Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Yuniarto
CDF-No.15
Jakarta : [s.n.] :
1993
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Yuniarto
CDF-No.14
Jakarta : [s.n.] :
1992
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Yuniarto
CDF-No.18
Jakarta : [s.n.] :
1993
Indeks Artikel Jurnal-Majalah Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Yuniarto Nurwono
658.45 NUR m
Jakarta : Elex Media Komputindo, 1994
Buku (pinjaman 1 minggu) Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Herlina Purba; Pembimbing: Kemal Nazaruddin Siregar, Popy Yuniar; Penguji: R. Sutiawan, Yuniarto Budiasantoso
Abstrak:
ABSTRACT SIMPUS merupakan aplikasi untuk manajemen pelayanan dan pelaporan di puskesmas yang sejak lama dipergunakan di Puskesmas. Aplikasi Primary Care BPJS Kesehatan diterapkan sejak berlakunya Jaminan Kesehatan Nasional Januari 2014. Adanya beberapa sistem informasi yang tidak terintegrasi di puskesmas mengakibatkan terjadinya double entry sehingga menambah beban petugas dalam hal pelayanan dan pelaporan maupun kualitas data dan informasi yang dihasilkan, karena masing-masing sistem berdiri sendiri sesuai kebutuhan program/unit masing-masing. Perancangan integrasi P-Care BPJS Kesehatan dan Simpus mampu mengatasi masalah yang dihadapi puskesmas. Aplikasi Penghubung yang dibangun menjadi jembatan antara kedua sistem yang memungkinkan petugas cukup melakukan satu kali entry dalam pelayanan pasien maupun dalam proses pencatatan dan pelaporan. Metode penelitian yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode RAD (Rapid Application Development). Hasil perancangan integrasi sistem informasi ini sangat berguna bagi puskesmas di era BPJS dan Simpus saat ini, oleh sebab itu kerjasama dan dukungan antara institusi dalam lembaga Kementerian Kesehatan ini sangat diharapkan untuk maksimalnya penggunaan sistem aplikasi ini.
ABSTRACT SIMPUS is an application for service management and reporting that have long been used at primary health care. Primary Care’s BPJS applied since the enactment of National Health Coverage in January 2014. The existence of several information systems that are not integrated in Primary Health Care resulted in the occurrence of double entry so that adds to the burden on officers in terms of service and reporting as well as the quality of the resulting data and information because each system stand alone as needed program each unit. The design of the integration of the P-Simpus and Health Care and the BPJS were able to overcome the problems faced by the East Bogor Primary Health Care. Connecting applications built a bridge between the two systems that allow enough officers doing a one time entry in the service of patients as well as in the process of recording and reporting. Research methods used in this research is RAD (Rapid Application Development). The design of system integration of information is very useful to East Bogor Primary Health Care in the era of bpjs and simpus currently, therefore, the cooperation and support between institutions within the Ministry of health is expected to maximum system use this application.
Read More
S-8487
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Shafira Ninditya; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Adang Bachtiar, Masyitoh Bashabih, Heldi Nazir, Adhi Yuniarto Laurentius Yohanes
Abstrak:
Read More
Peraturan Menteri Kesehatan RI No.24 tahun 2022 tentang Rekam Medis mewajibkan setiap fasilitas kesehatan untuk menyelenggarakan rekam medis elektronik. Rumah Sakit Permata Depok telah memiliki aplikasi rekam medis elektronik sejak Juli 2019, namun hingga tahun 2022 kemajuan implementasi RME secara keseluruhan baru mencapai 57%. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengevaluasi implementasi RME di Rumah Sakit Permata Depok pada tahun 2022 sebagai bahan rancangan strategi untuk optimalisasi implementasi RME. Penelitian ini dilakukan secara deskriptif analitik dengan pendekatan kualitatif melalui kuisioner modifikasi DOQ-IT, check list observasi, observasi langsung, Diskusi Kelompok Terarah (DKT), dan wawancara mendalam. Hasil penelitian ini menghasilkan usulan kebijakan untuk implementasi RME di Rumah Sakit Permata Depok. Hasil interpretasi kuisioner menunjukkan Rumah Sakit Permata Depok sudah cukup siap dalam implemetasi RME, namun masih ada beberapa hal yang perlu diperbaiki yaitu alur proses pengadaan fitur RME dari pihak vendor SIMRS, komunikasi antar manajemen dan PPA untuk pengisian RME, pembuatan petunjuk teknis RME untuk seluruh PPA dari pihak TI, penambahan SDM, dan masih ada sarana yang bisa dipenuhi oleh pimpinan. Tindak lanjut jangka pendek yang dapat dilakukan yaitu membuat SPO dan petunjuk teknis manual di setiap unit, mengadakan fitur privasi, dan meningkatkan koordinasi antar unit untuk pelatihan PPA. Tindak lanjut jangka panjangnya berkaitan dengan anggaran yaitu melakukan pengambilalihan sistem RME setelah dilakukan penambahan programmer dalam tim TI sehingga modifikasi RME dapat dilakukan oleh internal rumah sakit.
Indonesian Ministry of Health Regulation No. 24 in 2022 obligates every health facility in Indonesia to implement Electronic Medical Records (EMR). Permata Depok Hospital has had EMR since July 2019, but until 2022 the overall progress of implementing EMR has only reached 57%. The purpose of this study is to evaluate the implementation of EMR at Permata Depok Hospital in 2022 as material for designing strategies for optimizing RME implementation. This research was conducted in a descriptive analytic manner with a qualitative approach through modified DOQ-IT questionnaires, observation checklists, direct observations, focus group discussions (FGDs), and in-depth interviews. The results of this study resulted in policy proposals for the implementation of EMR at Permata Depok Hospital. The results of the questionnaire interpretation show that Permata Depok Hospital is quite ready for EMR implementation, but there are still a number of things that needs to be improved, namely the EMR feature procurement process flow from the HIS vendor, communication between management and user for filling in EMR, making EMR technical instructions for all user from the IT side, additional human resources, and there are still facilities that can be fulfilled by the leadership. Short-term activation that can be done is to make manual book instructions for each unit, provide privacy EMR features, and improve coordination between units for user training. The long-term activation is related to the company budget, namely taking over the EMR system after adding programmers to the IT team so that RME modifications can be carried out internally in the hospital.
B-2311
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Nur Ihdayani Sitanggang; Pembimbing: Amal C. Sjaaf; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Yuniarto Budi Santosa
S-8336
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
