Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Zaidan Rizqullah; Pembimbing: R. Budi Haryanto; Penguji: Al Asyary, Muhammad Adriansyah Hamonangan Siregar
Abstrak:
Latar belakang: Pondok pesantren merupakan salah satu tempat berisiko terjadinya penularan skabies dan skabies merupakan salah satu masalah kesehatan santri di pondok pesantren. Faktor yang dapat menyebabkan tingginya prevalensi skabies di pondok pesantren adalah riwayat kontak dengan penderita serta pada kebiasaan berbagi barang pribadi dan personal hygiene atau kebersihan perorangan yang tidak baik. Perlu dilakukan penelitian tentang kejadian skabies, riwayat kontak santri, berbagi barang pribadi, dan personal hygiene para santri di Pondok Pesantren Miftahul Madaniyyah. Tujuan: Mengetahui ada atau tidak hubungan sebab-akibat antara riwayat kontak santri dan kejadian skabies pada santri di Pondok Pesantren Miftahul Madaniyyah. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian observasional studi kohort retrospektif (retrospective study) yang dimana penelitian yang mengandalkan waktu dan mengikuti perjalanan pemajanan. Jumlah dari sampel pada penelitian ini sebanyak 83 santri dengan menggunakan teknik total sampling. Semua data yang dikumpulkan pada penelitian ini adalah data primer. Analisis data yang dilakukan adalah univariat, bivariat, dan multivariat. Hasil: Menurut hasil penelitian, diketahui insidens skabies sebesar 22,9% dan diketahui terdapat hubungan sebab-akibat antara Riwayat Kontak Santri terhadap Skabies pada Santri. Santri yang memiliki riwayat kontak dengan penderita skabies memiliki risiko 29,271 kali lebih tinggi mengalami skabies dibandingkan dengan santri yang tidak memiliki riwayat kontak dengan penderita skabies setelah dikontrol oleh variabel confounding, yaitu Kebersihan Alas Tidur dan Kebersihan Pakaian. Kesimpulan: Terdapat hubungan sebab-akibat antara riwayat kontak santri dan kejadian skabies pada santri di Pondok Pesantren Miftahul Madaniyyah. Saran: Diharapkan untuk mewajibkan pelaksanaan pemeriksaan skabies bagi santri sebelum menetap di pondok.

Background: Pondok pesantren is one of the places at risk of occurrence of transmission scabies and scabies is among the health problems of the student (santri) in the pondok pesantren. Factors that can cause the high prevalence of scabies in the pondok pesantren are the history of contact with the sufferers and on the habit of sharing personal stuff and personal hygiene or poor individual hygiene. It is necessary to do research on scabies incidents, contact history of santri, share personal stuff, and personal hygiene of santri in Miftahul Madaniyyah. Objective: To determine cause-and-effect relationship between the contact history of santri and the incident of scabies on santri in Miftahul Madaniyyah. Method: This study is an observational study of a retrospective cohort study, which is research that relies on time and follows the course of exposure. The total number of samples in this study was 83 santri using total sampling techniques. All data collected in this study is primary data. Data analysis is carried out in univariate, bivariate and multivariate. Results: According to the results of the study, it is known that the incidence of scabies was 22.9% and there is a cause-and-effect relationship between contact history and scabies. Santri who had a history of contact with scabies sufferers had a 29.271 times higher risk of having scabies compared to the santri who did not have a historical contact with scabies sufferers after being controlled by cleanliness of clothes and cleanliness of bedding (as confounding variables). Conclusion: There is a causal relationship between the contact history of santri and skabies incidents in santri at the Pondok Pesantren Miftahul Madaniyyah. Suggestion: It is expected to require the implementation of scabies inspection for the santri before settling in the pondok pesantren.
Read More
S-11388
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Aisyah Rizqi Rahimullah; Pembimbing: Al Asyary; Penguji: R. Budi Haryanto, Astrid Agustina
Abstrak:
Coronavirus Disease-2019 atau Covid-19 adalah penyakit yang disebabkan oleh Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 atau SARS-CoV-2 dengan gejala umum berupa batuk, demam, dan kelelahan atau myalgia. Covid-19 menyebar hingga ke Indonesia dengan jumlah kasus tertinggi terjadi di Provinsi DKI Jakarta. Salah satu kelompok yang berisiko tinggi untuk memungkinkan terjadinya transmisi Covid-19 adalah penjara karena masuk-keluarnya orang dari luar penjara ke dalam penjara, keadaan penjara yang penuh dan sesak, sanitasi tidak memadai, terbatasnya akses terhadap udara segar dan aktivitas olahraga, serta faktor-faktor lainnya. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional untuk mengetahui hubungan riwayat kontak pada Warga Binaan dengan kejadian Covid-19 pada Warga Binaan Pemasyarakatan di Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Jakarta. Jumlah sampel penelitian ini adalah sebanyak 105 responden. Data yang digunakan adalah data primer yang didapatkan dari hasil pengisian kuesioner. Berdasarkan uji chi-square, terdapat hubungan yang signifikan antara riwayat kontak dengan kejadian Covid-19 (p-value=0,000, OR=17,21). Sedangkan perilaku pencegahan Covid-19 (p-value=0,353, OR=1,696) dan ketersediaan sarana prasarana (p-value=0,77, OR=1,229) tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian Covid-19 pada Warga Binaan.

Coronavirus Disease-2019 or Covid-19 is a disease caused by Severe Acute Respiratory Syndrome Coronavirus 2 or SARS-CoV-2 with common symptoms of coughing, fever and fatigue or myalgia. Covid-19 has spread to Indonesia with the highest number of cases occurring in DKI Jakarta Province. One of the high-risk groups for allowing the transmission of Covid-19 to occur is prison due to the entry and exit of people from outside the prison to the prison, the prison's overcrowded conditions, inadequate sanitation, limited access to fresh air and sports activities, as well as other factors. This study used a cross-sectional study design to determine the relationship between contact history of inmates with the incidence of Covid-19 in inmates of Lembaga Pemasyarakatan Perempuan Kelas IIA Jakarta. The number of samples in this study were 105 respondents. The data used is primary data obtained from the results of filling out the questionnaire. Based on the chi-square test, there is a significant relationship between contact history and the incidence of Covid-19 (p-value = 0.000, OR = 17.21). Meanwhile, Covid-19 prevention behaviour (p-value=0.353, OR=1.696) and availability of infrastructure (p-value=0.77, OR=1.229) did not have a significant relationship with the incidence of Covid-19 in assisted residents.
Read More
S-11322
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rohana Rosmiyati Abdul Karim; Pembimbing:Ratna Djuwita; Penguji: Lhuri Dwianti Rahmartani, Tri Yunis Miko Wahyono, Totok Haryanto
Abstrak:

Tuberkulosis (TBC) merupakan penyakit menular yang menjadi salah satu penyebab utama kesakitan dan kematian di dunia. Di Indonesia peningkatan jumlah kasus TBC dari tahun 2020-2022 sejalan dengan peningkatan kasus TBC anak. Peningkatan kasus TBC anak juga terjadi di Kabupaten Nagekeo dengan cakupan penemuan TBC anak di tahun 2022 yaitu 70%. Adanya pasien TBC anak merupakan indikator masih berlangsungnya penularan TBC di suatu komunitas. Anak yang kontak dengan penderita TBC dewasa sangat berisiko untuk terinfeksi TBC. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan infeksi TBC pada anak di Kabupaten Nagekeo tahun 2020-2022. Penelitian ini menggunakan desain studi cross sectional dan analisis regresi logistik untuk mengestimasi risiko dengan memanfaatkan data sekunder pada Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB) Dinas Kesehatan Kabupaten Nagekeo. Dari 239 anak yang memiliki riwayat kontak dengan penderita TBC, sebesar 5.44% memiliki riwayat infeksi TBC. Dari hasil analisis multivariat, ditemukan bahwa anak 5 tahun lebih berisiko menderita TBC dibanding anak >5 tahun [prevalence odds ratio (POR) 5,74 (95% CI: 1,66 – 19,85]. Kontak dengan penderita TBC yang memiliki riwayat gagal berobat sebelumnya juga berasosiasi dengan peningkatan risiko infeksi TBC pada anak dibanding dengan kontak dengan pasien TBC baru [POR 5,17 (95%CI : 1,17 – 22,70)]. Upaya promotif dan preventif harus terus dilakukan dalam rangka pencegahan infeksi TBC pada anak dengan meningkatkan komunikasi informasi edukasi (KIE), pemberian Terapi Pencegahan TBC (TPT) kepada semua kontak anak terutama  5 tahun serta dukungan kepatuhan pengobatan kepada penderita TBC dan pengawas minum obat (PMO).


Tuberculosis (TB) is a communicable disease that is a major cause of ill health and one of the leading causes of death worldwide. In Indonesia, the increase in the number of TB cases from 2020-2022 is in line with the increase in TB cases in children. An increase in cases of TB in children has also occurred in Nagekeo Regency with a coverage of TB detection in children in 2022, namely 70%. The presence of pediatric TB patients is an indicator of ongoing TB transmission in a community. Children who are in contact with adult TB patients are at high risk of becoming infected with TB. This study aims to determine the factors related to TB infection in children in Nagekeo Regency in 2020-2022. This study used a cross-sectional study design and logistic regression analysis to estimate the risk by utilizing secondary data from the Tuberculosis Information System of the Nagekeo District Health Office. Of the 239 children who had a history of contact with TB sufferers, 5.44% had a history of TB infection. From the results of multivariate analysis, it was found that children 5 years were more at risk of suffering from TB than children >5 years [prevalence odds ratio (POR) 5.74 (95% CI: 1.66 – 19.85). A history of previous treatment failures is also associated with an increased risk of TB infection in children compared to contacts with new TB patients [POR 5.17 (95% CI: 1.17 – 22.70)]. Promotive and preventive efforts must continue to be carried out in the context of preventing TB infection in children by increasing communication, information and education (CIE), providing TB Prevention Therapy (TPT) to all child contacts especially  5 years and supporting treatment adherence to TB patients and drugs taking supervisors (DTS).

Read More
T-6723
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sadiah Nurul Falah; Pembimbing: Helda; Penguji: Asri C Adisasmita, Purnama Magdalena Simanullang , Hidayat Nuh Ghazali
Abstrak:

Difteri masih menjadi masalah kesehatan masyarakat di Kabupaten Garut terdapat 100 kasus difteri dengan CFR sebesar 17,2%. Penelitian ini bertujuan mengetahui hubungan status imunisasi dan riwayat kontak dengan kejadian difteri di Kabupaten Garut tahun 2023–2024. Penelitian ini menggunakan pendekatan mix-method. Penelitian kuantitatif menggunakan desain case control (1:2) dengan matching individu berdasarkan usia dan tempat tinggal. Jumlah responden sebanyak 141 anak (47 kasus dan 94 kontrol) yang dipilih menggunakan teknik total sampling dari data KLB. Analisis kondisional regresi logistik dilakukan untuk menghitung odds ratio (OR) dan 95% Confidence Interval (CI). Pendekatan kualitatif dilakukan melalui wawancara mendalam dengan informan terkait menggunakan pendekatan fenomenologi. Sebagian besar anak pada kelompok kasus tidak diimunisasi (74,47%) dan memiliki riwayat kontak dengan penderita difteri (76,6%). anak yang tidak diimunisasi dan memiliki riwayat kontak berisiko 9 kali untuk terkena difteri dibandingkan dengan yang imunisasi lengkap (95%CI: 2,67-31,79). Hasil analisis menunjukkan terdapat hubungan signifikan antara status imunisasi dan kejadian difteri (OR=5,82; 95% CI: 2,17–15,61; p=0,0001) sebelum mengontrol kovariat. Setelah mengontrol kovariat, terdapat hubungan antara status imunisasi dan kejadian difteri (OR=3,08; 95% CI: 1,40–23,79; p=0,008). Hasil kualitatif menunjukkan bahwa faktor sosial-budaya, agama, penolakan imunisasi, serta sistem surveilans yang belum optimal sebelum KLB turut memengaruhi kejadian. Diperlukan peningkatan cakupan imunisasi, edukasi masyarakat, serta penguatan sistem surveilans untuk pencegahan difteri di wilayah berisiko tinggi.

Keywords: difteri, status imunisasi, riwayat kontak, mix-method, Kab. Garut

Background: Diphtheria remains a public health problem in Garut District, with 100 reported cases and a case fatality rate (CFR) of 17.2%. This study aimed to determine the relationship between immunization status with the incidence of diphtheria in Garut District in 2023–2024. Methods: A mixed-method approach was used. The quantitative component employed a case-control design (1:2) with individual matching based on age and residence. A total of 141 children (47 cases and 94 controls) were selected using total sampling from outbreak data. Conditional logistic regression analysis was conducted to calculate odds ratios (OR) and 95% confidence intervals (CI). The qualitative approach was carried out through in-depth interviews with key informants using a phenomenological method. Result: Most children in the case group were not immunized (74.47%) and had a history of contact with diphtheria patients (76.6%). Children who were not immunized and had contact history were 9 times more likely to contract diphtheria compared to those who were fully immunized (95% CI: 2.67–31.79). A significant association was found between immunization status and diphtheria incidence (OR=5.82; 95% CI: 2.17–15.61; p=0.0001), and remained significant after controlling for covariates (OR=3.08; 95% CI: 1.40–23.79; p=0.008). The qualitative findings revealed that socio-cultural and religious factors, vaccine refusal, and a suboptimal surveillance system prior to the outbreak contributed to the cases. Conclusion: Strengthening immunization coverage, community education, and surveillance systems is needed to prevent diphtheria in high-risk areas.  

 

Read More
T-7311
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Irma Surya Kusuma; Pembimbing: Dwi Gayatri; Penguji: Yovsyah, Suarno
S-6666
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive