Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 56 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Departemen Kesehatan
306.8743 IND m
Jakarta : WHO dan FKM UI, 2000
Buku (pinjaman 1 minggu)   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anita Sari Tarigan; Pembimbing: Caroline Endah Wuryaningsih; Penguji: Tri Krianto, Ucup Supriatna
S-6697
Depok : FKM-UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Inna Apriantini; Pembimbing: Sutanto Priyo Hastono; Penguji: Artha Prabawa, Rahmadewi
Abstrak: Pernikahan usia dini masih tergolong tinggi di Indonesia. Penurunan angka pernikahan usia dini di Indonesia tergolong lambat.. Pernikahan dini adalah salah satu bentuk dari pelanggaran hak dari anak. Penelitian ini bertujuan untuk melihat factor determinan yang menyebabkan terjadinya pernikahan usia dini di Indonesia menggunakan data SDKI 2017. Penelitian ini disusun berdasarkan data sekunder dari Survei Demografi dan Kesehatan Indonesia (SDKI) Tahun 2017. Sampel ini digunakan untuk mendapatkan gambaran usia kawin pertama pada rentang usia 15-25 tahun dengan status responden menikah pada penelitian. Analisis data yang dilakukan adalah dengan menganalisis data SDKI 2017 dengan Analisa Univariate dan Analisa Bivariate (Potong Lintang). Gambaran persentase pernikahan dini di Indonesia pada Usia 15-25 tahun lebih banyak wanita yang menikah dini yaitu sebanyak 65,1 persen.sedangkan untuk wanita yang tidak menikah dini hanya sebesar 34,9 persen. Factor determinan terjadinya pernikahan dini dari hasil penelitian ini adalah Pendidikan, tempat tinggal, status ekonomi, penggunaan majalah/koran, penggunaan radio, dan penggunaan internet.
Kata kunci: early marriage, adolsencent, child, marriage

Early marriage is still relatively high in Indonesia. The decline in the number of early marriage in Indonesia is relatively slow. Early marriage is one form of violation of the rights of children. This study aims to look at the determinants that cause early marriage in Indonesia using the 2017 IDHS data. This study was compiled based on secondary data from the 2017 Indonesian Demographic and Health Survey (IDHS). This sample was used to obtain an overview of the age of first marriage in the age range 15-25 years with the status of respondents married in the study. Data analysis was performed by analyzing 2017 IDHS data with Univariate Analysis and Bivariate Analysis (CrossCutting). The percentage of early marriages in Indonesia at the age of 15-25 years is more women who marry early, which is as much as 65.1 percent. While for women who are not married early is only 34.9 percent. The determinants of early marriage from the results of this study are education, residence, economic status, magazine / newspaper use, radio use, and internet use.
Key words: early marriage, adolsencent, child, marriage
Read More
S-10446
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Departemen Kesehatan Indonesia
LP 612.6 IND h
Jakarta : Departemen Kesehatan, 1995
Laporan Penelitian   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Stephanie A. Richard, Robert E. Black, Robert H. Gilman, Richard L. Guerrant, Gagandeep Kang, Claudio F. Lanata, Kåre Mølbak, Zeba A. Rasmussen, R. Bradley Sack, Palle Valentiner-Branth, William Checkley
Abstrak: The short-term association between diarrhea and weight is well-accepted, but the long-term association between diarrhea and growth is less clear. Using data from 7 cohort studies (Peru, 1985-1987; Peru, 1989-1991; Peru, 1995-1998; Brazil, 1989-1998; Guinea-Bissau, 1987-1990; Guinea-Bissau, 1996-1997; and Bangladesh, 1993-1996), we evaluated the lagged relationship between diarrhea and growth in the first 2 years of life. Our analysis included 1,007 children with 597,638 child-days of diarrhea surveillance and 15,629 anthropometric measurements. We calculated the associations between varying diarrhea burdens during lagged 30-day periods and length at 24 months of age. The cumulative association between the average diarrhea burden and length at age 24 months was -0.38 cm (95% confidence interval: -0.59, -0.17). Diarrhea during the 30 days prior to anthropometric measurement was consistently associated with lower weight at most ages, but there was little indication of a short-term association with length. Diarrhea was associated with a small but measurable decrease in linear growth over the long term. These findings support a focus on prevention of diarrhea as part of an overall public health strategy for improving child health and nutrition; however, more research is needed to explore catch-up growth and potential confounders.
Read More
AJE Vol.178, No.7
Oxford : Oxford University Press, 2013
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sri Muljati, Basuki Budiman, Noviati Fuada
JEK Vol.11, No.2
Jakarta : Balitbangkes Depkes RI, 2012
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hasyyati; Pembimbing: Helda; Penguji: Yovsyah, Astrid Hereline
Abstrak: Skripsi ini membahas hubungan pemberian stimulasi terhadap perkembangan anak umur 12 bulan di Wilayah Kecamatan Jambe pada bulan Mei tahun 2017. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional dan pengambilan sampel dilakukan dengan Total Sampling. Hasil penelitian menunjukkan sebanyak 92,9% dari anak umur 12 bulan di wilayah Kecamatan Jambe mengalami perkembangan yang sesuai dengan umurnya. Sebanyak 61,4% anak umur 12 bulan mendapatkan stimulasi yang cukup. Sebanyak 67,2% dari responden merupaka perempuan. Sebanyak 94.3% anak memiliki berat badan lahir yang normal saat lahir. Sebanyak 94,3% anak memiliki status gizi baik. Sebanyak 68,6% anak diberikan ASI eksklusif. Sebanyak 68,6% dari responden ibu memiliki pendidikan rendah dan 91,4% dari responden ibu tidak bekerja. Sebanyak 85,7% dari anak umur 12 bulan diasuh oleh selain orang tua. Sebanyak 77,1% memiliki jumlah saudara lebih dari satu. Terdapat hubungan antara pemberian stimulasi dengan perkembangan anak umur 12 bulan di Kecamatan jambe pada bulan Mei tahun 2017 (p=0,04). Kata kunci: Perkembangan anak,stimulasi. This thesis discusses about relationship between stimulation with the development of childr aged 13 in jambe sub-district in may 2017. This study is a quantitative study with cross sectional research design and sampling carried out by the Total Sampling. The results showed that 92,9% have the good development of Child, 61,4% child aged 12 in Jambe Sub-district have a sufficient stimulation, 67,2% respondents are girls, 94.3% child have a normal weight when they born, 94,3% child have a good nutrition, 68,6% ASI eksklusif, 68,6% respondents have a low educated mothers, 91,4% mothers does not doing work, 14,3% full taken care ye teir parents, 77,1% have more than one siblings. There is a relatonship between stimuation and the development of child aged 13 in Jambe Sub-district in May 2017 (p=0,04). Keyword : development of child, stimulation.
Read More
S-9559
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dian Kusuma; Promoter: Hasbullah Thabrany; Co-Promoter: Budi Hidayat; Penguji: Budi Utomo, Mardiati Nadjib, Vivi Yulasati, Harapan Lumban, Pungky Sumadi Vid Adrison
D-256
Depok : FKM-UI, 2011
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Maulani Pratiwi; Pembimbing: Sabarinah; Penguji: Popy Yuniar, Nuke Aliyya Tama
Abstrak: Salah satu penyebab kematian bayi di Indonesia adalah infeksi. Imunisasi merupakan salah satu cara yang efektif untuk memberikan kekebalan tambahan pada bayi agar terlindungi dari infeksi. Rendahnya cakupan imunisasi dapat berpotensi menyebabkan terjadinya KLB PD3I. Untuk itu perlu adanya strategi dalam mengejar ketertinggalan, pemulihan dan penguatan sistem yang berkelanjutan sehingga terjadi peningkatan cakupan imunisasi dasar. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang berhubungan dengan status imunisasi dasar lengkap pada anak di Indonesia. Desain penelitian yang digunakan adalah Cross Sectional, menggunakan data Survei Kesehatan Indonesia (SKI) 2023. Analisis statistik menggunakan uji chi square. Hasil penelitian ini menemukan proporsi cakupan imunisasi dasar lengkap di Indonesia hanya sebesar 32,4%. Hasil analisis statistik menunjukkan bahwa umur ibu (PR: 1,958; 95% CI: 1,15-3,33), tingkat pendidikan ibu (PR: 1,30; 95% CI: 1,18-1,44), kepemilikan jaminan kesehatan (PR: 1,25; 95% CI: 1,41-1,38), tempat bersalin ibu (PR: 2,25; 95% CI: 1,77-2,86), frekuensi kunjungan ANC (PR: 1,61; 95% CI: 1,47-1,77), lokasi tempat tinggal (PR: 1,52; 95% CI: 1,38-1,67) dan tingkat pendidikan ayah (PR: 1,20; 95% CI: 1,09-1,32) berhubungan dengan status imunisasi dasar lengkap di Indonesia
One of the causes of infant mortality in Indonesia is infection. Immunization is an effective way to provide additional immunity to infants, protecting them from infections. Low immunization coverage can potentially lead to outbreaks of vaccine-preventable diseases (VPD). Therefore, strategies are needed to catch up, recover, and strengthen the system sustainably, thereby increasing basic immunization coverage. The objective of this study was to identify factors associated with the status of complete basic immunization among children in Indonesia. The study design used was cross-sectional, utilizing data from the 2023 Indonesian Health Survey (SKI). Statistical analysis was performed using the chi-square test. The study results found that the proportion of complete basic immunization coverage in Indonesia was only 32.4%. Statistical analysis showed that mother’s age (PR: 1,958; 95% CI: 1,15-3,33), maternal education level (PR: 1.30; 95% CI: 1.18–1.44), ownership of health insurance (PR: 1.25; 95% CI: 1.41–1.38), place of delivery (PR: 2.25; 95% CI: 1.77–2.86), frequency of ANC visits (PR: 1.61; 95% CI: 1.47–1.77), residence location (PR: 1.52; 95% CI: 1.38–1.67), and paternal education level (PR: 1.20; 95% CI: 1.09–1.32) were associated with the status of complete basic immunization in Indonesia.
Read More
S-11821
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Noor Farida; Pembimbing: Mondastri Korib Sudaryo; Penguji: Renti Mahkota, Ani Setiawati
Abstrak: Penyakit HIV/AIDS yang merupakan salah satu dari 10 penyakit terbesar didunia yang memiliki angka mortalitas dan morbiditas tinggi. Pada tahun 2016 menurut Infodatin AIDS bahwa DKI Jakarta adalah yang tertinggi untuk penderita HIV. Salah satu cara penularannya adalah penularan secara vertikal dari ibu ke anak, saat kehamilan, persalinan dan menyusui. Penelitian ini ingin mengetahui apakah faktor sosidemografi ibu, faktor Ibu, faktor obstetri dan faktor anak berhubungan dengan penularan HIV/AIDS pada anak. Penelitian ini dilakukan pada bulan Mei sampai dengan bulan Juli 2017 di RSUP Fatmawati. Pada penelitian ini menggunakan desain Kasus Kontrol dengan sample anak usia 2-5 tahun, sebesar 33 anak sebagai kasus (anak dengan HIV positif)dan 33 anak sebagai kontrol (anak denganHIV negatif) dari ibu yang menderita HIV positif. Dari hasil analisis dengan menggunakan SPSS 20.0 didapatkan bahwa untuk variabel yang dinyatakan adanya hubungan adalah faktor sosioekonomi( OR=4,7; CI=1,45-15,07), stadium klinis HIV (OR=26,7; CI=3,25-218,86), jumlah CD4 ibu (OR=19,3; CI=5,29-70,66), lama ibu minum ARV(OR=7,4; CI=1,87-29,84), cara persalinan (OR=6,7; CI=1,35-33,75) dan prematuritas anak saat kelahiran (OR=16,5; CI=3,37-80,31).Sedangkan variabel yang tidak ada hubungan adalah dari faktor sosiodemograi yaitu usia, pendidikan , pekerjaan dan paritas ibu menunjukan tidak adanya hubungan dengan penularan HIV/AIDS pada anak. Kata kunci: Penularan, HIV/AIDS, anak HIV / AIDS disease is one of the top 10 diseases in the world that have high mortality and morbidity. In 2016 according to Infodatin AIDS that DKI Jakarta is the highest for people with HIV. One way of transmission is vertical transmission from mother to child, during pregnancy, delivery and breastfeeding. This research wanted to know whether mother's sosidemography factor, mother factor, obstetric factor and child factor related to HIV / AIDS transmission in child. This research was conducted from May until July 2017 at Fatmawati General Hospital. In this study used a control case design with a sample of 2-5 year olds, 33 children as a case (HIV positive children) and 33 children as control (HIV negative children) from HIV positive mothers. From the result of the analysis by using SPSS 20.0 it is found that for the variable which stated the existence of the relation is socioeconomic factor (OR = 4,7; CI = 1,45-15,07), clinical stage HIV (OR = 26,7; CI = 3, 25-218,86), mother's CD4 cell count (OR = 19.3, CI = 5.29-70.66), duration of mother taking ARV (OR = 7,4; CI = 1.87-29,84), (OR = 6,7; CI = 1.35-33,75) and prematurity of the child at birth (OR = 16.5; CI = 3.37-80,31). While the variables that have no correlation are from sosiodemograi factor that is age, education, work and parity of mother showed no relation with HIV / AIDS transmission in child. Keywords: Transmission, HIV / AIDS, child
Read More
S-9558
Depok : FKM-UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive