Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Krisna Meidiyantoro Baharuddin; Pembimbing: Tri Krianto; Penguji: Dian Ayubi, Saepudin
Abstrak: Skripsi ini membahas tentang faktor yang mempengaruhi pengetahuanpegawai UPT Balai Kesejahteraan Sosial tentang Perilaku Hidup Bersih dan Sehatmengacu pada gambaran pengetahuan yang diperoleh dari uji pretest-posttest.Penelitian dilakukan secara kualitatif dengan wawancara semi terstruktur kepadaKepala UPT, Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Pegawai Administrasi, PekerjaSosial, Petugas Kebersihan dan Dapur. Hasil penelitian menggambarkan bahwafaktor yang mempengaruhi ialah pendidikan, pengalaman, kebudayaan, sosialbudaya, pekerjaan, minat, keyakinan, paparan informasi, faktor pihak eksternaldan faktor teknis penyuluhan.Kata kunci:Pengetahuan, faktor, kesejahteraan sosial.
Read More
S-10248
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fika Febriana; Pembimbing: Martya Rahmaniati Makful; Penguji: Meiwita Budiharsana, Mitra Kadarsih
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara indeks kesejahteraan dengan kejadian abortus provocatus pada Wanita Usia Subur (WUS) di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian cross sectional dengan menggunakan data sekunder Survei Demografi Kesehatan Indonesia Tahun 2017. Sampel pada penelitian ini adalah perempuan usia subur 15-49 tahun yang mengalami kejadian abortus sebanyak 1239 orang. Hasil analisis menggunakan uji regresi logistic ganda yang menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara indeks kesejahteraan kuintil 1 (AOR : 0,090 95% CI : 0,013-0,633), status perkawinan (AOR 6,7: 95% CI 1,39-32,5) = disbanding yang tidak kawin, status pekerjaan (AOR : 0,4 95% CI 0,1699-0,999 ) dibanding yang tidak bekerja dan WUS yang tinggal di wilayah urban (AOR : 0,39 95% CI : 0,173-0,904)
Read More
S-10733
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Annisa Darmawati; Pembimbing: Sabarinah Prasetyo; Penguji: Agustin Kusumayati, Dien Anshari, Sumiatun, Mirza Apriani
Abstrak:
Program perlindungan sosial bagi lansia dalam hal pemenuhan kebutuhan dasar makanan menjadi salah satu fokus utama pemerintah dalam meningkatkan kesejahteraan lanjut usia tunggal. Namun, belum ada hasil perbandingan antara daerah yang menjalankan program permakanan dan yang belum menjalankan, di samping itu, terdapat variasi cakupan yang tinggi antar kecamatan, jumlah tertinggi Kecamatan Jasinga (13,94%) dan terendah Kecamatan Bojonggede (2,92%). Penelitian ini dirancang dengan pendekatan penelitian kualitatif desain studi kasus. Tujuan penelitian untuk menganalisis implementasi pelaksanaan Program Permakanan Lanjut Usia Tunggal di Kecamatan Jasinga, Bojonggede, dan Cibinong Tahun 2024 dilihat dari perencanaan, pengorganisasian, pelaksanaan, dan pengendalian. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat variasi dalam implementasi kebijakan Program Permakanan Lansia Tunggal di tiga kecamatan, selain itu, program ini memiliki hambatan dalam analisis kebutuhan yang kurang menyeluruh, pengembangan rencana yang kurang melibatkan sektor terkait, disparitas dalam struktur organisasi di tingkat pelaksana, pendistribusian tugas yang kurang detail, pelaksanaan yang belum sesuai petunjuk teknis, kurangnya penghargaan untuk peningkatan motivasi, serta pengendalian yang kurang melibatkan penerima manfaat serta pemerintah daerah. Meskipun demikian, program ini memberikan kontribusi positif terhadap kesejahteraan lanjut usia tunggal. Kesejahteraan meningkat dalam hal pemenuhan kebutuhan makanan, aktivitas kehidupan sehari – hari, dan perekonomian kelompok masyarakat. Kesimpulan dari penelitian ini yaitu program permakanan lansia tunggal memiliki dampak positif yaitu peningkatan kesejahteraan lanjut usia tunggal. Tetapi pelaksanaan kebijakan memerlukan penguatan koordinasi lintas sektor untuk menciptakan program yang lebih efektif dan efisien.

The social protection program for the elderly in terms of fulfilling basic food needs has become one of the main focuses of the government in improving the welfare of single elderly individuals. However, there has not yet to be a comparative result between regions that implement the food program and those that do not, there is a high variation in coverage among sub-districts, with the highest being Jasinga Sub-district (13.94%) and the lowest being Bojonggede Sub-district (2.92%). This research is designed with a qualitative research approach using a case study design. The purpose of this research is to analyze the implementation of the Single Elderly Food Program in Jasinga, Bojonggede, and Cibinong Sub-districts in 2024, viewed from planning, organizing, actuating, and controlling. The research results indicate that there is variation in the implementation of the Single Elderly Food Program policy in the three sub-districts; furthermore, this program faces obstacles due to a lack of comprehensive needs analysis, plan development does not involve related sectors, disparities in organizational structure at the implementation level, distribution of tasks that are less detailed, implementation is not in accordance with technical instructions, lack of appreciation for motivation increase, and control does not involve beneficiaries and local governments. Nonetheless, the program makes a positive contribution to the well-being of the single elderly. Welfare increases in terms of meeting food needs, daily life activities, and the economy of community groups. The conclusion of this study is that the single elderly nutrition program has a positive impact, namely improving the welfare of the single elderly. However, policy implementation requires strengthening cross-sector coordination to create more effective and efficient programs.
Read More
T-7205
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Margaretha Porman Arianny; Pembimbing: Wiku Bakti Bawono Adisasmito; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Jaslis Ilyas, Woro Srihastuti Sulistyaningrum, Verania Andria
Abstrak:
Penelitian ini membahas penerapan collaborative governance dalam koordinasi lintas sektor di tingkat nasional pada pelaksanaan Rencana Aksi Nasional Peningkatan Kesejahteraan Anak Usia Sekolah dan Remaja (RAN PIJAR). Pada tahun 2023, kelompok penduduk Indonesia yang berusia antara 5 tahun sampai 19 tahun diperkirakan mencapai 24 persen dari total penduduk Indonesia. Untuk meningkatkan kesejahteraan anak usia sekolah dan remaja tersebut diperlukan kerjasama dari berbagai sektor. Keterlibatan berbagai sektor memerlukan mekanisme koordinasi dan kolaborasi yang kuat. Beberapa penelitian menunjukkan tantangan dalam melakukan koordinasi dan kolaborasi dalam pelaksanaan kebijakan nasional dengan pendekatan multisektor. Terbatasnya analisis tentang koordinasi dalam pelaksanaan kebijakan kesejahteraan remaja dapat mempengaruhi koordinasi tim pelaksana RAN PIJAR yang melibatkan 20 kementerian/ lembaga. Penelitian bertujuan memperoleh pemahaman collaborative governance dalam koordinasi pada pelaksanaan RAN PIJAR di tingkat nasional. Penelitian ini menggunakan pendekatan kualitatif dan informan penelitian dipilih menggunakan teknik purposive sampling. Selain itu, penelitian ini juga menggunakan tinjauan pustaka untuk melengkapi data primer. Untuk menganalisis koordinasi RAN PIJAR, peneliti menggunakan “integrated framework for collaborative governance” dan hanya menekankan pada dinamika kolaborasi yang terdiri dari tiga elemen penting yaitu pelibatan berprinsip, motivasi bersama, dan kemampuan bertindak secara bersama. RAN PIJAR mendukung 1) Pencapaian Indeks Perlindungan Anak, 2) menurunkan prevalensi kekerasan terhadap anak, 3) menurunkan prevalensi perkawinan anak, serta 4) mendukung pencapaian Indeks Pembangunan Pemuda, di mana keempatnya merupakan bagian target RPJMN 2020–2024. Peneliti menyimpulkan bahwa telah menjalankan tugas dan fungsi untuk pelaksanaan koordinasi lintas sektor dalam pelaksanaan RAN PIJAR, namun koordinasi tersebut belum berjalan secara optimal membentuk kolaborasi lintas kementerian untuk menyelesaikan tantangan di lapangan dalam pelaksanaan program-program terkait kesejahteraan anak usia sekolah dan remaja. Ketidakoptimalan dalam berkoordinasi ini disebabkan karena fokus RAN PIJAR yang luas, indikator dan target yang banyak dan tidak spesifik, keterbatasan SDM dan anggaran untuk berfungsinya tim sekretariat yang membantu tim nasional untuk pelaksanaan RAN PIJAR. Penentuan prioritas indikator outcome dan output serta evaluasi pelaksanaan RAN PIJAR dan kajian terkait harmonisasi kebijakan indikator di tingkat pusat dan daerah akan membantu terjadinya koordinasi yang lebih efektif.

This research discusses the application of Collaborative Governance in cross-sector coordination at the national level in the implementation of the National Action Plan to Enhance the Wellbeing of School-Aged Children and Adolescents (RAN PIJAR). In 2023, the Indonesian population aged between 5 years and 19 years is estimated to reach 24 per cent of Indonesia's total population. To improve the welfare of school-age children and teenagers, cooperation from various sectors is needed. The involvement of various sectors requires strong coordination and collaboration mechanisms. Several studies show challenges in coordinating and collaborating in implementing national policies with a multisector approach. Limited analysis of coordination in implementing youth welfare policies can affect the coordination time for implementing RAN PIJAR which involves 20 ministries/institutions. The research aims to gain an understanding of Collaborative Governance in coordination with the implementation of RAN PIJAR at the national level. This research uses a qualitative approach and research informants were selected using purposive sampling techniques. Apart from that, this research also uses a literature review to complete primary data. To analyse RAN PIJAR coordination, researchers use an "integrated framework for collaborative governance" and only emphasise the dynamics of collaboration which consists of three important elements, namely principled engagement, shared motivation, and the ability to act together. RAN PIJAR supports 1) achieving the Child Protection Index, 2) reducing the prevalence of violence against children, 3) reducing the prevalence of child marriage, and 4) supporting the achievement of the Youth Development Index, all four of which are part of the 2020–2024 RPJMN target. The researcher concluded that they had carried out the duties and functions for implementing cross-sector coordination in implementing the RAN PIJAR, but this coordination had not yet run optimally to form cross-ministerial collaboration to resolve challenges in the field in implementing programs related to the welfare of school-age children and adolescents. This non-optimality in coordination is due to the broad focus of the PIJAR RAN, many non-specific indicators and targets, limited human resources and budget for the functioning of the secretariat team which assists the national team in implementing the PIJAR RAN. Determining the priority of outcome and output indicators and evaluating the implementation of RAN PIJAR and studies related to harmonising policy indicators at the central and regional levels will help in more effective coordination.
Read More
T-7132
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hana Fauziyah Khairunnisa; Pembimbing: Sutanto Priyo Hastono; Penguji: Artha Prabawa, Rahma Dewi
Abstrak: Pertumbuhan jumlah penduduk Indonesia masih tergolong tinggidibandingkan dengan negara-negara penduduk terbanyak di dunia. Pertumbuhanpenduduk Indonesia saat ini adalah 1,1 persen per tahun dengan angka kelahirantotal 2,4 anak per perempuan. Preferensi fertilitas wanita untuk memiliki anaklagi merupakan variabel prediksi perilaku fertilitas yang berperan penting untukmengetahui rencana kehamilan wanita di masa mendatang. Penelitian inibertujuan untuk mengetahui gambaran dan hubungan faktor-faktor yang dapatmempengaruhi preferensi fertilitas wanita memiliki anak lagi. Data yangdigunakan dalam penelitian merupakan data Survei Demografi KesehatanIndonesia (SDKI) tahun 2017. Sampel yang digunakan adalah wanita berstatusmenikah, telah memiliki anak dari pernikahannya, telah memutuskankeinginannya untuk anak lagi di masa mendatang, dan masih dalam masasuburnya, dari kriteria tersebut didapatkan sebanyak 7.610 sampel wanita.Analisis yang dilakukan meliputi univariat, bivariat, dan multivariat. Hasilnyamenunjukan bahwa 39,6 persen wanita di Indonesia masih menginginkan anaklagi. Peresentase wanita yang menginginkan anak lagi paling tinggi terdapat padakategori umur 15-24 tahun sebanyak 88,3 persen, wanita dengan status tidakbekerja 43,1 persen, wanita dengan suami berpendidikan SMP/SMA sebanyak42,0 persen, wanita yang memiliki satu anak sebanyak 84,1 persen, wanita yangmemiliki anak laki-laki saja sebanyak 60,1 persen, dan wanita dengan indekskesejahteraan sangat miskin sebanyak 44,0 persen. Berdasarkan hasil regresilogistik ditemukan bahwa variabel yang berhubungan dengan keinginan wanitamenambah anak lagi diantaranya adalah umur wanita, pendidikan suami, jumlahanak hidup, komposisi jenis kelamin anak dan indeks kesejahteraan. Sedangkanstatus pekerjaan tidak berhubungan secara statistik dengan wanita yangmenginginkan anak lagi di Indonesia. Berdasarkan analisis multivariat diketahuibahwa umur merupakan faktor paling dominan, dengan peluang 23,6 kali lebihbesar pada wanita umur 15-24 tahun. Peluang menginginkan anak lagi akansemakin kecil seiring bertambahnya umur wanita.
Kata kunci: Indeks kesejahteraan; jumlah anak ideal; keinginan memiliki anaklagi; komposisi jenis kelamin anak; preferensi fertilitas; pendidikan suami; statuspekerjaan; dan umur wanita.
Indonesia's population growth is still relatively high compared to mostpopulation countries in the world. Current population growth in Indonesia is 1.1percent per year with a total fertility rate (TFR) of 2.4 children per woman.Women's fertility preferences for having another children are predictive variableof fertility behavior that plays important role in knowing future female pregnancyplans. This study aims to determine the description and relationship of factors thatcan affect fertility preferences of women for having another children. The dataused in the study is the data of the Indonesian Demographic Health Survey (DHS)in 2017. The samples used are married women, have children from theirmarriages, have decided their wishes for more children in the future, and still intheir fertile period, from these criteria there were 7,610 female samples. Theanalysis carried out included univariate, bivariate, and multivariate. The resultshows that 39.6 percent of women in Indonesia still want more children. Thehighest percentage of women who want more children is in the category of 15-24years old 88.3 percent, women with unemployed status 43.1 percent, women whohad husbands with junior high / high school education 42.0 percent, women whohave one child 84.1 percent, women who have only boys 60.1 percent, and womenin a very poor wealth index 44.0 percent. Based on the results of logisticregression, it was found that variables related to women's fertility preferences forhaving another children are included the age of the woman, husband's education,the number of children living, children gender composition and wealth index.While the employment status is not statistically related to women who want morechildren in Indonesia. Based on multivariate analysis, it is known that age is themost dominant factor, with an opportunity of 23.6 times greater in women aged15-24 years. Opportunities for more children will be smaller as increasing ofwomen age.
Keywords: Children gender composition; desire to having another children;employment status; female age; fertility preference; husband's education; idealnumber of children; and wealth index.
Read More
S-10134
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Lastri Mei Winarni; Promotor: Rita Damayanti; Kopromotor: Sabarinah, Yati Afiyanti; Penguji: Ahmad Syafiq, Elizabeth Kristi Poerwandari, Jubaedah, Fidiansyah, Risatianti Kolopaking
Abstrak:
Kesejahteraan psikologis merupakan komponen penting untuk menunjang status kesehatan mental ibu hamil pada tingkat yang baik. Ibu hamil yang memiliki kesejahteraan psikologis yang baik akan memiliki sikap dan emosi positif. Hal ini akan mendorong peningkatan pengetahuan, sikap, dan perilaku ibu mengenai perawatan kesehatan selama kehamilannya. Tujuan penelitian ini adalah mengetahui efikasi penerapan intervensi psikoedukasi untuk meningkatkan kesejahteraan psikologis ibu hamil. Metode penelitian ini menggunakan penelitian kualitatif dan kuantitatif. Pada penelitian kualitatif menggunakan desain deskriptif, sedangkan pada penelitian kuantitatif menggunakan desain kuasi eksperimental. Penelitian ini menerapkan sebuah intervensi psikoedukasi yang dikembangkan dengan kerangka Behavior Centered Design (BCD). Penelitian ini dilaksanakan dalam lima tahapan, yaitu Asses, Build, Create, Deliver dan Evaluation. Lokasi penelitian ini adalah di Kota Tangerang, dengan melibatkan 23 Puskesmas. Populasi pada penelitian ini adalah seluruh ibu hamil dengan usia kehamilan 0-34 minggu di Kota Tangerang, dengan sampel 196 responden yang dibagi menjadi dua kelompok, 96 responden masuk ke dalam kelompok intervensi dan 100 responden masuk ke dalam kelompok kontrol. Teknik pengambilan sampel menggunakan Clustered random sampling. Instrumen pengumpulan data menggunakan psychological wellbeing scale, prenatal distress scale dan dikembangkan untuk mengukur variabel kovariat. Analisis data yang akan dilakukan adalah univariat, uji T-Test berpasangan, Mann Whitney dan difference in difference untuk melihat perbedaan skor kesejahteraan psikologis dan efikasi intervensi. Hasil penelitian ini adalah terbentuklah intervensi psikoedukasi bernama Kelas Ibu Hamil Terintegrasi yang diaplikasikan dalam kelompok intervensi. Efek intervensi sebesar 3,184 dalam skor kesejahteraan psikologis lebih tinggi pada kelompok intervensi dibandingkan kelompok kontrol (p value 0,0001 < 0,05) dan R-square 60%. Terdapat peningkatan rata-rata pada variabel pengetahuan (mean: 1,91; R2 45%), sikap (mean: 6,29; R2 33%) dan perilaku ibu (mean: 1,39; R2 45%) mengenai perawatan kehamilan antara sebelum dan setelah intervensi psikoedukasi. Implikasi intervensi Kelas Ibu Hamil Terintegrasi ini memperkuat program edukasi Kelas Ibu Hamil yang telah ada dengan memperhatikan struktur kegiatan kelas yang baru, serta menambah kegiatan pembelajaran yang membuat kejutan, reevaluasi, dan peningkatan kinerja dengan permainan yang menyentuh emosi dan penugasan sederhana.

Psychological well-being is an important component to support the mental health status of pregnant women at a good level. Pregnant women who have good psychological well-being will have positive attitudes and emotions. This will encourage increased knowledge, attitudes and behavior of mothers regarding health care during pregnancy. The purpose of this study was to determine the efficacy of implementing psychoeducational interventions to improve the psychological well-being of pregnant women. This research method uses qualitative and quantitative research. The qualitative research used a descriptive design, while the quantitative research used a quasi-experimental design. This study applies a psychoeducational intervention developed within the Behavior Centered Design (BCD) framework. This research was carried out in five stages, namely Assess, Build, Create, Deliver and Evaluation. The location of this research is in the City of Tangerang, involving 23 Community Health Centers. The population in this study were all pregnant women with a gestational age of 0-34 weeks in Tangerang City, with a sample of 196 respondents who were divided into two groups, 96 respondents entered the intervention group and 100 respondents entered the control group. The sampling technique used Clustered random sampling. Data collection instruments used the psychological wellbeing scale, prenatal distress scale and were developed to measure covariate variables. The data analysis that will be carried out is univariate, paired T-test, Mann Whitney and difference in difference to see differences in scores of psychological well-being and intervention efficacy. The results of this study is the formation of a psychoeducational intervention called the Integrated Antenatal Class which was applied in the intervention group. The intervention effect of 3.184 in the psychological well-being score was higher in the intervention group than the control group (p value 0.0001 <0.05) and R-square 60%. There was an average increase in the variables of knowledge (mean: 1,91; R2 45%), attitudes (mean: 6,29; R2 33%) and behavior (mean: 1,39; R2 45%) of mothers regarding pregnancy care between before and after the psychoeducation intervention. The implications of this Integrated Maternity Class intervention strengthen the existing Maternity Class education program by taking into account the new class activity structure, as well as adding learning activities that surprise, re-evaluate, and improve performance with games that touch emotions and simple assignments.
Read More
D-489
Depok : FKM-UI, 2023
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive