Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 9 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Djoko Wijono
658.4013 WIJ m
Surabaya : Airlangga University Press, 1999
Buku (pinjaman 1 minggu)   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fithriyah Susanti; Pembimbing: Besral; Penguji: Artha Prabawa, Siti Nurhasanah
Abstrak: Skripsi ini membahas mengenai perancangan prototipe sistem manajemen mutu Cara Pembuatan Alat Kesehatan yang Baik (CPAKB) dan Cara Pembuatan Perbekalan Kesehatan Rumah Tangga yang Baik (CPPKRTB) untuk Industri Alat Kesehatan dan PKRT. Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif dengan metode pengembangan sistem System Development life cycle (SDLC) sampai tahap prototipe halaman antar muka (interface). Berdasarkan hasil pengumpulan data yang dilakukan dengan metode wawancara kepada responden di Direktorat Pengawasan Alat Kesehatan dan PKRT dan Perusahaan Alat Kesehatan dan PKRT, ditemukan permasalahan dimana sistem manajemen mutu yang berjalan masih manual mengakibatkan proses dokumentasi berkas manajemen mutu belum dikelola dengan baik.
Read More
S-9923
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Marisi Sihaloho; Pembimbing: Mieke Savitri; Penguji: Puput Oktamianti, Astridd Saraswati
Abstrak: Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui pelaksanaan upaya peningkatan mutu pelayananan di poliklinik spesialis RS Citama. Penelitian dilakukan dengan mengumpulkan informasi sebanyak-banyaknya tentang upaya yang dilakukan untuk peningkatan mutu pelayanan di poliklinik spesialis rumah sakit tersebut selama tahun 2015. Upaya peningkatan mutu pelayanan yang baik adalah dengan menerapkan manajemen mutu terpadu. Keberhasilan upaya peningkatan mutu pelayanan di poliklinik spesialis di rumah sakit ditentukan oleh input yang tersedia, yaitu tenaga, sarana dan prasarana, dana dan metoda yang tersedia, serta bagaimana proses peningkatan itu sendiri berlangsung sehingga pada akhirnya akan mempengaruhi pencapaian atau output. Proses perbaikan mutu yang digunakan melalui langkah-langkah identifikasi sikap karyawan, identifikasi kebutuhan pelanggan, identifikasi masalah, analisis masalah, solusi potensial dan implementasi solusi (Gaspersz, 2003). Wawancara mendalam dilakukan untuk mendapatkan informasi mengenai bagaimana upaya peningkatan mutu pelayanan di poliklinik spesialis RS Citama. Dapat disimpulkan dari penelitian ini bahwa tenaga kesehatan di poliklinik RS Citama jumlahnya belum mencukupi untuk kebutuhan pelayanan di rumah sakit tersebut. Sarana dan prasarana dan metode yang tersedia perlu diperbaiki. Sedangkan dana yang disiapkan untuk upaya peningkatan mutu sudah dialokasi dengan cukup baik. Proses pelaksanaan manajemen mutu terpadu sudah ada tetapi tidak berjalan dengan baik. Kata kunci : mutu pelayanan, poliklinik spesialis, manajemen mutu terpadu This thesis is a study with qualitative research methods towards improving the quality of service of a specialist policlinic Citama Hospital in Bogor during 2015. The purpose of research is to investigate the implementation of quality improvement efforts in the specialist policlinic Citama hospital. The study was conducted by gathering as much information about the efforts made for improving quality of service in the hospital specialist policlinic during 2015. Efforts to improve the quality good service is to implement an integrated quality management. The success of quality of service improvement in specialist policlinic in hospitals is determined by the input provided, namely personnel, facilities, funding and methods are available, and how the upgrade process itself takes place that will ultimately affect the achievement or output. Quality improvement process used through measures employee attitudes identification, identification of customer needs, problem identification, problem analysis, potential solutions and implementation of solutions (Gaspersz, 2003). Depth interviews were conducted to obtain information on how efforts to improve the quality of service in a specialist policlinic Citama hospital. It can be concluded from this study that the health worker at the specialist policlinic Citama hospital was not sufficient for the needs of his number of services at the hospital. Facilities and infrastructure and the available methods need to be improved. While funds are prepared for quality improvement efforts also allocated fairly well. The process of implementing integrated quality management already exists but it is not going well. Key word : quality of service, spesialist policlinic, integrated quality management
Read More
B-1824
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Agustry Cipra Antice; Pembimbing: Sudijanto Kamso; Penguji: R. Sutiwan, Martya Rahmaniati, Makful, Tri Astuti, A. Wawan Setyawan
T-3340
Depok : FKM-UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Guspianto; Promotor: Budi Hidayat; Kopromotor: Purnawan Junadi, Amal C. Sjaaf; Tim Penguji: Anhari Achadi, Dian Ayubi, Soewarta Kosen, Dumilah Ayuningtyas, Harimat Hendarwan
D-311
Depok : FKM UI, 2015
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dina Indriyanti; Pembimbing: Dian Ayubi; Penguji: Besral, Kusdinar Achmad, Rafni Pamela Sari, Muhtar Lintang
Abstrak: Pelayanan kesehatan yang bermutu saat ini sudah menjadi tuntutan semua pihak, termasuk masyarakat sebagai pengguna jasa, dengan era globalisasi, bertambahnya golongan masyarakat yang mampu, berpendidikan, dan menguasai informasi, masalah mutu pelayanan menjadi tuntutan mutlak. Adapun faktor yang dominan mempengaruhi mutu pelayanan kesehatan di Puskesmas adalah sumber daya manusia, baik yang terlibat dalam manajemen maupun pelayanan. Keluhan(complain) dari pelanggan merupakan indikator dari kurangnya kualitas pelayanan akibat sistem manajemen yang kurang baik. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara karakteristik pelanggan dan upaya manajemen mutu fokus pada pelanggan dengan tingkat kepuasan pasien rawat inap di Puskesmas DTP Kabupaten Bogor tahun 2014. Metode penelitian adalah kuantitatif bersifat analitik deskriptif dengan desain cross sectional. Dengan populasi adalah seluruh pasien rawat inap dan unsur manajemen di Puskesmas DTP Kabupaten Bogorpada tahun 2014. Sampel pada penelitian ini adalah pasien rawat inap sebanyak 181 orang dan 50 unsur manajemen di Puskesmas DTP dari 10 Puskesmas DTP. Hasil penelitian menunjukan bahwa tidak terdapat hubungan antara karakteristik pasien dengan tingkat kepuasan pelanggan, ada hubungan yangbermakna antara upaya manajemen mutu fokus pada pelanggan dengan tingkatkepuasan pasien rawat inap di Puskesmas DTP Kabupaten Bogor tahun 2014,terdapat perbedaan yang bermakna terhadap skor rerata kepuasan diantara pasiendi Puskesmas yang menerapkan upaya manajemen mutu fokus pada pelanggandan yang tidak menerapkan upaya manajemen mutu fokus pada pelanggan.Penulis menyarankan agar pihak manajemen Puskesmas meningkatkandimensi fokus pada pelanggandan proses terkait pelanggan. Kedua dimensitersebutbelum dilaksanakan secara maksimal dalam penerapanupaya manajemenmutu fokus pada pelanggan. Manajemen Puskesmas untuk memperhatikan dimensi tangible dan responsiveness sebagai dimensi mutu pelayanan dengantingkat kepuasan terendah.Melaksanakan survey kepuasan pelanggan secara berkala dengan tools yang sesuai dengan kekhususan Puskesmas agar mendapatkan gambaran kepuasan pelanggan terkini. Kata Kunci : Mutu Layanan, Manajemen Mutu Fokus pada Pelanggan, KepuasanPelanggan.
Quality health services is now becoming the demands of all parties, including thepublic as service users, with the era of globalization, increasing social groupscapable, educated, and control of information, quality of service issues become anabsolute requirement The dominant factor affecting the quality of health servicesat the health center are human resources, both of which are involved in themanagement and care. Complaints (complaints) from customers is an indicator ofthe lack of quality of service due to poor management system.This study aims to determine the relationship between customer characteristicsand quality management efforts focus on providing customers with the level ofpatient satisfaction in the Puskesmas DTPin Bogor District 2014. Quantitativeresearch method is descriptive analytic cross-sectional design. With a populationis the entire patient care and management elements in the Puskesmas DTPinBogor District 2014. Samples in this study were inpatients as many as 181 peopleand 50 elements in the management of the Puskesmas DTPfrom 10 health centersWith Nursing.The results showed that there is no relationship between the characteristics ofpatients with levels of customer satisfaction, there is a significant associationbetween quality management efforts focus on providing customers with the levelof patient satisfaction in Bogor Regency DTP health centers in 2014, there is asignificant difference in mean scores between patient satisfaction The HealthCenter is implementing a quality management efforts focus on the customer andare not implementing a quality management efforts focuson the customer and notimplementing quality management efforts focus on the customer.The author suggested that health centers improve the management dimensions ofcustomer focus and customer-related processes. Both of these dimensions has notbeen fully implemented in the application of quality management efforts focus onthe customer. Management Health Center to pay attention and responsiveness as atangible dimension of service quality dimensions with the lowest satisfactionlevels. Carry out customer satisfaction surveys on a regular basis with theappropriate tools to get an idea of the specificity of the health center in order torecent customer satisfaction.Keywords: Quality of Service, Quality Management Focus on Customer,Customer Satisfaction.
Read More
T-4168
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Andrew Jeremia; Pembimbing: Mardiati Nadjib; Penguji: Masyitoh, Popy Yuniar, Dwi Putri Piandani, Erick Prawira Suhardhi
Abstrak:

Keselamatan pasien merupakan isu global yang mendorong pengembangan sistem pelaporan insiden di fasilitas kesehatan. Siloam Hospitals Kelapa Dua telah mengimplementasikan Sistem Informasi Manajemen Mutu (SIMM) berbasis web sejak Maret 2023 untuk mendukung pelaporan insiden keselamatan pasien. Penelitian ini bertujuan mengevaluasi implementasi SIMM dan faktor-faktor yang memengaruhi penggunaannya.

Penelitian menggunakan pendekatan studi kasus dengan metode campuran. Data kuantitatif diperoleh dari 774 laporan insiden yang teregister di SIMM selama Maret 2023–Desember 2024. Data kualitatif dikumpulkan melalui wawancara mendalam dengan 10 informan dari berbagai profesi.

Hasil menunjukkan bahwa perawat merupakan pelapor terbanyak. Pengetahuan staf tentang pelaporan cukup baik, namun pelatihan formal masih terbatas. Budaya keselamatan tergolong baik, ditandai dengan dukungan manajemen dan komunikasi terbuka, meskipun masih ada persepsi menyalahkan. SIMM dinilai cukup mudah digunakan, namun terdapat kendala teknis dan kompleksitas formulir. Fitur proteksi identitas pelapor sering digunakan secara tidak sengaja.

Rata-rata 35 laporan diterima setiap bulan oleh 17 pelapor aktif. Fitur analisis akar masalah (RCA) digunakan pada 76,0% laporan, namun hanya 60,0% yang diselesaikan tepat waktu. Dashboard SIMM dimanfaatkan untuk analisis tren. Ketepatan waktu pelaporan dalam 1×24 jam tercapai pada 62,8% laporan, dan 73,8% laporan diproses lengkap. Pelaporan berkontribusi pada perbaikan proses dan pembelajaran organisasi, meskipun tingkat pelaporan 22,03 per 1.000 hari pasien—masih di bawah tolok ukur.

SIMM memberikan kontribusi positif terhadap pelaporan insiden, namun optimalisasi sistem, pelatihan, dan budaya pelaporan masih perlu ditingkatkan.


Patient safety is a global concern that has driven the development of incident reporting systems in healthcare facilities. Siloam Hospitals Kelapa Dua implemented a web-based Quality Management Information System (QMIS) in March 2023 to support patient safety incident reporting. This study aims to evaluate the implementation of QMIS and the factors influencing its use.  A case study with a mixed-methods approach was conducted. Quantitative data were obtained from 774 incident reports registered in QMIS between March 2023 and December 2024. Qualitative data were collected through in-depth interviews with 10 informants from various professional backgrounds.  Findings show that nurses were the most frequent reporters. Staff demonstrated adequate knowledge of incident reporting, although formal training was limited. The hospital’s safety culture was generally strong, supported by management commitment and open communication, though some perceptions of blame remained. QMIS was considered user-friendly, despite technical issues and form complexity. The anonymous reporting feature was often used unintentionally, complicating follow-up.  On average, 35 reports were submitted monthly by 17 active users. The root cause analysis (RCA) feature was used in 76.0% of reports, with only 60.0% completed on time. The QMIS dashboard was used for trend analysis. Timely reporting within 24 hours was achieved in 62.8% of cases, and 73.8% of reports were fully processed. Reporting contributed to process improvements and organizational learning, although the reporting rate remained at 22.03 per 1,000 patient days—below the benchmark.  QMIS has positively supported incident reporting, but further improvements are needed in system optimization, training, and fostering a stronger reporting culture.

Read More
B-2551
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nur Najmi Laila; Pembimbing: Sjahrul Meizar Nasri; Penguji: Mila Tejamaya, Baiduri, Uswatun Hasanah, Trisnajaya
Abstrak: Laboratorium X adalah salah satu fasilitas di Fakultas Kedokteran dan IlmuKesehatan (FKIK) UIN Jakarta yang menunjang fasilitas belajar dalam pendidikan.Berdasarkan hasil pendataan awal, terdapat 120 bahan kimia yang terdapat dalamlaboratorium X ini. Hasil studi pendahuluan belum memadainya upaya pengendalianyang dijalankan seperti belum tersedianya MSDS (Material Safety Data Sheet) secaralengkap di Laboratorium X, pelabelan yang belum tepat, penggunaan APD (AlatPelindung Diri) yang belum sesuai dan lain-lain diperkirakan dapat meningkatkanrisiko keselamatan dan kesehatan kerja (K3) di Laboratorium X ini.Penelitian ini dilakukan untuk mengidentifikasi, analisa dan evaluasimanajemen laboratorium pada aspek keselamatan dan kesehatan kerja diLaboratorium X FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta tahun 2016 denganmenggunapan beberapa standar acuan. Penelitian ini bersifat kualitatif denganmelakukan observasi, wawancara serta telaah dokumen. Penelitian ini dilakukan daribulan April-Juni 2016.Hasil penelitian menunjukkan beberapa elemen masih belum sesuai denganstandar manajemen laboratorium yaitu belum tersedianya draft sistem manajemen dansystem manajemen mutu laboratorium, belum adanya sistem transportasi danpenerimaan bahan kimia, lemari penyimpanan bahan kimia yang belum sesuai, sistemtanggap darurat yang belum lengkap, belum dilakukannya penilaian manajemenresiko dan biomonitoring pada pekerja.Saran yang dapat diberikan yaitu Penting harus segera dilakukan adalahmenyusun kembali system manajemen lab, Menyusun system manajemen mutu,Menyusun Sistem Tanggap Darurat dan Pelatihan keadaan darurat di Lab, MelakukanPenilaian Risiko yang ada di lab secara menyeluruh dan Melakukan pemeriksaankesehatan pada pegawai secara berkala.Kata Kunci : system manajemen laboratorium, system manajemen mutulaboratorium, keselamatan dan kesehatan kerja, bahan kimia
Laboratory X is one of the facilities in Faculty of Medicine and Health Sciences(FKIK) UIN Jakarta that support learning in educational. Based on the initial data,there are 120 chemicals contained in this X lab. Results of a preliminary study ofinadequate control measures undertaken such as the placement of chemicalsubstances that have not been right, not completely of MSDS (Material Safety DataSheet), labeling is not proper, use of PPE (Personal Protective Equipment) is notappropriate and others are expected to increase the risk of occupational safety andhealth in this laboratory.This study was done to identify, analyze and evaluate laboratory management aspectsof Health and Safety in the Laboratory X FKIK UIN Syarif Hidayatullah Jakarta in2016 with some reference standards. This is a qualitative study by observation,interviews and review of documents. This research was conducted from April to June2016.The results showed some elements are still not in accordance with the standards ofthe laboratory management, such as the unavailability of draft management systemsand quality management system of the laboratory, no transport system and acceptanceof chemicals, chemicals storage are not appropriate, emergency response system thatis not yet complete, never done risk management assessment and biomonitoring ofworkers.Faculty is advised that is important has to be done is rearrange the systemmanagement lab, Develop quality management systems, Develop EmergencyResponse System and Training of emergency in the Lab, Conducting RiskAssessment in the lab thoroughly and Perform health checks on employees on aregular basis.Keywords: laboratory management system, laboratory quality management systems,occupational health and safety, chemicals.
Read More
T-4614
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Triseu Setianingsih; Promotor: Purnawan Junadi; Kopromotor: Adang Bachtiar, Penguji: Sudijanto Kamso, Dumilah Ayuningtyas, Ede Surya Darmawan, Soewarta Kosen, Artha Budi Susila Duarsa, Aria Kusuma
Abstrak: Di Indonesia Angka kematian neonatus masih belum mengalami penurunan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 yaitu 19/1000 KH (SDKI,2012).Sebagian besar kematian neonatal yang terjadi setelah 6-48 jam pasca kelahiran dapat dicegah dengan perawatan bayi baru lahir yang tepat dan dimulai segera setelah melahirkan melalui Kunjungan neonatal pertama (KN1) yang adekuat dan sesuai standar (WHO,2012). Namun kualitas pelayanan KN1 masih belum sesuai dengan target yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara multivel faktor-faktor yang mempengaruhi Kunjungan neonatal pertama dari berbagai level.
 
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan didukung oleh penelitian kualitatif. Sampel yang digunakan untuk masing-masing level adalah 1014 ibu bayi untuk level 1, 95 orang pengelola desa untuk level desa, 51 pengelola Program kesehatan anak Puskesmas untuk level 3 dan 13 pengelola Program kesehatan anak kabupaten untuk level 4 yang ada di 8 Propinsi di Indonesia. Analisis data dilakukan melalui analisis univariat, bivariat, multivariat dengan Regresi Logistik dan permodelan Multilevel dengan menggunakan analysis multilevel regression logistic random intercept model dengan menggunakan Program Stata 14.0. Metode triangulasi digunakan dalam studi kualitatif untuk menjaga validitas data.
 
Hasil penelitian menunjukkan bahwa capaian KN1 askes sebesar 47.5% lebih tinggi dibanding KN1 berkualitas yaitu 29.3 %. Hasil pemodelan multilevel menunjukkan bahwa variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap KN1 Akses dan kualitas adalah Penolong persalinan dengan PValue.0.000 dan OR=3.359 untuk KN1 akses dan PValue 0.04 dan OR = 3.035 untuk KN1 kualitas. Pada permodelan akhir, secara bersama-sama kontribusi semua level pada KN1 akses sebesar 57.27 % sedangkan untuk KN1 kualitas sebesar 87.76%. Berdasarkan penerapan manajemen mutu total sebagian besar 52.6 % Puskesmas berada pada fase 2 dan Level 2 yaitu masih berorientase ke Proses belum mengarah ke penerapan Total manajemen mutu (TQM). Penelitian ini menunjukkan kesesuaian pola hubungan antara enabler dan result sesuai pola dalam EFQM model.
 
Disarankan kepada Dinas Kesehatan kabupaten dan Kementerian Kesehatan, untuk mengupayakan dan menjamin keberadaan dan pendistribusian bidan di setiap desa dan mengoptimalkan perencanaan tenaga kesehatan (bidan) sesuai PMK N0.33 Tahun 2015. Disarankan kepada Puskesmas untuk mengupayakan kontak antara petugas kesehatan dengan ibu bayi sebelum kelahiran bayi untuk meningkatkan akses pada periode berikutnya yaitu KN1. Perlu adanya kerjasama dan kemitraan yang baik antara puskesmas dengan pengelola desa untuk menguatkan keberdayaan desa dalam bidang kesehatan sehingga pada level individu ibu menjadi lebih berdaya dan memiliki peluang yang besar untuk membawa anaknya dalam pelaksanaan KN1 , selain itu untuk meningkatkan kualitas manajemen Puskesmas perlu adanya supervisi dan penerapan SMM (Sistem Manajemen Mutu) Puskesmas misalnya melalui penerapan ISO untuk menjamin Pelayanan Prima dan pengelolaan Puskesmas yang berkualitas.
 

 
Neonatal mortality rate in Indonesia is still experiencing a decrease from 2007 up to 2012, namely 19/1000 KH (IDHS, 2012) .Most of neonatal deaths that occur after 6-48 hours after birth can be prevented with newborn care is appropriate and started soon after birth through the first neonatal visit (KN1) adequate and appropriate standards (wHO, 2012). However KN1 service quality still does not meet the expected target.
 
This study aims to analyze multivel factors affecting neonatal visit was the first of a variety of levels. This research is a quantitative research was supported by qualitative research. The sample used for each level is 1014 mothers of infants to level 1, 95 managers of the village to the village level, 51 managers of health programs Child Health Center for level 3 and 13 managers Program child health districts to level 4 in 8 Provinces in Indonesia , The data analysis was done through univariate, bivariate, and multivariate logistic regression modeling Multilevel analysis using multilevel logistic regression models with random intercept using the program Stata 14.0. Triangulation method used in a qualitative study to maintain the validity of the data.
 
The results showed that the achievement KN1 askes by 47.5% higher than the quality KN1 ie 29.3%. Multilevel modeling results indicate that the variables that most influence on KN1 Access and quality are labor Helper with PValue.0.000 and OR = 3.359 for KN1 access and pvalue 0:04 and OR = 3,035 for KN1 quality. At the end of the modeling, jointly contribute to the KN1 access all levels of 57.27% while for KN1 quality of 87.76%. Based on the application of total quality management largely PHC 52.6% are in Phase 2 and Level 2 is still berorientase to process not yet led to the implementation of total quality management (TQM). This study demonstrated the suitability of the pattern of relationships between enablers and the result according to the pattern in the model EFQM.
 
Suggested to the District Health Office and the Ministry of Health, to seek and ensure the presence and distribution of midwives in every village and optimize the planning of health professionals (midwives) in accordance PMK N0.33 Year 2015. It is suggested to contact the health center to seek health care workers with the baby's mother before birth baby to improve access in the next period that is KN1. The need for cooperation and partnership between local health centers with managers of the village to strengthen the empowerment of villagers in the health sector so that at the level of individual mothers become more empowered and have a great opportunity to bring his son in the implementation KN1, in addition to improving the quality of management of PHC need for supervision and implementation of QMS (quality Management System) health centers for example through the implementation of ISO to guarantee the quality Service and quality management of the health center.
Read More
D-347
Depok : FKM-UI, 2016
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive