Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 23 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Aulia Safitri Hanifa; Pembimbing: Krisnawati Bantas; Penguji: Yovsyah, Reza Isfan
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk melihat hubungan antara pendidikan ibu dengan status imunisasi dasar lengkap pada bayi di Indonesia. Penelitian ini menggunakan data SDKI 2017 dengan rancangan studi potong lintang. Sampel penelitian yaitu anak usia 12-23 bulan yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi berjumlah 3386. Data dianalisis secara univariat, bivariat, dan multivariat. Persentase bayi yang memiliki status imunisasi dasar lengkap sebesar 60,5% dan 39,5% lainnya tidak lengkap. Sebagian besar ibu berpendidikan menengah (56,7%). Terdapat hubungan signifikan antara pendidikan ibu dengan status imunisasi dasar lengkap.
Read More
S-10529
Depok : FKM-UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Penelitian Gizi dan Makanan, Vol. 37, no. 2, Desember 2014: hal. 119-129
[s.l.] : [s.n.] : s.a.]
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
T-5861
[s.l.] : [s.n.] : s.a.]
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Citra Dewi Anggraini; Pembimbing: Kusharisupeni Djokosujono; Penguji: Sandra Fikawati, Wahyu Kurnia Yusrin Putra, Erni Kustiani, Rahmawati
Abstrak: Sugar Sweetened Beverages (SSBs) adalah minuman non alkohol yang di dalamnya mengandung gula tambahan (Bodo et al., 2016). Mengonsumsi SSBs secara berlebihan dapat memberikan dampak kelebihan berat badan pada remaja (Welsh et al., 2010; Welsh et al.,2011). Penelitian ini bertujuan untuk menentukan faktor yang paling berhubungan dengan konsumsi SSBs serta hubungan antara konsumsi SSBs dengan status gizi pada siswa di SMPN 2 Bandung tahun 2020. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional yang dilakukan pada bulan Februari dan Maret 2020 di SMPN 2 Bandung dengan jumlah responden 153 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran antropometri dan pengisian kuesioner. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara univariat, analisis bivariat chi square, dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda. Berdasar hasil analisis univariat diketahui 69,9% responden mengonsumsi SSBs tingkat tinggi (>2 kali/hari). Hasil bivariat menunjukkan pendidikan ibu, ketersediaan SSBS di rumah, dan paparan media memiliki hubungan yang signifikan terhadap konsumsi SSBs. Analasis multivariat menunjukkan bahwa faktor dominan yang berhubungan dengan konsumsi SSBs adalah pendidikan ibu setelah dikontrol oleh variabel paparan media, ketersedian SSBs di rumah dan aktifitas fisik. Responden dengan ibu berpendidikan rendah berpeluang 3 kali lebih tinggi mengonsumsi SSBs tingkat tinggi dibandingkan responden dengan ibu berpendidikan tinggi. Pada penelitian ini juga diketahui bahwa konsumsi SSBs berhubungan dengan status gizi. Peneliti menyarankan siswa mengurangi kebiasaan mengonsumsi SSBs dengan cara mengganti SSBs dengan minuman yang lebih sehat seperti susu plain, pihak sekolah memasukkan hal-hal terkait SSBs pada salah satu mata pelajaran, dan orang tua membatasi ketersediaan SSBs di rumah
Sugar Sweetened Beverages (SSBs) are non-alcoholic drinks contain added sugar (Bodo et al., 2016). Excessive consumption of SSBs can be associated with overweight in adolescents (Welsh et al., 2010; Welsh et al., 2011). This study aims to determine the factors most related to SSB consumption and the relationship between SSB consumption and nutritional status of students at SMPN 2 Bandung in 2020. This study conducted in February and March 2020 at SMPN 2 Bandung with a total of 153 respondents, using a cross sectional study design. Data is collected by anthropometric measurements and filling out the questionnaires. The data obtained were then analyzed univariate, bivariate chi square test, and multivariate analysis with multiple logistic regression tests. Based on the results of univariate analysis it was found that 69.9% of respondents consumed high levels of SSBs (> 2 times /day). Bivariate results show that maternal education, availability of SSBs at home, and media exposure have a significant relationship to SSB consumption. Multivariate analysis showed that the dominant factors associated with SSBs consumption were maternal education after being controlled by media exposure variables, SSBs availability at home and physical activity. Respondents with low-educated mothers had a 3 times higher chance of consuming high-level SSBs compared to respondents with highly educated mothers. In this study it was also known that SSBs consumption was related to nutritional status. Researchers suggest students reduce their habits of consuming SSBs by replacing SSBs with healthier drinks such as plain milk, the school includes things related to SSBs in one subject, and parents limit the availability of SSBs at home
Read More
T-5975
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Betty Oktaviana; Pembimbing: Helda, Krisnawati Bantas; Penguji: Wisnu Trianggono, Ning Sulistiyowati
Abstrak: Kehamilan dan persalinan merupakan proses alamiah, namun ibu mungkinmenghadapi penyulit. Kematian ibu bisa menjadi hasil akhirnya bila tidak tertanganidengan baik. Hal ini dapat dicegah apabila pelayanan antenatal dilakukan secara rutin danterpadu yang melibatkan suami, sehingga kesehatan ibu terpantau serta persiapanpersalinan dan pencegahan komplikasi dijalankan. Pemerintah telah mengupayakanpelayanan kesehatan ibu, namun belum dimanfaatkan optimal, berdasarkan hasil cakupanpelayanan kehamilan dan persalinan yang belum memenuhi target Renstra KementerianKesehatan 2010-2014. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengidentifikasi hubunganpartisipasi suami dengan pemanfaatan layanan kunjungan antenatal di Indonesia.Penelitian dengan pendekatan cross sectional, menggunakan data SDKI 2012.WUS yang melahirkan anak lahir hidup satu tahun sebelum survei menjadi populasi.Besar sampel 504 responden. Partisipasi suami dalam masa kehamilan diukurberdasarkan pendampingan suami saat kunjungan antenatal, diskusi tentang kehamilan,dan persiapan persalinan serta pencegahan komplikasi. Sedangkan kunjungan antenataldidasarkan atas jadual kunjungan rekomendasi WHO. Data dianalisis menggunakan ujiregresi logistik.Pemanfaatan layanan kunjungan antenatal lengkap sesuai jadwal rekomendasiminimal (1-1-2) di Indonesia Tahun 2012 75,8% dan partisipasi suami tergolong tinggisebesar 94,8%. Hasil uji regresi logistik menunjukkan ibu dengan suami yangberpartisipasi tinggi, berpeluang 2,29 kali untuk melakukan kunjungan antenatal lengkap(95% CI 0,997-5,267) dibanding ibu dengan suami berpartisipasi rendah setelah dikontrolpendidikan ibu. Namun, secara statistik tidak ada hubungan signifikan antara partisipasisuami dengan pemanfaatan layanan kunjungan antenatal di Indonesia.Pendidikan ibu merupakan determinan pemanfaatan layanan kunjungan antenataldan berhubungan dengan partisipasi suami dalam masa kehamilan di Indonesia.Diseminasi pengetahuan yang tepat sesuai karakteristik serta upaya untukmengoptimalkan partisipasi suami diperlukan untuk mencapai target pemanfaatanlayanan kunjungan antenatal di Indonesia.Kata kunci : Partisipasi suami, kunjungan antenatal, pendidikan ibu, Indonesia.
Read More
T-5395
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Maryam Said; Pembimbing: Hadi Pratomo; Penguji: Sudarto Ronoatmodjo, Hera Lestari Kikarsa, Sri Duryati Budihardjo, Luknis Sabri
Abstrak: Abstrak

Tujuan peneltian ini adalah diketahuinya proporsi pemberian ASI eksklusif dan tingkat kecerdasan serta hubungan antara durasi pemberian ASI dengan kecerdasan anak pada siswa-siswi SDSN Pekayon Jaya VI Kota Bekasi. Penelitian ini menggunakan disain crosssectional model regresi logistik ganda dengan responden siswa/i kelas 1-3 yang berumur 7-9 tahun dan ibunya sebanyak 175 responden. Namun jumlah sampel yang terkumpul hanya 166 (94,8%) responden. Penelitian ini dilaksanakan pada bulan Mei 2013. Pada siswa-siswi dilakukan tes kecerdasan dengan menggunakan tes Raven sedangkan ibunya mengisi kuesioner.

Hasil penelitian didapatkan tingkat kecerdasan tinggi 57,2%, rata-rata 36,7% dan rendah 6%. Variabel yang berhubungan dengan kecerdasan adalah durasi pemberian ASI (p=0,043, OR=0,487, 95%CI=0,254-0,932) dan Pendidikan ibu (p=0,047, OR=3,730, 95%CI=1,119-12,432). Pendidikan ibu adalah faktor yang pengaruhnya lebih besar terhadap kecerdasan, bahwa ibu yang berpendidikan tinggi berpeluang memiliki anak dengan kecerdasan tinggi yaitu : 3,556 kali lebih besar dibandingkan ibu berpendidikan rendah setelah dikontrol variabel durasi ASI.

Saran untuk Dinas Pendidikan Kota Bekasi agar menyelenggarakan berbagai aktivitas seperti seminar/pelatihan/konseling bagi orang tua murid tentang pentingnya peran orang tua terhadap tumbuh kembang anak.


The purpose this of research was to the determine the proportion of exclusive breastfeeding and the level of intellegence also the relationship between duration of breastfeeding with the level of students intellegence in SDSN Pekayon Jaya VI Bekasi city. This research used a cross-sectional design employed multiple logistic regression analisys technique. Students as the respondents age 7 ? 9 year-old who were selected using systematic random sampling technique and his mothers was about 175 respondents. However collected just the number of sampels was 166 (94,8%) responden. This study was conducted in May 2013 from second week to third week. The students intellegence was tested using the Raven test while her mothers was requested to fill out a questionnaire about their breastfeeding history, background caracteristic and parenting style.

The results showed the level of childrens intellegence was high (57.2%), average was (36.7%) and low was (6%). Those variables which related to the intellegence level were duration of breastfeeding (p = 0.043, OR = 0.487, 95% CI = 0.254-0.932) and the level of mothers education (p = 0.047, OR = 3.730, 95% CI = 1.119 to 12.432). The mothers education level is one of the factors which has higher effect. Againts the childrens intellegence. Those mothers who have high level education will have probability 3,556 to have their children with high level intellegence (after controlling the duration breastfeeding).

The following sugestion is made to the Department of Education Bekasi city to organize activities relevant to the inproving of parents in growth and development of their children through seminars / training / counseling.

Read More
T-3996
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Syilga Cahya Gemily; Pembimbing: Sandra Fikawati; Penguji: Asih Setiarini, Trini Sudiarti, Evi Fatimah, Martha Irene Kartasurya
Abstrak: Protein hewani merupakan salah satu zat gizi yang dapat berhubungan dengan kejadian stunting. Namun, saat ini asupan protein hewani masyarakat masih belum mencapai angka ideal yang disarankan. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan asupan protein hewani anak usia 25-30 bulan di Jakarta Pusat tahun 2019. Penelitian ini menggunakan data sekunder dari penelitian case control yang berjudul Perbedaan Asupan Susu dengan Kejadian Stunting pada Anak Usia 25-30 Bulan di Jakarta Pusat Tahun 2019. Total sampel sebanyak 121 anak. Analisis data menggunakan uji chi square, uji T dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa pendidikan ibu dan Minimum Dietary Diversity (MDD) berhubungan signifikan dengan asupan protein hewani, dimana asupan protein hewani yang baik lebih banyak terdapat pada anak yang berasal dari pendidikan ibu tinggi dan MDD yang tercapai. Faktor dominan yang berhubungan dengan asupan protein hewani adalah pendidikan ibu (OR: 3,8) setelah dikontrol oleh MDD, Minimum Meal Frequency (MMF), Minimum Acceptable Diet (MAD), status pekerjaan ibu dan pendapatan keluarga. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara asupan protein hewani dengan kejadian stunting (OR:7,8). Anak yang asupan protein hewaninya kurang memiliki peluang sebesar 7,8 kali lebih tinggi untuk mengalami stunting. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara literasi gizi ibu/pengasuh dengan MMF dan MAD, dimana MMF dan MAD yang tercapai lebih banyak terdapat pada anak yang berasal dari ibu/pengasuh dengan literasi gizi yang tinggi. Kesimpulan penelitian ini adalah faktor dominan yang berhubungan dengan asupan protein hewani anak usia 25-30 bulan di Jakarta Pusat tahun 2019 adalah pendidikan ibu. Anak yang berasal dari ibu dengan pendidikan rendah berpeluang 3,8 kali lebih tinggi memiliki asupan protein hewani yang kurang.

Animal protein is the nutrients that can be associated with stunting. However, at present, the community & #39;s animal protein intake has not yet reached the recommended ideal number. This study aims to determine the dominant factors associated with animal protein intake for children aged 25-30 months in Central Jakarta in 2019. This study used secondary data from a case-control study with entitled The Difference between Milk Intake with Stunting on Children aged 25-30 Months in Central Jakarta in 2019. The total sample of 121 children. Data analysis used chi-square test, T-test and multiple logistic regression. The results showed that dominant factors related to animal protein
intake are maternal education (OR: 3.8) after being controlled by Minimum Dietary Diversity (MDD), Minimum Meal Frequency (MMF), Minimum Acceptable Diet (MAD), mother's employment status, and family income. There was a significant relationship between animal protein intake and stunting (OR: 7.8). Children whose animal protein intake is less have a 7.8 times higher chance to be stunting. The conclusion of this study is that the dominant factor associated with animal protein intake is maternal education. Children who come from mothers with low education are 3.8 times more likely to have less animal protein intake.
Read More
T-5862
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fitratur Rahmah Agustina; Pembimbing: Diah Mulyawati Utari; Penguji: Trini Sudiarti, Kusharisupeni Djokosujono, Salimar, Sugiatmi
Abstrak: Kekurangan gizi dapat mempengaruhi pertumbuhan fisik, intelektual dan juga dianggap sebagai penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada anak. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan kejadian underweight pada anak usia 6-23 bulan di Kecamatan Babakan Madang, Kabupaten Bogor. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang diperoleh dari penelitian payung Hibah PITTA B tahun 2019. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 17,3% anak usia 6-23 bulan di Kecamatan Babakan Madang mengalami underweight, dan 6,1% di antaranya mengalami severly underweight. Dari 214 anak, 63,6% anak berusia 12-23 bulan, 50,5% laki-laki, 7% mengalami BBLR, 75,7% lahir dari ibu berpendidikan rendah, 47,7% memiliki ibu dengan pengetahuan kurang, 68,7% tidak memperoleh ASI eksklusif, 25,2% mengalami diare, 46,7 % mengalami defisit energi, dan 46,7% defisit protein. Hasil analisis chisquare menunjukkan bahwa tidak satupun variabel berhubungan dengan kejadian underweight. Namun, hasil uji regresi logistik menunjukkan bahwa usia anak (p value = 0,014), pendidikan ibu (p value =0,029) berhubungan signifikan dengan kejadian underweight. Adapun pengetahuan ibu (p value = 0,004) berhubungan terbalik dengan kejadian underweight. Pendidikan ibu merupakan faktor dominan kejadian underweight pada anak usia 6-23 bulan di Kecamatan Babakan Madang tahun 2019 (OR= 3,259, 95% CI ; 1,132-9,382). Peneliti menyarankan Kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Bogor untuk memberikan sosialisasi dan edukasi kepada masyarakat, khususnya ibu yang memiliki anak usia 6-23 bulan tentang gizi bayi dan balita, gejala dan dampak dari kekurangan gizi, pentingnya perilaku hidup bersih dan sehat, beserta faktor-faktor lainnya yang dapat menyebabkan kekurangan gizi pada anak
Read More
T-6110
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Defi Selvianita; Pembimbing: Trini Sudiarti; Penguji: Sandra Fikawati, Siti Arifah Pujonarti, Anies Irawati, Abas Basuni Jahari
Abstrak: BBLR terus menjadi masalah kesehatan masyarakat yang signifikan secara global. Laporan Profil Kesehatan Indonesia tahun 2019, penyebab kematian neonatal terbanyak adalah kondisi BBLR yaitu sebesar 35,3%. BBLR tidak hanya menjadi prediktor utama mortalitas dan morbiditas prenatal, tetapi BBLR juga meningkatkan risiko penyakit tidak menular seperti diabetes dan penyakit kardiovaskular di kemudian hari. Faktor kondisi ibu sebelum dan selama kehamilan amat menentukan kondisi bayi yang dilahirkannya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor determinan kejadian BBLR di Indonesia. Desain penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional. Penelitian ini merupakan studi kuantitatif menggunakan data sekunder Indonesian Family Life Survey (IFLS) 5 Tahun 2014. Analisis bivariat menggunakan uji chi-square. Analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik berganda untuk menentukan faktor-faktor yang berkontribusi terhadap kejadian BBLR. Responden penelitian sebanyak 5064 WUS yang mempunyai anak terakhir lahir hidup. Hasil penelitian menunjukkan ada hubungan yang signifikan antara pendidikan responden (OR= 1,56; 95% CI= 1,25-1,74); status ekonomi keluarga (OR= 1,43; 95% CI= 1,21-1,69); usia saat hamil (OR= 1,28; 95% CI= 1,081,51), paritas (OR= 1,41; 95% CI= 1,15-1,73), usia kehamilan (OR= 4,59; 95% CI= 3,725,65), antenatal care (OR= 1,28; 95% CI= 1,03-1,59), dan konsumsi TTD (OR= 1,23; 95% CI= 1,06-1,45) dengan kejadian BBLR. Faktor yang paling dominan terhadap kejadian BBLR adalah usia kehamilan (p-value= < 0,001; OR= 4,61), usia kehamilan preterm memiliki peluang 4,61 kali terhadap kejadian BBLR setelah dikontrol oleh variabel pendidikan, status ekonomi keluarga, dan paritas. Kolaborasi multisektoral sangat diperlukan dalam meningkatkan akses terhadap pemanfaatan pelayanan antenatal dan meningkatkan status gizi ibu selama kehamilan.
Low Birth Weight (LBW) continues to be a significant public health problem globally. Indonesia Health Profile Report in 2019, the most common cause of neonatal death is LBW conditions, as much as 35.3%. LBW is not only a major predictor of prenatal mortality and morbidity, but LBW also increases the risk of non-communicable diseases such as diabetes and cardiovascular disease in later life. The condition of the mother before and during pregnancy greatly determines the condition of the baby is born. This study aims to determine the determinants of the incidence of LBW in Indonesia. The design of this study is cross sectional. This research is a quantitative study using secondary data from the Indonesian Family Life Survey (IFLS) 5 in 2014. Bivariate analysis using chi-square test. Multivariate analysis using multiple logistic regression to determine the factors that contribute to the incidence of LBW. Research subjects are 5064 eligible women who have the last child born alive. The results showed that there was a significant relationship between the respondent's education (OR= 1,56; 95% CI= 1,321,85); family economic status (OR= 1,43; 95% CI= 1,21-1,69); maternal age (OR= 1,28; 95% CI= 1,08-1,51), parity (OR= 1,41; 95% CI= 1,15-1,73), gestational age (OR= 4,59; 95% CI= 3,72-5,65), antenatal care (OR= 1,28; 95% CI= 1,03-1,59), iron during pregnancy (OR= 1,23; 95% CI= 1,06-1,45) with the incidence of LBW. The most dominant factor for the incidence of LBW is gestational age (p-value < 0,001; OR= 4,61), preterm gestational age has a 4.61 times chance of the incidence of LBW after being controlled by the variables of education, family economic status, and parity. Multisectoral collaboration is needed in increasing access to the use of antenatal care and improving the nutritional status of mothers during pregnancy
Read More
T-6167
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Putri Wahyuningtias; Pembimbing: Krisnawati Bantas; Penguji: Yovsyah, Sri Muljati
S-6541
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive