Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Alfridsyah, Ichsan, Ampera Miko
Bulitsiskes Vol.16, No.2
Surabaya : Balitbangkes Depkes RI, 2013
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Asti Shafira; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Engkus Kusdinar Achmad, Djohan Musali
Abstrak: Hiperkolesterolemia merupakan salah satu prediktor kuat berbagai penyait jantung yang merupakan penyebab utama kematian di dunia. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui apakah ada perbedaan berbagai faktor yang berkaitan dengan kejadian hiperkolesterolemia pada penderita diabetes melitus di Puskesmas Pasar Minggu pada tahun 2018. Penelitian ini menggunakan metode cross-sectional dengan jumlah sampel sebesar 126 responden menggunakan consecutive sampling. Variabel penelitian yang diteliti adalah kejadian hiperkolesterolemia, jenis kelamin, lama menderita diabetes melitus, riwayat DM keluarga, kebiasaan merokok, aktivitas fisik, tingkat stress, persen lemak tubuh dan asupan lemak. Hasil dari penelitian ini menunjukkan bahwa prevalensi kejadian hiperkolesterolemia pada penderita DM adalah 56,3% dengan 37,1% pada pria dan 63,7% pada wanita. Dari seluruh variabel independent yang diteliti, perbedaan yang bermakna dengan hasil uji chi square terdapat pada variabel jenis kelamin (OR = 2,947; CI = 1,326-6,672), riwayat keluarga (OR = 0,443; CI = 0,209-0,895) dan kebiasaan merokok (OR = 1,233; CI = 0,990-11,898). Sementara itu, tidak terdapat perbedaan bermakna kejadian hiperkolesterolemia berdasarkan lama menderita DM, aktivitas fisik, tingkat stress, antropometri dan asupan lemak karena p > 0,05. Untuk menyimpukan, terdapat perbedaan yang signifikan pada jenis kelamin, riwayat DM keluarga dan kebiasaan merokok dengan kejadian hiperkolesterolemia, dengan peningkatan risiko hiperkolesterolemia sejalan dengan jenis kelamin perempuan, adanya riwayat DM keluarga dan kebiasaan aktif merokok.
Kata kunci: Diabetes mellitus, hiperkolesterolemia, antropometri

Hypercholesterolemia is the leading predictor of various cardiac disease (CVD) which is the leading cause of death in the world. This study aims to determine whether there are any differences the incidence of hypercholesterolemia based on factors related to it in people with diabetes mellitus at Pasar Minggu Primary Health Care in 2018. This study used a cross-sectional method with a sample size of 126 respondents using consecutive sampling. Research variables studied were incidence of hypercholesterolemia, sex, duration of diabetes mellitus, family history of diabetes mellitus, smoking habit, physical activity, stress level, body fat percentage and fat intake. The results of this study showed that the prevalence of hypercholesterolemia incidence in DM patients was 56.3% with 37.1% in men and 63.7% in women. Of all independent variables studied, significant differences with statistical analysis were in sex (OR = 2.947, p = 0.009), family history (OR = 0.443, p = 0.018) and smoking habits (OR = 1,233; p = 0.038). Meanwhile, there was no significant the incidence of hypercholesterolemia differences based on duration of diabetes mellitus, physical activity, stress level, anthropometry and fat intake due to p > 0.05. To conclude, there were significant differences in sex, family history of diabetes mellitus and smoking habits with hypercholesterolaemia incidence, with an increased risk of hypercholesterolemia in line with female sex, family history of DM and active smoking habits.
Key words: Diabetes mellitus, hypercholesterolemia, anthropometry
Read More
S-9821
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hana Martha; Pembimbing: Budi Utomo; Penguji: Indang Trihandini, Anindita Dyah Sekarputri
Abstrak: Skripsi ini membahas mengenai gangguan pertumbuhan yakni pendek (stunting),kurus (wasting), dan berat badan kurang (underweight) pada anak umur 0-59bulan di Indonesia.Gizi mempunyai peranan penting dalam periode pertumbuhan dan perkembangan anak yang bersifat irreversible. Penilaian gizi dilakukan dengan pengukuran antropometri menggunakan, indeks tinggi badan terhadap umur(stunting), serta indeks tinggi badan terhadap berat badan (wasting), indeks berat badan terhadap umur (underweight). Tujuan penelitian ini mengetahui keterkaitan faktor sosial ekonomi dan beberapa faktor lain seperti kecukupan energi danprotein, infeksi malaria dan pelayanan kesehatan sanitasi dasar serta status BBLR pada gangguan pertumbuhan anak 0-59 bulan. Penelitian bersifat kuantitatif,dengan desain studi cross-sectional dengan menggunakan data sekunderRiskesdas Tahun 2010. Sampel penelitian ini adalah semua anak umur 0-59 bulanyang menjadi responden dalam Riskesdas. Hasil penelitian menunjukkan bahwa status ekonomi, pendidikan ibu dan ayah mempunyai pengaruh terhadap gangguan pertumbuhan.Semakin rendah status ekonomi keluarga semakin tinggi juga risiko balita dalam keluarga tersebut untuk mengalami kejadian pendek,kurus dan berat badan kurang. Balita dari keluarga status ekonomi terbawah mempunyai risiko 1,8 kali lebih besar untuk mengalami kejadian pendek (stunting) 1,4 kali lebih besar mengalami kekurusan (wasting), dan 1,7 kali lebihbesar untuk mengalami berat badan kurang (underweight) dibandingkan dengan balita dari keluarga status ekonomi tertinggi. Balita yang mempunyai ayah dan ibudengan tingkat pendidikan rendah mempunyai risiko lebih besar dalam mengalami gangguan pertumbuhan. Sosial ekonomi keluarga merupakan faktor yang mendasari gangguan pertumbuhan balita, sosial ekonomi keluarga baik akan berdampak baik juga dalam kesediaan asupan, lingkungan yang sehat, danperilaku sehat.Kata kunci: stunting, wasting, underweight, irreversible, antropometri, indeks,sosial,ekonomi
This thesis mainly discusses about the growth disorders, stunting, wasting andunderweight in children aged 0-59 months in Indonesia. Nutrition be an importantrole during the growth and development period of the children, which isirreversible. Nutritional assessment by anthropometric measurements performedusing height of age index (stunting), height of weight index, weight of age index.The purpose of this study is to determine the relationship of socio-economicfactors and other factors, such as the adequacy of energy and protein, malariainfection, basic sanitation, and health care of LBW status in children 0-59 monthsof growth disorders. This research is quantitative, with a cross-sectional studydesign usingData Analysis of Primary Health Research 2010. Samples of thisstudy are all children aged 0-59 months who were respondents in Data Analysis ofPrimary Health Research 2010.Result of this study indicates that economic statusand level of intelligence of the parents have influence on children's growthdisorders. The lower the economic status of the family the riskier a toddler in thefamily would experience growth disorder.Toddlers from the family with lowesteconomic status have 1.8 times greater risk for experiencing stunting, 1.4 timesgreater risk for experiencing wasting, and 1.7 times greater risk for experiencingunderweight compared with toddlers from family with highest economic status.Toddlers with less educated parents also have greater risk for experiencing growthdisorder. Socio-economic factors in family underly the growth disorder of thetoddlers and would also affect the fulfillment of the nutritional intake, healthservices, and healthy behaviors in toddlers.Key words:stunting, wasting, underweight, irreversible, anthropometry, indexes,social, economic
Read More
S-8244
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Widyasuci; Pembimbing: Kusdinar Achmad; Penguji: Triyanti, Kusharisupeni, Abas Basuni Jahari, Agus Triwinarto
Abstrak: Penelitian bertujuan untuk mengetahui ukuran pengganti yang memiliki validitas optimum dan mudah diaplikasikan untuk mendeteksi prehipertensi pada siswa/i kelas 10 dan 11 SMA Insan Cendekia Madani Tahun 2017. Design penelitian adalah cross sectional dengan total sampling. Penelitian menyimpulkan bahwa pada laki-laki, RLPP cut off 0,88 (sensitivitas 66,7%, spesifisitas 66,3% ) baik sebagai ukuran pengganti mendeteksi resiko prehipertensi sistolik, persen lemak BIA cut off 21,9% (sensitivitas 64,3%, spesifisitas 60,8%) cukup baik untuk prehipertensi diastolik, dan BIA cut off 21,9% (sensitivitas 63,6%, spesifisitas 62,2%) cukup baik untuk prehipertensi. Pada perempuan, RLPTB cut off 0,46 (sensitivitas 64,3%, spesifisitas 53,2%) cukup baik untuk mendeteksi resiko prehipertensi diastolik dan prehipertensi. Kata kunci: prehipertensi, antropometri, BIA, cut off, remaja This study aims to determine the validity of measurements that has optimum validity in detecting prehypertension. The study design was cross sectional with total sampling of 10th and 11th grade students SMA Insan Cendekia Madani Year 2017. This study concluded that in boys, waist to hip ratio (WHR) cut off 0.88 (sensitivity 66.7%, specificity 66.3%) is a good alternative measurement for detecting systolic prehypertension, while BIA fat percentage cut off 21.9% (sensitivity 64.3%, specificity 60.8%) is fair for diastolic prehypertension, BIA cut off 21.9% (sensitivity 63.6%, specificity 62.2%) is fair for prehypertension. In girls, waist to height ratio (WHtR) cut off 0.46 (64.3% sensitivity, specificity 53.2%) is fair for detecting diastolic prehypertension and prehypertension. Keywords: prehypertension, anthropometry, body fat percentage, cut off, adolescents
Read More
T-4902
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Inani Puspitasari; Pembimbing: Chandra Satrya; Penguji: L. Meily Kurniawidjaja, Hendra; Dian Mardhiyah
Abstrak:

Tesis ini membahas tentang desain ergonomi bagi penyandang cacat lumpuh ekstremitas bawah di ruang pemeriksaan Puskesmas X, Y, Z Kota Tangerang Selatan Tahun 2011 dengan tujuan untuk menganalisis desain ergonomi pada penyandang cacat. Penelitian ini adalah penelitian deskriptif dengan menggunakan metode kualitatif. Kajian dan analisis desain ergonomi bagi penyandang cacat lumpuh ekstremitas bawah dilakukan dengan triangulasi untuk membanding hasil data observasi, wawancara mendalam dan ceklist serta pengukuran dengan mengacu standar Undang-Undang Kecacatan Amerika Serikat, yaitu Disability of Discimination with Act Tahun 1990 (ADA, 1990). Hasil penelitian mengungkapkan bahwa variabel bentuk, dimensi, layout, aktivitas, postur dapat menyebabkan postur janggal dan ketidaknyaman karena adanya desain ruang pemeriksaan di Tiga Puskesmas yang dibawah standar Undang-Undang ADA Tahun 1990. Kata Kunci: Penyandang Cacat, Ergonomi, Antropometri, Ruang Pemeriksaan, Puskesmas


The focus of this study is the design ergonomics for lower extrimitas disabled people in the examination room Health Center X, Y and Z South Tangerang City in 2011. The aim is analyze the ergonomic design of the disabled. This study is descriptive research using qualitative methods. Assessment and analysis of ergonomic design done by triangulation to compare the results of observational data, in-depth interviews and checklist as well as measurements with standard reference Disability Act United States, namely of Discimination with Disability Act of 1990 (ADA, 1990). The results revealed that the variable shape, dimensions, layout, activity, posture and awkward postures could cause discomfort because of the design of the examination room in the three health centers under the standard ADA Act of 1990. Key words: Disabled Person, Triangulation, Ergonomic, Anthropometry, Health Care

Read More
T-3511
Depok : FKM-UI, 2012
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Alfiana Sari; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Dadan Erwandi, Hanny Harjulianti
Abstrak: ABSTRACT
 
 
Kesalahan desain serta ukuran meja dan kursi di sekolah dapat mengakibatkan terbentuknya postur tubuh yang membahayakan bagi kesehatan siswa. Penelitian ini akan membandingkan ukuran meja dan kursi sekolah yang sudah digunakan di Sekolah Menengah Kejuruan SMK Yaspi Al-Makmur dengan ukuran tubuh siswa untuk mengetahui apakah meja dan kursi ini sudah didesain dengan ukuran yang benar sehingga membentuk postur duduk yang benar. Perhitungan nilai standar ukuran meja dan kursi didapat dari nilai persentil dengan uji deskriptif menggunakan SPSS. Dalam penelitian ini didapakan ukuran dimensi meja dan kursi SMK yang ergonomis dengan antropometri siswa.
 

 
ABSTRACT
 
 
Improper design and size of school furniture can lead to formation of dengerous posture for student rsquo s health. This research was comparing the dimensions of school furniture to student rsquo s dimensions, in vocational high school, and determines whether this type of furniture is well designed. Morover, this research aslo studied about the sitting posture of vocatonal high school students formed by the design of school furniture. Calculation of standard value of table and chair size obtained from percentile value with descriptive test using SPSS. This research have found the dimension size of the ergonomic tables and chairs for vocational high school students in accordance with anthropometry data. Keywords Ergonomic Ergonomic Design Anthropometry Vocational High School School Furniture Design Percentile.
Read More
S-9338
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Katherina; Pembimbing: Trini Sudiarti; Penguji: Ahmad Syafiq, Abas Basumi Jahari
Abstrak: Berat badan merupakan salah satu komponen antropometri yang paling banyak digunakan untuk menentukan preskripsi diet dan preskripsi obat pasien. Namun terkadang pengukuran berat badan tidak dapat dilakukan secara langsung, seperti pada individu penyandang disabilitas dan kesadaran lemah. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan rumus yang sederhana dalam memprediksi berat badan pada dewasa di Jakarta Selatan. Pengukuran berat badan BB , lingkar lengan atas LiLA dan tinggi lutut TL dilakukan pada 164 orang sampel dewasa 20 ndash; 59 tahun di Jakarta Selatan pada bulan Mei 2017. Model prediksi berat badan akhir yang diperoleh menggunakan analisis regresi linear ganda adalah: Berat Badan estimasi kg = 2,8 LiLA 1,2 TL ndash; 1,25 Z ndash; 75,1 R-square 0,841; p-value < 0,001 , dengan nilai Z = 1 untuk perempuan dan 2 untuk laki-laki. Persamaan dari penelitian ini mampu memprediksi berat badan dan dapat digunakan pada dewasa di Jakarta Selatan.
 

Body weight is one of the most common anthropometric component to determine prescription for diet and drugs. However, this way prove to be a challenge for individuals who are unconscious and or have disabilities. The present study aims to derive a simple equation to estimate the body weight of adults in South Jakarta. Measurements of Body Weight BW , the Middle Upper Arm Circumference MUAC , and the Knee Height KH were done in 164 adults in the respective city in May 2017. The resulting equation, which is derived by multiple linear regression, is BW 2.8 MUAC 1.2 KH ndash 1.25 Z ndash 75.1 R square 0,841 p value 0,001 , with Z value of 1 for female and 2 for male. The equation is able to approximate the body weight of adults in South Jakarta.
Read More
S-9509
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Diah Ayu Asmarani; Pembimbing: Triyanti; Penguji: Engkus Kusdinar Achmad, Ida Ruslita Amir
Abstrak: Pengukuran persen lemak tubuh yang akurat seperti Dual-energy X-ray Absorptiometry (DXA), hydrostatic weighing, Magnetic Resonance Imaging (MRI), ultrasound, dan Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) mahal dan sulit digunakan oleh masyarakat, sehingga dibutuhkan pengukuran yang lebih sederhana. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mendapatkan pengukuran antropometri yang akurat untuk menentukan gizi lebih dengan menggunakan golden standard BIA. Penelitian ini merupakan studi validasi yang dilakukan pada anak kelas 4 dan 5 (9-11 tahun) SDIT Nurul Fikri Depok dengan jumlah sampel 115 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa IMT/U memiliki koefisien korelasi paling tinggi (r=0,934) dibandingkan dengan pengukuran lainnya. Selain itu, IMT/U juga memiliki validitas paling baik (AUC 0,849; Se 82.69%; Sp 69.84%; NPP 69.35%; NPN 83.02%; LR+ 2.7; LR- 0.2) dengan cut off +0,5 SD.
Kata kunci : Antropometri, Bioelectrical Impedance Analysis (BIA), Gizi lebih, IMT/U, Persen lemak tubuh n

Accurate measurement of body fat percentage as Dual-energy X-ray Absorptiometry (DXA), hydrostatic weighing, Magnetic Resonance Imaging (MRI), ultrasound, and Bioelectrical Impedance Analysis (BIA) is expensive and difficult to used by society. Anthropometric measurement is more simple and easy to use for evaluation of nutritional status. This study aims to obtaine an accurate anthropometric measurement to determine overnutrition with BIA as a golden standard. This study is a validation study conducted on elementary school children grades 4 and 5 (9-11 years old) in Elementary School Nurul Fikri Depok. The results showed that the BMI for age has the highest correlation coefficient (r=0.934) compared with other measurements. In addition, BMI for age also has the best validity (AUC 0.849; Se 82.69%; Sp 69.84%; 69.35% PPV; NPV 83.02%; LR + 2.7; LR- 0.2) with a cut-off +0.5 SD.
Keywords: Anthropometry, Bioelectrical Impedance Analysis (BIA), BMI for age, overnutrition, percentage body fat
Read More
S-9151
Depok : FKM UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive