Ditemukan 18 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Departemen Patologi Anatomik Fk UI
616.07 HIM (RS)
Jakarta : FK UI, 1998
Reserved (pinjaman 1 hari) Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Fakultas Kedokteran UI
614.4028 IND c
[s.l.] : American Society for Nutrition, 2009
Buku (pinjaman 1 minggu) Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Fakultas Kedokteran UI
R 613.0432 ILM
Jakarta : FK UI, 1985
Referensi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Fakultas Kedokteran UI
612 IND g
Jakarta : FK UI, 2012
Buku (pinjaman 1 minggu) Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Fakultas Kedokteran UI
615.7822 UNI k
Jakarta : FK UI, 2000
Buku (pinjaman 1 minggu) Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Fakultas Kedokteran UI
R 610.25 UNI p
Jakarta : FK UI, 1971
Referensi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Fakultas Kedokteran UI; Muhardi Muhiman, Abdullatief, Richard Lolong Wulung
618.24 UNI k
Jakarta : FK UI, 1987
Buku (pinjaman 1 minggu) Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Farid Anfasa Moeloek; Pembimbing: Hanifa Wiknjosastro; Kopromotor: Ratna Suprapti Samil
Abstrak:
ABSTRAK Latar Belakang Dan Permasalahan Dewasa ini, dengan meningkatnya tuntutan masyarakat terhadap kualitas hidup dan kehidupannya, membawa masalah tersendiri terhadap penanganan infertilitas dalam menangani masalah fertilitas secara menyeluruh. Sesungguhnya kehadiran berbagai disiplin ilmu baik dari dalam dunia kedokteran, maupun dari luar dunia kedokteran seperti psikologi, ilmu sosial, ilmu pendidikan, ilmu hukum, dan bahkan agama sekali pun diperlukan dalam mengatasi masalah ini, karena sedemikian majemuknya permasalahan yang dihadapi. Ini berarti dituntut tanggung jawab yang merupakan tantangan bagi terlaksananya pusat pengkajian ilmu bagi masalah-masalah kesehatan reproduksi di Indonesia. Sampai saat ini di dalam dunia kedokteran sendiri, pemeriksaan klinik infertilitas yang bermaksud untuk memperoleh sejauh mungkin keterangan mengenai sebab infertilnya pasangan, agar dapat dibuat kebijaksanaan bagi pengobatannya yang tepat dan terarah, masih tetap merupakan masalah yang menarik perhatian. Kenyataan ini dihadapkan dengan masih berlangsungnya hingga kini suatu penelitian bersama dari WHO dalam Investigation and diagnosis of the infertile couple, Special Programme of Research Development and Research Training in Human Reproduction (study number 78923). Dengan demikian dapat dimaklumi, bahwa keberhasilan pengobatannya pun sampai saat ini masih banyak membawa kekecewaan, meskipun ada kalanya memberi kepuasan tersendiri baik bagi dokter pemeriksa dan pasiennya sendiri. Adalah kenyataan dalam 10 tahun terakhir ini, bahwa banyak kelainan genitalia interna pada wanita dengan perkawinan infertil yang masih sulit dikenal melalui pemeriksaan-pemeriksaan klinik infertilitas lazimnya yang terdiri dari pemeriksaan dalam (ginekologik), suhu basah badan, sitologi vagina atau biopsi endometrium, uji pasca sanggama dan histerosalpingografi saja. Pasangan infertil yang dianggap "normal", yang masih belum dapat dibuktikan dengan pemeriksaan - pemeriksaan kiinik tersebut masih cukup tinggi, berkisar 10-20%. Sedangkan pemeriksaan klinik infertilitas wanita yang dilakukan di klinik ini masih meliputi pemeriksaan-pemeriksaan itu; pemeriksaan imuno-hormonologik lanjut yang mungkin dapat membantu menerangkan hal-hal lainnya masih belum sempurna dapat dilaksanakan di sini karena masih langkanya pemeriksaan tersebut. Selain daripada itu, masalah lain yang dihadapkan dan dirasakan perlu mendapat perhatian pada pemeriksaan klinik infertilitas wanita adalah lamanya waktu pemeriksaan dengan segala macam halangannya. Masih dirasakan sampai saat ini, terutama bagi pihak istri, perlunya waktu yang relatif lama untuk mencari faktor penyebabnya itu; sedangkan mereka telah dihadapkan pada waktu yang cukup lama pula untuk menantikan datangnya keturunan. Behrman dan Kistner, dan Jain, 17 ;pernah mengutarakan 'bahwa'lamanya usaha ingin anak atau lamanya perkawinan berlangsung 'merupakan faktor yang turut pula bertanggung jawab terhadap kesuburan pasangan. Kemajuan ilmu ,dan teknologi .kontemporer di dalam bidang kedokteran saat ini, ternyata banyak mengundang harapan baru bagi terciptanya cara pemeriksaan klinik dan pengobatan, yang lebih maju. Kemajuan dalam bidang penelitian teknologi kontrasepsi dan sumber cahaya dingin (fiber optik), ternyata membuka era baru pula bagi cara-cara pemeriksaan klinik dan pengobatan pada infertilitas wanita. Dari sekian banyak teknologi alat kontrasepsi yang sedang dikembangkan dan kini mulai banyak digunakan untuk maksud pemeriksaan, klinik genitalia interna dan pengobatan pada wanita dengan perkawinan infertil adalah endoskopi (laparoskopi dan kuldoskopi). Endoskopi (laparoskopi ,atau kuldoskopi) yang merupakan pemeriksaan langsung genitalia interna, yang dapat dilaksanakan dalam waktu tidak lebih dari satu jam saja, membuat kelainan-kelainan genitalia interna yang sulit dikenal dengan pemeriksaan-pemeriksaan klinik infertilitas lainnya dengan mudah, cepat, dan tepat dapat diketahui. Berdasarkan pandangan dari beberapa penulis tampaknya endoskopi dapat memperkecil masalah pemeriksaan klinik infertilitas wanita. Bahkan Frangenheim dan Lindemann lebih tegas menyatakan bahwa kini pemeriksaan genitalia interna belum sempurna dilaksanakan apabila pemeriksaan endoskopi belum dilakukan.
Read More
D-41
Jakarta : FK UI, 1983
S3 - Disertasi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Haryanto Reksodiputro; Promotor: Utoyo Sukaton; Kopromotor: Judith A. Graeff
Abstrak:
ABSTRAK Limfoma malignum ialah suatu penyakit keganasan primer daripada jaringan limfoid yang bersifat padat. Penyakit ini dibagi dalam dua golongan besar, yaitu penyakit Hodgkin dan limfoma non-Hodgkin (LNH). Sel ganas pada penyakit Hodgkin berasal dart sel retikulum. Limfosit-limfosit yang merupakan bagian integral proliferasi sel pada penyakit ini diduga merupakan manifestasi reaksi kekebalan seluler terhadap sel-sel ganas tadi. Limfoma non-Hodgkin pada dasarnya merupakan keganasan sel limfosit. Pada penyakit Hodgkin telah dicapai kesepakatan mengenai prosedur diagnostik yang harus dilakukan untuk menetapkan diagnosis, tingkat penyakit dan mengenai pengobatan penderita. Pada LNH keadaannya amat berbeda. Hal ini tercermin pada usaha terus menerus selama seperempat abad ini untuk mengajukan penggolongan-penggolongan dan nomenklatur-nomenklatur yang baru. Di samping itu skema yang tetap untuk menilai tingkat penyakit maupun pengobatan belum ada. 1. Gambaran umum penderita-penderita INH di Jakarta Selama lima tahun terakhir, yaitu antara tanggal 1 Oktober 1978 hingga 1 Oktober 1983, 583 penderita baru limfoma malignum dijumpai di Subbagian Hematologi Bagian Ilmu Penyakit Dalam, Rumah Sakit Dr. Cipto Mangunkusumo, Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Penilaian histologis jaringan tumor penderita-penderita tersebut dibuat oleh ahli Patologi Anatomik berbagai laboratorium di Jakarta dan di luar Jakarta, 88,5% di antaranya didiagnosis sebagai LNH. Duaratus tujuh puluh lima di antara 583 penderita baru tersebut datang antara tanggal 1 Oktober 1978 hingga I April 1981 dan diteliti lebih lanjut. Diagnosis histologis pada 250 penderita dibuat oleh ahli Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Duabelas kasus telah diperiksa di rumah sakit lain, namun diagnosis histologisnya diteliti kembali oleh bagian Patologi Anatomik Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia. Pada tigabelas kasus lainnya, diagnosis dibuat oleh ahli Patologi Anatomik dari laboratorium lain. Di antara 275 penderita ini, hanya 30 orang (10,9(1o) yang menderita penyakit Hodgkin sedangkan 245 orang menderita penyakit LNH (89,1 %). Angka kejadian penyaldt Hodgkin yang rendah telah dilaporkan oleh Soeripto (211) yang menemukan hanya dua orang penderita (2,607o) penyakit Hodgkin di antara 75 penderita limfoma malignum yang ditelitinya. Angka-angka yang rendah juga ditemukan di Irian Timur (Papua New Guinea) dan Jepang (tabel 1). Penyebab variasi geografis ini tidak diketahui walaupun bukti-bukti yang ada pada waktu ini menunjukkan bahwa berbagai faktor yang berhubungan dengan "tuan rumah" dan lingkungan turut berperan. 2. Tujan penelitian LNH ialah suatu penyakit yang heterogen. Bergantung pada gambaran his tologis tumomya, perjalanan penyaldt penderita dapat bermacam-macam mulai dari yang perkembangannya amat lambat dan dapat disandang dengan baik sampai pada yang cepat berkembang menjadi fatal. Penderita-penderita penyakit LNH derajat keganasan rendah acapkali tidak memerlukan pengobatan selama bertahun-tahun, namun penyembuhan yang sempuma jarang terjadi. Sebaliknya beberapa kelompok dengan penyakit yang cepat menjadi fatal bila tidak diobati, mempunyai harapan untuk sembuh jika mendapat pengobatan yang tepat. Selain bergantung pada gambaran histologis tumor, pengobatan LNH bergantung juga pada tingkat penyakit penderita. Hingga saat ini belum ada keseragaman mengenai pemeriksaan-pemeriksaan yang dilakukan dalam penatalaksanaan penderita penyakit LNH. Di negaranegara maju acapkali dilakukan berbagai pemeriksaan yang rumit dan mahal untuk dapat memperoleh keterangan yang lengkap mengenai penyakit penderita. Selain biaya pemeriksaannya, biaya pengobatan penyakit LNH juga sangat mahal, sedangkan hasil yang dicapai acapkali mengecewakan. Memperpanjang masa harapan hidup penderita dengan beberapa bulan mungkin penting artinya dalam rangkaian up coba klinis untuk perbaikan pengobatan penderita di masa depan, tetapi agaknya tidak relevan untuk negara yang mempunyai keterbatasan dana seperti di Indonesia. Penelitian ini bertujuan untuk mengenal pola penyakit LNH di Indonesia (meliputi aspek histologis, sitologis, imunologis dan klinis) serta menentukan strategi yang paling berdaya guna dan tepat guna dalam menetapkan diagnosis, tingkat penyaldt dan pengobatan penyakit LNH di negara ini, dengan mempertimbangkan hambatan segi kedokteran maupun ekonomi yang terdapat di sini.
Read More
D-44
Jakarta : FK UI, 1984
S3 - Disertasi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Tim Gizi Fakultas Kedokteran UI
LP 658.38 UNI l
Jakarta : Departemen Tenaga Kerja, 1989
Laporan Penelitian Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
