Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Sigit Wibowo; Pembimbing: Sudijanto Kamso; Penguji: Kemal N. Siregar, Indang Trihandini, R. Giri Wurjandaru, Sri Puji Wahyuni
Abstrak: Menurut WHO, 54% kematian bayi disebabkan oleh masalah gizi. Berdasarkan GNR,Indonesia merupakan negara ke-17 dari 117 negara yang memiliki masalah gizikompleks, sehingga mengancam kualitas SDM Indonesia di masa mendatang.Berdasarkan hasil Riskesdas dan PSG, permasalahan stunting, wasting, dan underweightcenderung tetap dan masih menjadi masalah gizi masyarakat karena berada di atas nilaiambang batas yang ditetapkan WHO. Berdasarkan Perpres Nomor 42/2013, untukmenanggulangi masalah gizi diperlukan kerjasama lintas sektor melalui upaya intervensispesifik dan sensitif dimana diyakini intervensi gizi sensitif berkontribusi 70% danintervensi gizi spesifik berkontribusi 30% dalam mengatasi permasalahan gizi. Agarpelaksanaan program intervensi gizi dapat berjalan optimal, maka diperlukan data daninformasi yang baik sehingga pelaksanaan program lebih tepat waktu dan tepat sasaran.Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan dasbor penyajian data dan informasisistem informasi gizi terpadu. Pengembangan dasbor ini menggunakan modelpengembangan dasbor berbasis user-centered design (dentifikasi kebutuhan, analisis danperencanaan, perancangan prototipe, pengujian dan evaluasi, dan implementasi). Luaranpenelitian diharapkan dapat menjadi media yang efektif dan efisien dalam menyajikandata dan informasi gizi sehingga tindakan intervensi spesifik (sektor kesehatan) maupunintervensi sensitif (sektor non kesehatan) dapat berjalan lebih cepat, tepat, akurat, sertamendukung stakeholder terkait dalam proses pengambilan tindakan intervensi maupunperumusan kebijakan perbaikan gizi masyarakat. Selain itu, dasbor yang dihasilkan dapatdijadikan sebagai alat untuk mengukur kinerja organisasi.
Kata kunci:Sistem Informasi Gizi Terpadu, Dasbor, Gizi, Pemantauan Status Gizi (PSG), LaporanRutin
According to WHO, 54% of infant deaths are caused by nutritional problems. Based onGNR, Indonesia is the 17th country out of 117 countries that have complex nutritionalproblems, thus threatening the quality of Indonesian human resources in the future. Basedon the results of Riskesdas and PSG, stunting, wasting, and underweight problems tendto remain and still become a community nutritional problem because it is above theWHO's set of thresholds. Based on Presidential Decree Number 42/2013, to overcomenutritional problems requires cross-sectoral cooperation through the efforts of specificand sensitive interventions where it is believed that sensitive nutritional interventionscontribute 70% and specific nutrient interventions contribute 30% in overcomingnutritional problems. In order for the implementation of nutritional intervention programcan run optimally, it needs good data and information so that the implementation of theprogram is more timely and right on target. This study aims to develop a dashboard ofdata presentation and information integrated nutrition information system. Thisdashboard development uses a user-centered design dashboard development model(needs identification, analysis and planning, prototype design, testing and evaluation, andimplementation). The research output is expected to be an effective and efficient mediain presenting nutritional data and information so that specific intervention (health sector)and sensitive (non-health sector) interventions can run faster, accurately, and supportrelevant stakeholders in the intervention-taking process as well as the formulation ofcommunity nutrition improvement policy. In addition, the resulting dashboard can serveas a tool for measuring organizational performance.
Key words:Integrated Nutrition Information System, Dashboard, Nutrition, Monitoring of NutritionStatus (PSG), Routine Report.
Read More
T-5392
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Najah Syamiyah; Pembimbing: Helda; Penguji: Sudarto Ronoatmodjo, Sri Puji Wahyuni, Yuniarti
Abstrak: Cakupan ASI eksklusif di wilayah Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan masih rendah. Sementara itu pendidikan tentang ASI eksklusif kepada masyarakat harus terus dilakukan karena dapat memberikan informasi penting untuk calon ibu dan keluarga. Maka dilakukan penelitian untuk mengetahui dukungan tenaga kesehatan terhadap perilaku pemberian ASI Eksklusif pada Ibu bayi usia 0-5 bulan 29 hari di Posyandu Wilayah Puskesmas Kecamatan Mampang Prapatan. Penelitian dengan disain cross sectional ini dilakukan terhadap 250 ibu bayi yang terdaftar di posyandu yang diwawancara menggunakan kuesioner terstruktur. Didapatkan bahwa peluang kelompok ibu yang mendapatkan dukungan tenaga kesehatan dengan baik untuk memberikan ASI eksklusif adalah 1,547 (CI 95% 1,023-2,339) kali lebih besar dibandingkan dengan kelompok ibu yang kurang mendapatkan dukungan dari tenaga kesehatan. Dapat disimpulkan, jika Ibu mendapatkan 4 atau lebih dari 5 perlakuan diantaranya konseling ASI saat ANC, dilakukan IMD, dirawat gabung bersama bayi, bayinya tidak diberikan makanan dan minuman selain ASI selama masa perawatan, serta ibu pernah mendapatkan penyuluhan, maka pelungnya untuk memberikan ASI eksklusif lebih besar dibandingkan dengan ibu yang hanya mendapatkan 0-3 perlakuan tersebut. Diharapkan kepada penyedia layanan kesehatan Ibu dan anak dapat menetapkan kebijakan terkait pelayanan manajemen laktasi. Kata kunci: Cross Sectional, Dukungan Tenaga Kesehatan, ASI Eksklusif, Posyandu The coverage of exclusive breastfeeding in Mampang Prapatan Public Health Center was still low. Meanwhile, education about exclusive breastfeeding to the community should continue to be done because it can provide important information for prospective mothers and families. Then conducted a study to determine the support of health workers to exclusive breastfeeding behavior on the mother of the infant 0-5 months 29 days in Posyandu of Mampang Prapatan Public Health Center. A cross sectional study was conducted on 250 infant mothers enrolled in posyandu who were interviewed using a structured questionnaire. It was found that the maternal group opportunity that had good health support to provide exclusive breastfeeding was 1.547 (95% CI 1.023-2.339) times greater than women with less support from health personnel. It can be concluded that if the mothers get 4 or more of 5 treatments such as breastfeeding counseling during ANC, early breastfeeding initiation, treated together with baby, the baby was not given any food and drinks other than breastmilk during the treatment period, and the mother has got counseling, then theirs opportunities to give exclusive breastfeeding was greater than mothers who only got 0-3 of these treatments. It is expected that Mother and child health providers can establish policies related to lactation management services. Keywords: Cross sectional, Health Workers Support, Exclusive Breastfeeding , and Posyandu
Read More
T-5092
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fanny Indrayani; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Vetty yulianty Permanasari, Sri Puji Wahyuni
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui implementasi dari kebijakan ProgramKesehatan Ketuk Pintu Layani Dengan Hati. Jenis penelitian yang digunakan adalahkualitatif dengan metode wawancara mendalam dan telaah data. Triangulasi datadilakukan dengan triangulasi metode dan sumber. Penelitian diukur dengan variabelkomunikasi, sumber daya, disposisi dan struktur birokrasi. Hasil dari penelitianmenunjukkan masih banyak kesenjangan dari keempat variabel tersebut. Komunikasibelum berjalan secara efektif, petugas KPLDH hanya paham sebatas teknis. Sumber dayadari sisi staf, informasi, wewenang dan fasilitas tidak adekuat dalam mendukungkebijakan. Disposisi dari pelaksana kebijakan dipengaruhi oleh sumber daya tersebut.Adapun struktur birokrasi yang tidak terintegrasi. Total pendataan KPLDH di wilayahKecamatan Cakung per Juni Tahun 2018 sebesar 40,15% dari target total 538.262 jiwapenduduk.Kata kunci:Implementasi, KPLDH, Kebijakan Publik.
Read More
S-9702
Depok : FKM-UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Levi Dhynianti; Pembimbing: Ede Surya Darmawan; Penguji: Mardiati Nadjib, Rima Damayanti, Sri Puji Wahyuni
Abstrak:
Tesis ini membahas kesiapan Puskesmas di DKI Jakarta dalam mengimplementasikan transformasi layanan primer pada tahun 2024. Kesiapan implementasi sangat menentukan efektivitas dan keberhasilan suatu kebijakan sehingga analisis kesiapan dilakukan guna mengidentifikasi sumber daya pendukung yang perlu disiapkan, faktor-faktor yang mempengaruhi implementasi kebijakan (tantangan dan pendukung) serta faktor kondisi di internal organisasi puskesmas perlu dipersiapkan agar upaya transformasi yang akan dilaksanakan dapat berjalan optimal. Penelitian ini adalah operational research dengan pendekatan kuantitatif yang selanjutnya diperjelas dengan kualitatif. Data diperoleh melalui 2 tahap yaitu kuisioner dan dilanjutkan dengan wawancara mendalam untuk memperjelas data yang tidak dapat dijelaskan secara kuantitatif. Hasil penelitian pada penelitian ini diperoleh data bahwa terdapat 18 puskesmas(47%) puskesmas telah siap dan 20 puskesmas (53%) belum siap meengimplementasikan transformasi layanan primer. Aspek input (Pelayanan Kesehatan, SDM, Sistem Informasi, Sarana Prasarana dan Alat), aspek proses (tatakelola dan kebijakan) serta aspek output (akses, cakupan, mutu dan keselamatan pasien) menjadi faktor penentu kesiapan. Adanya komitmen antar stakeholder, strategi berupa kebijakan baru dalam layanan, serta karakteristik puskesmas yang berstatus BLUD serta kondisi akses, cakupan dan keselamatan pasien yang baik saat pelaksanaan implementasi merupakan faktor pendorong yang dapat mendukung implementasi layanan primer. Sementara belum jelasnya status kader dan insentif kader, serta dashboard pelaporan yang belum maksimal menjadi tantangan dalam pelaksanaan implementasi. Oleh karena itu dukungan dari Kementerian Kesehatan, fasilitasi dari Dinas Kesehatan Provinsi serta upaya maksimal dari puskesmas perlu dilakukan maksimal sehingga implementasi transformasi layanan primer dapat terlaksana sesuai dengan tujuan dan target.

This thesis discusses the readiness of community health centers (Puskesmas) in DKI Jakarta to implement primary health care transformation in 2024. The readiness of implementation significantly determines the effectiveness and success of a policy, hence an analysis of readiness is conducted to identify the supporting resources that need to be prepared, the factors influencing policy implementation (challenges and supports), as well as the internal conditions of the Puskesmas that need to be prepared to ensure the transformation efforts can be carried out optimally. This research is operational research with a quantitative approach, which is further clarified with qualitative methods. Data was obtained through two stages: questionnaires followed by in-depth interviews to clarify data that cannot be explained quantitatively. The results of this study indicate that 18 Puskesmas (47%) are ready, and 20 Puskesmas (53%) are not yet ready to implement the primary health care transformation. Input aspects (Health Services, Human Resources, Information Systems, Facilities and Equipment), process aspects (governance and policies), and output aspects (access, coverage, quality, and patient safety) are the determining factors of readiness. The commitment among stakeholders, strategies in the form of new policies in services, the characteristics of Puskesmas with BLUD status, as well as good access, coverage, and patient safety during the implementation are supporting factors that can aid the implementation of primary services. Meanwhile, unclear status and incentives for cadres, as well as suboptimal reporting dashboards, pose challenges in the implementation. Therefore, support from the Ministry of Health, facilitation from the Provincial Health Office, and maximum efforts from the Puskesmas are necessary to ensure that the implementation of primary health care transformation can be carried out in line with the objectives and targets.
Read More
T-6991
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Afrina Ferawati Sitohang; Pembimbing: Adik Wibowo; Penguji: Anhari Achadi, Lindawati. Sri Puji Wahyuni
Abstrak: Penyakit tidak menular (PTM) merupakan penyebab utama kematian di dunia maupun di Indonesia. Salah satu intervensi kunci dan cara yang paling efektif untuk menurunkan PTM adalah pengendalian faktor risiko PTM, diantaranya pemanfaatan Posbindu PTM sebagai wadah deteksi dini faktor risiko PTM. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan perilaku masyarakat dalam pemanfaatan Pos Pembinaan Terpadu Penyakit Tidak Menular di wilayah kerja Puskesmas Mogang Kabupaten Samosir. Penelitian ini menggunakan pendekatan mix method dengan sequential explanatory design (urutan pembuktian) diawali dengan penelitian kuantitatif terhadap 246 orang responden sesuai dengan kriteria inklusi dan dilanjutkan dengan penelitian kualitatif dengan melakukan wawancara mendalam, focus group discussion dan observasi pelaksanaan kegiatan Posbindu PTM. Data dianalisis secara univariat, bivariat, multivariat dan analisis tematik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa rata-rata pemanfaatan Posbindu PTM dalam satu tahun hanya 3.2 kali. Faktor dominan yang berhubungan secara signifikan pada CI 95% secara berturut turut adalah sikap (P value 0.001), umur (P value 0.001), ketersediaan sarana (p value 0.005), dukungan tokoh masyarakat (p value 0.007), pengetahuan (p value 0.008), dukungan keluarga (p value 0.021). Disarankan kepada Dinas Kesehatan, Puskesmas Mogang untuk melaksanakan resosialisasi program Posbindu PTM, meningkatkan komunikasi, informasi dan edukasi bagi masyarakat, pembenahan terhadap sarana dan prasarana, meningkatkan kerjasama dan koordinasi dengan lintas sektor serta mengembangkan pemberdayaan masyarakat terintegrasi melalui kelompok-kelompok potensial.
Read More
T-5532
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sri Puji Wahyuni; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Anhari Achadi, Puput Oktamianti, Reggy Stephanus Sobari, Fachrudin Ali
T-4224
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurmala Meilasari; Pembimbing: Wiku Bakti Bawono Adisasmito; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Purnawan Junadi, Lysbeth Regina Pandjaitan, Sri Puji Wahyuni
Abstrak:

Stunting merupakan permasalahan serius di seluruh dunia. Prevalensi stunting di Indonesia tahun 2023 sebesar 21,5% menurun 0,1% dari tahun 2022. Prevalensi stunting di DKI Jakarta sebesar 17,6% meningkat 2,8% dari tahun 2022 sedangkan Jakarta utara memiliki kenaikan prevalensi stunting terendah dari 4 Kota Administrasi di DKI Jakarta yaitu 1,3% dari tahun 2022 dengan prevalensi stunting sebesar 19,8%. Jakarta utara memiliki kebijakan berupa modul aksi cegah stunting yaitu Jakarta Utara menuju Zero Stunting. Berdasarkan data BPS tahun 2023, terdapat 13,33% perempuan usia 10 tahun ketas di Jakarta Utara yang tidak menyelesaikan pendidikannya dan terdapat 7,24% penduduk miskin di Jakarta Utara. Berdasarkan Perpres RI No. 72 Tahun 2021 tentang Percepatan Penurunan Stunting, target prevalensi stunting tahun 2024 sebesar 14%. Jakarta Utara masih memiliki gap sebesar 5,8% untuk mencapai target 14% prevalensi stunting di tahun 2024. Oleh karena itu dilakukan penelitian mengenai analisis implementasi kebijakan stunting di Jakarta Utara dari aspek ekonomi berupa program pemberian susu, telur untuk balita bermasalah gizi, makanan tambahan bagi ibu hamil Kurang Energi Kronik (KEK) dan aspek pendidikan melalui edukasi stunting kepada ibu hamil dan orang tua balita sebagai upaya pencegahan dan penanggulangan stunting. Model implemntasi kebijakan yang digunakan adalah model Van Meter Van Horn. Penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan pendekatan studi kasus. Pengambilan data melalui wawancara mendalam kepada 15 informan dari instansi pemerintah, orang tua balita dan ibu hamil serta FGD kepada kader posyandu di wilayah Cilincing dan Tanjung priok sebagai lokasi penelitian. Hasil penelitian dari aspek ekonomi pemberian susu dan telur bagi balita bermasalah gizi pada tahun 2023 berkontribusi terhadap pencegahan dan penanganan balita stunting di Jakarta Utara. Hal ini dapat dilihat dari 72,11% balita weight faltering mengalami kenaikan berat badan, 59,01% balita under weight sudah tidak under weight, 54,9% balita gizi kurang sudah tidak gizi kurang  dan 45,34% gizi buruk sudah tidak menjadi gizi buruk serta 149 balita stunting sudah tidak menjadi stunting berdasarkan status gizi. Dari aspek pendidikan pemberian edukasi mengenai stunting kepada ibu hamil kurang optimal karena hanya 9,93% ibu hamil mendapatkan edukasi melalui kelas ibu yang dianggarkan oleh puskesmas di Jakarta Utara, namun semua orang tua balita bermasalah gizi sudah mendapatkan edukasi mengenai stunting. Diperlukan edukasi mengenai pencegahan dan penanganan stunting secara masif kepada ibu hamil dan orang tua balita serta perlu adanya regulasi mengenai pemberian pangan tinggi protein hewani bagi ibu hamil dan balita bermasalah gizi dan bagi balita dari keluarga dengan penghasilan di bawah UMP


 

Stunting is a serious problem throughout the world. The prevalence of stunting in Indonesia in 2023 is 21.5%, a decrease of 0.1% from 2022. The prevalence of stunting in DKI Jakarta is 17.6%, an increase of 2.8% from 2022, while North Jakarta has the lowest increase in stunting prevalence of the 4 Administrative Cities in DKI Jakarta, namely 1.3% from 2022 with a stunting prevalence of 19.8%. North Jakarta has a policy in the form of an action module to prevent stunting, namely North Jakarta towards Zero Stunting. Based on BPS data for 2023, there are 13.33% of women aged 10 years and above in North Jakarta who have not completed their education and there are 7.24% of poor people in North Jakarta. Based on RI Presidential Decree No. 72 of 2021 concerning the Acceleration of Reducing Stunting, the target for stunting prevalence in 2024 is 14%. North Jakarta still has a gap of 5.8% to achieve the target of 14% stunting prevalence in 2024. Therefore research was conducted regarding the analysis of the implementation of stunting policies in North Jakarta from an economic aspect in the form of programs providing milk, eggs for toddlers with nutritional problems, additional food. for pregnant women with Chronic Energy Deficiency (KEK) and educational aspects through stunting education for pregnant women and parents of toddlers as an effort to prevent and overcome stunting. The policy implementation model used is the Van Meter Van Horn model. This research is qualitative research with a case study approach. Data were collected through in-depth interviews with 15 informants from government agencies, parents of toddlers and pregnant women as well as FGDs with posyandu cadres in the Cilincing and Tanjung Priok areas as research locations. The results of research from the economic aspect of providing milk and eggs to toddlers with nutritional problems in 2023 will contribute to the prevention and handling of stunting toddlers in North Jakarta. This can be seen from 72.11% of underweight toddlers experiencing weight gain, 59.01% of underweight toddlers are no longer underweight, 54.9% of underweight toddlers are no longer underweight and 45.34% of underweight toddlers are no longer underweight. malnutrition and 149 stunted toddlers were no longer stunted based on nutritional status. From an educational aspect, providing education about stunting to pregnant women is less than optimal because only 9.93% of pregnant women receive education through maternal classes budgeted for by the community health center in North Jakarta, but all parents of toddlers with nutritional problems have received education about stunting. Massive education regarding the prevention and handling of stunting is needed for pregnant women and parents of toddlers and there is a need for regulations regarding providing food high in animal protein for pregnant women and toddlers with nutritional problems and for toddlers from families with incomes below the UMP

Read More
T-7135
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Widiana Kusumasari Agustin; Pembimbing: Siti Arifah Pujonarti; Penguji: Kusharisupeni Djokosujono, Diah Mulyawati Utari, Sri Puji Wahyuni, Yuni Zahraini
Abstrak:
ABSTRAK Kurang gizi pada balita 0-23 bulan masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Provinsi DKI Jakarta. Pada tahun 2017 prevalensi underweight di Provinsi DKI Jakarta tergolong prevalensi medium (14,5%), sementara wasting tergolong serius, sedangkan untuk stunting termasuk rendah (18,1%). Tujuan penelitian untuk mengetahui hubungan antara asupan energi, asupan protein, asupan lemak, keragaman jenis makanan, frekuensi pemberian makanan, ASI eksklusif, inisiasi menyusu dini, penimbangaan berat badan, pemberian kapsul vitamin A, riwayat pendidikan formal ibu dan status ibu bekerja dengan kurang gizi pada Balita 0-23 bulan di Provinsi DKI Jakarta tahun 2017. Kurang gizi diukur menggunakan Compocite Index of Anthropometric Failure (CIAF). Penelitian ini menggunakan desain cross sectional dengan jumlah sampel 658 balita 0- 23 bulan. Hasil penelitian menunjukkan prevalensi kurang gizi pada Balita 0-23 bulan dengan indikator CIAF jauh lebih tinggi (31,9%) dibandingkan dengan indikator BB/U, PB/U, dan BB/PB. Asupan protein, keragaman jenis makanan, pemberian kapsul vitamin A dan status bekerja ibu berhubungan signifikan dengan kurang gizi. Faktor dominan adalah asupan protein. Balita yang mengkonsumsi protein kurang memiliki risiko sebesar 4,8 kali (95% CI: 0.599-38.746) untuk mengalami kurang gizi dibandingkan Balita yang mengkonsumsi protein cukup. Terdapat interaksi antara asupan protein dan keragaman jenis makanan. Interaksi tersebut saling melemahkan terhadap kejadian kurang gizi. Kata kunci: Kurang gizi, balita 0-23 bulan, CIAF, asupan protein Undernutrition in under five children (0-23 months) is still a public health problem in DKI Jakarta Province. In 2017, the prevalence of underweight in DKI Jakarta is classified as medium prevalence (14.5%), while wasting is considered serious, meanwhile stunting is low (18.1%). The objectives of the study were to investigate the relationship between energy intake, protein intake, fat intake, food diversity, feeding frequency, exclusive breastfeeding, early breastfeeding initiation, weight monitoring, vitamin A capsule supplementation, maternal formal education and maternal working status with undernutrition in under five children (0-23 months). Undernutrition was measured using the Composite Index of Anthropometric Failure (CIAF). This research use cross sectional design with number of sample 658. The results showed prevalence of undernutrition using CIAF indicator is much higher (31.9%) compared with BB / U, PB / U, and BB / PB indicators. Protein intake, dietary diversity, vitamin A capsule supplementation and maternal working status were significantly associated with undernutrition. The dominant factor is protein intake. Toddlers who consumed less protein had 4.8 times higher risk (95% CI: 0.599-38.746) to experience undernutrition compared to toddlers who consumed enough protein. There is an interaction between protein intake and food diversity. The interactions are mutually debilitating to the incidence of undernutrition. Key words: Undernutriton, under five children (0-23 months), CIAF, protein intake
Read More
T-5195
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive