Ditemukan 2 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Afni Fadhila; Pembimbing: Mila Tejamaya; Penguji: Laksita Ri Hastiti, Sukriyadi
Abstrak:
Read More
Eye strain, atau asthenopia, merupakan suatu kondisi di mana mata mengalami ketegangan akibat terlalu sering digunakan dalam waktu yang lama, terutama pada aktivitas yang melibatkan penggunaan komputer. NIOSH menyebutkan bahwa sekitar 75 – 90% pengguna komputer yang menghabiskan waktu selama tiga jam atau lebih mengeluhkan gangguan penglihatan. Sebuah studi oleh Kowalska et al (2011) terhadap pekerja kantoran yang menggunakan komputer secara intens menyebutkan bahwa prevalensi eye strain pada pekerja wanita sebesar 50,7% dan pada pria sebesar 32,6%. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara tingkat pencahayaan, reflektansi, dan kekontrasan area kerja terhadap keluhan eye strain pada karyawan office di PT. X. Penelitian dilakukan dari April – Juni 2023 dengan total sampel sebanyak 134 orang secara simple random sampling. Desain penelitian yang digunakan yaitu cross-sectional serta pengambilan data dilakukan dengan menyebarkan kuesioner, yang diadopsi dari Haeny (2009) dan Ramadhani (2012), dan pengukuran langsung menggunakan lux meter. Adapun variabel independen yang diteliti yaitu tingkat pencahayaan, reflektansi, kekontrasan area kerja, durasi kerja, usia, gangguan penglihatan, dan riwayat gangguan kesehatan mata sedangkan variabel dependennya yaitu keluhan eye strain. Hasil uji analisis univariat menunjukkan bahwa terdapat 113 orang karyawan (84,3%) mengalami keluhan eye strain dengan gejala yang paling sering dirasakan yaitu terasa tegang di bagian leher dan bahu (43,3%) dan gejala yang paling jarang dirasakan yaitu terasa nyeri di bagian kelopak mata (8,2%). Sementara, dari hasil uji analisis bivariat menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara tingkat pencahayaan (p-value = 0,000), reflektansi (p-value = 0,001), kontras area kerja (p-value = 0,027), durasi kerja (p-value = 0,000), dan usia (p-value = 0,022), namun tidak terdapat hubungan antara gangguan penglihatan (p-value = 0,749) dan riwayat gangguan kesehatan mata (p-value = 0,918) terhadap keluhan eye strain.
Eye strain, or asthenopia, is a condition where the eyes are strained due to prolonged overuse, especially in computer-based activities. NIOSH states that about 75 - 90% of computer users who spend three hours or more complaining of visual impairment. A study by Kowalska et al (2011) on office workers who use computers intensely stated that the prevalence of eye strain in female workers was 50,7% and in men was 32,6%. This study aims to determine the relationship between illuminance, reflectance, and work area contrast on eye strain complaints in office employees at PT. X. This research was conducted from April - June 2023 with a total sample of 134 employees by simple random sampling. The design used in this research is cross-sectional and data collection is carried out by distributing questionnaires, which were adopted from Haeny (2009) and Ramadhani (2012), and direct measurements using a lux meter. The independent variables included illuminance, reflectance, work area contrast, work duration, age, visual impairment, and history of eye health problems related to eye strain complaints as the dependent variable in this research. Results showed that there were 113 employees (84,3%) complaining of eye strain with the most common symptom felt by them was tension in the neck and shoulders (43,3%) and the least common symptom was pain in the eyelids (8,2%). While, the results of bivariate analysis showed that there was a relationship between illuminance (p-value = 0,000), reflectance (p-value = 0,001), work area contrast (p-value = 0,027), work duration (p-value = 0,000), and age (p-value = 0,022), but there was no relationship between visual impairment (p-value = 0,749) and history of eye health problems (p-value = 0,918) to eye strain complaints.
S-11403
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Fiolia Natazia Senduk; Pembimbing: Trisari Anggondowati; Penguji: Dwi Gayatri, Elisa Taurisia
Abstrak:
Read More
Computer Vision Syndrome (CVS) merupakan kumpulan gejala akibat penggunaan layar perangkat digital secara berlebihan dan berdampak negative pada produktivitas dan kualitas hidup. salah satu upaya menangani CVS dengan modifikasi konsumsi makanan. Namun, penelitian mengenai asosiasi antara asupan Vitamin dan Omega-3 terhadap CVS masih terbatas, terutama pada kelompok mahasiswa. Penelitian ini merupakan studi kuantitatif menggunakan desain cross-sectional. Populasi studi adalah seluruh mahasiswa jenjang S1, S2,dan S3 Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia (FKM UI). Peneliti mengirimkan kuesioner melalui surat elektronik kepada 960 calon responden dan sebanyak 265 mahasiswa yang bersedia menjadi responden (tingkat partisipasi=27,6%). Analisis multivariat menggunakan teknik Cox Regression. Mayoritas responden mengalami gejala CVS (78,1%) dan memiliki asupan vitamin A dan Omega-3 yang kurang (93,6% untuk vitamin A dan 96,2% untuk Omega-3). Tidak ditemukan adanya asosiasi vitamin A dengan CVS, namun terdapat perbedaan risiko CVS berdasarkan tingkat konsumsi Omega-3 walaupun tidak bermakna secara statistik. Mahasiswa yang kurang asupan Omega-3 memiliki risiko 1,2 kali untuk mengalami CVS dibandingkan yang cukup asupan Omega-3, setelah dikontrol oleh kovariat. Efek gabungan antara vitamin A dan Omega-3 tidak ditemukan dalam penelitian ini. Diharapkan hasil penelitian ini dapat menjadi pembelajaran baik untuk mahasiswa mengenai pentingnya pola asupan gizi yang baik seperti vitamin A dan Omega-3.
Computer Vision Syndrome (CVS) is a group of symptoms due to excessive use of digital device screens and has a negative impact on productivity and quality of life. One effort to deal with CVS is by modifying food consumption. However, research on the association between Vitamin and Omega-3 intake and CVS is still limited, especially in student groups. This study is a quantitative study using a cross-sectional design. The study population was all undergraduate, postgraduate, and doctoral students of the Faculty of Public Health, University of Indonesia (FKM UI). Researchers sent questionnaires via electronic mail to 960 prospective respondents and 265 students who were willing to be respondents (participation rate = 27.6%). Multivariate analysis used the Cox Regression technique. The majority of respondents experienced CVS symptoms (78.1%) and had low intake of vitamin A and Omega-3 (93.6% for vitamin A and 96.2% for Omega-3). No association of vitamin A with CVS was found, but there was a difference in the risk of CVS based on the level of Omega-3 consumption although it was not statistically significant. Students with insufficient Omega-3 intake had a 1.2 times greater risk of experiencing CVS compared to those with sufficient Omega-3 intake, after being controlled for covariates. The combined effect of vitamin A and Omega-3 was not found in this study. It is hoped that the results of this study can be a good lesson for students regarding the importance of good nutritional intake patterns such as vitamin A and Omega-3. Computer Vision Syndrome (CVS) is a collection of symptoms due to excessive use of digital device screens and has a negative impact on productivity and quality of life.
T-7451
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
