Ditemukan 16 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Support, edisi: 71/ April 2007, hal. 17. ( ket. ada di bendel majalah campuran no.5 )
[s.l.] :
[s.n.] :
s.a.]
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Dyan Handayani; Pembimbing: Evi Martha; Penguji: Agustin Kusumayati, Husein Habsyi
S-4870
Depok : FKM UI, 2006
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Silawati; Pembimbing: Agustin Kusumayati; Penguji: Ahmad Syafiq, John Alubwaman, Husein Habsyi
Abstrak:
Penelitian ini menggunakan desain cross sectional yang bertujuan untuk memperoleh gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan penggunaan kondom pada gay di Jakarta Tahun 2010. Penelitin dengan studi kuantitatif ini melibatkan 118 orang gay di Jakarta sebagai responclen. Dari multivariat analisis didapatkan 2 variabel yang berhubungan secara signifikan. Variabel tersebut adalah sikap terhadap kondom dan kemudahan akses dalam mendapatkan kondom. Variabel sikap merupakan variabel yang paling dominan pengaruhnya dalam penelitian ini. Disarankan kepada Pihak Program Dinas kesehatan DKI Jakarta, tingkatkan program pemberdayaan penggunaan kondom terhadap komunitas rawan penyakit menular seksual khususnya komunitas gay. Tetap melakukan upaya kegiatan yang mengarah pada timbulnya penubahan pengetahuan dan sikap. Bagi komunitas gay Jakarta diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan terhadap kondom dan penyakit kelamin seksual dengan bergabung daiam kelompok sosial gay sehingga terus mendapatkan informasi dan pembelaiaran. Bagi pcneliti lain perlu dilakukan peneiitian lebih lanjut baik secara kualitatif maupun kuantitatif dengan menggunakan desain penelitian lain yang lebih kuat, mengurangi bias dan jumiah sampel yang lebih memadai.
This study uses cross sectional design which aims to obtain a picture and the factors associated with the use condom with on Jakarta in 2010. The research with this quantitative study involving 118 gay men in Jakarta as a respondent. From the multivariate analysis we found two related variables significantly. The variables are attitudes towards condoms and accessibility in obtaining condoms. Attitude variable is the variable most dominant influence in this study. Parties are advised to Jakarta health department programs, increase condom use empowerment program to the community particularly vulnerable to sexually transmitted diseases gay community. Still looking forward to the activities that lead to the emergence of knowledge and attitude changes. For the gay community in Jakarta is expected to increase the knowledge of condoms and sexual venereal disease by joining in the gay social groups that continue to get infomation and learning. For other researchers, further research must be done both qualitatively and quantitatively by using other research designs are more powerful, less biased and more adequate sample size.
Read More
This study uses cross sectional design which aims to obtain a picture and the factors associated with the use condom with on Jakarta in 2010. The research with this quantitative study involving 118 gay men in Jakarta as a respondent. From the multivariate analysis we found two related variables significantly. The variables are attitudes towards condoms and accessibility in obtaining condoms. Attitude variable is the variable most dominant influence in this study. Parties are advised to Jakarta health department programs, increase condom use empowerment program to the community particularly vulnerable to sexually transmitted diseases gay community. Still looking forward to the activities that lead to the emergence of knowledge and attitude changes. For the gay community in Jakarta is expected to increase the knowledge of condoms and sexual venereal disease by joining in the gay social groups that continue to get infomation and learning. For other researchers, further research must be done both qualitatively and quantitatively by using other research designs are more powerful, less biased and more adequate sample size.
T-3207
Depok : FKM-UI, 2010
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Maryuni; Pembimbing: Agustin Kusumayati; Penguji: Rina Artining Anggorodi, Husein Habsyi
S-4019
Depok : FKM-UI, 2005
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Noviyanti Liana Dewi; Pembimbing: Tri Krianto; Penguji: Rina Artining Anggorodi, Husein Habsyi
S-4424
Depok : FKM UI, 2005
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Anggela Pradiva Putri; Pembimbing: Kemal N. Siregar, Toha Muhaimin; Penguji: Indang Trihandini, Husein Habsyi
Abstrak:
HIV dan AIDS sampai saat ini masih menjadi kasus yang mendapat perhatian di duniadan Indonesia. Diantara kelmpok rentan penularan HIV, LSL merupakan salah satupopulasi kunci penyumbang jumlah kasus baru HIV pada tahun 2015 yaitu 12%. Terdapatberbagai faktor peyebaran HIV pada LSL, salah satunya yaitu penggunaan kondomkonsisten.
Penelitian ini bertujuan mengindentifikasi hubungan penggunaan kondomdengan pencegahan HIV pada LSL di 6 kota di Indonesia dengan menggunakan dataSurvey Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP 2015). Penelitian ini menggunakan studicross-sectional yang dilaksanakan pada Maret-Juni 2018. Populasi pada penelitian iniyaitu LSL yang memiliki pasangan tetap wanita, pria, atau waria. Jumlah sampelsebanyak 773 responden dengan melakukan pembersihan data.
Hasil penelitianmenunjukkan bahwa hubungan penggunaan kondom dengan status HIV memberikannilai p= 0,059 Terdapat hubungan yang signifikan antara seks anal dengan status HIVdengan nilai p= 0,027. Perlu dilakukan penyuluhan dan intervensi yang lebih agarpemakaian kondom dapat lebih efektif sebagai metode pencegahan HIVKata kunci: AIDS, HIV, LSL, Condom
HIV and AIDS is still a case of attention in the world and Indonesia. Among thevulnerable groups of HIV transmission, MSM is one of the key populations contributingto the number of new HIV cases by 2015 at 12%. There are various factors in the spreadof HIV in MSM, one of which is consistent condom use.
This study aims to identifycondom use relationships with HIV prevention in MSM in 6 cities in Indonesia usingBiological Integrated Survey and Behavioral Survey data (STBP 2015). This study usesa cross-sectional study conducted in March-June 2018. The population in this study isMSM who have a permanent partner of women, men, or waria. The number of samplesis 773 respondents by performing data cleaning.
The results showed that the relationshipof condom use with HIV status gave p value = 0.059 There was a significant correlationbetween anal sex with HIV status with p value = 0,027. More counseling andinterventions are needed to make condom use more effective as a method of HIVprevention.
Keywords: AIDS,HIV, MSM, Condom.
Read More
Penelitian ini bertujuan mengindentifikasi hubungan penggunaan kondomdengan pencegahan HIV pada LSL di 6 kota di Indonesia dengan menggunakan dataSurvey Terpadu Biologis dan Perilaku (STBP 2015). Penelitian ini menggunakan studicross-sectional yang dilaksanakan pada Maret-Juni 2018. Populasi pada penelitian iniyaitu LSL yang memiliki pasangan tetap wanita, pria, atau waria. Jumlah sampelsebanyak 773 responden dengan melakukan pembersihan data.
Hasil penelitianmenunjukkan bahwa hubungan penggunaan kondom dengan status HIV memberikannilai p= 0,059 Terdapat hubungan yang signifikan antara seks anal dengan status HIVdengan nilai p= 0,027. Perlu dilakukan penyuluhan dan intervensi yang lebih agarpemakaian kondom dapat lebih efektif sebagai metode pencegahan HIVKata kunci: AIDS, HIV, LSL, Condom
HIV and AIDS is still a case of attention in the world and Indonesia. Among thevulnerable groups of HIV transmission, MSM is one of the key populations contributingto the number of new HIV cases by 2015 at 12%. There are various factors in the spreadof HIV in MSM, one of which is consistent condom use.
This study aims to identifycondom use relationships with HIV prevention in MSM in 6 cities in Indonesia usingBiological Integrated Survey and Behavioral Survey data (STBP 2015). This study usesa cross-sectional study conducted in March-June 2018. The population in this study isMSM who have a permanent partner of women, men, or waria. The number of samplesis 773 respondents by performing data cleaning.
The results showed that the relationshipof condom use with HIV status gave p value = 0.059 There was a significant correlationbetween anal sex with HIV status with p value = 0,027. More counseling andinterventions are needed to make condom use more effective as a method of HIVprevention.
Keywords: AIDS,HIV, MSM, Condom.
T-5399
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Donna Pratiwi; Pembimbing: Kemal N. Siregar; Penguji: Toha Muhaimin, Husein Habsyi, Baby Jim Aditya
Abstrak:
Latar Belakang Laporan Dinas Kesehatan Kabupaten Cirebon menyebutkan tahun 2012 terdapat 637 kasus HIV, tahun 2013 meningkat menjadi 707 kasus dan tahun 2014 meningkat menjadi 805 kasus HIV. Hal ini terjadi karena adanya penularan HIV melalui transmisi seksual, termasuk pada kelompok WPS sebagai salah satu kelompok yang rentan terhadap penularan HIV. Estimasi jumlah WPS di Kabupaten Cirebon dan Kota Cirebon tahun 2016 sebanyak 720 WPS, namun hanya 67% saja yang memanfaatkan layanan tes HIV. Salah satu penyebab keengganan WPS dalam melakukan tes HIV adalah merasa dirinya berisiko rendah terhadap penularan HIV. Pemanfaatan layanan tes HIV oleh WPS pada penelitian ini dapat dipelajari melalui teori Health Belief Model. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui hubungan antara persepsi berisiko HIV/AIDS dengan pemanfaatan layanan tes HIV pada WPS di Cirebon tahun 2017. Metode Penelitian menggunakan rancangan crossectional. Sampel pada penelitian ini berjumlah 94 responden. Instrumen yang digunakan adalah kuesioner dengan skala sikap untuk mengukur persepsi berisiko HIV. Hasil Pemanfaatan layanan tes HIV pada WPS di Cirebon mencapai 84%. Didapat 43.6% responden memiliki persepsi berisiko HIV tinggi. Berdasarkan analisis bivariat status perkawinan menikah/cerai hidup/cerai mati berhubungan dengan pemanfaatan layanan tes HIV (p = 0.031). Berdasarkan analisis multivariat didapat tidak ada hubungan antara persepsi berisiko HIV tinggi pada WPS dengan pemanfaatan layanan tes HIV setelah dikontrol dengan variabel status perkawinan (p = 0.513, OR = 1.49). Kesimpulan Sebagian besar WPS sudah memanfaatkan layanan tes HIV baik pada WPS yang memiliki persepsi berisiko HIV tinggi maupun persepsi berisiko HIV rendah
Read More
T-6007
Depok : FKM UI, 1998
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Dhani Syahputra Bukit; Pembimbing: Anwar Hassan; Penguji: Evi Martha, Dian Ayubi, Dwi Adi Maryandi, Husein Habsyi
T-4142
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Karina Juliasna BR. Sinulingga; Pembimbing: Soekidjo Notoatmodjo; Penguji: Anwar Hasan, Tri Krianto, Bambang Setiaji, Husein Habsyi
Abstrak:
Peningkatan kasus Penyakit Menular Seksual (PMS) pada masyarakat sangatmemprihatinkan. Studi kualitatif ini dilakukan untuk mencari tahu gambaran perilakuseksual para traveler (karena hobbi). Penelitian ini memilih informan traveler yangtinggal di Jakarta. Cara pengambilan data pada penelitian ini dilakukan denganmetode wawancara mendalam. Dari penelitian kualitatif ini ditemukan bahwa masihbanyak traveler di Jakarta yang melakukan hubungan seksual yang beresiko yaitu:tidak konsisten memakai kondom, dan melakukan hubungan seksual dengan beberapapasangan seksual. Walaupun penelitian ini hanya melibatkan 15 orang sumberinformasi, namun diharapkan bisa memperkaya ilmu pengetahuan dan terlebihnyamempu memberi masukan untuk program pencegahan Penyakit Menular Seksual.Disarankan kepada pemerintah terkait untuk lebih memperhatikan kesehatanmasyarakat terlebihnya kepada traveler yang melakukan perjalanan.Kata Kunci : Traveler, perilaku seksual berisiko, Penyakit Menular Seksual.
Read More
T-4567
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Melinda Sagala; Pembimbing: Ella Nurlaella Hadi; Penguji: Sudarto Ronoatmodjo, Anhari Achadi, Yulia Zubir, Husein Habsyi
Abstrak:
Pendahuluan: Di Indonesia setiap 25 menit terdapat satu orang terinfeksi (Human ImmunoDefiency virus) HIV, satu dari lima orang yang terinfeksi berusia dibawah 25 tahun. Kejadian HIVperlu penanganan yang sangat serius, kesadaran pemanfaatan fasilitas kesehatan diharapkan dapatmengurangi kejadian HIV. Provinsi Kalimantan Timur menjadi 10 provinsi terbanyakpenyumbang angka kejadian HIV di Indonesia. Tujuan: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahuifaktor risiko status HIV pada pasien di fasilitas kesehatan VCT Rumah Sakit Umum AwahabSyarani Kota Samarinda Kalimantan Timur. Metode: Desain penelitian adalah Case Kontrol.Sampel sebesar 140 orang dengan 70 orang orang pada kasus yang diambil secara Quota Samplingdari pasien di Klinik VCT, sedangkan 70 orang sebagai kontrol diambil dari klinik kulit kelamin.Data dianalisis dengan regresi logistic ganda. Hasil: Faktor risiko dari status HIV di Klinik VCTRSU A Wahab Syarani adalah pekerjaan (p=0,004), Perilaku seksual berisiko (p=0,007), danketersediaan informasi kesehatan (p=0,001) sedangkan pengetahuan komperhensif, jenis kelamin,dan pendidikan merupakan counfonding. Pekerjaan yang berisiko tinggi merupakan faktor risikoyang paling dominan terhadap status HIV. Responden yang memiliki pekerjaan risiko tinggiberisiko terinfeksi HIV 20 kali dibandingkan dengan pekerjaan yang tidak risiko tinggi,(OR:20,11,95%CI:2,65-152,26) setelah dikontrol oleh perilaku seksual berisiko, ketersediaaninformasi kesehatan, pengetahuan komperhenshif, jenis kelamin, dan pendidikan. Dalammenurunkan angka kejadian HIV, perlu adanya kerja dari berbagai pihak, dengan memberikaninfomasi tentang penularan dan pencegahan di berbagai fasilitas dan layanan umum dan berupayamenghilangkan stigma terhadap orang dengan HIV di lingkungan masyarakat.Kata Kunci : Faktor Risiko, VCT (Voluntary Counselling and Testing), HIV/AIDS
Introduction: In Indonesia every 25 minutes there is one person infected (Human ImmunoDeficiency Virus) HIV, one in five infected people aged under 25 years. The incidence of HIVneeds very serious treatment, awareness of the utilization of health facilities is expected to reducethe incidence of HIV. East Kalimantan province became the top 10 provinces contributing to theincidence of HIV in Indonesia. Objective: This study aims to determine the risk factors of HIVstatus in patients in health facilities VCT Awahab Syarani General Hospital, Samarinda City, EastKalimantan. Method: The study design was Case Control. A sample of 140 people with 70 peoplein cases taken by Quota Sampling from patients at VCT Clinic, while 70 people as control weretaken from the genital skin clinic. Data were analyzed by multiple logistic regression. Results:Risk factors from HIV status in health facilities VCT Awahab Syarani General Hospital wereEmployments (p = 0.004), risky sexual behavior (p = 0.007), and availability of health information(p = 0.001) whereas comprehensive knowledge, sex, and education were counfonding.Employments is the most dominant risk factor for HIV status. Respondents who have high-riskjobs are at risk of HIV infection 20 times compared to non-high-risk jobs (OR: 20,11,95% CI:2,65-152,26) after being controlled by risky sexual behavior, availability of health information,comprehensive knowledge, sex, and education. In reducing the incidence of HIV, it is required towork from various parties, to provide information on transmission and prevention in publicfacilities and services and not to stigmatize people living with HIV in the community.Keywords: Risk Factors, VCT (Voluntary Counseling and Testing), HIV / AIDS.
Read More
Introduction: In Indonesia every 25 minutes there is one person infected (Human ImmunoDeficiency Virus) HIV, one in five infected people aged under 25 years. The incidence of HIVneeds very serious treatment, awareness of the utilization of health facilities is expected to reducethe incidence of HIV. East Kalimantan province became the top 10 provinces contributing to theincidence of HIV in Indonesia. Objective: This study aims to determine the risk factors of HIVstatus in patients in health facilities VCT Awahab Syarani General Hospital, Samarinda City, EastKalimantan. Method: The study design was Case Control. A sample of 140 people with 70 peoplein cases taken by Quota Sampling from patients at VCT Clinic, while 70 people as control weretaken from the genital skin clinic. Data were analyzed by multiple logistic regression. Results:Risk factors from HIV status in health facilities VCT Awahab Syarani General Hospital wereEmployments (p = 0.004), risky sexual behavior (p = 0.007), and availability of health information(p = 0.001) whereas comprehensive knowledge, sex, and education were counfonding.Employments is the most dominant risk factor for HIV status. Respondents who have high-riskjobs are at risk of HIV infection 20 times compared to non-high-risk jobs (OR: 20,11,95% CI:2,65-152,26) after being controlled by risky sexual behavior, availability of health information,comprehensive knowledge, sex, and education. In reducing the incidence of HIV, it is required towork from various parties, to provide information on transmission and prevention in publicfacilities and services and not to stigmatize people living with HIV in the community.Keywords: Risk Factors, VCT (Voluntary Counseling and Testing), HIV / AIDS.
T-5400
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
