Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Istiaty Syahriana; Pemb. Asri C. Adisasmita; Penguji: Nurhayati Prihartono, Bambang Dwipoyono
S-5266
Depok : FKM UI, 2008
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ubiet Junita Sari; Pembimbing: Asri C. Adisasmita, Bambang Dwipoyono; Penguji: Nurhayati Prihartono, Nasdaldy
Abstrak:

Kanker Ovarium merupakan salah satu dari tiga keganasan kanker ginckologi yang paling sering ditemukan pada alat genitalia wanita selain kanker serviks dan kanker uterus. lnsidens rata-rata kanker ovarium diperkirakan 15 kasus baru per 100 ribu populasi wanita daiam setahunnya. Di AS kanker ovarium merupakan penyebab kematian kanker urutan kelima pada wanita setelah kanker paru, kanker payudara, kanker kolorektal dan kankcr pankreas, Sedangkan di Indonesia merupakan penyebab kematian kedua karena keganasan akibat kanker ginekologik pada wanita setelah kanker serviks. 70% dari penderita kanker ovarium diperkirakan akan meninggal dengan angka ketahanan hidup 3 tahun sebesar 54% dan 5 tahun sebesar 44%. Penilaian angka ketahanan hidup umumnya digunakan untuk mengevaluasi pengaruh faktor prognosis terhadap ketahanan hidup penderita. Analisis yang dapat digunakan untuk menghitung angka ketahanan hidup adalah dengan metode Life table dan Kaplan Meier, untuk menilai pengaruh faktor prognosis terhadap risiko kematian penderita kankcr ovarium epitelial digunakan dengan metode regresi Cox. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh stadium kanker terhadap angka ketahanan hidup 3 tahun dan 5 tahun penderita kanker ovarium epitelial, dan penilaian pada variabel lain yaitu jenis histologi, derajat ditérensiasi sel, residual tumor, umur saat didiagnosa, asites, status perkawinan, keadaan umum setelah operasi, tingkat pendidikan, status pekerjaan, dan status pengobatan yang mempengaruhi hubungan antara stadium kanker dengan ketahanan hidup. Penelitian mempakan studi kohort retrospektif dengan menggunakan data sekunder dari rekam medik penderita kunker ovarium epitelial. Terdapat dua analisis ketahanan hidup yaitu ketahanan hidup 5 tahun untuk penderita yang didiagnosa dan menyelesaikan pengobatan pada 1993 sampai mei 2003 sebanyak 84 pendcrita dan 3 tahun untuk penderita yang didiagnosa dan menyelesaikan pengobatan pada i993 sampai mei 2005 sebanyak II6 penderita. Pengumpulan data melalui observasi rekam medik dan penelusuran melalui telepon. Hasil penelitian memperlihatkan secara keseluruhan angka ketahanan hidup 5 tahun sebesar 39% dan ketahanan hidup 3 tahun adalah 51%. Ada perbedaan yang bermakna secara statistik pada ketahanan hidup 3 tahun dan 5 tahun penderita dengan stadium awal (I-II) dengan stadium lanjut (III-IV) dcngan p=0,0007 dan p=0,0001. Angka ketahanan hidup 3 tahun pada stadium awal sebesar 83% dan stadium Ianjut sebesar 37%. Angka kctahanan hidup 5 tahun pada stadium awal sebesar 74% dan stadium Ianjut sebcsar 15%. Ada perbedaan bennakna pada probabilitas kctahanan hidup 3 tahun dan 5 tahun penderita kanker ovarium epiteiial dengan residual tumor < 2 cm dengan 2 2 cm dengan p=0,0003 dan p=0,0437. Risiko kematian 3 tahun penderita kankcr ovarium epitclia! dengan stadium lanjut 5 kali (95% Cl 1,76-14,22) dibandingkan stadium awal sebelum memperhitungkan variabel kovariat. Sctclah memperhitungkan variahcl derajat diferensiasi sel, residual tumor, umur saat didiagnosa, asites, dan status pengobatan risiko kernatian stadium lanjut scbcsar 5,09 kali (l,6\-|6,I0) dibanding stadium awal. Pada saat setelah mempcrhitungkan variabel jenis histologi dan status pengobatan risiko kematian nya adalah 4,47 kali (95% CI 1,50-13,37) dibanding stadium awal. Risiko kematian 5 tahun penderita kanker ovarium epitelial dcngan stadium Ianjut 5,84 kali (95% Cl 2,l8~i5,59) dibandingkan stadium awal sebelum memperhitungkan variabel kovariat. Setelah mempcrhitungkan variabel derajat diferensiasi sel, residual tumor, umur saat didiagnosa, asites, dan status penobatan risiko kematian stadium lanjut sebesar 4,02 kali (95% Cl 1,24-l2,99) dibanding stadium awal. Pada saat setelah memperhitungkan variabel jenis histologi dan status pengobatan risiko kematian nya adalah 4,68 kali (95% CI 1,53-l4,28) dibanding stadium awal.


Ovaries cancer is one of three kind of gynecologncal cancers that mostly found on women genitalia, beside cervical and uterus cancers. the average incidence of the ovaries cancer is estimated around 15 new cases of l00 thousand women per year. ln the US, the ovaries cancer is the tifth of cause death by cancer on women. after lung, breast, colorectal and pancreatic cancers. Meanwhile, in lndonesia, ovaries cancer is causing death number two for gynecological cancer in women, after cervical cancer. Seventy percents of patients with ovaries cancer is estimated will bc death with the survival rate for 3 years is 54% and tbr 5 years is 44% respectively. The assessment on survival rate is usually use for evaluating the effect of prognosis factors on the patients survivorship. Analysis that can he use for calculating the survival rate is Life Table and Kaplan Meier methods, and to assess the eflect of prognosis factors to death risk of patients with epithelial ovaries cancer is using the Cox Regression. The aim ofthe study is to tind out the effect of cancer stadium on the survival rate at 3 and 5 years of patients with epithelial ovaries cancer, and assessments toward variables that influenced the correlation between cancer stadium and survival, namely: histology types, degree of cells differentiation, tumor residual, age of diagnosed, peritoneal fluid accumulation (ascites), marital status, post-surgery general condition, education, occupation, and medication received. The study applies a retrospective cohort design, using a secondary data on medical records of patients with epithelial ovaries cancer. There two analyses of survival, the 5 years on survival ol' patients diagnosed and finished the medication from |993 until May 2003, account for 84 patients, and the 3 years on survival of patient diagnosed and complete medication from 1993 to May 2005, comprise 116 patients. Data are collected through the observation on medical records and searched by phone. The study revealed that in overall, the suwi val rate of 3 years and 5 years are 5 l% and 39%. It is also found a statistically significant on 3 years and 5 years of survival of patients at beginning stadium (l-ll) and advance stadium (lil-IV) with P-value on 0.0007 and 0.000l. While the survival rate of 3 years at beginning stadium is 83% and at advance stadium is 37%, the survival rate of 5 years at beginning stadium is 74% and at advance stadium is 15%. A significant probability on survival of 3 and 5 years is found between tumor residual less than 2 cm and 3 2 cm, with P-value 0.0003 and O.437. Three years death risk of patients with epithelial ovaries cancer at advance stadium is 5 times (95% Cl; 1.76-14.22) compare to those at beginning stadium, before adjusted by its covariate variables. Alter adjusted with variables of cells differentiation, tumor residual, age of diagnosed, ascites, and medication status, then the death risk at advance stadium is 5.09 times (95% Cl: l.6l-l6.l0) compare to beginning stadium. When adjusted with variables of histology types and medication status, thc death risk at advance stadium is lower to 4.47 times (95% Cl: 1.50-l3.37) compare to beginning stadium. Of 5 years death risk for patients with epithelial ovaries cancer at advance stadium is 5.84 times (95% Cl: 2.l8-l5.59) compare to beginning stadium, before adjusted with its covariate variables. After adjusted with variables of cells diliercntiation, tumor residual, age of diagnosed, ascites, and medication status, then the death risk at advance stadium is lower to 4.02 times (95% CI: 1.24-l2_99) compare to beginning stadium, but the death risk is increase again when adjusted with variables of histology types and medication status, to 4.68 times (95% Cl: 1.53-l4.28) compare to beginning stadium.

Read More
T-2903
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yeni Samila; Pembimbing: Asri C. Adisasmita, Bambang Dwipoyono; Penguji: Nurhayati Prihartono, Nasdaldy
Abstrak:

ABSTRAK Kanker endometrium adalah tumor ganas epitel primer di endometrium, umumnya dengan diferensiasi glandular dan berpotensi mengenai miometrium dan menyebar jauh. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui pengaruh stadium kanker terhadap ketahanan hidup 2 dan 5 tahun dengan memperhitungkan parameter-parameter sel kanker, penderita dan pengobatan yang diterima. Pada studi ini juga akan melihat perbedaan ketahanan hidup antara penderita dengan kategori low risk dibandingkan dengan penderita kategori high risk. Penelitian merupakan studi kohort retrospektif menggunakan data sekunder dari catatan medik penderita kanker endometrium di Rumah Sakit Kanker Dharmais, Jakarta tahun 1994-2006. Subjek Penelitian sebanyak 65 Penderita pada analisis 2 tahun dan 44 penderita pada analisis 5 tahun, dengan pengumpulan data melalui observasi catatan medik dan penelusuran melalui media telepon. Analisis bivariat dilakukan dengan life tabel, uji log rank dan Kaplan Meier. Sedangkan analisis multivariat dilakukan dengan cox proportional hazard. Hasil penelitian memperlihatkan secara keseluruhan angka ketahanan hidup 2 tahun adalah 75% (LFU 29,2%), pada stadium awal sebesar 85,6% (LFU 26,7%), pada stadium Kajian epidemiologi..., Yeni Samila, FKM UI, 2008 lanjut sebesar 48,65% (LFU 35%). Ada perbedaan yang bermakna secara statistik ketahanan hidup 2 tahun penderita stadium awal dan stadium lanjut dengan p=0,0038. Probabilitas ketahanan hidup 5 tahun adalah 76% (38,6%), pada stadium awal sebesar 77% (LFU 33,3%), pada stadium lanjut 85,7% (LFU 62,5%). Besarnya jumlah LFU pada kelompok stadium lanjut menyebabkan angka ketahanan hidup 5 tahun masih overestimated dan tidak bisa dijadikan acuan. Angka ketahanan hidup 2 tahun penderita dengan kategori low risk sebesar 93,75% (LFU 33%), penderita kategori high risk sebesar 65,71% (LFU 26%). Ada perbedaan yang bermakna secara statistik ketahanan hidup 2 tahun penderita kategori low risk dan penderita kategori high risk dengan p=0,0317. Ketahanan hidup 5 tahun penderita dengan kategori low risk sebesar 85,71% (LFU 46,1%), penderita dengan kategori high risk sebesar 85,7% (46,1%). Pada analisis 2 tahun, penderita dengan stadium lanjut memiliki risiko kematian 6,007 kali (95% CI 1,74-20,6) dibandingkan dengan penderita stadium awal. Sementara itu, penderita stadium lanjut memiliki risiko kematian sebesar 5,62 kali (95%CI:1,05-29,9) dibandingkan dengan penderita stadium awal setelah memperhitungkan faktor umur, invasi miometrium dan differensiasi sel. Penderita dengan kategori high risk memiliki risiko kematian 5,96 kali (95% CI 0,76- 46,5) dibandingkan dengan penderita kategori low risk. Setelah memperhitungkan faktor umur dan KU datang, risiko kematian penderita kategori high risk 12 kali (95% CI 1,35-107) dibandingkan stadium awal.

Read More
T-2902
Depok : FKM-UI, 2008
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Diesta Nurrika; Pembimbing: Indang Trihandini; Penguji: Bambang Dwipoyono, Kusharisupeni Djokosujono; M. Soemanadi
T-3153
Depok : FKM UI, 2010
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Iin Ira Kartika; Pembimbing: Indang Trihandini; Penguji: Bambang Dwipoyono, Soemanadi, Besral
T-3217
Depok : FKM UI, 2010
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Maria Imakulata Wahyo; Pembimbing: Purnawan Junadi; Penguji: Adik Wibowo, Bambang Dwipoyono, Erica Catarina
B-1941
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tjokorda Istri Anom Saturti; Pembimbing: Adik Wibowo; Penguji: Mieke Savitri, Wahyu Sulistiadi, Chairulsjah Sjahruddin, Bambang Dwipoyono
Abstrak: Informed consent bukanlah suatu pemberian tandatangan pada formulir, melainkan sebuah proses komunikasi di mana pasien diberi informasi tentang pilihannya untuk tes kesehatan, perawatan, atau prosedur, dan kemudian memilih opsi yang paling sesuai untuk tujuan dan nilainya. Informed consent sangat penting untuk hubungan terapeutik antara dokter dan pasien. Proses ini memungkinkan pasien, atau mereka yang bertanggung jawab secara hukum atas perawatan mereka, untuk membuat keputusan berdasarkan informasi tentang perawatan atau prosedur yang dimaksud. Di RSUP Sanglah Denpasar pada tahun 2016, tingkat kepatuhan pengisian informed consent masih rendah yaitu 58%, tingkat ketidakpatuhan penulisan singkatan sebanyak 42%.

Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran kelengkapan terhadap persetujuan setelah penjelasan (informed consent) pada tindakan bedah secara menyeluruh di ruang rawat inap bedah RSUP Sanglah Denpasar pada tahun 2017. Metode penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dan kualitatif dengan pendekatan retrospektif dan crossectional. Jumlah sampel dokter bedah yang menjadi subjek penelitian terdiri dari 57 dokter bedah, 647 informed consent dan tiga orang informan untuk pengumpulan data secara kualitatif.

Dari penelitian ini didapatkan bahwa kelengkapan informed consent tindakan bedah di ruang rawat inap bedah RSUP Sanglah pada tahun 2017 hanya mencapai 30%. Hasil penelitian ini menunjukkan adanya hubungan signifikan antara jumlah kasus yang ditangani dan proses pemberian informed consent yang baik dengan kelengkapan pemberian informed consent tindakan bedah dengan p-value berturut-turut 0,02 dan 0,01. Dari penelitian ini dapat disimpulkan bahwa kelengkapan pemberian informed consent berhubungan dengan jumlah kasus yang ditangani dan proses pemberian informed consent yang baik.

Kata kunci: faktor-faktor, kelengkapan, informed consent

Informed consent is not a signature on a form, but a communication process in which patients are informed of their choice for a health, care, or procedure test, and then choose the option that is most appropriate for its purpose and value. Informed consent is essential for therapeutic relationships between physicians and patients. This process allows patients, or those who are legally responsible for their care, to make informed decisions about the treatment or procedure in question. In RSUP Sanglah Denpasar in 2016, compliance level of informed consent is still low ie 58%, non-compliance rate of writing abbreviation as much as 42%.

The purpose of this study was to know the description of the completeness of informed consent to the overall surgical procedure in surgical hospitalization of Sanglah Hospital Denpasar in 2017. This research method was a quantitative and qualitative research with retrospective and crossectional approach. The number of samples of surgeons who were the subjects of the study consisted of 57 surgeons, 647 informed consents and 3 informan for qualitative study.

From this research it is found that the completeness of informed consent of surgery in surgical hospitalization of Sanglah Hospital in 2017 only reach 30%. The results of this study indicate a significant relationship between the number of cases handled and the process of providing good informed consent with the completeness of the surgical informed consent provision with p-value 0,02 and 0,01. From this study it can be concluded that the completeness of the informed consent provision relates to the number of cases handled and the process of providing good informed consent.

Keywords: factors, completeness, informed consent
Read More
B-2008
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ulianto; Pembimbing: Ede Surya Darmawan; Penguji: Masyitoh Basabih, Vetty Yulianty Permanasari, Yanuar Jak, Bambang Dwipoyono
Abstrak: Latar Belakang : Di era digitalisasi 4.0, Angka Kematian Ibu masih cukup tinggi, penyebabnya adalah kehamilan risiko tinggi yang belum dapat ditangani dengan baik, salah satu cara mengatasinya adalah dengan peningkatan pengetahuan ibu hamil, dimana ibu hamil membutuhkan informasi yang mudah dan dapat dipercaya mengenai kehamilannya serta merencanakan metode persalinannya. Salah satu cara untuk mengatasi hal ini adalah dengan menggunakan sebuah aplikasi, dimana aplikasi ini dapat menjawab kebutuhan informasi ibu hamil selain itu juga aplikasi ini bisa digunakan oleh RS Harapan Insani sebagai platform telemedicine dalam memberikan kesempatan ibu hamil untuk bertanya mengenai informasi yang didapat. Tujuan : Pemanfaatan aplikasi dalam mempermudah ibu hamil mendapatkan informasi tentang kehamilannya Metode : Penelitian ini menggunakan metode design thinking untuk membuat prototipe aplikasi, dimana design thinking melalui lima tahapan yaitu: Empathize, Define, Ideate, Prototype, dan Test Hasil : Setelah dibuat aplikasi yang bernama Hi Mom di lakukan testing pada 68 ibu hamil dengan System Usability Scale (SUS) dengan nilai 76,28, berarti aplikasi ini tergolong baik (good), sehingga dapat diterima oleh ibu hamil. Dan Evaluasi User Experience Questionnaire yang melebihi nilai rata rata Kesimpulan : Aplikasi Hi Mom dapat menjadi solusi dalam meningkatkan pengetahuan bagi ibu hamil di RS Harapan Insani Kata kunci : Aplikasi Hi Mom, Design Thinking, Deteksi kehamilan risiko tinggi
Read More
B-2248
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Bambang Dwipoyono; Pembimbing: Amal Chalik Sjaaf; Penguji: Purnawan Junadi, Mardiati Nadjib, Dience Erwina
Abstrak: Latar Belakang: Tatalaksana penderita kanker ovarium epitelial stadium lanjut adalah operasi stejing dan kemoterapi berbasis sisplatin atau berbasis taksan. Hingga saat ini belum dilakukan penghitungan biaya langsung yang berkaitan dengan operasi dan pemberian kemoterapi di RS Kanker Dharmais. Metode: Penelitian bersifat eksploratif dengan tujuan menganalisa biaya dua rejimen kemoterapi kombinasi (taksan-sisplatin dan sisplatin-siklofosfamid) pada penderita kanker ovarium epitelial dengan stadium lanjut. Desain studi yang digunakan adalah kohort retrospektivelompok terpajan adalah penderita kanker ovarium epitelial dengan kemoterapi taksan, dan kelompok tidak terpajan adalah penderita kanker ovarium epitelial dengan kemoterapi sisplatin. Data diperoleh dari rekam medis penderita kanker ovarium epitelial yang dirawat di RS Kanker Dharmais tahun 2008-2012 dengan jumlah pasien diteliti sebanyak 38 orang. Hasil: Berdasarkan hasil penelitian, komponen biaya terbesar pada biaya operasi adalah kamar operasi, kemudian obat-obatan, personil, ICU/HCU, dan bahan habis pakai. Pada biaya kemoterapi, harga kemoterapi taksan rata-rata 1,5 kali lebih mahal dari sisplatin. Harga obat-obatan kemoterapi beserta obat efek samping pada kombinasi taksan 3-5 kali lebih mahal dibandingkan kemoterapi sisplatin. Waktu rerata kekambuhan untuk kelompok sisplatinum adalah 13,7 bulan (median 5 bulan) dan untuk kelompok taksan adalah 16,6 bulan (median 18 bulan). Kesimpulan: Rejimen kombinasi taksan sebagai ajuvan kemoterapi memberikan "proteksi" terhadap kekambuhan 3 kali dibandingkan rejimen berbasis sisplatinum berdasarkan angka mediannya. Rekomendasi untuk RSKD, yaitu perlu adanya pengaturan pemilihan, penggunaan dan pengadaan obat, bahan dan alat kesehatan. Untuk penelitian selanjutnya perlu perbaikan dari segi kelengkapan data. Untuk penelitian farmakoekonomi, diperlukan informasi yang lebih besar, jumlah sampel yang memadai, sehingga tujuan penelitian dapat lebih komprehensif.
Read More
B-2263
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hartono Sriwandoko; Pembimbing: Ede Surya Darmawan; Penguji: Amal Chalik Sjaaf, Dumilah Ayuningtyas, Jusuf Kristanto, Bambang Dwipoyono
Abstrak: Latar Belakang : Kematian ibu hamil tahun 2018 di RSUD Sultan Imanudin Pangkalan Bun sebanyak 15 kasus kematian ibu hamil, dimana standar indikator mutu pelayanan PONEK RS adalah zero tolerance pada kematian ibu hamil. Kematian ibu hamil ini berkaitan dengan kinerja PONEK RS yang tidak optimal. Upaya memperbaiki kinerja PONEK di RS dilakukan dengan evaluasi implementasi PONEK yang dikaitkan dengan standar indikator mutu kinerja dan mutu pelayanan PONEK berdasarkan teori mutu pelayanan Donabedian. Penyelenggaraan dan keberhasilan PONEK perlu dilakukan monitoring dan evaluasi, sehingga dapat menjadi dasar untuk pengembangan dan peningkatan mutu pelayanan PONEK. Harapannya dengan pencapaian standar mutu kinerja dan pelayanan PONEK yang optimal dapat dimanfaatkan untuk menurunkan kejadian kematian ibu hamil.
Read More
B-2132
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive