Ditemukan 7 dokumen yang sesuai dengan query :: Simpan CSV
Sevrima Anggraini; Pembimbing: Tris Eryando, Besral; Penguji: Sutanto Priyo Hastono, Yoan Hotnida Naomi
Abstrak:
Abstrak
Penyakit Gagal Ginjal Kronik GGK merupakan suatu keadaan dimana ginjal mengalami kelainan struktural atau gangguan fungsi yang sudah berlangsung lebih dari 3 bulan. Penyakit ginjal kronik bersifat progresif dan irreversible, pada tahap lanjut tidak dapat pulih kembali. Diperlukan terapi pengganti ginjal untuk mengeluarkan produk sisa metabolisme dan mengatur keseimbangan cairan tubuh. Terdapat beberapa risiko yang dapat menyebabkan penyakit ginjal kronik seperti hipertensi, diabetes mellitus, pertambahan usia, pernikahan, pekerjaan dan IMT. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan terapi hemodialis dan peritonial dialisis terhadap ketahanan hidup pasien gagal ginjal kronik di RSCM tahun 2012-2017. Desain studi dalam penelitian ini adalah kohort retrospektif. Jumlah total sampel penelitian ini adalah 110. Dari studi ini diketahui sebanyak 49 pasien yang menjalani hemodialisis meninggal dan 29 pasien yang menjalani CAPD meninggal. Pengaruh jenis terapi terhadap ketahanan hidup pasien GGK setelah dikontrol variabel kovariat didapatkan bahwa variabel umur berinteraksi dengan jenis terapi dimana pasien hemodialis yang berumur ge;60 tahun berisiko untuk lebih cepat meninggal sebesar 4 kali dibandingkan pasien yang menjalani CAPD 95 CI 1,3-13. Disarankan kepada pasien GGK yang berumur ge;60 untuk mempertimbangkan menggunakan CAPD sebagai alternatif dialisis.
Chronic Kidney Disease CKD is a condition in which the kidneys have structural abnormalities or functional disorders that have lasted more than 3 months. CKD is progressive and irreversible, in the later stages can not be recovered. Kidney replacement therapy is needed to remove metabolic waste products and regulate body fluid balance. There are several risks that can cause CKD such as hypertension, DM, age, , marriage, BMI ,work. The purpose of this study was to determine the relationship between hemodialis therapy and dialysis peritoneal on the survival of patients with CKD at RSCM 2012 2017. The study design in this study was a retrospective cohort. The total sample of this study was 110. From this study it was found that 49 of patients undergoing hemodialysis died and 29 of patients who underwent CAPD died. The effect of this type of therapy on survival of CKD patients after controlled by covariate variables found that the age variable interacted with the type of therapy where hemodialis patients aged ge 60 years are at risk for more rapid death 4 times than patients CAPD 95 CI 1.3 13 . It is recommended to patients aged ge 60 to consider using CAPD as an alternative to dialysis.
Read More
Penyakit Gagal Ginjal Kronik GGK merupakan suatu keadaan dimana ginjal mengalami kelainan struktural atau gangguan fungsi yang sudah berlangsung lebih dari 3 bulan. Penyakit ginjal kronik bersifat progresif dan irreversible, pada tahap lanjut tidak dapat pulih kembali. Diperlukan terapi pengganti ginjal untuk mengeluarkan produk sisa metabolisme dan mengatur keseimbangan cairan tubuh. Terdapat beberapa risiko yang dapat menyebabkan penyakit ginjal kronik seperti hipertensi, diabetes mellitus, pertambahan usia, pernikahan, pekerjaan dan IMT. Tujuan dari penelitian ini adalah Untuk mengetahui hubungan terapi hemodialis dan peritonial dialisis terhadap ketahanan hidup pasien gagal ginjal kronik di RSCM tahun 2012-2017. Desain studi dalam penelitian ini adalah kohort retrospektif. Jumlah total sampel penelitian ini adalah 110. Dari studi ini diketahui sebanyak 49 pasien yang menjalani hemodialisis meninggal dan 29 pasien yang menjalani CAPD meninggal. Pengaruh jenis terapi terhadap ketahanan hidup pasien GGK setelah dikontrol variabel kovariat didapatkan bahwa variabel umur berinteraksi dengan jenis terapi dimana pasien hemodialis yang berumur ge;60 tahun berisiko untuk lebih cepat meninggal sebesar 4 kali dibandingkan pasien yang menjalani CAPD 95 CI 1,3-13. Disarankan kepada pasien GGK yang berumur ge;60 untuk mempertimbangkan menggunakan CAPD sebagai alternatif dialisis.
T-5388
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Putu Octavianty; Pembimbing: Adang Bachtiar; Penguji: Purnawan Junaidi, Wachyu Sulistiadi, Mohammad Baharuddin, Sri Wahyuni
B-2000
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Clement Drew; Pembimbing: Asri C. Adisasmita; Penguji: Sudarto Ronoatmodjo, Evi Martha, Inggariwati, Ernawati
Abstrak:
Penyakit COVID-19, yang etiologinya adalah virus korona SARS-CoV2, telah menjadi pandemi dan masuk ke Indonesia sejak Maret 2020. Virus ini menyerang sistem pernapasan tubuh dan menyebabkan kematian melalui mekanisme gagal napas. Indonesia memasuki tahun 2021 di peringkat ke-20 sedunia dalam jumlah kasus konfirmasi positif terbanyak, yakni dengan jumlah sebesar 751,270 kasus dan 22,329 kematian. Pemerintah Indonesia merespon dengan mengeluarkan berbagai kebijakan upaya preventif seperti pembatasan sosial berskala besar (PSBB), 3M dan 3T. Namun angka kejadian dan kematian akibat COVID-19 masih terus meningkat. Penting untuk dapat ditelusuri faktor resiko yang dapat meningkatkan resiko kematian pasien positif COVID-19 dan bagaimanakah respon kepatuhan masyarakat akan implementasi upaya preventif yang dilakukan oleh pemerintah. Penelitian ini menelusuri efek dari usia lanjut (>=60 tahun), jenis kelamin, adanya gejala saluran pernapasan, gejala luar saluran pernapasan, riwayat komorbid seperti diabetes mellitus, hipertensi, gagal ginjal kronik, gangguan hati kronik, penyakit paru obstruktif kronik dan obesitas dengan analisis kohort retrospektif. Data analisis diperoleh dari penelusuran epidemiologis (PE) oleh Dinas Kesehatan (Dinkes) Provinsi DKI Jakarta di lima wilayah DKI Jakarta sejak bulan Maret - September 2020. Sedangkan untuk respon kepatuhan masyarakat akan dinilai dari sudut pandang petugas kesehatan, yakni dengan diskusi kelompok bersama petugas Sudinkes dan puskesmas lima wilayah DKI Jakarta. Dari 35,463 sampel data PE Dinkes, diketahui ada 1017 kematian (2.87%). Analisis multivariat regresi logistik menunjukan bila usia lanjut (>=60 tahun) meningkatkan RR kematian sebesar 6.736 (95% IK 5.538 - 8.193), jenis kelamin laki-laki sebesar 1.305 (95% IK 1.113 - 1.529), adanya gejala saluran pernapasan sebesar 2.563 (95% IK 2.034 - 3.229), adanya gejala luar saluran pernapasan sebesar 2.485 (95% IK 1.965 - 3.142), riwayat gagal ginjal kronik sebesar 3.227 (95% IK 2.154 - 4.834), adanya riwayat hipertensi sebesar 4.396 (95% IK 3.196 - 6.047) dan riwayat diabetes mellitus sebesar 4.415 (95% IK 2.846 - 6.849). Persepsi petugas kesehatan akan kepatuhan masyarakat adalah seragam di lima wilayah, yakni kepatuhan dinilai baik pada masa awal pandemi dan semakin melonggar seiring berjalannya waktu. Hambatan yang ditemui pada umumnya berakar dari kurangnya pengetahuan masyarakat akan penyakit COVID-19 dan bagaimana untuk mencegahnya. Berdasarkan hasil penelitian ini, didapatkan bila usia lanjut, jenis kelamin, gejala saluran pernapasan, gejala luar saluran pernapasan, riwayat hipertensi, diabetes mellitus dan gagal ginjal kronik meningkatkan resiko mortalitas pasien positif COVID-19 di DKI Jakarta. Selain itu kepatuhan masyarakat dinilai petugas kesehatan semakin melonggar, sehingga upaya preventif primer yang dilakukan pemerintah perlu diperdalam dengan menjangkau dengan dialog kelompok-kelompok yang masih tidak patuh
Read More
T-6101
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Anggun Nabila; Pembimbing: Ronnie Rivany; Penguji: Anhari Achadi, Wachyu Sulistiadi, Farida Israny, Mulyani A S Gultom
T-4421
Depok : FKM-UI, 2015
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Savira Zain Laeli; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Wachyu Sulistiadi, Laksmi Damaryanti
Abstrak:
Read More
Gagal Ginjal Kronik merupakan penyakit katastropik yang progresif dan irreversible dengan beban biaya tinggi dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran biaya serta faktor-faktor yang mempengaruhi biaya pelayanan kesehatan penyakit GGK di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain studi non-eksperimental kuantitatif yang dengan data sekunder dari data sampel BPJS Kesehatan tahun 2024. Analisis dilakukan secara univariat dan bivariat non-parametrik menggunakan uji Spearman, Mann-Whitney, dan Kruskal wallis dengan total sampel sebanyak 22.619 peserta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total beban biaya pelayanan GGK di DKI Jakarta tahun 2023 sebesar Rp555.265.832.525 dengan biaya per peserta sebesar Rp3.250.400. Variabel jenis kelamin laki-laki, usia 15-59 tahun, status perkawinan belum kawin, segmentasi kepesertaan PBI APBN, hak kelas rawat II, frekuensi RJTL, frekuensi RITL, dan lama hari rawat memiliki hubungan atau perbedaan median yang signifikan terhadap biaya pelayanan kesehatan (p-value<0,001). Kesimpulannya, seluruh variabel yang diteliti menunjukkan hubungan atau perbedaan median yang signifikan terhadap biaya pelayanan kesehatan penyakit GGK pada peserta JKN di Provinsi DKI Jakarta tahun 2023.
Chronic Kidney Disease (CKD) is a progressive and irreversible catastrophic illness with a high financial burden in the National Health Insurance (JKN) program. This study aims to describe the cost and identify factors affecting healthcare costs for CKD services among JKN participants in DKI Jakarta Province in 2023. This research employed a non-experimental quantitative design using secondary data from the 2024 BPJS Kesehatan sample dataset. Data were analyzed using univariate and non-parametric bivariate tests, including Spearman, Mann-Whitney, and Kruskal-Wallis tests, with a total sample of 22,619 participants. The results showed that the total healthcare expenditure for CKD in DKI Jakarta in 2023 was IDR 555,265,832,525, with an average cost per participant of IDR 3,250,400. The variables of male gender, age 15–59 years, unmarried status, PBI APBN membership segment, class II inpatient rights, frequency of outpatient and inpatient visits, and length of stay were significantly associated with differences in healthcare costs (p-value < 0.001). In conclusion, all studied variables showed a statistically significant relationship or difference in median costs for CKD healthcare services among JKN participants in DKI Jakarta in 2023.
Chronic Kidney Disease (CKD) is a progressive and irreversible catastrophic illness with a high financial burden in the National Health Insurance (JKN) program. This study aims to describe the cost and identify factors affecting healthcare costs for CKD services among JKN participants in DKI Jakarta Province in 2023. This research employed a non-experimental quantitative design using secondary data from the 2024 BPJS Kesehatan sample dataset. Data were analyzed using univariate and non-parametric bivariate tests, including Spearman, Mann-Whitney, and Kruskal-Wallis tests, with a total sample of 22,619 participants. The results showed that the total healthcare expenditure for CKD in DKI Jakarta in 2023 was IDR 555,265,832,525, with an average cost per participant of IDR 3,250,400. The variables of male gender, age 15–59 years, unmarried status, PBI APBN membership segment, class II inpatient rights, frequency of outpatient and inpatient visits, and length of stay were significantly associated with differences in healthcare costs (p-value < 0.001). In conclusion, all studied variables showed a statistically significant relationship or difference in median costs for CKD healthcare services among JKN participants in DKI Jakarta in 2023.
S-12034
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Savira Zain Laeli; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Wachyu Sulistiadi, Laksmi Damaryanti
Abstrak:
Read More
Gagal Ginjal Kronik merupakan penyakit katastropik yang progresif dan irreversible dengan beban biaya tinggi dalam program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN). Penelitian ini bertujuan untuk melihat gambaran biaya serta faktor-faktor yang mempengaruhi biaya pelayanan kesehatan penyakit GGK di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2023. Penelitian ini menggunakan desain studi non-eksperimental kuantitatif yang dengan data sekunder dari data sampel BPJS Kesehatan tahun 2024. Analisis dilakukan secara univariat dan bivariat non-parametrik menggunakan uji Spearman, Mann-Whitney, dan Kruskal wallis dengan total sampel sebanyak 22.619 peserta. Hasil penelitian menunjukkan bahwa total beban biaya pelayanan GGK di DKI Jakarta tahun 2023 sebesar Rp555.265.832.525 dengan biaya per peserta sebesar Rp3.250.400. Variabel jenis kelamin laki-laki, usia 15-59 tahun, status perkawinan belum kawin, segmentasi kepesertaan PBI APBN, hak kelas rawat II, frekuensi RJTL, frekuensi RITL, dan lama hari rawat memiliki hubungan atau perbedaan median yang signifikan terhadap biaya pelayanan kesehatan (p-value<0,001). Kesimpulannya, seluruh variabel yang diteliti menunjukkan hubungan atau perbedaan median yang signifikan terhadap biaya pelayanan kesehatan penyakit GGK pada peserta JKN di Provinsi DKI Jakarta tahun 2023.
Chronic Kidney Disease (CKD) is a progressive and irreversible catastrophic illness with a high financial burden in the National Health Insurance (JKN) program. This study aims to describe the cost and identify factors affecting healthcare costs for CKD services among JKN participants in DKI Jakarta Province in 2023. This research employed a non-experimental quantitative design using secondary data from the 2024 BPJS Kesehatan sample dataset. Data were analyzed using univariate and non-parametric bivariate tests, including Spearman, Mann-Whitney, and Kruskal-Wallis tests, with a total sample of 22,619 participants. The results showed that the total healthcare expenditure for CKD in DKI Jakarta in 2023 was IDR 555,265,832,525, with an average cost per participant of IDR 3,250,400. The variables of male gender, age 15–59 years, unmarried status, PBI APBN membership segment, class II inpatient rights, frequency of outpatient and inpatient visits, and length of stay were significantly associated with differences in healthcare costs (p-value < 0.001). In conclusion, all studied variables showed a statistically significant relationship or difference in median costs for CKD healthcare services among JKN participants in DKI Jakarta in 2023.
Chronic Kidney Disease (CKD) is a progressive and irreversible catastrophic illness with a high financial burden in the National Health Insurance (JKN) program. This study aims to describe the cost and identify factors affecting healthcare costs for CKD services among JKN participants in DKI Jakarta Province in 2023. This research employed a non-experimental quantitative design using secondary data from the 2024 BPJS Kesehatan sample dataset. Data were analyzed using univariate and non-parametric bivariate tests, including Spearman, Mann-Whitney, and Kruskal-Wallis tests, with a total sample of 22,619 participants. The results showed that the total healthcare expenditure for CKD in DKI Jakarta in 2023 was IDR 555,265,832,525, with an average cost per participant of IDR 3,250,400. The variables of male gender, age 15–59 years, unmarried status, PBI APBN membership segment, class II inpatient rights, frequency of outpatient and inpatient visits, and length of stay were significantly associated with differences in healthcare costs (p-value < 0.001). In conclusion, all studied variables showed a statistically significant relationship or difference in median costs for CKD healthcare services among JKN participants in DKI Jakarta in 2023.
S-12087
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
Intan Corina Indra; Pembimnbing: Budi Hidayat; Penguji: Prastuti Soewondo, Pujiyanto, Donni Hendrawan, Ratih Dwi Lestari
Abstrak:
Read More
Implementasi program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) sejak tahun 2014 menghadapi tantangan dalam pengelolaan layanan hemodialisis sebagai terapi utama gagal ginjal kronik. Penelitian bertujuan menganalisis pola pemanfaatan layanan hemodialisis dalam konteks Rawat Jalan Tingkat Lanjut (RJTL) oleh peserta JKN. Penelitian cross sectional ini menggunakan data klaim BPJS Kesehatan tahun 2023 dengan sampel 81.816 peserta. Analisis data meliputi univariat, bivariat, dan multivariat menggunakan regresi binomial negatif. Hasil menunjukkan rata-rata kunjungan hemodialisis nasional mencapai 51,46 kali per tahun. Peserta Non-PBI memiliki tingkat pemanfaatan 13,6% lebih tinggi dibanding PBI (IRR=1,136; p<0,000). DI Yogyakarta mencatatkan rata-rata kunjungan tertinggi (61,78 kali/tahun), sementara Papua terendah (18,06 kali/tahun). Fasilitas TNI AU menunjukkan rata-rata kunjungan tertinggi (72,79 kali/tahun). Kesimpulan menunjukkan adanya kesenjangan signifikan dalam pemanfaatan layanan hemodialisis berdasarkan karakteristik demografis, geografis, dan kepemilikan fasilitas kesehatan. Diperlukan pengembangan kebijakan komprehensif untuk meningkatkan akses dan pemerataan layanan hemodialisis bagi seluruh peserta JKN.
The implementation of the National Health Insurance (JKN) program since 2014 has faced various challenges in managing hemodialysis services as the primary modality for chronic kidney disease therapy. This study aims to analyze the utilization patterns of hemodialysis services in the context of Advanced Outpatient Care (RJTL) by JKN participants and identify factors influencing service utilization. This study with a cross-sectional design used secondary data from BPJS Kesehatan claims in 2023. The study population comprised all JKN participants undergoing hemodialysis, with a sample size of 81,816 participants. Data analysis was conducted comprehensively, including univariate, bivariate, and multivariate analyses using negative binomial regression models. The analysis results showed that the national average of hemodialysis visits reached 51.46 times per year. There were significant variations in service utilization based on membership segmentation, where Non-PBI participants showed 13.6% higher utilization rates compared to PBI participants (IRR=1.136; p<0.000). Regional analysis revealed that DI Yogyakarta recorded the highest average visits at 61.78 times per year, while Papua recorded the lowest average with 18.06 visits. In terms of healthcare facility ownership, Air Force facilities showed the highest average visits at 72.79 times per year. Research findings indicate significant disparities in hemodialysis service utilization based on demographic, geographic, and healthcare facility ownership characteristics. These results emphasize the importance of developing comprehensive policies to improve access and equitable distribution of hemodialysis services for all JKN participants.
T-7194
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
☉
