Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 4 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Rima Maulida Hidayati; Pembimbing: Suyud; Penguji: Ema Hermawati, Ririn Arminsih, Sri Wahyono, Bagyo Yanuwiadi
Abstrak: H2S merupakan senyawa berbahaya yang tidak berwarna dan mempunyai bau seperti telur busuk. Senyawa ini salah satunya dihasilkan dari proses dekomposisi sampah di TPA. Sistem tubuh yang paling sensitif apabila terpajan senyawa ini adalah sistem pernapasan.

Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pengaruh intake pajanan H2S terhadap munculnya gejala gangguan pernapasan pada masyarakat yang tinggal di sekitar TPA Cipayung. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Sampel penelitian berjumlah 90 orang yang tinggal dengan jarak ≤ 500 meter dari TPA. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner dan pengambilan sampel H2S ambien di 9 titik yang terletak di sekitar pemukiman masyarakat.

Hasil penelitian ditemukan adanya pengaruh antara intake pajanan H2S terhadap gejala gangguan pernapasan (p value=0,012; OR=10,5; CI 95%=1,25-88,02). Hasil analisis multivariat ditemukan adanya pengaruh intake pajanan H2S terhadap gejala gangguan pernapasan setelah dikontrol variabel lama bermukim (p value=0,026; OR=6,78; CI 95%= 1,612-64,572). Diperlukan langkah cepat dan upaya pengelolaan yang tepat dari Pemerintah Kota Depok dan TPA Cipayung beserta stakeholder terkait agar dapat mencegah atau mengurangi risiko gangguan kesehatan pada masyarakat yang tinggal di sekitar TPA Cipayung.

H2S is dangerous compound that colorless and has smell like rotten egg. One of this
compound source is produced from decomposition process in landfill. The most
sensitive body system when exposed to H2S is respiratory system. This study aims to
analyze the effect of H2S intake to respiratory symptoms at people living around the
Cipayung Landfill. This study design uses cross sectional. Data collection was carried
out by interview by questionnaire and measure H2S ambient at 9 poimts locate aroundd
community settlements. The result were found intake of H2S associated with respiratory
symptoms (p value=0,012; OR=10,5; CI 95%=1,25-88,02). The result of multivariat
analysis were found H2S intake influence respiratory symptoms after controlled by
duration living variable (p value=0,026; OR=6,78; CI 95%= 1,612-64,572). It needs to
measure routine H2S ambient and ensure that concentration was safe as well as proper
management efforts from City Government of Depok, Cipayung Landfill and related
stakeholders in order to reduce the health risk problems to the people living around
Cipayung landfill.
Read More
T-5855
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ummyatul Hajrah; Pembimbing: Agustin Kusumayati; Penguji: Budi Hartono, Didik Supriyono, Heri Nugroho
T-5096
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Armando Wijaya Tampubolon; Pembimbing: Doni Hikmat Ramdhan; Penguji: Laksita Ri Hastiti, Edy Sufaat
Abstrak:
Emisi kendaraan termasuk emisi lalu lintas dan transportasi telah menjadi sumber partikulat terbesar di banyak kota di berbagai negara. Masalah kesehatan akibat partikulat dari kendaraan bermotor tidak hanya dapat terjadi di sekitar jalan raya, tetapi juga dapat terjadi di industri yang bersinggungan dengan kendaraan bermotor. Dengan kondisi tersebut, peneliti ingin melakukan penelitian di UP PKB Pulo Gadung untuk melihat hubungan antara konsentrasi PM2,5 dengan keluhan gangguan pernapasan. Sampel penelitian berjumlah 38 orang, yang terdiri dari penguji mekanis dan civitas FKM UI sebagai sampel pembanding. Hasil rata-rata pengukuran yang dilakukan di jalur uji mekanis adalah sebesar 100,53 μg/m3. Sedangkan hasil pengukuran di lingkungan FKM UI sebagai pembanding rata-rata sebesar 56,72 μg/m3. Sebanyak 33 dari 38 sampel mengalami gejala gangguan pernapasan, dengan gejala yang paling banyak dialami adalah bersin (76,31%). Dari hasil uji chi-square antara konsentrasi PM2,5 dan keluhan gangguan pernapasan didapatkan p-value = 0,05, yang artinya ada hubungan signifikan antara konsentrasi PM2,5 dengan keluhan gangguan pernapasan.

Vehicle emissions including traffic and transportation emissions have become the largest source of particulates in many cities in various countries. Health problems due to particulates from motor vehicles can not only occur around the highway, but can also occur in industries that are in contact with motor vehicles. Under these conditions, researchers wanted to conduct a study at UP PKB Pulo Gadung to see the relationship between PM2.5 concentrations and complaints of respiratory problems. The study sample totaled 38 people, consisting of mechanical testers and FKM UI community members as a comparison sample. The average result of measurements taken in the mechanical test track was 100.53 μg/m3. While the measurement results in the FKM UI environment as a comparison averaged 56.72 μg/m3. A total of 33 out of 38 samples experienced respiratory symptoms, with the most experienced symptom being sneezing (76.31%). From the results of the chi-square test between PM2.5 concentrations and respiratory complaints, the p-value = 0.05 was obtained, which means that there is a significant relationship between PM2.5 concentrations and respiratory complaints.
Read More
S-11697
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Deanie Afifah Utami; Pembimbing: Ririn Arminsih Wulandari; Penguji: Laila Fitria, Yulia Fitria Ningrum
Abstrak:
Kejadian Gejala Gangguan Pernapasan adalah salah satu masalah kesehatan yang kerap dialami oleh pekerja di gedung perkantoran. Gejala Gangguan Pernapasan dapat disebabkan oleh kualitas udara dalam ruang yang buruk dan karakteristik individu. Penelitian ini dilakukan dengan tujuan mengetahui hubungan antara jumlah total koloni bakteri dan kapang dengan kejadian Gejala Gangguan Pernapasan pada teanag akependidikan di Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia dengan desain cross sectional. Variabel independennya adalah jumlah total koloni bakteri dan kapang dalam ruang, variable confounding berupa suhu, kelembaban relatif, intensitas cahaya usia, jenis kelamin, masa bakti kerja, kebiasaan merokok, dan riwayat alergi. Hasil proporsi kejadian Gejala Gangguan Pernapasan dari analisis statistik yang dilakukan pada tenaga kependidikan Fakultas Kesehatan Masyarakat Universitas Indonesia sebesar 32,4% (47 responden). Dari 10 variabel yang diuji, hanya usia dan masa bakti kerja yang menunjukkan hubungan signifikan.

Respiratory Distress Symptoms is one of the health problems often experienced by workers in office buildings. Respiratory Distress Symptoms can be caused by poor indoor air quality and individual characteristics. This study was conducted with the aim of determining the relationship between the total number of bacterial and mold colonies and the occurrence of Respiratory Disturbance Symptoms in educational staff at the Faculty of Public Health, University of Indonesia with a cross sectional design. The independent variable is the total number of bacterial and mold colonies in the room, the confounding variables include temperature, relative humidity, light intensity, age, gender, length of service, smoking habits, and allergy history. The proportion of the occurrence of Respiratory Disturbance Symptoms from the statistical analysis carried out on the educational staff of the Faculty of Public Health, University of Indonesia is 32.4% (47 respondents). Of the 10 variables tested, only age and length of service showed a significant relationship.
Read More
S-11765
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive