Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 3 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Indri Rizkiyani; Pembimbing: Syahrizal; Penguji: Trisari Anggondowati, Sulistyo
Abstrak:
Capaian inisiasi pengobatan TBC RO di Indonesia pada tahun 2022 masih rendah yaitu 65% dibandingkan target nasional yaitu 93%. Selain itu, tren inisiasi pengobatan TBC RO dalam 5 tahun ke belakang meningkat, tetapi rata-rata pasien yang tidak berobat masih rendah yaitu >35%. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui faktor yang mempengaruhi pasien terdiagnosis TBC RO yang tidak berobat di Indonesia tahun 2022 dengan menggunakan desain studi kohort retrospektif dan data sekunder nasional dari Sistem Informasi Tuberkulosis (SITB). Analisis multivariat dilakukan dengan pemodelan prediksi yang bertujuan untuk memperoleh model yang dianggap terbaik untuk memprediksi kejadian inisiasi pengobatan dengan menggunakan cox regression. Sampel penelitan adalah semua pasien terdiagnosis TBC RO yang tercatat di register TB 06 SITB tahun 2022 (total sampling) yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi. Dari 11.589 pasien TBC RO yang eligible menjadi sampel penelitian, sebanyak 3.482 pasien TBC RO (30%) yang tidak inisiasi pengobatan. Hasil analisis multivariat menunjukkan bahwa faktor yang berhubungan dengan kejadian pasien pasien TBC RO tidak inisiasi pengobatan di Indonesia tahun 2022 adalah usia, riwayat pengobatan TBC, ketersediaan layanan TBC RO, dan wilayah dampingan komunitas. Perluasan akses pengobatan TBC RO dan penguatan pendampingan dari komunitas menjadi faktor penting untuk meningkatkan inisiasi pengobatan TBC RO, sehingga dapat menurunkan risiko penularan TBC RO di masyarakat.

Low achievement of drug-resistant TB treatment initiation in Indonesia (65%) compared to the national target (93%) in 2022. The trend of drug-resistant TB treatment initiation in the past 5 years has increased, but the average number of pre-treatement lost to follow up is more than 35%. The aim of this study is to determine the factors related to drug-resistant TB patients not initiating treatment in Indonesia year 2022 using a retrospective cohort study design and secondary data from the national Tuberculosis Information System (SITB). Multivariate analysis was carried out using predictive modeling which aims to obtain a model that is considered the best for predicting the incidence of treatment initiation using cox regression. The research sample was all patients diagnosed with drug-resistant TB recorded in the TB 06 register in SITB year 2022 (total sampling) who met the inclusion and exclusion criteria. Out of the 11,589 drug-resistant TB patients who were eligible as research samples, 3.482 RO TB patients (30%) did not initiate treatment. The results of the multivariate analysis showed that the factors associated with the incidence of drug-resistant TB patients not initiating treatment are age, history of TB treatment, availability of drug-resistant services, and community support areas. Expanding access to drug-resistant TB treatment and strengthening assistance from the community are important factors in increasing the initiation of drug-resistant TB treatment as well as reducing the risk of drug-resistant transmission in the community.
Read More
T-6997
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yoana Anandita; Pembimbing: Tri Krianto; Penguji: Dien Anshari, Evi Martha, Iwan Ridwanullah, Ani Herna Sari
Abstrak:

Tesis ini mengeksplorasi tentang pemberian dukungan sosial kepada pasien Tuberkulosis Resistan Obat (TBC RO) oleh penyintas di Rumah Sakit Paru Dr. M. Goenawan Partowidigdo (RSPG), salah satu pusat rujukan pelayanan TBC RO. Penelitian ini mengkaji program dukungan pasien yang diinisiasi oleh kelompok penyintas TB Terjang sejak 2019. Menggunakan pendekatan studi kasus kualitatif, data dikumpulkan pada Mei 2023 melalui wawancara mendalam, observasi, dan telaah dokumen. Penelitian ini melibatkan 14 (empat belas) informan, meliputi Patient Supporter (PS), Manajer Kasus (MK), Perawat, dan pasien TB Resistan Obat. Temuan penelitian mengungkapkan bahwa mekanisme dukungan sosial yang diberikan PS sebagai penyintas kepada pasien TBC RO di RSPG sudah berjalan, dirasakan manfaatnya baik bagi pasien maupun penyedia layanan kesehatan. Namun, penguatan dalam koordinasi dan forum evaluasi formal diperlukan untuk implementasi yang optimal. Anggaran kegiatan pendampingan bergantung sepenuhnya pada dukungan donor. Peran PS dalam pendampingan pasien berfokus pada pemberian dukungan sosial kepada pasien dan keluarganya. Berbagai bentuk dukungan sosial diidentifikasi, termasuk dukungan emosional, instrumental, informasi, penilaian (appraisal), penghargaan, jaringan, tenaga kerja dan waktu, pengurangan stigma dan diskriminasi, pemantauan pengobatan, bantuan paralegal, dan dukungan kesehatan mental. Penelitian ini menyoroti pentingnya dukungan sosial yang digerakkan oleh penyintas TBC RO untuk meningkatkan kesejahteraan dan pengalaman baik bagi pasien. Peningkatan mekanisme koordinasi dan evaluasi akan semakin meningkatkan efektivitas program. Dengan mengenali peran para penyintas dan menangani kebutuhan dukungan mereka, fasilitas layanan kesehatan dapat mengembangkan pendekatan komprehensif untuk perawatan dan pengelolaan TBC RO.


 

This thesis, review the provision of social support to drug-resistant tuberculosis (DRTB) patients by survivors at Dr. M. Goenawan Partowidigdo Lung Hospital (RSPG), a referral center for DRTB service. The study examines patient support programs initiated by a TB survivors’ group Terjang since 2019. Employing a qualitative case study approach, data was collected in May 2023 through in-depth interviews, observations, and document reviews. The research involved 14 informants, including Patient Supporters (PS), Case Managers (MK), Nurses, and Drug Resistant TB patients. The study findings reveal that the mechanism of social support provided by PS as survivor to TB patients at RSPG has been implemented, benefiting both patients and healthcare providers. However, improvements in coordination and formal evaluation forums are necessary for optimal implementation. The program's budget relies entirely on donor support. PS's role in patient accompaniment focuses on providing social support to patients and their families. Various forms of social support were identified, including emotional, instrumental, informational, appraisal, appreciation, network, labor and time support, stigma and discrimination reduction, treatment monitoring, paralegal assistance, and mental health support. This research highlights the importance of survivor-driven social support in improving the well-being and experiences of drug-resistant TB patients. Enhancing coordination and evaluation mechanisms will further enhance the program's effectiveness. By recognizing the role of survivors and addressing their support needs, healthcare institutions can develop comprehensive approaches to TB care and management. .

 

 

Read More
T-6690
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Maria Regina Loprang; Pembimbing: Sudarto Ronoatmodjo; Penguji: Helda, Tri Yunis Miko Wahyono, RR Diah Handayani, Sulistyo
Abstrak:
Tuberkulosis resisten obat (TBC RO) tetap menjadi hambatan utama dalam eliminasi tuberkulosis, dengan Indonesia menempati peringkat ketiga dalam beban TBC RO secara global. Dari perkiraan 30.000 kasus baru setiap tahun, hanya 39% yang terdiagnosis dan dilaporkan, dengan tingkat keberhasilan pengobatan yang rendah sebesar 57%. Penelitian ini menganalisis faktor risiko kematian pada pasien TBC RO yang menggunakan paduan pengobatan jangka pendek (STR) di Indonesia selama 2020–2022 dengan desain kohort retrospektif dan analisis survival menggunakan data SITB. Temuan utama mengidentifikasi usia lanjut (≥65 tahun), koinfeksi HIV tanpa ART, riwayat pengobatan ulang, keterlambatan memulai pengobatan (>3 bulan), dan rejimen berbasis suntikan STR sebagai faktor risiko kematian yang signifikan. Tingkat kelangsungan hidup tertinggi (87,37%) ditemukan pada pasien yang memulai pengobatan dalam 2–4 minggu setelah diagnosis dan terendah (77,36%) pada mereka yang menunda pengobatan lebih dari tiga bulan. Koinfeksi HIV tanpa ART menjadi faktor risiko terkuat, meningkatkan risiko kematian hingga sepuluh kali lipat, sementara usia lanjut meningkatkan risiko 3,67 kali dibandingkan kelompok usia yang lebih muda. Temuan ini menegaskan pentingnya diagnosis dan pengobatan tepat waktu, khususnya bagi kelompok berisiko tinggi.

Drug-resistant tuberculosis (DR-TB) remains a critical barrier to tuberculosis elimination, with Indonesia ranking third globally in DR-TB burden. Despite an estimated 30,000 new cases annually, only 39% are diagnosed and reported, with a low treatment success rate of 57%. This study analyzed mortality risk factors among DR-TB patients treated with shorter treatment regimens (STR) in Indonesia from 2020 to 2022 using retrospective cohort and survival analyses of SITB data. Key findings identified older age (≥65 years), HIV co-infection without ART, re-treatment history, delayed treatment initiation (>3 months), and STR injection-based regimens as significant mortality risk factors. Survival was highest (87.37%) among patients starting treatment within 2–4 weeks of diagnosis and lowest (77.36%) for those delaying beyond three months. HIV co-infection without ART posed the strongest risk, increasing mortality tenfold, while advanced age raised the risk 3.67 times compared to younger cohorts. These findings underscore the need for timely diagnosis and treatment, particularly for high-risk groups
Read More
T-7436
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive