persediaan obat yang kosong atau stock out hingga keterlambatan distribusi ke rumah sakit. Persoalan obat yang kosong merupakan hal yang sangat mengganggu proses dan kualitas pelayanan rumah sakit. Penelitian ini bertujuan mengetahui faktor-faktor eksternal dan internal pada tahap skema input dan proses yang berpengaruh terhadap kekosongan obat neuropsikiatri daftar e-katalog di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta dan mencoba melakukan pengendalian melakukan metode ABC Indeks Kritis, perhitungan safety stock dan Reorder Point (ROP). Metode yang digunakan adalah penelitian kualitatif dengan cara wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan faktor eksternal penyebab terjadinya kekosongan obat neuropsikiatri meliputi faktor distributor dan penyedia yang berdampak pada ketersediaan obat tidak optimal, distribusi yang terhambat, lamanya proses approval di system. Selain itu koneksi jaringan dan server sering terganggu, Harga Perkiraan Sementara (HPS) terlalu rendah, sistem pemenang tunggal, dan ketepatan Rencana Kebutuhan Obat (RKO) merupakan faktor lain yang berpengaruh terhadap kekeosongan obat. Untuk faktor internal input yang paling menonjol adalah kuantitas dan kedisiplinan petugas serta kebijakan termasuk Standar Operasional Prosedur (SOP) pengelolaan sediaan farmasi. Tahapan proses manajemen logistik meliputi perencanaan kebutuhan, pengadaan, pengawasan dan pengendalian, belum berjalan dengan optimal antara lain; ketidaksesuaian RKO dengan realisasi pengadaan, kartu stock yang tidak terisi, stock opname hanya dua kali setahun dan terdapat selisih perhitungan antara pencatatan dan fisik, juga obat kadaluarsa sebanyak 2.36%. Belum berjalannya pengendalian dengan menggunakan metode ABC, safety stock dan reorder point (ROP) juga merupakan faktor lain yang berhubungan dengan kekosongan obat. Hasil dari analisis ABC indeks kritis terdapat 10 item obat e-katalog yang tergolong kelompok A, terdapat 34 item e-katalog tergolong kelompok B, dan 33 item obat e-katalog tergolong kelompok C. Titik pemesanan kembali (ROP) untuk kelompok A mulai dari 192.702 -7.246. Terjadinya kekosongan obat neuropsikiatri e-katalog di RSJ Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta disebabkan faktor internal dan eksternal yang dapat saling mempengaruhi, sehingga dibutuhkan solusi yang komprehensif untuk mengatasinya. Kata kunci: Kekosongan obat, e-katalog, e-purchasing, manajemen farmasi, Analisis ABC, ROP The management system of drug in era of National Health Insurance through e-catalogue and e-purchasing system. Some obstacles are often felt by hospitals, from slow responses, empty drug stocks or stock outs and late distribution to hospital. The problem of drug stock outs is very disturbing process and quality of hospital services. The objective of this research is to know the external and internal factors at the stage of input and process scheme which influence the stock out of neuropsychiatric drug in e-catalogue list at Jakarta Soeharto Heerdjan Mental Hospital and controlling by using the ABC Critical Index method, calculate safety stock and Reorder Point (ROP). The method used is qualitative research by in-depth interview, observation and document review. The results showed that external factors causing the occurrence of drug neuropsychiatric stock outs include distributors and providers that have an impact on the availability of drugs is not optimal, the distribution is inhibited, the duration of the approval process in the system. In addition, the network and server connections are often disrupted, the Temporary Estimation Price (HPS) is too low, the single winning system, and the accuracy of the Drug Requirement Plan (RKO) are other factors affecting drug deprivation. For the most important internal input factors are the quantity and discipline of officers and policies including Standard Operational Procedures (SOP) of pharmaceutical preparation. Stages of the logistics management process include needs planning, procurement, supervision and control, has not run optimally, among others; RKO inconsistency with realization of procurement, unfilled stock card, stock of hospital only 2 times a year and there is difference of calculation between recording and physical, also drug expiration as much as 2.36%. The absence of controls using the ABC method, safety stock and reorder point (ROP) is also another factor related to drug stock out. The result of ABC analysis of critical index there are 10 items of e-catalog drugs belonging to group A, there are 34 items e-catalog belonging to group B, and 33 items of e-catalog drugs belonging to group C. ROP point for group A ranging from 192.702 -7.246. Occurrence of e-catalog neuropsychiatric void in Dr. Soeharto Heerdjan Jakarta is due to internal and external factors that can influence each other, so that a comprehensive solution is needed to overcome them. Key words: Stock out, e-catalogue, e-purchasing, pharmaceutical management, ABC analysis, ROP
Read More
B-1968
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
