Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 28 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Retno Andantya; Pembimbing: Jaslis Ilyas; Penguji: Indriyanti Wakhyuni
Abstrak: Rasio rujukan merupakan indikator yang dipakai untuk melihat pemanfaatan pelayanan kesehatan di FKTP sebagai gate keeper dalam pelaksanaan program JKN. Tujuan dari penelitian ini untuk melihat apakah ada hubungan antara rasio rujukan dengan kriteria FKTP deperti rasio dokter, jenis FKTP, Jumlah tenaga kesehatan dan Sebaran peserta pada FKTP di Wilayah kerja BPJS Kesehatan Jakarta Pusat Tahun 2018. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain cross sectional yang menggunakan dta sekunder berupa data kunjungan dan rujukan di FKTP Wilayah jakarta Pusat selama tahun 2018, data jumlah Tenaga kesehatan, dan data Peserta terdaftar di masing-masing FKTP Wilayah Jakarta Pusat tahun 2018. Analisis data menggunakan uji Anova dan korelasi. Hasil penelitia menunjukkan bahwa rata-rata rasio rujukan FKTP di BPJS Kesehatan masih di atas 15%, terutama pada FKTP Jenis Klinik TNI/POLRI mencapai 50,50% yang dapat dkatakan rasio rujukan yang tinggi, terdapat perbedaan antara Rasio rujukan dengan Jenis FKTP di BPJS Kesehatan Jakarta Pusat (p=0,000) sedangkan pada variabel rasio dokter, jumlah tenaga kesehatan, dan jumlah peserta terdaftar secara statistik tidak memiliki hubungan yang signifikan. Dengan demikian, perlu dilakukan moitoring rutin terhadap FKTP khususnya TNI/POLRI dan perlu dilakukan penelitian lebih lanjut dengan metode yang berbeda pada FTKP yang memiliki rasio rujukan yang tinggi
Read More
S-10068
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Diah Rahmadaniati; Pembimbing: Atik Nurwahyuni; Penguji: Amal Chalik Sjaaf, Sri Purwaningsih Teguh Rahayu, Hendrastuti Pertiwi
Abstrak: Banyak negara di dunia bertujuan untuk meraih Universal Health Coverage (UHC) agar dapat mencapai hak asasi manusia dalam kesehatan. Oleh karena itu, pemerintah Republik Indonesia meluncurkan program Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) pada tahun 2014. Implementasi JKN pada tahun 2014 mengakibatkan adanya perubahan sistem pembayaran dari fee for service menjadi prospective payment system (PPS) melalui INA CBG (Indonesia Case Base Group) yang dilakukan oleh BPJS. Peneliti terdorong untuk melakukan penelitian tentang pengaruh dampak implementasi JKN dengan menggunakan analisis rasio keuangan untuk melihat tingkat kinerja rumah sakit. Kinerja rumah sakit yang dianalisis adalah kinerja pada tahun 2012 - 2018 dimana dilihat dari kinerja keuangan. Penelitian ini bertujuan untuk melihat pengaruh pemberlakuan JKN terhadap kinerja keuangan Rumah Sakit, serta melihat gambaran kebijakan serta kinerja operasional rumah sakit Unit Pelaksana Teknis Kementerian Kesehatan di wilayah DKI Jakarta. Metode dalam penelitian ini adalah menggunakan metode mix method yaitu metode yang memadukan pendekatan kuantitatif dan kualitatif dalam suatu penelitian. Hasil dari penelitian ini adalah sejak adanya penerapan JKN terdapat peningkatan pendapatan layanan Rumah Sakit UPT Kementerian Kesehatan, rumah Sakit UPT Kementerian Kesehatan memiliki tingkat likuiditas yang tinggi dan mengalami kenaikan, masa Penagihan piutang rumah Sakit UPT Kementerian Kesehatan mengalami penurunan, Solvabilitas Rumah Sakit UPT Kementerian Kesehatan rendah karena tingkat utang yang rendah dan proporsi utang pada pendanaan sangat kecil, tidak menurunkan kinerja keuangan Rumah Sakit Vertikal Kementerian Kesehatan terlihat dari masih dipertahankannya opini laporan keuangan Rumah Sakit Vertikal Kementerian Kesehatan Wajar Tanpa Pengecualian (WTP)
Read More
T-6352
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Arindi Vindi Cahyani; Pembimbing: Ratna Djuwita; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Nurhalina Afriana
Abstrak: Latar belakang: Human Immunodeficiency Virus (HIV) merupakan virus yang menyerang kekebalan tubuh pada orang yang terinfeksi. HIV masih menjadi permasalahan kesehatan masyarakat yang dihadapi Indonesia khususnya provinsi Jawa Barat. Pada tahun 2020 jumlah kasus baru HIV mencapai 5.666 kasus jauh dibandingkan rata-rata kasus baru Indonesia. Transmisi HIV sangat berbeda tergantung pada konteks sosial dan karakteristik spesifik wilayah. Tujuan: Mengetahui faktor demografi dan sosial ekonomi yang berhubungan dengan prevalensi HIV di Jawa Barat pada tahun 2020. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian epidemiologi deskriptif dengan menggunakan studi ekologi korelasi perbandingan wilayah, dengan populasi 27 Kabupaten/Kota Provinsi Jawa Barat. Hasil: Hasil penelitian menunjukkan bahwa faktor demografi kepadatan penduduk memiliki hubungan yang signifikan dengan prevalensi HIV (P=0,038) kekuatan hubungan sedang dengan arah positif (r=0,4). Faktor sosial ekonomi Indeks Pembangunana Manusia memiliki hubungan signifikan dengan prevalensi HIV (P=0,035) kekuatan hubungan sedang dengan arah positif (0,407). Sementara, faktor demografi jenis kelamin dan faktor sosial ekonomi PDRB per Kapita memiliki hubungan yang tidak signifikan dengan prevalensi HIV. Kesimpulan: Penanganan HIV dapat memperhatikan karakteristik spesifik wilayah sesuai dengan kondisi sosial ekonomi dan demografi.
Background: Human Immunodeficiency Virus (HIV) is a virus which attacks the immune system of an infected person. HIV become a serious problem being faced in Indonesia especially West Java province. In 2020 the number of new HIV infection in West Java reach 5.666 cases, higher than an average new cases in Indonesia. The spread of HIV depend on social context and region-specific characteristic. Goal: This study aims to analyze demographic and socioeconomic factors associated with HIV prevalence in West Java Province in 2020. Methods: Epidemiology descriptive using ecological correlation study with multiple-group study. Populations in this study are all 27 regencies and municipalities in West Java Province. Results: The result of this study showed that population density part of demographic factor has a significant relation with HIV prevalence (P=0,038), with a moderate relationship and positive pattern (r=0,4). Human Development Index part of socioeconomic factor has a significant relation with HIV prevalence (P=0,035), with a moderate relationship and positive pattern (r=0,407). Meanwhile, for sex ratio and GRDP per Capita showed an insignificant relationship with HIV prevalence. Conclusion: Considering characteristic specific areas based on socioeconomic and demographic can be a good way for HIV prevention.
Read More
S-10971
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ayuna Rifqi; Pembimbing: Prastuti C. Soewondo; Penguji: Atik Nurwahyuni, Diana Mustikasari
Abstrak: Penelitian ini membahas penyebab tingginya Rasio Rujukan Non Spesialistik pada pasienpeserta JKN di Puskesmas melalui analisis input dan proses pelayanan dan rujukan pasiendi Puskesmas. Penelitian menggunakan pendekatan kualitatif dengan sampel penelitianPuskesmas yang memiliki rata-rata RRNS > 5% selama bulan Januari-Agustus 2018.Teknik pengumpulan data adalah dengan wawancara mendalam dan observasi. Inputdalam penelitian ini adalah Sumber Daya Manusia (SDM), Sumber Daya Keuangan(SDK), ketersediaan sarana, prasarana alat kesehatan dan obat serta pedoman. Prosesdalam penelitian ini adalah perencanaan, pelaksanaan, dan monitoring serta evaluasi.Hasil penelitian menunjukkan RRNS tinggi dipengaruhi permasalahan dalam prosespenginputan data rujukan non spesialistik. Peneliti memberi rekomendasi kepada BPJSKesehatan supaya lebih meningkatkan pemahaman baik kepada peserta maupun pemberipelayanan kesehatan, serta rekomendasi untuk Dinas Kesehatan dan Puskesmas untuklebih meningkatkan koordinasi dalam perencanaan kebutuhan Sumber Daya Manusia(SDM), sarana prasarana dan obat.
Kata kunci:Rasio Rujukan Non Spesialistik, Puskesmas, BPJS Kesehatan.
Read More
S-10142
Depok : FKM UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nur Fadhilah Sari; Pembimbing: Bambang Sutrisna; Penguji: Yovsyah, Woro Riyadina
Abstrak: Stroke ialah salah satu penyebab kematian dan kecacatan neurologis utama di Indonesia. Stroke merupakan penyakit serebrovaskular yang setiap tahun meningkat jumlahnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh rasio Low Density Lipoprotein (LDL) terhadap High Density Lipoprotein (HDL) dengan kejadian stroke pada penduduk usia dewasa. Penelitian ini menggunakan data dari studi kohort PTM (penyakit tidak menular) tahun 2011. Sampel dalam penelitian ini ialah penduduk usia dewasa yang menjadi responden penelitian studi kohort faktor risiko PTM di kota Bogor tahun 2011 yang berjumlah 1506 dan dianalisis menggunakan uji regresi logistik dengan signifikansi statistik di lihat berdasarkan interval kepercayaan 95%. Prevalensi sampel pada penduduk usia dewasa di kota Bogor yang menderita stroke sebesar 1,26%, responden dengan rasio LDL terhadap HDL yang tinggi sebesar 35,66%. Responden dengan usia ≥46 tahun sebesar 34,26% dengan prevalensi jenis kelamin terbanyak pada perempuan sebesar 53,45% dan yang berpendidikan rendah sebesar 54,58%, responden yang obesitas sebesar 27,42%, responden dengan kadar kolesterol total tinggi sebesar 38,45% serta responden dengan kadar trigliserida tinggi sebesar 17,07%. Hasil penelitian menunjukkan terdapat hubungan yang signifikan antara rasio LDL terhadap HDL dengan kejadian stroke dengan adjusted prevalens odds rasio 3,909 (95% CI 1,346-11,354). Rasio LDL terhadap HDL yang tinggi berisiko terhadap kejadian stroke pada penduduk usia dewasa.
Read More
T-5639
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Saudatina Arum Maujudah; Pembimbing: Amal Chalik Sjaaf; Penguji: Pujiyanto, Wahyu Sulistiadi, Monika Saraswati Sitepu, Ilmi Tri Indiarto
Abstrak: Kecenderungan biaya pelayanan kesehatan yang terus meningkat mendorong pemerintah untuk mencari alternatif pembiayaan yang dapat mengefisienkan dana tanpa mengurangi mutu pelayanan. Salah satu sistem tersebut adalah dengan dijalankannya konsekuensi kapitasi berbasis komitmen pelayanan dimana puskesmas dibayar berdasar jumlah peserta terdaftar yang menjadi tanggungannya dipantau efektifitasnya dengan melihat kecenderungan angka kontak (≥1500/00), rasio prolanis (≥50%), dan rasio rujukan kasus non spesialistik (<0.5%), sehingga diharapkan moral hazard dari sisi suplai dapat dicegah atau diminimalisir. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan pelaksanaan KBK. Penelitian ini dilakukan di wilayah DKI Jakarta dengan unit analisis Puskesmas, dengan mixed method dengan model sequential (quan  QUAL), data kualitatif diambil dengan metode indeph interview kepada informan kunci terkait untuk memvalidasi data yang tidak bisa divalidasi dengan metode kuantitatif. Hasil penelitian Implementasi KBK selama 2 tahun telah cukup baik dan signifikan meningkatkan rata-rata angka kontak pada tahun 2017 sebesar 192.6 0/00 (target ≥150 0/00), dan rata-rata rasio prolanis sebesar 44.9% (≥50%), dan menurunkan rata-rata rasio rujukan kasus non spesialistik menjadi 0.3% (target <5%). Dari analisis multivariate, didapatkan pemodelan variable didapatkan variable nilai kapitasi, dan kecukupan SDM (dokter, perawat, bidan, tenaga kefarmasian) adalah yang signifikan berpengaruh dominan terhadap capaian indikator komitmen pelayanan (p value <0.05). Penerapan kompensasi pemotongan kapitasi berdampak positif cukup memberi efek jera bagi puskesmas untuk mengerahkan segala usaha untuk pencapaian indikator komitmen pelayanan, di sisi lain adanya indikasi moral hazard di lapangan, sehingga diperlukan monitoring dan evaluasi dari berbagai pihak tanpa terfragmentasi agar cita-cita implementasi KBK untuk mewujudkan pelayanan yang berkualitas bisa diwujudkan.
Kata kunci: implementasi KBK, angka kontak, rasio prolanis, rasio rujukan kasus non spesialistik

The increasing trend of health care costs has prompted the government to seek financing alternatives that can streamline funds without reducing the quality of services. One such system is the implementation of the commitment-based capitation consequence where the puskesmas is paid based on the number of registered participants who are responsible for its effectiveness monitoring by looking at the tendency of contact numbers (≥1500/00), prolanis ratio (≥50%), and non-specialist case referral ratio (<0.5%), so it is expected that moral hazard from the supply side can be prevented or minimized. This study aims to determine the factors associated with the implementation of Capitation Based on Service Commitment This research was conducted in DKI Jakarta area with Puskesmas as analysis unit, with sequential model mixed method (quan  QUAL), qualitative data was taken by indeph interview method to key informant related to validate data which can not be validated by quantitative method. The results of two year implementation significantly increased the average contact rate in 2017 by 192.6 0/00 (target ≥150 0/00), and the average prolanis ratio of 44.9% (≥50%), and lowering the average non-specialist case referral ratio to 0.3% (target <5%). From multivariate analysis, variables modeling related to achievement of service commitment indicator were capitation value, human resources (adequacy of doctor, nurse, midwife, pharmacy) are significant influence dominanly to achievement indicator of service commitment (p value <0.05). Implementation of capitation compensation is positive enough to give an effect for all puskesmas efforts to achieve the indicator of service commitment, on the other side of the indication of moral hazard, so monitoring and evaluation is needed to create the quality service..
Keywords: implementation of capitation based on service commitment, communication contact, prolanis ratio, non-specialist case ratio
Read More
T-5293
Depok : FKM UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Jumaina; Pembimbing: Ascobat Gani; Penguji: Amal C. Sjaaf, Prastuti Soewondo, Ni Made Riasmini, Andri Novianto
Abstrak: Penilaian kinerja keuangan Badan Layanan Umum (BLU) berdasarkan Perdirjen Perbendaharaan Nomor 21 tahun 2015 tentang penilaian kinerja bidang pendidikan bahwa berdasarkan data Biro Keuangan Kementerian Kesehatan, kinerja keuangan Poltekkes Kemenkes Jakarta III masih belum maksimal atau masih pada kriteria B. Tujuan penelitian yaitu untuk mengetahui hasil evaluasi sumatif kinerja keuangan berdasarkan rasio keuangan dan faktor-faktor yang ikut berpengaruh terhadap kinerja keuangan pada pola pengelolaan keuangan BLU Poltekkes Kemenkes Jakarta III. Penelitian ini adalah penelitian non eksprimental dengan pendekatan kualitatif untuk menganalisis rasio keuangan dan faktor lain yang ikut berpengaruh terhadap kinerja keuangan BLU Poltekkes Kemenkes Jakarta III. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat 6 dari 7 rasio yang nilainya rendah meliputi kas rasio, rasio lancar, perputaran aset tetap, imbalan atas aset tetap, imbalan ekuitas, dan rasio pendapatan PNBP terhadap biaya operasional. Faktor lain yang ikut berpengaruh yaitu penetapan tarif yang belum cost based pricing, pendapatan dari pemanfaatan aset masih rendah, kurangnya promosi dan belum adanya pengelola yang berjiwa enterpreneurship. Selain itu unit bisnis Poltekkes Kemenkes Jakarta III yang terbatas dan sedikit. Upaya yang dilakukan dalam meningkatkan pendapatan PNBP BLU dengan membuka prodi baru, meningkatkan pemanfaatan aset, pengembangan laboratorium untuk klinik dan kerjasama dengan Bapelkes Cikarang untuk pelaksanaan pelatihan. Kesimpulan belum maksimalnya kinerja keuangan disebabkan rendahnya capaian rasio keuangan, belum optimalnya pemanfaatan aset dan penetapan tarif yang belum cost based pricing serta mindset pegawai yang belum sama dalam mengelola BLU. Disarankan perlu menambahkan point enterpreneur pada pemilihan Direktur khusus Poltekkes BLU, perlu melatih pegawai agar memiliki kompetensi dalam pengelolaan BLU dan melakukan studi kelayakan terhadap peluang bisnis.
Based on the Regulation of the Director-General of Treasury number 21, 2015, concerning the evaluation performance in education, the assessment of the financial performance of the Public Service Agency (BLU), that obtained from the Ministry of Health's Finance Bureau, the financial performance of the Health Polytechnic of the Ministry of Health Jakarta III is unsatisfied or in criterion B. The research objective is to find out the results of a summative evaluation of financial performance based on financial ratios and factors that influence financial performance in the financial management pattern of BLU Health Polytechnic Ministry of Health, Jakarta III. This research is nonexperimental research with a qualitative approach to analyze financial ratios and other factors that influence the financial performance of BLU Health Polytechnic Ministry of Health, Jakarta III. The results showed that there were 6 out of 7 ratios with low values including cash ratios, current ratios, fixed assets turnover, returns on fixed assets, equity returns, and the ratio of PNBP income to operating expenses. Other factors that also affect are the setting of tariffs that have not been cost-based pricing, income from asset utilization is still low, the lack of promotion and the absence of an entrepreneurial manager. Besides, the business units of the Jakarta III Health Polytechnic are limited and few. Opening new study programs, increasing asset utilization, developing a laboratory for clinics, and collaborating with the Cikarang Health Training Agency for training implementation were efforts undertaken to increase the PNPB of BLU. The financial performance is concluded nonoptimal due to some reasons; the low achievement of financial ratios, inadequate utilization of assets, the tariff setting that is not yet cost-based pricing, and distinctive employee's mindsets in managing BLU. It is suggested that to add an entrepreneur's point in selecting a special Director of the Health Polytechnic specifically for BLU. It is necessary to train employees to have competence in BLU management and conduct a feasibility study on business opportunities
Read More
T-6068
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yulinda; Pembimbing: Tri Yunis Miko Wahyono; Penguji: Sudarto Ronoatmodjo, Budi Andri, Jimmy Yul Ambarita
Abstrak: Pendahuluan: Rasio neutrofil-limfosit (RNL) adalah pemeriksaan laboratorium yang sederhana, murah, mudah, dan digunakan sebagai indikator adanya respon inflamasi sistemik dan penentu prognosis dari pasien dengan infeksi, termasuk virus. Peningkatan RNL diketahui berhubungan dengan keparahan dari suatu penyakit dan dapat dipertimbangkan sebagai biomarker independen untuk mengindikasikan prognosis yang buruk. Studi ini ingin membuktikan adanya hubungan RNL dengan tingkat keparahan gejala pasien COVID-19 di RSUD Kabupaten Kepulauan Mentawai (RSUD KKM).
Metode: Studi ini menggunakan desain kasus kontrol dengan jumlah kasus 56 pasien dan kontrol 168 pasien. Kriteria inklusi kasus adalah pasien COVID-19 berusia >18 tahun dengan gejala sedang-berat, kriteria inklusi untuk kontrol adalah pasien COVID-19 berusia >18 tahun tanpa gejala-gejala ringan. Kedua kelompok menjalani skrining/rawatan di RSUD KKM. Data ibu hamil dan data tidak lengkap tidak digunakan. Analisis data secara univariat, bivariat dengan chi square, dan multivariat dengan regresi logistik.
Hasil: Nilai RNL pasien COVID-19 dalam studi ini 0,38-7,08, dengan rata-rata RNL pada kasus 2,73 dan kontrol 1,95. Nilai cut-off RNL adalah 1,89 berdasarkan analisis ROC curve. Analisis bivariat menunjukkan RNL, usia, hipertensi, dan penyakit kardiovaskuler berhubungan signifikan dengan tingkat keparahan masing-masing dengan OR 3,29 (95% CI 1,65-6,71); 2,78 (95% CI 1,17-6,45); 3,41 (95% CI 1,56-7,35); dan 3,29 (95% CI 0,93-11,50). Analisis multivariat menunjukkan hubungan RNL dengan tingkat keparahan gejala pasien COVID-19 di RSUD KKM dengan OR 3,99 (95% CI 2,01-7,92) setelah dikontrol oleh variabel status vaksinasi dan penyakit kardiovaskuler.
Kesimpulan:Ada hubungan yang kuat antara RNL dengan tingkat keparahan gejala pasien COVID-19 di RSUD KKM. Semakin tinggi nilai RNL mengindikasikan semakin parah gejala pasien COVID-19

Background: Neutrophil-lymphocyte ratio (NLR) is a simple, inexpensive, easy laboratory examination, and is used as an indicator of the presence of systemic inflammatory responses and determinants of prognosis of patients with infections, including viruses. Increased NLR is known to be associated with the severity of a disease and can be considered an independent biomarker to indicate a poor prognosis. This study wants to prove the relationship of NLR with the severity of symptoms of COVID-19 patients in Mentawai Islands District Hospital (RSUD KKM).
Method: This study used control case design with the number of cases of 56 patients and control of 168 patients. Case inclusion criteria are COVID-19 patients aged >18 years with moderate-severe symptoms, inclusion criteria for control are COVID-19 patients aged >18 years old with no and mild symptoms. Both groups underwent screening/treatment at RSUD KKM. Pregnant women's data and incomplete data are not used. Data analysis with univariate,, bivariate with chi square, and multivariate with logistic regression.
Results: NLR value of COVID-19 patients in this study were 0.38-7.08, with an average NLR in 2.73 cases and 1.95 controls. The NLR cut-off value is 1.89 based on ROC curve analysis. Bivariate analysis showed NLR, age, hypertension, and cardiovascular disease were significantly associated with severity each with OR 3.29 (95% CI 1.65-6.71); 2.78 (95% CI 1.17-6.45); 3.41 (95% CI 1.56-7.35); and 3.29 (95% CI 0.93-11.50). Multivariate analysis showed a relationship between NLR and the severity of symptoms of COVID-19 patients in RSUD KKM with OR 3.99 (95% CI 2.01-7.92) after being controlled by variable vaccination status and cardiovascular disease.
Conclusion: There is a strong relationship between NLR and the severity of symptoms of COVID-19 patients in RSUD KKM. The higher the NLR value indicates the worse the symptoms of COVID-19 patients
Read More
T-6152
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Inggariwati; Pembimbing: Sudarto Ronoatmodjo; Penguji: Tri Yunis Miko Wahyono, Dwi Oktavia T.L. Handayani, , Sholah Imari
Abstrak: Awal tahun 2019 terjadi peningkatan insiden DBD di hampir seluruh wilayah Indonesia Data 2014 s/d 2015 menunjukkan DKI Jakarta selalu memiliki IR DBD di atas angka Nasional. Pola peningkatan IR DBD di DKI Jakarta sangat bervariasi antar Kelurahan, beberapa Kelurahan mengalami peningkatan kasus sangat tinggi sementara Kelurahan lain justru turun. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan peningkatan IR DBD per Kelurahan, ihak Sekolah perlu dilibatkan dalam gerakan PSN ini sebab proporsi usia Sekolah SD sd SMA yang tinggi berperan dalam peningkatan IR DBD, Dinas Kesehatan beserta jajarannya perlu memberikan feed back pelaporan DBD kepada masyarakat dan lintas sektor di tingkat Kelurahan secara rutin agar masyarakat dan aparat Kelurahan senantiasa waspada terhadap potensi peningkatan kasus DBD di wilayahnya, untuk menjaga kualitas PE DBD hendaknya senantiasa mendapat pembinaan dari Dinkes dan Sudinkes
Read More
T-5765
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive