Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Marfin; Pembimbing: Helda; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, I Nyoman Kandun
Abstrak: Latar belakang: Difteri merupakan penyakit menular akut yang disebabkan oleh corynebacterium Diphteriae yang dapat menyebabkan kematian. Dinas Kesehatan Kabupaten Garut melaporkan kasus difteri sebanyak 33 kasus dalam periode Desember 2017 Januari 2018. Menurut Peraturan Menteri Kesehatan No. 1501 Tahun 2010, 1 kasus difteri merupakan Kejadian Luar Biasa. Riset ini bertujuan menggambarkan kasus difteri secara epidemiologi, melihat model fit untuk prediksi faktor yang berhubungan dengan kejadian difteri dan melihat efikasi Vaksin.
Metode: Penelitian ini menggunakan desain kasus kontrol. Besar sampel dalam penelitian ini sebanyak 121 responden dengan jumlah kasus 31 responden dan kontrol 90 responden. Penelitian ini dilakukan oleh Tim dari mahasiswa FETP FKM UI dan Dinas Kesehatan Kabupaten Garut yang dilaksanakan tanggal 6 9 Februari 2018 di 13 Puskesmas yang dilaporkan adanya kasus. Analisis data dilakukan dengan uji resgresi logistic untuk melihat nilai odds ratio menggunakan stata versi 14,2 di Laboratorium Komputer FKM UI.
Hasil: Pola KLB merupakan propagated epidemic yang terjadi pada umur 1 Tahun 71 Tahun. Kasus Primer terjadi pada minggu 48 Tahun 2017. Analisis multivariat fit model menunjukan status imunisasi berhubungan dengan kejadian difteri (Pvalue = 0,036; OR=3,5; 95% CI = 1,08-11,10) dan riwayat perjalanan berhubungan dengan kejadian difteri (Pvalue = 0,000; OR = 5,4; 95% CI = 2,08-13,93). Efikasi vaksin DPT, DT, Td sebesar 71,4%.
Kesimpulan dan saran: Telah terjadi penularan penyakit dari orang ke orang. Indeks case dan sumber penularan tidak diketahui karena mobilitas penduduk yang tinggi. Ada hubungan bermakna antara status imunisasi dan riwayat perjalanan dengan kejadian difteri. Disarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Garut agar dapat Meningkatkan Kwalitas dan cakupan imunisasi DPT, DT, Td, Meningkatkan perbaikan pencatatan imunisasi dengan tertib, dan Meningkatkan koordinasi pelaporan dalam penemuan kasus baru dan karier
Read More
T-5470
Depok : FKM UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dewi Susanna
PP-134
Depok : FKM-UI, 2021
Pidato Pengukuhan Guru Besar   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dian Novita Sari; Pembimbing: Anhari Achadi; Penguji: Wahyu Sulistiadi, Agus Gojali
Abstrak: Difteri menjadi penyumbang kejadian luar biasa (KLB) bagi sebagian wilayah di Indonesia, tidak terkecuali dengan wilayah Provinsi Jawa Barat. Kejadian difteri yang tercatat pada tahun 2015 dan 2016 terekam naik. Kasus difteri meningkat dari 59 kasus menjadi 153 kasus. Kota Depok menjadi salah satu penyumbang kasus yang memiliki angka kejadian yang fluktuatif. Tren penyakit sempat menurun pada 2013-2015, namun kemudian naik pada tahun 2016 menjadi 8 kasus. Penelitian ini membahas tentang bagaimana implementasi kebijakan, yang dilihat dari sumber kebijakan, pengaturan sumber daya, karakteristik instansi pelaksana, struktur birokrasi, komunikasi, pengaruh disposisi dan keadaan sosial-ekonomi dan politik dalam pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri dan Outbreak Response Immunization (ORI) di Kota Depok tahun 2017. Jenis penelitian ini adalah penelitian kualitatif dengan desain deskriptif, melalui wawancara mendalam dan telaah dokumen. Hasil penelitian menunjukkan bahwa masih terbatasnya sumber daya terutama SDM, kurangnya kepedulian lintas sektor dan faktor lingkungan sosial, yakni adanya penolakan dari masyarakat untuk vaksinasi, menjadi tantangan dalam pengendalian Kejadian Luar Biasa (KLB) difteri dan Outbreak Response Immunization (ORI) di Kota Depok. Diharapkan, kepada implementor kebijakan dapat berkomitmen untuk bekerja sama dengan baik, dan memperhatikan faktor-faktor yang berpengaruh dalam implementasi kebijakan, serta dukungan pemerintah dalam menyediakan vaksin yang halal dan aman serta penelitian mengenai bioterorisme juga dapat dilakukan sebagai pemecahan kasus difteri yang fluktuatif setiap tahunnya.
Kata kunci: Difteri, KLB, Outbreak Response Immunization (ORI)

Diphtheria is contributor of outbreak (KLB) for some regions in Indonesia, included West Java Province. Diphtheria cases recorded increased through 2015 - 2016, cases increased from 59 cases to 153 cases. Depok City became one of the contributors of cases that have fluctuating incidents. Disease trends have declined in 2013-2015, but then increased in 2016 to 8 cases. This study discusses policy implementation, viewed from policy sources, resource arrangements, the characteristics of implementing agencies, bureaucratic structures, communications, the influence of dispositions and socio-economic and political circumstances in control of Diphtheria Outbreak and Outbreak Response Immunization ORI) in Depok City in 2017. This type of research is qualitative research with descriptive design, through in-depth interviews and document review. The results showed that the limited resources, especially human resources, the lack of cross-sectoral concern and social environment factors, like the rejection of some community for vaccination, became a challenge in controlling the Diphtheria Outbreak and Outbreak Response Immunization (ORI) in Depok City. It is expected that policy implementers can commit to working together, and taking into the influential factors in policy implementation, as well as government support in providing halal and safe vaccines and research on bioterrorism can also be done as solving cases of diphtheria fluctuating annually.
Key words: Diphteria, Outbreak, Outbreak Response Immunization (ORI)
Read More
S-9780
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yosi Purnama Sari; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Budi Hartono, Desy Mery Dorsanti
Abstrak: Pada tahun 2018, KLB diare di DKI Jakarta sebanyak 124 kasus yang tersebar di beberapa Kecamatan. Penelitian ini bertujuan untuk memberikan gambaran dan menganalisis secara statistik faktor lingkungan, permukiman kumuh dan bantaran sungai, kepadatan penduduk dengan kasus KLB diare di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2018. Desain penelitian yang digunakan yakni studi ekologi dengan menggunakan data sekunder yang berasal dari data Potensi Desa Tahun 2018 dan data Kependudukan yang berasal dari Dinas Kependudukan dan Pencatatan Sipil Provinsi DKI Jakarta dan menampilkan hasil dengan analisis spasial, meliputi variabel-variabel kasus KLB diare, pembuangan sampah, tempat pembuangan sampah sementara (TPS), jamban keluarga, tempat pembuangan akhir tinja, pembuangan limbah cair, sumber air bersih, sumber air minum, permukiman kumuh, permukiman bantaran sungai, dan kepadatan penduduk. Hasil penelitian ini ditemukan hubungan signifikan antara permukiman kumuh dengan kasus KLB diare tahun 2018 di DKI Jakarta. Secara spasial mengindikasikan adanya hubungan antara keberadaan TPS, sumber air minum, permukiman kumuh, permukiman bantaran sungai dan kepadatan penduduk dengan kejadian KLB diare. Kesimpulan dari penelitian ini yakni kondisi sanitasi secara umum di DKI Jakarta memiliki kondisi yang lebih baik dari angka nasional, namun tingkat kepadatan peduduk di DKI Jakarta melebihi tingkat kepadatan nasional. Daerah tingkat kerawanan terjadi KLB diare yang tinggi terdapat pada 5 kecamatan. Upaya pencegahan peningkatan jumlah kasus KLB diare yang memiliki hubungan dengan sanitasi lingkungan sebaiknya dilakukan kerjasama dengan lintas sektor guna memenuhi cakupan sarana sumber air minum, pengelolaan tinja, pengelolaan limbah cair, relokasi permukiman, dan persebaran penduduk. Kata kunci: KLB diare, sanitasi, permukiman kumuh, kepadatan penduduk In 2018, outbreaks of diarrhea in DKI Jakarta were 124 cases spread across several districts. This research aims to provide an overview and statistically analyze environmental factors, slums and riverbanks, population density with the case of diarrhea outbreaks in DKI Jakarta in 2018. The design of the study uses an ecological study using secondary data from Potensi Desa 2018 data and Population data and presented the result with spatial analysis, including case variables Outbreaks of diarrhea, waste management, temporary landfills (TPS), family latrines, fecal landfills, disposal waste water, clean water, drinking water, slums, riverbank settlements, and population density. The results from this research found a significant association between slums and diarrhea outbreaks in 2018 in DKI Jakarta. Spatially indicate a relationship between the existence of temporary landfills, drinking water sources, slums, riverbank settlements and population density with the occurrence of diarrhea outbreaks. The conclusion from this research is that sanitation conditions in DKI Jakarta have better conditions than the national rate, but the population density in DKI Jakarta exceeds the national density level. Areas with high levels of vulnerability occur outbreaks of diarrhea that are high in 5 districts. To prevent the increasing number of cases of diarrhea outbreaks associated with environmental sanitation should be cooperation across the sector to meet the scope of drinking water, family latrines, disposal wastewater, settlement relocation, and population distribution. Keywords: diarrhea outbreak, sanitation, slums, population density
Read More
S-10499
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sholahuddin Anwar; Pembimbing: Budi Utomo; Penguji: Besral, Artha Prabawa, Muammar Muslih
Abstrak: Sistem Surveilans Penyakit Berpotensi KLB Berdasarkan Kejadian merupakan bagian dari peningkatan kewaspadaan dini dan respon terhadap adanya ancaman KLB melalui pengelolaan data dan informasi adanya kejadian berpotensi KLB yang telah terverifikasi kebenaran dan besarannya. Pengembangan ini bertujuan membangun Sistem Online Surveilans Penyakit Berpotensi Kejadian Luar Biasa berdasarkan kejadian yang dapat mengelola data KLB terverifikasi untuk menghasilkan laporan harian KLB yang akurat, dan tepat waktu untuk peningkatan kewaspadaan dini yang terjadi sewaktu waktu. Pengembangan sistem ini menggunakan pendekatan kualitatif dengan metode pengembangan system development life cycle yang meliputi tahap analisis, perancangan, dan implementasi yang menghasilkan prototype aplikasi. Penelitian ini menghasilkan prototype sistem informasi online untuk memudahkan dalam komponen masukan, pengolahan dan luaran. Sistem ini mempermudah proses pengumpulan, entri dan pengolahan data hingga menghasilkan informasi yang tepat waktu dan akurat karena prosesnya sudah secara otomatis dengan teknologi komputer. Penyimpanan data menggunakan teknologi basis data sehingga memudahkan penelusuran data, pengolahan data dan terkoneksi dengan internet. Keluaran sistem berupa penyajian informasi persebaran, status KLB, kronologi kejadian yang tepat waktu, menggambarkan periode, yang dapat mendukung dalam identifikasi upaya yang akan dilakukan sebagai peningkatan kewaspadaan dini dan respon. Kata kunci: Sistem informasi KLB berdasarkan Kejadian, KLB
Monitoring system based on event or EBS is part of an increase in vigilance and early response to the existence of a threat of the outbreak through the management of data and information of the existence of the outbreak that has potentially occurrences verified truth and adjustment. This research aims to develop information systems online monitoring of the outbreak based on events (event based surveillance) in the command post of the outbreak the Ministry of health who can manage the outbreak data are accurate, realtime and daily in increased alertness and early response. The research development of the system using a kualitatfi approach that aims to obtain identify information systems that are running at the moment. Data collection was done through in-depth interviews, observation and document study. Information obtained become the foundation to design a system of which refer to method of development used namely system development life cycle which includes the analysis stage , design , and the implementation of the simulation as prototype of application .This research produce prototype EBS information system in the form of application to make it easier for online in a component input , processing and the outer covering of .The system should ease the process of collecting the , entry and processing data up to produce information that realtime and accurate because the process is already automatically with computer technology .Data storage using technology database in order to facilitate the search for data , process data and is connected with the internet .Output berua system presentation of information that realtime , describing a period of daily , that could support in the efforts that identification will be carried out as increasing awareness and response . Key word: Monitoring system based on event, Outrbreak.
Read More
T-4859
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Arleni; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Mondastri Korib Sudaryo, Saleh Budi Santoso
S-8206
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nur Fuadiyati; Pembimbing: Renti Mahkota; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Eulis Wulantari
T-3401
Depok : FKM UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tri Wahyudi; Pembimbing: Popy Yuniar; Penguji: Rico Kurniawan, Artha Prabawa, Hidayat Nuh Ghazali
Abstrak:

Campak dan Rubela merupakan penyakit menular berpotensi wabah yang dapat menimbulkan komplikasi serius bahkan kematian, terutama pada anak-anak. Namun keduanya dapat dicegah melalui pemberian imunisasi. Trend cakupan imunisasi yang menurun, terutama paska pandemi COVID-19, telah menyebabkan peningkatan Kejadian Luar Biasa (KLB) salah satunya Campak-Rubela, sehingga diperlukan respon cepat melalui pemberian imunisasi tambahan berupa Outbreak Response Immunization (ORI). Pelaksanaan ORI di sebagian besar wilayah terdampak KLB masih belum optimal, terutama dari sisi ketepatan waktu respon. Kementerian Kesehatan telah menyediakan alat bantu untuk mendukung proses pra-pelaksanaan ORI, namun penginputan masih bersifat manual dan sistem ini belum terintegrasi dengan sistem informasi lain, serta belum memiliki mekanisme verifikasi dan monitoring oleh tingkat administrasi yang lebih tinggi. Oleh karena itu, dibutuhkan suatu inovasi yang dapat memperbaiki sistem yang ada saat ini. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan prototipe sistem informasi terintegrasi guna meningkatkan ketepatan waktu pelaksanaan ORI di tingkat puskesmas dalam rangka penanggulangan KLB Campak-Rubela.
Metode yang digunakan adalah Pendekatan Rapid Evolutionary Prototyping yang memungkinkan pengembangan dilakukan bertahap berdasarkan masukan yang diperoleh selama proses implementasi dengan cakupan terbatas. Sistem dikembangkan melalui tahapan analisis kebutuhan, identifikasi masalah, desain (logis serta fisik) dan implementasi. Penelitian ini menghasilkan prototipe yang terintegrasi dengan sistem SKDR dan SMILE dilengkapi beberapa menu utama yaitu notifikasi status, penginputan data kajian epidemiologi, perhitungan kebutuhan vaksin dan pelaporan ORI secara real time. Hasil pengujian yang melibatkan informan dari Dinas Kesehatan Kota Depok, Puskesmas Pengasinan dan Depok Jaya menunjukkan bahwa prototipe Sistem Informasi Outbreak Response Immunization (SIORI) efektif dan efisien dalam mendukung penyelenggaraan ORI. Kesimpulannya, prototipe SIORI memiliki potensi memperbaiki sistem yang ada saat ini dalam meningkatkan ketepatan waktu penyelenggaraan ORI KLB Campak-Rubela.


Measles and Rubella are highly contagious infectious diseases that can lead to serious complications and even death, especially in children. These diseases could cause outbreaks, however, can be prevented through immunization. The declining trend in immunization coverage, particularly after the COVID-19 pandemic, has led to an increase in outbreaks, including Measles-Rubella, thus requiring a prompt response through supplementary immunization activities known as Outbreak Response Immunization (ORI). The implementation of ORI in most outbreak-affected areas remains suboptimal, particularly in terms of response timeliness. Although the Ministry of Health has provided supporting excel based tools to support the pre-implementation process of ORI, data entry is still manual, the system is not yet integrated with other relevant information systems and is not complemented with verification and monitoring mechanisms from higher administrative levels. Therefore, an innovation is needed to improve the current system. This study aims to improve the timeliness of ORI implementation at the primary health care level in response to Measles-Rubella outbreaks through development of an integrated information system prototype. The Rapid Evolutionary Prototyping approach was used as the system development model, which allows for incremental development based on feedback collected during implementation assessment. The system was developed through the stages of needs analysis, problem identification, logical and physical design, and implementation. This study resulted in the development of a prototype information system named SIORI, designed to improve the timeliness of ORI implementation. The system includes several key features including outbreak status notification that is integrated with the Early Warning Alert and Response System (SKDR), input for epidemiological assessment data, vaccine stock data obtained from the Electronic Immunization and Logistics Monitoring System (SMILE), vaccine needs calculation, and reporting functions covering response timeliness and immunization service data input. Implementation test involving informants from Depok City Health Office and selected health centers (Puskesmas Pengasinan and Depok Jaya) showed that SIORI is more effective and efficient in supporting ORI implementation. The conclusion is that prototype SIORI has potentials to improve the current system in to accelerating ORI implementation timeliness.

 

Read More
T-7251
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sadiah Nurul Falah; Pembimbing: Helda; Penguji: Asri C Adisasmita, Purnama Magdalena Simanullang , Hidayat Nuh Ghazali
Abstrak:

Difteri masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Garut terdapat 100 kasus difteri dengan CFR sebesar 17,2%. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan status imunisasi dan riwayat kontak dengan kejadian difteri di Kabupaten Garut tahun 2023–2024. Penelitian ini menggunakan pendekatan mix-method. Penelitian kuantitatif menggunakan desain case control (1:2) dengan matching individu berdasarkan usia dan tempat tinggal. Jumlah responden sebanyak 141 anak (47 kasus dan 94 kontrol) yang dipilih menggunakan teknik total sampling dari data KLB. Analisis kondisional regresi logistik dilakukan untuk menghitung odds ratio (OR) dan 95% Confidence Interval (CI). Pendekatan kualitatif dilakukan melalui wawancara mendalam dengan informan terkait menggunakan pendekatan fenomenologi. Sebagian besar anak pada kelompok kasus tidak diimunisasi (74,47%) dan memiliki riwayat kontak dengan penderita difteri (76,6%). anak yang tidak diimunisasi dan memiliki riwayat kontak berisiko 9 kali untuk terkena difteri dibandingkan dengan yang imunisasi lengkap (95%CI: 2,67-31,79). Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara status imunisasi dan kejadian difteri (OR=5,82; 95% CI: 2,17–15,61; p=0,0001) sebelum mengontrol kovariat. Setelah mengontrol kovariat, terdapat hubungan antara status imunisasi dan kejadian difteri (OR=3,08; 95% CI: 1,40–23,79; p=0,008). Hasil kualitatif menunjukkan bahwa faktor sosial-budaya, agama, penolakan imunisasi, serta sistem surveilans yang belum optimal sebelum KLB turut memengaruhi kejadian. Diperlukan peningkatan cakupan imunisasi, edukasi masyarakat, serta penguatan sistem surveilans untuk pencegahan difteri di wilayah berisiko tinggi.

Keywords: difteri, status imunisasi, riwayat kontak, mix-method, Kab. Garut

Background: Diphtheria remains a public health problem in Garut District, with 100 reported cases and a case fatality rate (CFR) of 17.2%. This study aimed to determine the relationship between immunization status with the incidence of diphtheria in Garut District in 2023–2024. Methods: A mixed-method approach was used. The quantitative component employed a case-control design (1:2) with individual matching based on age and residence. A total of 141 children (47 cases and 94 controls) were selected using total sampling from outbreak data. Conditional logistic regression analysis was conducted to calculate odds ratios (OR) and 95% confidence intervals (CI). The qualitative approach was carried out through in-depth interviews with key informants using a phenomenological method. Result: Most children in the case group were not immunized (74.47%) and had a history of contact with diphtheria patients (76.6%). Children who were not immunized and had contact history were 9 times more likely to contract diphtheria compared to those who were fully immunized (95% CI: 2.67–31.79). A significant association was found between immunization status and diphtheria incidence (OR=5.82; 95% CI: 2.17–15.61; p=0.0001), and remained significant after controlling for covariates (OR=3.08; 95% CI: 1.40–23.79; p=0.008). The qualitative findings revealed that socio-cultural and religious factors, vaccine refusal, and a suboptimal surveillance system prior to the outbreak contributed to the cases. Conclusion: Strengthening immunization coverage, community education, and surveillance systems is needed to prevent diphtheria in high-risk areas.  

 

Read More
T-7311
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wawan Ridwan; Pembimbing: Sutanto Priyo Hastono; Penguji: R. Sutiawan, Arnaningsih Susilowati
Abstrak: Demam Berdarah Dengue (DBD) adalah merupakan masalah kesehatan di Indonesia sejak tahun 1968 sampai sekarang. Ada beberapa daerah yang sudah ada penurunan tetapi sebagian wilayah Indonesia malah dari tahun ke tahun terus meningkat angka kesakitan penyakit ini. Di Kabupaten Bandung selama 3 tahun terakhir dari tahun 2011 sampai 2013 angka kesakitan DBD terus meningkat yaitu sebesar 1078 tahun 2011, 1127 tahun 2012 dan tahun 2013 1240 penderita. Permasalahan peningkatan penderita disebabkan banyak kendala atau permasalahan salah satunya adalah lemahnya sistem kewaspadaan dini terhadap KLB DBD. Deteksi Dini KLB DBD adalah suatu sistem pemantauan wilayah setempat yang bisa mendeteksi peningkatan kasus disuatu wilayah berdasarkan katagori KLB yang tertuang di dalam Permenkes No. 1501 Tahun 2010 Tentang Jenis Penyakit Menular Tertentu Yang Dapat Menimbulkan Wabah dan Upaya Penanggulangan.
 
Penelitian dilakukan menggunakan desain penelitian kualitatif dengan menerapkan pendekatan model prototyping dalam membangun model sistem informas kesehatan. Penelitian ini menghasilkan rancangan basis data dan desain prototype dari sistem informasi kesehatan penyakit demam berdarah dengue dengan deteksi dini KLB DBD di Dinas Kesehatan Kabupaten Bandung, sehingga deteksi awal kejadian luar biasa penyakit demam berdarah dengue bisa diketahui pada saat melakukan input data sebelum pengolahan data untuk pembuatan laporan Kabupaten Bandung.
 

 
Dengue Hemorrhagic Fever (DHF) is a health problem in Indonesia since 1968 until now. There are several existing areas decreased but parts of Indonesia, even from year to year increase in morbidity of this disease. In Bandung District during the last 3 years from 2011 to 2013 number of DHF cases continue to rise in the amount of 1078 in 2011, 1127 in 2012 and 1240 of 2013 patients. Problems caused an increase in patients with many obstacles or problems one of which is the lack of an early warning system against dengue outbreak. Early detection of outbreaks of dengue fever is a local area monitoring system that can detect an increase in cases of outbreaks in a region based on the categories set out in the Minister Regulation No. 1501 Year 2010 Concerning Certain Communicable Disease Type Potential Outbreak and Response Efforts.
 
The study was conducted using qualitative research design with prototyping models approach in building models health information system. This research resulted in the design of the database and prototype design of health information systems dengue fever with early detection of dengue outbreak in Bandung District Health Office, so that early detection of outbreaks of dengue fever can be known at the time of the input data before data processing for the manufacture of report Bandung district.
Read More
S-8583
Depok : FKM-UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive