Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 1 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Bram Sinatra Napitupulu; Pembimbing: Baiduri Widanarko; Penguji: Dadan Erwandi, Hendra, Haryanto, Wahyu Hidayat
Abstrak:

Stres kerja merupakan masalah yang signifikan di sektor minyak dan gas bumi (migas), yang dapat berdampak pada kesehatan mental dan fisik pekerja, serta menurunkan kinerja. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis prevalensi dan faktor-faktor risiko stres kerja pada pekerja unit produksi I dan II di PT XYZ pada tahun 2024. Penelitian ini menggunakan desain kuantitatif dengan pendekatan cross-sectional dan melibatkan 120 responden. Data dikumpulkan melalui kuesioner dan dianalisis menggunakan uji bivariat untuk menilai hubungan antara faktor risiko dan stres kerja. Analisis dilakukan menggunakan uji Chi-square, perhitungan Prevalence Ratio (PR), dan CI 95%.
Hasil menunjukkan 50% pekerja mengalami stres kerja. Faktor yang berhubungan signifikan meliputi: tingkat pendidikan (p=0,003; PR=2,200; CI 95%: 1,179–2,700), masa kerja >5 tahun (p=0,011; PR=5,954; CI 95%: 0,912–38,893), status menikah (p=0,000; PR=4,171; CI 95%: 1,969–8,835), dukungan sosial buruk (p=0,044; PR=1,505; CI 95%: 1,032–2,196), otonomi kerja rendah (p=0,001; PR=2,000; CI 95%: 1,341–2,984), dan hubungan interpersonal buruk (p=0,033; PR=1,806; CI 95%: 1,019–3,200). Variabel yang tidak signifikan: usia (p=0,096), budaya organisasi (p=1,000), dan sumber daya (p=0,096). Determinan utama stres kerja adalah masa kerja, status pernikahan, tingkat pendidikan, dukungan sosial, otonomi pekerjaan, dan hubungan interpersonal.
Penelitian ini menunjukkan pentingnya perhatian terhadap faktor-faktor individu dan psikososial dalam mengelola stres kerja di sektor migas. Program dukungan sosial, peningkatan otonomi kerja, dan perbaikan hubungan interpersonal dapat mengurangi stres kerja di lingkungan ini.


Work-related stress is a significant issue in the oil and gas (migas) sector, impacting workers' mental and physical health as well as their performance. This study aims to analyze the prevalence and risk factors of work-related stress among workers in production units I and II at PT XYZ in 2024. The study used a quantitative cross-sectional design involving 120 respondents. Data were collected through questionnaires and analyzed using bivariate tests to assess the relationship between risk factors and work-related stress. The analysis included Chi-square tests, Prevalence Ratio (PR), and 95% Confidence Interval (CI). Results showed that 50% of workers experienced work stress. Significant associated factors included educational level (p=0.003; PR=2.200; 95% CI: 1.179–2.700), work duration >5 years (p=0.011; PR=5.954; 95% CI: 0.912–38.893), marital status (p=0.000; PR=4.171; 95% CI: 1.969–8.835), poor social support (p=0.044; PR=1.505; 95% CI: 1.032–2.196), low job autonomy (p=0.001; PR=2.000; 95% CI: 1.341–2.984), and poor interpersonal relationships (p=0.033; PR=1.806; 95% CI: 1.019–3.200). Non-significant factors included age (p=0.096), organizational culture (p=1.000), and resources (p=0.096). This study highlights the importance of addressing individual and psychosocial factors in managing work-related stress in the migas sector. Social support programs, increased job autonomy, and improved interpersonal relationships can help reduce work stress in this environment.

Read More
T-7239
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive