Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Prapti Setyaningsih; Pembimbing: Indri Hapsari Susilowati; Penguji: Chandra Satrya, Suprapto, Abdillah
Abstrak: Penelitian dengan judul Fire Load kamar asrama Y di Jakarta merupakan penelitian deskriptif komparatif. Penelitian ini menggambarkan nilai fire load yang berasal dari bahan perlengkapan di dalam ruangan (kamar) baik yang bersifat fixed seperti kusen dan pintu maupun yang bersifat movable seperti kursi, tempat tidur dan lainnya. Perlengkapan kamar kemudian dikategorikan menurut tipe pertumbuhan api, yaitu ultrafast, fast, medium dan slow. Waktu perkiraan evakuasi dihitung dengan menggunakan model matematis sederhana berdasarkan gambaran komponen sarana evakuasi gedung. Dari hasil penelitian terhadap 13 kamar asrama di asrama Y diketahui rata-rata nilai Fire Load adalah 356.0 MJ/m2 . Hasil tersebut melebihi survey yang dilakukan oleh puslitkim PU pada tahun 1997. Menurut tipe pertumbuhan apinya 66.6 % perlengkapan asrama memiliki sifat pertumbuhan api medium, 26.9 % perlengkapan memiliki pertumbuhan api sifat fast namun 6.5% perlengkapan asrama memiliki sifat pertumbuhan api ultra fast (waktu tumbuh 75 detik). Hasil perhitungan waktu evakuasi tanpa hambatan adalah 15 menit 48 detik pada siang hari dan 13 menit 31 detik pada malam hari. Keyword : Fire Load, Kamar, Waktu Evakuasi
Read More
T-4449
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dwi Septiana; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Laksita Ri Hastiti, Stevan Deby Anbiya Muhamad Sunarno, Alfajri Ismail, Widiyo Weni Wigati
Abstrak:
Tesis ini membahas strategi evakuasi kebakaran dengan pendekatan pemodelan tiga dimensi (3D) di tiga rumah sakit milik PT X yang berlokasi di Balikpapan, Tarakan, dan Makassar. Saat ini, proses evakuasi dalam kondisi darurat dapat dianalisis melalui pemanfaatan perangkat lunak simulasi berbasis komputer yang mampu memodelkan dinamika pergerakan individu secara mendekati kondisi nyata. Pendekatan ini menjadi salah satu metode rekayasa yang efisien dalam menilai sejauh mana bangunan mampu mendukung proses evakuasi kebakaran. Agar simulasi ini menghasilkan gambaran yang akurat, diperlukan pula pemahaman yang komprehensif mengenai elemen-elemen pendukung evakuasi, terutama pada fasilitas pelayanan kesehatan yang memiliki penghuni dengan keterbatasan mobilitas dan tingkat kerentanan yang tinggi. Rumah sakit sebagai fasilitas layanan kesehatan memiliki tingkat risiko tinggi apabila terjadi kebakaran, terutama karena kompleksitas bangunan dan keterbatasan mobilitas pasien. Dalam penelitian ini dilakukan simulasi evakuasi 3D menggunakan perangkat lunak Pathfinder untuk menganalisis pergerakan penghuni dalam situasi darurat. Simulasi dilakukan berdasarkan data teknis bangunan dan karakteristik pengguna, termasuk skenario evakuasi pasien non-ambulatory menggunakan tempat tidur. Hasil pemodelan menunjukkan bahwa terdapat area kritis seperti ruang ICU dan rawat inap yang memiliki waktu evakuasi (Required Safe Egress Time) melebihi batas waktu aman (Available Safe Egress Time), yang mengindikasikan potensi kegagalan evakuasi jika tidak dilakukan perbaikan strategi. Selain itu, penelitian ini juga menilai tingkat kesesuaian sarana evakuasi terhadap standar dan regulasi teknis. Hasil penilaian menunjukkan bahwa ketiga rumah sakit memiliki tingkat kesesuaian rata-rata sebesar 81,3% dan masuk dalam kategori “Baik”. Namun, masih ditemukan kekurangan pada aspek penting seperti ketiadaan ramp dan fire lift untuk evakuasi pasien dalam kondisi tidak dapat berjalan. Penelitian ini menunjukkan perlunya perencanaan evakuasi yang lebih adaptif melalui strategi kesiapan personel tenaga medis, progressive horizontal evacuation dan peningkatan infrastruktur pendukung.


This thesis discusses fire evacuation strategies using a three-dimensional (3D) modeling approach at three hospitals owned by PT X, located in Balikpapan, Tarakan, and Makassar. Currently, emergency evacuation processes can be analyzed using computer-based simulation software that realistically models individual movement dynamics during emergencies. This approach serves as an effective engineering method to assess the extent to which a building supports evacuation during a fire event. To ensure simulation accuracy, a comprehensive understanding of evacuation support facilities is essential, particularly in healthcare settings where occupants often have limited mobility and higher vulnerability. Hospitals, as healthcare facilities, present a high level of fire risk due to their structural complexity and the mobility limitations of patients. This study utilized 3D evacuation modeling through Pathfinder software to simulate occupant movement in emergency scenarios. The simulation was based on building specifications and occupant characteristics, including scenarios involving the evacuation of non-ambulatory patients using beds. The results indicate that critical areas such as intensive care units (ICUs) and inpatient wards recorded Required Safe Egress Time (RSET) that exceeded the Available Safe Egress Time (ASET), suggesting a potential failure in evacuation without strategic improvements. In addition, the study evaluated the compliance level of evacuation facilities with technical standards and regulations. The findings showed that the three hospitals achieved an average compliance score of 81.3%, categorized as “Good.” However, deficiencies were found in essential aspects such as the absence of ramps and fire lifts for evacuating non-ambulatory patients. This study highlights the need for more adaptive evacuation planning through improved preparedness of medical personnel, the application of progressive horizontal evacuation, and the enhancement of supporting infrastructure.
Read More
T-7415
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nia Daniati; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Dadan Erwandi, Yuni Kusminanti
Abstrak: Salah satu penyebab terjadinya korban jiwa pada suatu kejadian kebakaran di gedung adalah penghuni gedung yang tidak cepat terevakuasi. Skripsi ini membahas mengenai evaluasi terhadap sarana ERP yang ada di gedung GPA dan MO PT Pupuk Kujang, serta memberikan gambaran proses evakuasi jika terjadi keadaan darurat dalam gedung tersebut. Jenis penelitian ini menggunakan desain deskriptif berdasarkan hasil observasi dan wawancara. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui kondisi sarana ERP di kedua gedung dan gambaran bagaimana proses evakuasi dilakukan jika terjadi keadaan darurat.Untuk sarana ERP, seperti sarana jalan keluar, pintu darurat, tangga darurat, penerangan darurat, petunjuk arah evakuasi dan tempat berkumpul belum sepenuhnya memenuhi standar yang ditentukan dari NFPA 101 dan Permen PU No. 26/PRT/M/2008. Untuk prosedur tanggap darurat, mulai dari perencanaan sampai penanggulangan sudah terdokumentasi dengan baik pada “Prosedur Emergency dan Evakuasi”, namun prosedur tanggap darurat tersebut merupakan prosedur untuk tanggap darurat di pabrik, bukan di gedung. Kemudian dalam prosedur tersebut, ada beberapa elemen yang tidak sesuai dengan ketentuan dalam ISRS, yaitu jumlah personil P3K dan peralatan P3K yang masih belum mencukupi kuantitasnya. Berdasarkan hasil penelitian, penulis menyarankan agar pihak perusahaan membuat prosedur dan tim tanggap darurat gedung secara khusus, untuk meningkatkan performa kinerja K3 dan tim penanggulangan keadaan darurat dalam memenuhi semua komponen penunjang proses evakuasi di gedung. Antara lain lebih meningkatkan kegiatan inspeksi untuk sarana ERP, redesain sarana ERP bila memungkinkan, mengadakan pelatihan keadaan darurat di kedua gedung secara rutin dan menambah jumlah personil P3K.
 

One of the causes of loss of life in a fire incident in a building is a building that is not fast occupants evacuated. This study discusses the evaluation of the facility Emergency Response Preparedness (ERP) in the Gedung Pusat Admnistrasi (GPA) and the Maintenance Office building (MO) PT Pupuk Kujang, as well as provide an overview of the evacuation in the event of an emergency in the building. This type of research uses descriptive design based on observations and interviews. The purpose of this study was to determine the condition of the means of ERP in both the building and an idea of how the evacuation process to do if an emergency occurs. For means of ERP, as a means of escape, emergency exit, fire escape stairs, emergency lighting, evacuation directions and a assembly point not fully comply with specified standards of NFPA No. 101 and Permen PU. 26/PRT/M/2008. For emergency response procedures, ranging from planning to response has been well documented in the "Prosedur Emergency dan Evakuasi", but the procedure is an emergency response procedures for emergency response in the plant, not in the building. Later in the procedure, there are some elements that are not in accordance with the provisions of the ISRS, the number of personnel and equipment P3K are still not sufficient quantity. Based on these results, the authors suggested that the company establish procedures and emergency response teams in particular buildings, to improve the performance of the K3 performance and emergency response team to meet all the components supporting the evacuation of the building. Among other inspection activities to further improve the means of ERP, ERP redesigning facilities when possible, emergency training in the two buildings on a regular basis and increase the number of personnel P3K.
Read More
S-7680
Depok : FKM-UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhamad Reynaldi Pratama Jozarizal; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Laksita Ri Hastiti, Imam Santoso
Abstrak:
Skripsi ini membahas terkait strategi evakuasi dengan pemodelan 3D di Asrama UI. Simulasi evakuasi saat ini dapat dilakukan menggunakan pemodelan komputerisasi. Pemodelan komputer merupakan pendekatan rekayasa yang praktis untuk mengevaluasi kelayakan bangunan dalam melakukan proses evakuasi saat terjadi peristiwa kebakaran. Pemodelan ini juga harus didukung dengan ilmu pengetahuan yang mendasar terkait sarana evakuasi yang menunjang jalannya proses evakuasi. Gedung hunian bertingkat merupakan bangunan yang digunakan sebagai tempat tinggal bagi beberapa orang. Tidak menutup kemungkinan peristiwa kebakaran dapat terjadi di gedung hunian bertingkat yang menjadi tempat tinggal dan beraktivitas sehari-hari. Pada penelitian ini dilakukan modeling simulasi evakuasi secara 3D dengan menggunakan perangkat lunak pathfinders. Pathfinders digunakan untuk mengetahui pergerakan penghuni dalam kondisi darurat saat berada di gedung hunian bertingkat. Dalam penggunaan pathfinders ini dibutuhkan data terkait penghuni dan data terkait bangunan gedung. Hasil pemodelan evakuasi di Gedung Asrama UI ini menghasilkan waktu selama 2 menit 35,78 detik. Selain melakukan simulasi evakuasi, penelitian ini juga meneliti terkait tingkat kesesuaian implementasi sarana evakuasi. Hasil tingkat kesesuaian implementasi sarana evakuasi di Gedung Asrama UI menunjukan angka 56,67% dan dikategorikan ‘Kurang (K)’ karena masih ditemukan kondisi sarana evakuasi yang belum memenuhi standar dan peraturan yang berlaku.

This study discusses evacuation strategies using 3D modeling in Asrama UI. Evacuation simulations can now be conducted through computerized modeling. Computer modeling is a practical engineering approach for assessing the feasibility of buildings in carrying out evacuation processes during fire incidents. This modeling must also be supported by fundamental knowledge regarding evacuation facilities that facilitate the evacuation process. High-rise residential buildings are structures used as living spaces for multiple people. It is possible for fire incidents to occur in high-rise residential buildings, which serve as places for daily living and activities. In this study, a 3D evacuation simulation modeling was conducted using Pathfinder software. Pathfinder is used to analyze the movement of occupants in emergency conditions within high-rise residential buildings. The use of Pathfinder requires data related to building occupants and the building structure itself. The results of the evacuation modeling in the high-rise residential building showed a total evacuation time of 2 minutes and 35.78 seconds. In addition to conducting evacuation simulations, this research also examined the level of compliance in implementing evacuation facilities. The results indicated that the compliance level of evacuation facilities in the high-rise residential building was 56.67%, which is categorized as "Poor (K)" because several evacuation facilities were found to be non- compliant with applicable standards and regulations.
Read More
S-11833
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Andri Cahyadi; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Dadan Erwandi, Hendra; Wenny Ipmawan, Renauld Koswiranagara
Abstrak: Keadaan darurat adalah suatu peristiwa yang tidak direncanakan/diinginkan, menyebabkan kematian/cedera serius, mematikan/mengganggu proses bisnis, mengganggu kegiatan operasional, menyebabkan kerusakan fisik/lingkungan, mengancam kerusakan fasilitas bangunan, kondisi keuangan atau citra perusahaan di masyarakat. Pada saat ini PT X telah mengoperasikan stasiun penyaluran gas dan kapal FSRU di perairan Lampung Timur untuk menyuplai kebutuhan gas di wilayah sumatera bagian selatan dan wilayah jawa bagian barat. Pesatnya perkembangan teknologi yang menunjang kegiatan operasional penyaluran gas akan berpengaruh terhadap masalah keselamatan dan kesehatan kerja (K3) sehingga dapat berpotensi menyebabkan kecelakaan kerja dan penyakit akibat hubungan kerja karena lokasi fasilitas berada di tengah laut dan jauh dari fasilitas umum sehingga dibutuhkan evaluasi kesiapsiagaan penanganan kondisi emergensi medis. Berdasarkan pendapat responden didapatkan bahwa terdapat 3 (tiga) elemen yang memiliki kategori excelent ( > 90% ) antara lain : elemen Kesisteman & Prosedur dengan nilai sebesar 95,05%; elemen Jumlah, distribusi dan isi kotak P3K dengan nilai sebesar 93,09%; elemen Klinik dan Sarana dengan nilai sebesar 92,09%. Elemen yang memiliki kategori sangat siap (81-90%) antara lain : elemen Komunikasi dan simulasi dengan nilai sebesar 88,56 %; elemen Pelatihan P3K dengan nilai sebesar 88,28%; elemen Jumlah, Distribusi dan kompetensi P3K dengan nilai sebesar 83,98%; elemen RS Rujukan dan Kerjasama Dengan Organisasi Eksternal dengan nilai sebesar 82,03%. Sedangkan elemen yang memiliki kategori tidak siap (<60%) adalah elemen Kompetensi Dokter & Paramedis dengan nilai sebesar 35,16 %.
An emergency is an unplanned/desired event, causing death/serious injury, shutting down/interfering with business processes, disrupting operational activities, causing physical/environmental damage, threatening damage to building facilities, financial condition, or company image in the community. Currently, PT X has operated gas distribution stations and FSRU vessels in the waters of East Lampung to supply gas needs in the southern part of Sumatra and western Java. The rapid development of technology that supports gas distribution operational activities will affect occupational safety and health (K3) problems so that it can potentially cause work accidents and diseases due to work relations because the location of the facility is in the middle of the sea and far from public facilities, so an evaluation of preparedness for handling emergency conditions is needed. medical. Based on the opinion of the respondents, it was found that there are 3 (three) elements that have an excellent category (> 90%), including System & Procedure elements with a value of 95.05%; elements Number, distribution, and contents of the first aid kit with a value of 93.09%; elements of Clinics and Facilities with a value of 92.09%. Elements that have a very ready category (81-90%) include Communication and simulation elements with a value of 88.56%; Elements of First Aid Training with a value of 88.28%; elements of Quantity, Distribution, and First Aid competence with a value of 83.98%; elements of Referral Hospital and Cooperation with External Organizations with a value of 82.03%. In comparison, the elements that have the unprepared category (<60%) are the Competency Elements of Doctors & Paramedics with a value of 35.16%.
Read More
T-6569
Depok : FKM UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Thahira; Pembimbing : Dadan Erwandi; Penguji: Hendra, Muhammad Damawan
Abstrak: ABSTRAK
 
 
Kebakaran dapat menimbulkan kerugian tidak hanya citra perusahaan dan kerusakan bus namun lebih parahnya lagi adalah kematian pengguna bus Transjakarta. Terkait dengan kejadian kebakaran di tahun – tahun terakhir ini, perlu diteliti bagaimana gambaran persepsi pengguna terhadap aspek keselamatan dan evakuasi kebakaran. Pengguna bus Transjakarta yang memahami aspek keselamatan dan evakuasi kebakaran merupakan salah satu faktor yang dapat mencegah terjadinya kebakaran. Penelitian ini menitikberatkan pada persepsi
 
pengguna berdasarkan variabel pengetahuan, kepentingan, pengalaman, kepercayaan, pengharapan, serta sarana dan prasarana terhadap aspek keselamatan dan evakuasi kebakaran. Penelitian dilakukan dengan metode survei deskriptif yaitu pengumpulan data dengan menggunakan kuesioner yang berisi pernyataan–pernyataan terkait persepsi pengguna bus Transjakarta terhadap aspek
 
keselamatan dan evakuasi kebakaran, wawancara dan observasi atau pengamatan secara langsung dan hasil penelitian dijelaskan secara deskriptif atau hanya gambaran saja. Hasil penelitian menunjukkan bahwa persepsi sebagian besar responden yaitu pengguna bus Transjakarta terhadap aspek keselamatan dan evakuasi kebakaran adalah kurang.
 

 
ABSTRACT
 
 
Fire may cause damage not only the image of the company and damage to the bus, but the worst is the death of Transjakarta bus users. According to fire accident in recent years, need to be investigated how the image of the user's perception from the aspects of safety and fire evacuation. Transjakarta users who understand the aspects of safety and fire evacuation are one factor that can prevent the occurrence
 
of fire. This study focuses on user perception based on variables consist of knowledge, interests, experiences, beliefs, expectations, and facilities to the aspects of safety and fire evacuation. The study was conducted with a descriptive survey method of data collection by using a questionnaire containing statements-statements related to the perception of users Transjakarta to aspects of safety and fire evacuation, interviews and observation, and research results are described in a descriptive or merely illustrative. The results showed that perception of most respondents, whom are Transjakarta bus users are less towards aspects of safety and fire evacuation.
Read More
S-8946
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
A.M. Furqan Isra; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Baiduri Widanarko, Bimo Prasetyo, Halim Safar Hs
Abstrak:
Penelitian ini membahas strategi evakuasi kebakaran menggunakan pemodelan tiga dimensi (3D) di bangunan Jakarta International Stadium (JIS). Simulasi evakuasi kini dapat dilakukan secara komputerisasi sebagai pendekatan rekayasa yang efektif untuk mengevaluasi kelayakan sistem evakuasi dalam menghadapi kondisi darurat kebakaran. Pemodelan komputer tersebut harus didukung oleh pemahaman mendasar mengenai sarana dan prasarana evakuasi, yang berperan penting dalam mendukung kelancaran proses evakuasi.Stadion sebagai bangunan publik multifungsi—yang sering digunakan untuk acara berskala besar seperti pertandingan olahraga dan konser musik—memiliki potensi risiko kebakaran yang tinggi. Oleh karena itu, penelitian ini menggunakan perangkat lunak Pathfinder untuk melakukan simulasi evakuasi 3D guna memetakan pergerakan penghuni saat kondisi darurat di dalam stadion. Simulasi ini membutuhkan data karakteristik bangunan serta profil penghuni sebagai input.Hasil simulasi menunjukkan bahwa waktu evakuasi total pada sektor tribun timur dan barat dengan total 1.640 orang adalah 4 menit 53 detik. Selain itu, dilakukan penilaian terhadap tingkat kesesuaian sarana evakuasi berdasarkan standar yang berlaku. Hasil penilaian menunjukkan bahwa sarana evakuasi di Jakarta International Stadium mencapai tingkat kesesuaian sebesar 100%, yang dikategorikan dalam klasifikasi “Baik (B)”, karena telah memenuhi ketentuan peraturan keselamatan kebakaran bangunan gedung.


This study discusses fire evacuation strategies using three-dimensional (3D) modeling in the Jakarta International Stadium (JIS) building. Evacuation simulations can now be conducted through computerized modeling, which serves as an effective engineering approach to assess the feasibility of evacuation systems during fire emergencies. Such modeling must be supported by a fundamental understanding of evacuation facilities that play a vital role in facilitating safe and effective evacuation processes. As a multifunctional public facility frequently used for mass events such as football matches and music concerts, stadiums inherently carry a high fire risk. Therefore, this study employed the Pathfinder software to perform 3D evacuation simulations and analyze occupant movement during emergency scenarios within the stadium. The simulation required input data related to both the building structure and occupant characteristics. The simulation results showed a total evacuation time of 4 minutes and 53 seconds for the east and west stands, accommodating a total of 1,640 people. In addition, this research also assessed the level of compliance of the stadium’s evacuation facilities with applicable standards. The assessment revealed a 100% compliance rate, which falls into the “Good (B)” category, indicating that the evacuation infrastructure at Jakarta International Stadium meets the relevant safety and regulatory requirements.
Read More
T-7412
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hanif Safar; Pembimbing: Fatma Lestari; Penguji: Mufti Wirawan, Stevan Deby Anbiya Muhamad Sunarno, Bimo Prasetyo, Rudy Dewanto
Abstrak:
Hotel di kawasan bandara menghadapi risiko kebakaran yang tinggi akibat tingkat okupansi yang tinggi, aktivitas selama 24 jam, serta keberagaman karakteristik penghuninya. Proses evakuasi dalam situasi darurat kebakaran menjadi tantangan penting dalam memastikan keselamatan jiwa. Penelitian ini bertujuan merancang strategi evakuasi kebakaran berbasis perangkat lunak pada tiga hotel bandara di Indonesia: Hotel X (Yogyakarta International Airport), Hotel Y (Juanda International Airport), dan Hotel Z (I Gusti Ngurah Rai International Airport). Penelitian menggunakan pendekatan semi kuantitatif dengan pengumpulan data primer dan sekunder melalui observasi, wawancara, dan checklist sarana evakuasi. Simulasi evakuasi dilakukan menggunakan perangkat lunak Pathfinder dengan mempertimbangkan tata letak gedung dan karakteristik penghuni sebagaiman aslinya. Hasil penelitian menunjukkan bahwa ketiga hotel memiliki potensi bahaya kebakaran yang dominan berasal dari instalasi listrik dan aktivitas dapur. Meskipun secara teknis hasil vvaluasi sarana evakuasi telah sesuai terhadap standar dan peraturan, secara operasional masih diperlukan perbaikan, seperti memberikan short induction kepada tamu hotel saat melakukan check in. Selain itu, simulasi menggunakan Pathfinder memperlihatkan bahwa waktu evakuasi aktual mendekati batas aman Available Safe Egress Time (ASET). Diskusi menekankan pentingnya penggunaan material tahan api, sosialisasi berkala kepada penghuni, serta integrasi sistem teknologi evakuasi. Simulasi Pathfinder terbukti efektif dalam memvisualisasikan skenario evakuasi dan memberikan dasar perumusan strategi evakuasi kebakaran di hotel bandara.

Hotels in airport areas face a high risk of fire due to high occupancy rates, 24-hour activity, and the diverse characteristics of their guests. The evacuation process in fire emergencies is a major challenge in ensuring safety. This study aims to design a software-based fire evacuation strategy for three airport hotels in Indonesia: Hotel X (Yogyakarta International Airport), Hotel Y (Juanda International Airport), and Hotel Z (I Gusti Ngurah Rai International Airport). The study uses a semi-quantitative approach with primary and secondary data collection through observation, interviews, and evacuation facility checklists. Evacuation simulations were conducted using Pathfinder software, considering the building layout and occupant characteristics as they are in reality. The study results indicate that all three hotels have dominant fire hazards originating from electrical installations and kitchen activities. Although the technical evaluation of evacuation facilities meets standards and regulations, operational improvements are still needed, such as providing a brief orientation to hotel guests during check-in. Additionally, the Pathfinder simulation revealed that the actual evacuation time was close to the safe limit of Available Safe Egress Time (ASET). The discussion emphasized the importance of using fire-resistant materials, conducting regular awareness campaigns for occupants, and integrating evacuation technology systems. The Pathfinder simulation proved effective in visualizing evacuation scenarios and providing a basis for formulating fire evacuation strategies in airport hotels.
Read More
T-7411
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Putu Kriswidianto Saputra; Pembimbing: Zulkifli Djunaidi; Penguji: Fatma Lestari, Pertama, I Made Pasek Dwi
Abstrak: SKRIPSI INI MEMBAHAS TENTANG GAP ANALISIS SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN YANG ADA DI GEDUNG PUSAT ADMINISTRASI UNIVERSITAS INDONESIA PADA TAHUN 2017. PENELITIAN INI MERUPAKAN PENELITAN DESKRIPTIF ANALITIK DENGAN VARIABLE YANG DITELITI ADALAH SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PASIF (KONSTRUKSI BANGUNAN, KOMPARTEMEN, SARANA JALAN KELUAR, TANGGA DARURAT, PINTU DARURAT, DAN PETUNJUK JALAN KELUAR) DAN SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN AKTIF (SPRINKLER, ALARM, DETEKTOR, APAR, DAN HIDRAN). HASIL PENELITIAN MENUNJUKAN RATA-RATA 83% KONDISI AKTUAL SESUAI DENGAN PERATURAN DAN MASIH ADA 17% GAP DENGAN PERATURAN. STANDAR YANG DIGUAKAN ADALAH PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NO.26/PRT/M/2008, KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PEKERJAAN UMUM NOMOR 10/KPTS/2000, PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NO.4 TAHUN 1980, NFPA 13, DAN NFPA 72. DAN JUGA DILAKUKAN PERHITUNGAN WAKTU EVAKUASI DISETIAP LANTAI GEDUNG. KATA KUNCI: KEBAKARAN,GAP ANALISIS, SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN AKTIF, SISTEM PROTEKSI KEBAKARAN PASIF, WAKTU EVAKUASI THIS STUDY DISCUSSED ABOUT GAP ANALYSIS OF FIRE PROTECTION SYSTEM IN ADMINISTRATION CENTER BUILDING OF UNIVERSITY OF INDONESIA IN 2017. THIS RESEARCH IS ANALYTIC DESCRIPTIVE RESEARCH. THE VARIABLES STUDIES WERE PASSIVE FIRE PROTECTION SYSTEM (BUILDING CONSTRUCTION, COMPARTMENT, MEANS OF EGRESS, EMERGENCY STAIRS, EMERGENCY DOORS, AND EXIT SIGN) AND ACTIVE FIRE PROTECTION SYSTEM (SPRINKLERS, FIRE ALARMS, DETECTORS, FIRE EXTINGUISHER, AND HYDRANTS). RESULTS SHOWED THAT AN AVERAGE OF 83% IS IN ACCORDANCE WITH THE REGULATION AND THERE WERE STILL 17% GAP WITH REGULATION. THE STANDARD USED IS PERATURAN MENTERI PEKERJAAN UMUM NO.26/PRT/M/2008, KEPUTUSAN MENTERI NEGARA PEKERJAAN UMUM NOMOR 10/KPTS/2000, PERATURAN MENTERI TENAGA KERJA DAN TRANSMIGRASI NO.4 TAHUN 1980, NFPA 13, AND NFPA 72. AND ALSO CALCULATED OF EVACUATION TIME IN EVERY FLOOR OF BUILDING. KEYWORD: FIRE, GAP ANALYSIS, ACTIVE FIRE PROTECTION SYSTEM, PASSIVE FIRE PROTECTION SYSTEM, EVACUATION TIME
Read More
S-9497
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive