Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 153 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Shabrina Gatenia; Pembimbing: Artha Prabawa; Penguji: Rico Kurniawan, Poppy Yuniar, Umar Ruswandi, Cahyono Widodo
Abstrak: Sistem Informasi Kesehatan merupakan salah satu pilar penting dalam pengambilan tindakan atau keputusan yang dibutuhkan dalam mendukung pembangunan kesehatan. Ekesehatan adalah salah satu bentuk pemanfaatan teknologi informasi dan komunikasi untuk pelayanan dan informasi kesehatan yang diutamakan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan serta meningkatkan proses kerja menjadi lebih efektif dan efisien. Sistem informasi menjadi salah satu hal yang penting untuk melakukan pengendalian penyebaran kasus ketika pandemi COVID-19. Akan tetapi dalam pelaksanaanya, proses pelacakan kontak masih dilakukan secara manual dan membutuhkan waktu yang lebih lama. Suatu pengembangan sistem seperti digital contact tracing akan dapat membantu proses pelacakan kontak, oleh karena itu diusulkan perancangan Sistem Pendataan Contact Tracing COVID-19 Berbasis Mobile dan Web dengan memanfaatkan QR Code. Perancangan sistem ini dilakukan dengan System Development Life Cycle dengan metode pendekatan prototyping. Dalam tahap awal pengembangan sistem dilakukan analisis kebutuhan pengguna menggunakan PIECES Framework dengan metode wawancara mendalam. Setelah itu dilakukan perancangan prototipe sistem dan dilakukan uji coba oleh calon pengguna. Dari proses tersebut, dapat disimpulkan bahwa pengembangan sistem ini berpeluang untuk menjadi sistem pendamping proses pelacakan kontak yang sedang berjalan.
Read More
T-6374
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Teti Hastati; Pembimbing: Sutanto Priyo Hastono; Penguji: R. Sutiawan, Ebo Widarisman, Eka Pernamasari
Abstrak: Pedagang Besar Farmasi (PBF) harus menerapkan Cara Distribusi Obat yangBaik (CDOB) dalam semua aktivitas pengelolaan obatnya sebagai upayajaminan kualitas obat di rantai distribusi. PBF yang telah menerapkan CDOBdiberikan Sertifikat CDOB oleh Badan POM melalui proses Sertifikasi CDOB. Sebagai bentuk pelayanan publik di lingkungan Badan POM, pelaksanaan Sertifikasi CDOB masih belum optimal dalam memberikan pelayanan kepadaPBF. Hal tersebut dikarenakan tidak ada sistem pengawasan timeline padapelaksanaan sertifikasi, petugas di Badan POM terbebani untuk membuatlaporan di setiap tahapan sertifikasi, kurangnya integritas data dan informasiyang dihasilkan, ketidakpastian status dan waktu penyelesaian proses sertifikasiCDOB yang dialami oleh PBF pemohon, serta kurangya informasi kepadamasyarakat mengenai sertifikasi CDOB. Oleh karena itu peneliti mengembangkan Sistem Informasi Sertifikasi CDOB dengan menerapkan konsep pengembangan indikator pengawasan timeline, sistem manajemen basisdata dan sistem informasi berbasis web. Dari hasil penelitian, sistem informasiyang dikembangkan dengan bahasa pemrograman PHP dan MySQL database inidapat menghasilkan tabel pengawasan timeline yang memberikan informasi status sertifikasi serta waktu yang tersisa untuk pelaksanaan setiap tahapansertifikasi sehingga dapat membantu perencanaan sertifikasi dan timelinepelayanan publik dapat terpantau. Selain itu, sistem informasi ini dapatmenyimpan data base hasil setiap tahapan sertifikasi serta otomatisasi penentuan bahwa PBF memenuhi syarat atau tidak memenuhi syarat untuk diberikan Sertifikat CDOB. Dengan sistem informasi berbasis web akan mempermudah komunikasi antara petugas di Badan POM dan PBF karena sistem dirancang secara online serta bentuk publikasi hasil sertifikasi ini dapat dimanfaatkan olehinstansi lain dan pelaku usaha kefarmasian sebagai sumber data pemilihan distributor. Kata kunci:Sertifikasi, CDOB, sistem informasi
Drug wholesaler must implement Good Distribution Practices (GDP) in all theirdrugs handling in an effort to guarantee drugs quality in their distribution chain.Those who already implement GDP will be awarded certificate by BPOM,through GDP certification process. As a public service in BPOM, thiscertification procedure is still not optimal in providing service to the drugwholesaler. That is because there is no timeline monitoring on the certificationimplementation, the officer in BPOM burdened to create reports in every step ofthe certification, there are lack of data and information integrity in the outcome,the uncertainty for the status and time GDP certification process will be donefor the applicant, also lack of information for public about GDP certificationresults. Therefore, researcher developed the GDP certified information systemby implement timeline monitoring indicators development concept , databasemanagement system and web-based information system. From the research, theinformation system developed with the PHP programming language and Mysqldatabase will create timeline monitoring tables that will give certification statusinformation, also time remaining for each stage of the certification so it can helpcertification plan, and public service timeline can be monitored. In addition thesystem can store every phase of the certification as well as automationdetermination whether a drug wholesaler eligible or not to be GDP certified.With a web-based information system, will ease communication betweenofficers in BPOM and drug wholesaler due to its online naturality, and thepublication of the results can be utilized by other agencies and pharmaciesindustry as a source for distributors selection to deal with.Key Words:Certification, GDP, information system
Read More
T-4123
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Marwazi Ansory; Pembimnbing: Artha Prabawa; Penguji: R. Sutiawan, Rini Fithri Anni Bahar, Trisna Setiawan
Abstrak: Fenomena gunung es dan window period yang dimiliki oleh kasus HIV/AIDSmenjadi salah satu alasan kuat dibutuhkannya upaya penanggulangan HIV/AIDS yang paripurna dan tepat sasaran, oleh karena itu sistem informasi eksekutif Komisi Penanggulangan AIDS (KPA) Kota Depok memegang peranan didalamnya, tentunya sistem ini perlu dukungan sistem pencatatan dan pelaporan yang baik , berjalan lancar, berjenjang dan berkesinambungan. Membangunsistem informasi eksekutif KPA Kota Depok adalah upaya menyediakan informasi yang berkualitas bagi para pimpinan KPA Kota Depok, sebagai instrumen pendukung pengendalian dan penilaian sehingga dapat mengambil kebijakan dan tindakan yang tepat dalam rangka menciptakan lingkungan yangkondusif untuk upaya penanggulangan AIDS di Kota Depok. Prototype Sistem informasi Eksekutif ini dikembangkan dengan SDLC (System Development LifeCycle) dengan model iterative dan incremental, dibangun dengan berbasis webdan database, menggunakan bahasa program: PHP, dengan data base:mysql. Memungkinkan prototype ini dapat dikembangkan terus menjadi lebih baik. Kata Kunci : HIV, Komisi Penanggulangan AIDS,Sistem Informasi
Iceberg phenomenon and owned by the window period of HIV / AIDS(HumanImmunodeficiency Virus/Acquired Immune Deficiency Syndrome) is one of thereasons it needs strong efforts to combat HIV / AIDS are complete andappropriate, therefore, executive information systems (EIS) in Depok AIDSCommission play a role in it, of course These systems need to support a goodsystem for recording and reporting. Developing Executive information system isan attempt to provide quality information for Depok AIDS Commision leaders, asan instrument of control and assessment support so that it can take policies andmeasures appropriate in order to create a conducive environment for the AIDSresponse in Depok. Executive information system prototype was developed withthe SDLC (System Development Life Cycle) iterative and incremental model,built with web-based and database, using programming languages: PHP,databases: mysql. This prototype can be developed allowing it keeps gettingbetter.Keywords: HIV, AIDS Commission, EIS
Read More
T-4181
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
T-978
Depok : PPS FKM-UI, 2001
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Adhy Prasetyo Widodo; Pembimbing: Tris Eryando; Penguji: Kemal Nazaruddin Siregar, Artha Prabawa, Sofwan, Didi Purnama
Abstrak: Kualitas udara yang buruk dalam ruang dapat menimbulkan gangguan kesehatan. Pemantauan kualitas udara dalam ruang saat ini dilakukan oleh petugas kesehatan lingkungan dengan membawa alat ukur dan melakukan pengukuran langsung di lokasi. Kesulitan dalam pemantauan kualitas udara dalam ruang, keterbatasan jumlah petugas kesehatan lingkungan, dan lamanya waktu yang dibutuhkan untuk mengukur kualitas udara dalam ruang menjadi permasalahan utama dalam sistem pemantauan, pencatatan, dan pelaporan kualitas udara dalam ruang. Sistem pemantauan, pencatatan, dan pelaporan dengan metode yang lama perlu digantikan dengan sistem pemantauan kualitas udara dalam ruang berbasis lokasi dan jaringan nirkabel dengan data yang didapat secara real time. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem pengumpul data, menyediakan database management system, dan membangun dasbor (dashboard) penyedia informasi pemantauan kualitas udara dalam ruang. Daur hidup pengembangan sistem (systems development life cycle/SDLC) adalah proses pengembangan sistem informasi yang dapat mendukung kebutuhan bisnis, merancang sistem, membangun, dan mengirimkannya kepada pengguna. Pengembangan Agile adalah salah satu metode pengembangan sistem yang dilakukan dengan cara sederhana yaitu pemilik gagasan merencanakan pengembangan dari sistem yang sudah ada. Kerja sama dengan pengembang dilakukan untuk menganalisis sistem yang ada, pembuatan desain, dan implementasi sistem. Sistem pemantauan kualitas udara dalam ruang berbasis lokasi dan jaringan nirkabel dapat mengukur enam parameter kualitas udara dalam ruang yang meliputi partikel debu, suhu udara, kelembaban relatif, karbonmonoksida, dan senyawa mudah menguap. Pemantauan parameter tersebut dilakukan secara real time dan dapat menjadi solusi agar sistem pemantauan, pencatatan, dan pelaporan bisa dijalankan lebih cepat dengan sumber daya minimal.
Read More
T-5689
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yenny Sulistyawati; Pembimbing: Besral; Penguji: Popy Yuniar, R. Sutiawan, Purwani Eko Prihatin, Bulan Rachmadi
T-4028
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ira Liasari; Pembimbing: R. Sutiawan; Penguji: PopyYuniar, Besral, Eka Jusuf Singka, Herlia Susilawati
Abstrak: ABSTRAK
Kuota jemaah haji Indonesia merupakan kuota terbesar di dunia. Jawa Barat merupakan provinsi dengan kuota haji terbesar di Indonesia. Sedangkan Kota Bekasi merupakan salah satu Kabupaten/Kota yang memiliki kuota terbesar di Jawa Barat. Untuk memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan sebaik-baiknya bagi jemaah haji di bidang kesehatan, maka dibutuhkan pencatatan dan pelaporan pemeriksaan kesehatan jemaah haji yang efektif dan efisien dimulai dari jenjang pertama yaitu Puskesmas. Tujuan studi ini untuk membangun model sistem automasi pencatatan dan pelaporan pemeriksaan kesehatan jemaah haji di puskesmas. Studi menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengembangan sistem Rapid Application Development (RAD). Penelitian dilakukan di Kota Bekasi, melibatkan Puskesmas Pondok Gede dan Dinas Kesehatan Kota Bekasi.
 
Berdasarkan penelitian, ditemukan adanya prosedur yang belum dilakukan yaitu tidak dilakukannya pemeriksaan jiwa, penilaian kemandirian, dan tes kebugaran. Adanya pencatatan berulang-ulang juga mengakibatkan kegiatan pencatatan dan pelaporan menjadi kurang efisien, dan belum adanya informasi yang efektif untuk melakukan pemantauan dan pembinaan terhadap jemaah haji risiko tinggi. Dari hasil uji coba, sistem baru dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pencatatan dan pelaporan sebesar 84-88,9% waktu yang dihemat untuk menyajikan 8 indikator pemeriksaan kesehatan haji.
ABSTRACT
Indonesia has the largest Hajj quota in the world. West Java is the province with the largest Indonesian Hajj quota. While Bekasi is one of the city with the largest quota in West Java. To provide guidance, service, and the best protection for pilgrims in the health sector, an effective and efficient pilgrims health reporting and recording is required from the first level of the health center. The purpose of this study is to build a model of automation systems for recording and reporting of the pilgrims health screening. The study used a qualitative approach and Rapid Application Development (RAD) as system development method. The study was conducted in the city of Bekasi, involving primary health center Pondok Gede and Bekasi City Health Office. There were still procedures that has not been done. Redundancy found in recording and reporting caused less efficient, and there was still the absence of effective information to monitor and guide the high risk pilgrims. From the test results it can be concluded that the new system can improve the efficiency and effectiveness as it saves time by 84 to 88.9% to present 8 indicators of Hajj Pilgrims Health Screening.
Read More
T-3744
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ira Liasari; Pembimbing: R. Sutiawan; Penguji: PopyYuniar, Besral, Eka Jusuf Singka, Herlia Susilawati
Abstrak: ABSTRAK
Kuota jemaah haji Indonesia merupakan kuota terbesar di dunia. Jawa Barat merupakan provinsi dengan kuota haji terbesar di Indonesia. Sedangkan Kota Bekasi merupakan salah satu Kabupaten/Kota yang memiliki kuota terbesar di Jawa Barat. Untuk memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan sebaik-baiknya bagi jemaah haji di bidang kesehatan, maka dibutuhkan pencatatan dan pelaporan pemeriksaan kesehatan jemaah haji yang efektif dan efisien dimulai dari jenjang pertama yaitu Puskesmas. Tujuan studi ini untuk membangun model sistem automasi pencatatan dan pelaporan pemeriksaan kesehatan jemaah haji di puskesmas. Studi menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengembangan sistem Rapid Application Development (RAD). Penelitian dilakukan di Kota Bekasi, melibatkan Puskesmas Pondok Gede dan Dinas Kesehatan Kota Bekasi.
 
Berdasarkan penelitian, ditemukan adanya prosedur yang belum dilakukan yaitu tidak dilakukannya pemeriksaan jiwa, penilaian kemandirian, dan tes kebugaran. Adanya pencatatan berulang-ulang juga mengakibatkan kegiatan pencatatan dan pelaporan menjadi kurang efisien, dan belum adanya informasi yang efektif untuk melakukan pemantauan dan pembinaan terhadap jemaah haji risiko tinggi. Dari hasil uji coba, sistem baru dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pencatatan dan pelaporan sebesar 84-88,9% waktu yang dihemat untuk menyajikan 8 indikator pemeriksaan kesehatan haji.
ABSTRACT
Indonesia has the largest Hajj quota in the world. West Java is the province with the largest Indonesian Hajj quota. While Bekasi is one of the city with the largest quota in West Java. To provide guidance, service, and the best protection for pilgrims in the health sector, an effective and efficient pilgrims health reporting and recording is required from the first level of the health center. The purpose of this study is to build a model of automation systems for recording and reporting of the pilgrims health screening. The study used a qualitative approach and Rapid Application Development (RAD) as system development method. The study was conducted in the city of Bekasi, involving primary health center Pondok Gede and Bekasi City Health Office. There were still procedures that has not been done. Redundancy found in recording and reporting caused less efficient, and there was still the absence of effective information to monitor and guide the high risk pilgrims. From the test results it can be concluded that the new system can improve the efficiency and effectiveness as it saves time by 84 to 88.9% to present 8 indicators of Hajj Pilgrims Health Screening.
Read More
T-3744
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ira Liasari; Pembimbing: R. Sutiawan; Penguji: PopyYuniar, Besral, Eka Jusuf Singka, Herlia Susilawati
Abstrak: ABSTRAK
Kuota jemaah haji Indonesia merupakan kuota terbesar di dunia. Jawa Barat merupakan provinsi dengan kuota haji terbesar di Indonesia. Sedangkan Kota Bekasi merupakan salah satu Kabupaten/Kota yang memiliki kuota terbesar di Jawa Barat. Untuk memberikan pembinaan, pelayanan, dan perlindungan sebaik-baiknya bagi jemaah haji di bidang kesehatan, maka dibutuhkan pencatatan dan pelaporan pemeriksaan kesehatan jemaah haji yang efektif dan efisien dimulai dari jenjang pertama yaitu Puskesmas. Tujuan studi ini untuk membangun model sistem automasi pencatatan dan pelaporan pemeriksaan kesehatan jemaah haji di puskesmas. Studi menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengembangan sistem Rapid Application Development (RAD). Penelitian dilakukan di Kota Bekasi, melibatkan Puskesmas Pondok Gede dan Dinas Kesehatan Kota Bekasi.
 
Berdasarkan penelitian, ditemukan adanya prosedur yang belum dilakukan yaitu tidak dilakukannya pemeriksaan jiwa, penilaian kemandirian, dan tes kebugaran. Adanya pencatatan berulang-ulang juga mengakibatkan kegiatan pencatatan dan pelaporan menjadi kurang efisien, dan belum adanya informasi yang efektif untuk melakukan pemantauan dan pembinaan terhadap jemaah haji risiko tinggi. Dari hasil uji coba, sistem baru dapat meningkatkan efisiensi dan efektivitas pencatatan dan pelaporan sebesar 84-88,9% waktu yang dihemat untuk menyajikan 8 indikator pemeriksaan kesehatan haji.
ABSTRACT
Indonesia has the largest Hajj quota in the world. West Java is the province with the largest Indonesian Hajj quota. While Bekasi is one of the city with the largest quota in West Java. To provide guidance, service, and the best protection for pilgrims in the health sector, an effective and efficient pilgrims health reporting and recording is required from the first level of the health center. The purpose of this study is to build a model of automation systems for recording and reporting of the pilgrims health screening. The study used a qualitative approach and Rapid Application Development (RAD) as system development method. The study was conducted in the city of Bekasi, involving primary health center Pondok Gede and Bekasi City Health Office. There were still procedures that has not been done. Redundancy found in recording and reporting caused less efficient, and there was still the absence of effective information to monitor and guide the high risk pilgrims. From the test results it can be concluded that the new system can improve the efficiency and effectiveness as it saves time by 84 to 88.9% to present 8 indicators of Hajj Pilgrims Health Screening.
Read More
T-3744
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive