Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Siti Rohimah; Pembimbing: Hendra
M-750
[s.l.] : [s.n.] : s.a.]
D3 - Laporan Magang   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rohimah; Pembimbing: Hafizurrachman
S-2434
Depok : FKM UI, 2001
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Novia Dila Rohimah; Pembimbing: Trini Sudiarti; Penguji: Triyanti, Nurfi Afriansyah
Abstrak: Fast food atau makanan cepat saji mengandung tinggi lemak, natrium, indeks glikemik, dan padat energi, namun rendah akan serat, vitamin, dan mineral lain. Mengonsumsi fast food secara terus-menerus tanpa diimbangi dengan olahraga dan konsumsi buah serta sayuran yang adekuat pada masa remaja akan berdampak pada tekanan darah tinggi saat dewasa.Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan asupan energi fast food pada remaja. Desain penelitian yang digunakan adalahcross sectional. Pengumpulan data dilakukan dengan pengisian kuesioner dan wawancara FFQ (Food Frequency Quantitative) semi kuantitatif pada bulan April 2016. Penelitian ini melibatkan144 siswa SMP Islam PB Soedirman. Hasil penelitian menunjukkan bahwa median asupan energi fast food siswa adalah sebesar 372 kkal/hari atau setara 15% AKG remaja laki-laki dan 17,5% AKG remaja perempuan. Hasil analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara asupan energi fast food dengan jenis kelamin (p=0,001), uang saku (p=0,003), kebiasaan sarapan (p=0,0001), preferensi fast food(p=0,027), dan frekuensi konsumsi fast food orang tua (p=0,0001). Siswa disarankan untuk mengurangi konsumsi fast food terutama sebagai camilan, tidak melewatkan sarapan, dan memilih jajanan yang sehat. Kata kunci Asupan energi fast food,fast food,remaja
Read More
S-9065
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dhiennada Putri Khairunnisa; Pembimbing: Tri Krianto; Penguji: Tiara Amelia, Ida Rohimah
Abstrak:

Anemia pada remaja putri merupakan masalah kesehatan yang prevalensinya meningkat di Kota Depok, termasuk SMPN 6 Depok sebanyak 26% pada 2024. Menanggulangi masalah ini, pemerintah meluncurkan Gerakan Aksi Bergizi melalui senam, sarapan, suplementasi TTD, edukasi kesehatan/gizi. Penelitian kualitatif ini menganalisis pelaksanaan Gerakan Aksi Bergizi menggunakan model Precede-Proceed dengan pendekatan Rapid Assessment Procedures (RAP) dan metode wawancara mendalam kepada Kepala Sekolah, PJ UKS, PJ Promkes Puskesmas, Pembina UKS, dan 3 Guru, FGD kepada 12 siswa PMR, observasi kegiatan, telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan kebijakan berupa imbauan Kementerian hingga program sekolah. Pengetahuan siswa PMR dan guru cukup baik untuk setiap kegiatan. Namun, implementasinya menghadapi tantangan, pelaksanaan Gerakan Aksi Bergizi terpadu masih bersifat tahunan, tetapi sekolah mengadopsi senam bersama setiap minggu, sarapan bersama setiap bulan, tetapi minum TTD bersama belum konsisten dilakukan. Sikap siswa PMR positif terhadap senam dan edukasi karena merasa penting, tetapi masih terdapat sikap negatif terhadap suplementasi TTD karena kurangnya pemantauan akibat konsumsi mandiri. Dukungan guru kuat dalam logistik senam, tetapi pendampingan konsumsi TTD belum konsisten. Tenaga kesehatan berperan dalam penyediaan TTD dan edukasi, tetapi bersifat tidak langsung pada kegiatan rutin. Oleh karena itu, disarankan penguatan kolaborasi lintas sektor antara Sekolah dan Puskesmas dalam monitoring dan evaluasi untuk optimalisasi program.


 

Anemia in adolescent girls id a growing concern in Depok City, with a prevalence of  26% at SMPN 6 Depok in 2024. To combat this, the government launched Gerakan Aksi Bergizi, a program encompassing exercise, communal breakfast, iron folic acid  (IFA) supplementation, health/nutrition education. This qualitative study analyzed the  implementation of Gerakan Aksi Bergizi using the Precede-Proceed model, employing Rapid Assessment Procedure (RAP). Data was collected through in-depth interviews with the Head of School, School Health Unit (UKS) Coordinator, Health Promotion Officer from the Communtity Health Center, UKS Supervisors, and three teachers. Focus Group Discussion (FGD) were conducted with 12 PMR student, alongside activity observations and document reviews. Findings indicate supportive policies from the Ministry down to school level programs. PMR students and teachers demonstrated good knowledge of the activities. However, implementation faces challenges. The integrated Gerakan Aksi Bergizi is primarily an annual event, though the school independently adopted weekly communal exercise and monthly communal breakfasts. Consistent communal IFA consumptions remains an issue. PMR students showed positive attitudes towards exercise and education due to perceived importance, but  negative attitudes persisted towards IFA supplementation, attributed to a lack of monitoring for independent consumption. Teacher support for exercise logistics was strong, but consistent supervision of IFA consumption was lacking. Health personnel provided IFA and education but were not directly involved in routine activities. Therefore, strengthening croos-sectoral collaboration between the school and Community Health Center for monitoring and evaluation id crucial for program  optimization.

Read More
S-11952
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Syifa Rahmadany; Pembimbing: Siti Arifah Pujonarti; Penguji: Wahyu Kurnia Yusrin Putra, Banun Rohimah
Abstrak:
Hipertensi didefinisikan sebagai peningkatan tekanan darah yang persisten dengan nilai tekanan darah sistolik ≥140 mmHg dan/atau diastolik ≥90 mmHg berdasarkan rata-rata dua atau lebih pengukuran tekanan darah. Prevalensi hipertensi di Provinsi Kalimantan Tengah menempati peringkat tertinggi di Indonesia, yakni 40,7%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dan faktor dominan yang berhubungan dengan hipertensi pada penduduk usia 25–44 tahun di Provinsi Kalimantan Tengah. Desain penelitian ini adalah cross-sectional menggunakan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) tahun 2023. Analisis data yang digunakan meliputi analisis univariat menggunakan distribusi frekuensi, analisis bivariat menggunakan uji chi-square, dan analisis multivariat menggunakan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari 4.929 sampel, sebanyak 35,7% mengalami hipertensi. Faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian hipertensi pada penduduk usia 25–44 tahun di Provinsi Kalimantan Tengah yakni umur, riwayat pendidikan, status pekerjaan, obesitas, dan obesitas sentral. Konsumsi buah menjadi faktor dominan setelah dikontrol oleh variabel konsumsi sayur dan konsumsi makanan olahan berpengawet sebagai confounder, dengan peningkatan risiko sebesar 7,4 kali pada individu yang tidak pernah mengonsumsi buah dalam satu minggu dan 4,15 kali pada individu yang kurang mengonsumsi buah jika dibandingkan dengan individu yang mengonsumsi buah dalam jumlah cukup (14 porsi/minggu).
Hypertension is defined as a persistent increase in blood pressure, with systolic values ≥140 mmHg and/or diastolic values ≥90 mmHg, based on the average of two or more blood pressure measurements. The prevalence of hypertension in Central Kalimantan Province is the highest in Indonesia, at 40.7%. This study aims to determine related factors and dominant factors related to hypertension in the population aged 25-44 years in Central Kalimantan Province. A cross-sectional design was used, utilizing data from the 2023 Indonesia Health Survey (SKI 2023). Data analysis included univariate analysis using frequency distribution, bivariate analysis using the chi-square test, and multivariate analysis using multiple logistics regression. The results showed that out of 4,929 samples, 35.7% had hypertension. The factors significantly associated with the incidence of hypertension among individuals aged 25–44 years in Central Kalimantan Province include age, educational background, employment status, obesity, and central obesity. Fruit consumption is the dominant factor after being controlled by consumption of vegetables and consumption of processed foods preserved as confounders. Individuals who never consumed fruit in the past week had a 7.4 times higher risk of hypertension, while those who consumed less fruit (
Read More
S-12005
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive