Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Widya Sistha Prima; Pembimbing: Amal Chalik Sjaaf; Penguji: Prastuti C. Soewondo, Sandi Iljanto, Amila Megraeni
Abstrak:

Pada tahun 2010 sampai dengan tahun 2011 di rumah sakit Puri Cinere terlihat bahwa ada penurunan angka BOR dan BTO. Menurunnya angka BOR dan BTO pada pasien rawat inap tersebut secara tidak langsung menunjukkan adanya penurunan dalam pemanfaatan fasilitas rawat inap di rumah sakit Puri Cinere, dimana pemanfaatan fasilitas tersebut sangat erat kaitannya dengan kwalitas pelayanan. Penelitian ini ingin melihat lebih lanjut mengenai pelayanan rawat inap di rumah sakit Puri Cinere, terutama pada lama waktu dari pelayanan pembayaran terhadap semua jenis pembayaran dan kelas perawatan yang berasal dari pasien rawat inap, dimana dengan mengetahui hal tersebut diharapkan dapat melihat lama waktu pelayanan yang diperlukan dan hambatan-hambatan yang terjadi pada pelayanan rawat inap di rumah sakit Puri Cinere. Jenis penelitian ini merupakan penelitian deskriptif dengan pendekatan cross sectional. Data dalam penelitian ini diperoleh melalui hasil observasi langsung pada bagian verifikasi dan kasir pelayanan rawat inap, yang berupa lama waktu yang diperlukan bagi verifikator dan kasir untuk menyelesaikan administrasi pasien rawat inap yang akan pulang, selain itu juga dilakukan pengambilan data yang berasal dari rekam medis guna mendapatkan waktu perintah kepulangan pasien oleh dokter yang bersangkutan. Populasi dalam penelitian adalah semua pasien rawat inap yang ada dirumah sakit puri cinere. Sedangkan sampel penelitian yang diambil adalah pasien rawat inap yang akan pulang terhitung mulai tanggal 30 November sampai dengan tanggal 7 Desember 2012, dengan jumlah pengambilan sampel sebanyak 100 sampel. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dirumah sakit Puri Cinere terdapat perbedaan dan hubungan antara waktu pelayanan dengan jenis pembayaran, selain itu lama waktu pelayanan berdasarkan kategori kelas perawatan menunjukkan perbedaan yang bermakna secara statistik.Peneliti menyarankan, perlu adanya system yang mampu mengukur waktu tanggap (respon time) di Rumah Sakit Puri Cinere agar pihak manajemen lebih mudah melakukan pengawasan terhadap kinerja dari masing-masing titik pelayanan yang ada.


Based on the BTO and BOR inpatients data rate in 2010 to 2011, the Puri Cinere hospital had declines BOR and BTO inpatients rate. The reduced number of BOR and BTO in hospitalized patients indirectly suggests a decrease in the utilization of inpatient facilities at Puri Cinere hospital, where the utilization of these facilities are closely linked with the quality of service.This study would like to see more on inpatient care in Puri Cinere hospital, especially on service time for all types of payment and hospital care classes derived from hospitalized patients who will go home, it is expected that the service time required and the obstacles on inpatient care in hospitals Puri Cinere could occur.This type of research is a descriptive study with cross sectional approach. The data in this study were obtained through direct observation on the the cashier and verification of inpatient services, which form how long does it take for the verifier and the cashier to complete administration of inpatients who will go home, other data was also taking from the medical records, the purpose is to gain the patient return time, concerned by a physician orders. Population in the study were all inpatients who was in the Puri Cinere hospital. While the study sample is taken from hospitalized patients from 30 November to 7 December 2012, and the number of sampling as many as 100 samples.The results showed that there are time differences and relationships between service time with type of payment, in addition, the service time based hospital class category showed a statistically significant difference.Researchers suggest, the need for systems that can measure the response time at Castle Hospital Cinere in order to make management easier on monitoring the performance of each existing service points.

Read More
B-1560
Depok : FKM UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rahmi Wahyuni; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Masyitoh, Fallah Adi Wijayanti
Abstrak: Skripsi ini membahas gambaran serta hubungan umur, jenis kelamin, pendidikan, pekerjaan, dan status kepesertaan dengan kepuasan pasien peserta BPJS Kesehatan terhadap pelayanan kesehatan rawat jalan Rumah Sakit Palang Merah Indonesia Bogor. Rancangan penelitian adalah deskriptif kuantitatif dengan pendekatan potong lintang. Pengumpulan data dilakukan melalui kuesioner dan analisis data dilakukan dengan menggunakan analisis univariat dan bivariat uji Chi-Square. Hasil penelitian menggambarkan kepuasan pasien sebesar 93,9% dan menunjukkan adanya hubungan yang bermakna antara umur, pekerjaan, dan status kepesertaan, dengan kepuasan pasien. Kata kunci: Kepuasan pasien; BPJS Kesehatan; Karakteristik pasien The focus of this study is descibe and discusses an overview as well as the relationship of age, sex, education, employment, and membership status with BPJS Kesehatan patient satisfaction to outpatient healthcare of Palang Merah Indonesia Hospital Bogor. The study design is descriptive quantitative with cross sectional approach. Data was collected by questionaires, they were analyzed by univariate and bivariate Chi-Square test. The result of this research shows that 93,9% of the patient are satisfied with hospital service. Beside, there is a significant realtionship between age, employment, and membership status, with patient satisfaction. Key words: Patient satisfction; BPJS Kesehatan; patient characteristics
Read More
S-8545
Depok : FKM-UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anastasha Cassandra Ko; Pembimbing: Rizka Maulida; Penguji: Lhuri Dwianti Rahmartani, Diah Satyani Saminarsih
Abstrak:
Penyakit tidak menular (PTM) menyebabkan 71% kematian global, dengan kasus hipertensi diproyeksikan meningkat dari 639 juta pada 2000 menjadi 1,5 miliar pada 2025. Di Indonesia, prevalensi hipertensi meningkat dan menjadi penyebab kematian utama ketiga, namun hanya kurang dari 10% penderita yang memiliki kontrol tekanan darah baik. Penelitian ini menganalisis hubungan karakteristik pasien hipertensi dengan konsumsi obat antihipertensi pada responden Riskesdas 2018. Desain penelitian cross-sectional ini menggunakan data Riskesdas 2018 dengan responden berusia 18 tahun ke atas. Survei oleh Kementerian Kesehatan RI menggunakan stratified multistage random sampling untuk representasi nasional. Karakteristik pasien yang dianalisis meliputi jenis kelamin, kelompok umur, pendidikan, pekerjaan, dan tempat tinggal. Analisis statistik chi-square bivariat dengan signifikansi p < 0.05 digunakan untuk menentukan hubungan tersebut. Tujuan penelitian ini adalah mengidentifikasi karakteristik pasien hipertensi yang signifikan terkait konsumsi obat antihipertensi guna merancang intervensi pengendalian hipertensi yang lebih efektif. Hasil analisis menunjukkan bahwa responden perempuan (OR = 0,78; 95%CI= 0,75-0,81), kelompok umur berisiko (≥31 tahun) (OR = 0,32; 95%CI= 0,30-0,35), individu dengan pendidikan rendah (OR = 1,27; 95%CI=1,22-1,33), tidak bekerja (OR = 1,30; 95%CI= 1,26-1,35), dan tinggal di perdesaan (OR = 0,95; 95%CI= 0,92-0,99) berhubungan dengan konsumsi obat antihipertensi. Temuan ini menekankan perlunya peningkatan kesadaran dan kepatuhan terhadap pengobatan antihipertensi terutama di kalangan kelompok berisiko tinggi, untuk mengurangi beban hipertensi di Indonesia.

Non-communicable diseases (NCDs) account for 71% of global deaths, with hypertension cases projected to increase from 639 million in 2000 to 1.5 billion by 2025. In Indonesia, the prevalence of hypertension is rising and is the third leading cause of death, but less than 10% of patients have good blood pressure control. This study analyzes the relationship between the characteristics of hypertensive patients and the consumption of antihypertensive drugs among respondents of the 2018 Riskesdas. This cross-sectional study design uses data from the 2018 Riskesdas with respondents aged 18 years and older. The survey by the Indonesian Ministry of Health used stratified multistage random sampling for national representation. The analyzed patient characteristics include gender, age group, education, occupation, and place of residence. Bivariate chi-square statistical analysis with significance set at p < 0.05 was used to determine these relationships. The aim of this study is to identify significant characteristics of hypertensive patients related to the consumption of antihypertensive drugs to design more effective hypertension control interventions. The analysis results show that female respondents (OR = 0.78; 95%CI = 0.75-0.81), at-risk age group (≥31 years) (OR = 0.32; 95%CI = 0.30-0.35), individuals with low education (OR = 1.27; 95%CI = 1.22-1.33), unemployed (OR = 1.30; 95%CI = 1.26-1.35), and living in rural areas (OR = 0.95; 95%CI = 0.92-0.99) are associated with the consumption of antihypertensive drugs. These findings highlight the need to increase awareness and adherence to antihypertensive treatment, especially among high-risk groups, to reduce the burden of hypertension in Indonesia.
Read More
S-11782
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Imelda Purba; Pembimbing: Pujiyanto; Penguji: Vetty Yulianty Permanasari, Banon Sukoandari
Abstrak: Latar Belakang: Stroke iskemik merupakan penyebab kecacatan no 1 didunia yang membutuhkan perawatan jangka panjang sehingga akan mempengaruhi lama hari rawat di rumah sakit. Berdasarkan data statistik tahun 2012 rumah sakit PMI Bogor terjadi peningkatan kasus stroke iskemik yang cukup tinggi. Namun belum ada gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan yang berhubungan dengan lama hari rawat pasien stroke iskemik.
 
Tujuan: Penelitian ini untuk mengetahui gambaran dan faktor-faktor yang berhubungan dengan lama hari rawat inap pasien stroke iskemik baik faktor karakteristik rumah sakit (Kelas Perawatan, Pemakaian ruangan intensive, Hari masuk, Hari keluar) maupun faktor karakteristik pasien (Umur, Jenis kelamin, Komplikasi, Penyakit Penyerta, Cara Bayar Dan Cara Keluar).
 
Metode: Penelitian ini bersifat kuantitatif dengan desain cross sectional, jumlah sampel 112 pasien dengan data sekunder dari sistem informasi rekam medis rumah sakit. Data dianalisis secara univariat dan bivariat.
 
Hasil dan kesimpulan: Penelitian menunjukkan bahwa rata–rata lama hari rawat inap pasien stroke iskemik di rumah sakit PMI Bogor tahun 2012 adalah 5,88 hari, dan hasil uji bivariat yang berhubungan adalah yang memiliki nilai (p<0,005). Faktor yang mempengaruhi lama hari rawat yang panjang adalah pasien diruangan intesive (p=0,006), memiliki komplikasi (p=0,001) dan penyakit jumlah penyerta (p=0,035). Sedangkan faktor yang mempengaruhi lama hari rawat lebih singkat adalah cara keluar pasien yang keluar atas permintaan sendiri (p=0,003). Variabel kelas perawatan, hari masuk, hari keluar, umur, jenis kelamin, cara bayar tidak menunjukkan adanya hubungan yang bermakna.
 
Saran: segera menetapkan standar lama hari rawat pasien stroke iskemik dan mengendalikan faktor-faktor yang mempengaruhi lama hari rawat yaitu pada variabel pemakaian ruangan intesive, komplikasi, penyakit penyerta, dan cara keluar.
 

 
Background: Stroke Ischemic is the no.1 cause of disability in the world and long-term care that will affect the long days hospitalized. Based on the statistical data of 2012 PMI Bogor hospital increased cases of ischemic stroke is high enough. But there is no picture and the factors related with lenght of stay inpatient for stroke ischemic.
 
Objective: This study was to describe and factors related to the old days of hospitalization for ischemic stroke patients both hospital characteristic factors (Class Care, Intensive Care Use, Day In, Day Out) and factors of patient characteristics (Age, Sex, Complications, Infectious Host, How To Pay And How To Get Out).
 
Methode: This study is a quantitative cross-sectional design, the sample size of 112 patients with secondary data from the medical record information system hospital. Data were analyzed using univariate and bivariate.
 
Results and conclusions: The study showed that the average length of stay inpatient of for stroke ischemic patients in the hospital PMI Bogor in 2012 was 5.88 days, and the test results are related bivariate who has value (p<0.005). Factors affecting long long day care is patient room of intesive (p=0.006), had a complication (p=0.001) and the number of comorbid diseases (p=0.035). While the factors that affect the long days shorter hospitalization is the way out the exit at the request of the patient 's own (p=0.003). Variable-class care, day in, day out, age, gender, how to pay did not show any significant relationship.
 
Suggestion: immediately set the standard lenght of stay inpatient ischemic stroke ischemic and control the factors that affect the day care is the use of variable intesive room, complications, comorbidities, and the way out.
Read More
S-8115
Depok : FKM-UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Adinda Aida Yasmin; Pembimbing: Helen Andriani; Penguji: Atik Nurwahyuni, Novendra
Abstrak:
Kepuasan pasien adalah salah satu faktor penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan. Pasien yang merasa puas dengan layanan yang diberikan cenderung lebih patuh terhadap instruksi medis dan memiliki tingkat pemulihan yang lebih baik. Salah satu aspek yang mempengaruhi kepuasan pasien adalah kualitas layanan, termasuk durasi waktu tunggu yang harus dijalani pasien sebelum mendapatkan pelayanan. Akan tetapi, masih terdapat rumah sakit di Indonesia yang masih menjadikan durasi waktu tunggu sebagai salah fokus peningkatan kualitas layanan kesehatan, salah satunya adalah Rumah Sakit Hermina Metland Cibitung terkhusus di Poli Obgyn. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kualitas layanan, waktu tunggu, karakteristik pasien, dan kepuasan pasien BPJS di Poli Obgyn Rumah Sakit Hermina Metland Cibitung. Penelitian ini menggunakan desain penelitian cross-sectional dengan pendekatan kuantitatif melalui metode survei. Sampel penelitian melibatkan rata-rata pasien yang berkunjung ke Poli Obgyn pada periode tertentu, yaitu sebanyak 132 responden. Pengambilan sampel pada penelitian ini menggunakan teknik purposive sampling. Pengujian hipotesis menggunakan uji Kruskall Wallis, uji Mann-Whitney, dan uji Spearman pada uji bivariat serta regresi linear berganda, uji T, uji F, dan analisis koefisien determinasi pada uji multivariat. Hasil penelitian menunjukkan: 1) Rata-rata kepuasan pasien sebesar 3,24 dari 4, dengan nilai terendah pada aspek ketanggapan dokter dan kecepatan layanan; 2) Semua dimensi kualitas layanan (tangibles, empathy, reliability, responsiveness, assurance), dimensi empathy memiliki nilai tertinggi; 3) Sebagian besar pasien (78%) mengharapkan waktu tunggu0,05); 7) Karakteristik pasien (usia, pendidikan, pekerjaan, pendapatan, suku, jenis pelayanan) tidak berhubungan signifikan dengan kepuasan (p>0,05); 8) Secara simultan, dimensi tangibles, dimensi assurance, dimensi empathy, PWT, dan suku bangsa berpengaruh signifikan (R²=0,874), secara parsial, hanya dimensi tangibles dan assurance yang signifikan. Keterbatasan penelitian ini hanya mencakup satu lokasi rumah sakit, keterbatasan waktu penelitian, serta metode pengumpulan data yang berisiko menimbulkan bias akibat adanya pengisian kuesioner tidak langsung. Penelitian ini hanya melibatkan pasien BPJS di satu unit layanan dan terbatas pada tiga variabel sehingga hasilnya tidak mewakili populasi dan faktor yang lebih luas. Rumah sakit perlu meningkatkan koordinasi di bagian pendaftaran, khususnya dalam pengarahan pasien dan verifikasi kunjungan bagi pasien BPJS serta penambahan beberapa fasilitas dan SDM. 

Patient satisfaction is a critical factor in improving the quality of healthcare services. Patients who are satisfied with the services provided tend to be more compliant with medical instructions and demonstrate better recovery outcomes. One aspect influencing patient satisfaction is service quality, which includes the waiting time duration prior to receiving care. However, several hospitals in Indonesia still regard waiting time as a secondary concern in service quality improvement, including Hermina Metland Cibitung Hospital, particularly in the Obstetrics and Gynecology (Obgyn) outpatient clinic. This study aims to analyze the relationship between service quality, waiting time, patient characteristics, and BPJS patient satisfaction at the Obgyn Clinic of Hermina Metland Cibitung Hospital. A cross-sectional study design was employed using a quantitative approach through survey methods. The sample comprised 132 respondents, representing the average number of patients visiting the clinic within a specific period, selected using purposive sampling. Hypothesis testing was conducted using Kruskal-Wallis, Mann-Whitney, and Spearman tests in the bivariate analysis, as well as multiple linear regression, t-test, F-test, and coefficient of determination in the multivariate analysis. The results showed that: 1) The average patient satisfaction score was 3.24 out of 4, with the lowest ratings on doctor responsiveness and service speed; 2) All dimensions of service quality (tangibles, empathy, reliability, responsiveness, assurance), empathy being the highest score; 3) The majority of patients (78%) expected a waiting time of under 60 minutes, but only 47% experienced this, with the actual average waiting time being 72.06 minutes; 4) Most respondents were aged 21–33, unemployed, had a low education level, earned below the minimum wage, and were of Javanese ethnicity; 5) All service quality dimensions had a significant relationship with patient satisfaction (p=0.001); 6) Waiting time had no significant relationship with patient satisfaction (p>0.05); 7) Patient characteristics (age, education, occupation, income, ethnicity, type of service) were not significantly related to satisfaction (p>0.05); 8) Simultaneously, the dimensions of tangibles, assurance, empathy, waiting time, and ethnicity had a significant influence on satisfaction (R²=0.874), while partially, only tangibles and assurance were significant predictors. This study is limited by its focus on a single hospital, restricted research duration, and data collection methods that may introduce bias due to indirect questionnaire responses. It exclusively involved BPJS patients in one service unit and examined only three variables, limiting the generalizability of the findings. The hospital should improve coordination at the registration counter, particularly in directing and verifying visits for BPJS patients, as well as consider adding facilities and human resources.
Read More
S-11889
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hartono Susilo; pembimbing: Puput Oktamianti; Penguji: Wachyu Sulistiadi, Desi Poeriyanti
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan ketepatan rujukan berdasarkan komponen surat rujukan dengan karakteristik pasien rujukan instalasi gawat darurat RSUPN dr. Cipto Mangunkusumo bulan Januari-Juni 2014. Penelitian ini memfokuskan pada karakteristik pasien yang mempengaruhi ketepatan rujukan yang dinilai dari komponen surat rujukan. Penelitian ini adalah penelitian kuantitatif dengan desain penelitian cross sectional. Permasalahan yang terjadi adalah bahwa ketepatan rujukan di instalasi gawat darurat RSCM masih belum optimal dan belum ada data/penelitian khusus yang meninjau tentang informasi pasien rujukan yang terdapat dalam surat rujukan. Faktor-faktor yang berpengaruh terhadap rujukan yaitu : umur pasien, jenis kelamin pasien, lokasi tinggal pasien, penjamin pembayaran pasien, jenis fasilitas kesehatan perujuk, dan lokasi fasilitas kesehatan perujuk. Penelitian ini dilakukan di unit instalasi gawat darurat RSCM dengan sampel berupa pasien rujukan selama bulan Januari-Juni 2014. Penelitian dilakukan dengan teknik systematic random sampling dan dilakukan pada minggu terakhir bulan November 2014. Uji statistik yang digunakan adalah uji chi-square untuk mengetahui hubungan antara variabel kategorik. Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor yang berpengaruh terhadap ketepatan rujukan, dinilai berdasarkan komponen surat rujukan, adalah jenis kelamin pasien dan jenis fasilitas perujuk. Kata kunci : ketepatan rujukan, komponen surat rujukan, pasien rujukan ,IGD, karakteristik pasien
Read More
S-8597
Depok : FKM-UI, 2015
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive