Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Rico Januar Sitorus
KJKMN Vol.8, No.7
Depok : FKM UI, 2014
Indeks Artikel Jurnal-Majalah   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anzany Tania Dwi Putri; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Ascobat Gani, Purnawan Junad, Diah Setia Utami; Elvina Katerin Sahusilawane
Abstrak: Perubahan kualitas hidup merupakan salah satu indikator yang digunakan dalam melakukan evaluasi hasil layanan rehabilitasi narkoba. Terdapat berbagai faktor yang dapat mempengaruhi terjadinya perubahan kualitas hidup pada para penyalahguna narkoba, seperti karakteristik demografi, pelaksanaan rencana rawatan, dan kondisi klinis. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk menganalisis perubahan kualitas hidup yang terjadi dan mengetahui faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan tersebut pada klien yang sedang menjalani rehabilitasi di Balai Besar Rehabilitasi BNN pada tahun 2022. Adapun penelitian ini merupakan studi analitik observasional dengan desain mixed-method, dimana untuk penelitian kuantitatif menggunakan desain single-hand retro-prospective cohort dan untuk penelitian kualitatif, dilakukan dengan menggunakan diskusi kelompok terarah (Focus Group Discussion). Terdapat 286 responden pada penelitian ini dengan rerata usia 30,55 ± 7,90 tahun. Dari analisis bivariat, diketahui bahwa terdapat perubahan kualitas hidup yang bermakna dari sebelum dan sesudah klien mendapatkan layanan rehabilitasi di Balai Besar Rehabilitasi BNN RI. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan kualitas hidup tersebut adalah adalah jenis kelamin, status perkawinan, banyaknya jenis narkoba yang digunakan satu tahun terakhir, lama pemakaian narkoba, pelaksanaan program rehabilitasi, dan riwayat komorbid fisik.
Changes in quality of life are one of the indicators used in evaluating the output of drug rehabilitation services. There are various factors that can influence changes in the quality of life among people with drug use disorders, such as demographic characteristics, implementation of treatment plans, and clinical conditions. The purpose of this study is to analyse changes in the quality of life and determine the factors that influence those changes in clients who are undergoing rehabilitation at the Indonesian National Narcotic Board Drug Rehabilitation Center in 2022. This research is an observational analytic study with a mixed-method design. Quantitative research was done by using a single-hand retro-prospective cohort design and qualitative research was conducted through focus group discussions. There were 286 respondents involved in this study with an average age of 30.55 ± 7.90 years. From the bivariate analysis, it is known that there are significant changes in the quality of life occurred before and after the client received rehabilitation services at the Indonesian National Narcotic Board Drug Rehabilitation Center. The factors that influence changes in quality of life are gender, marital status, the number of drugs used in the past year, the duration of drug use, the implementation of rehabilitation programs, and a history of systemic diseases.
Read More
T-6659
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Regina Destrina Damanik; Pembimbing: Rita Damayanti; Penguji: Dian Ayubi, Sulistyo Basuki
Abstrak: Kemajuan teknologi ibarat dua mata pisau, disatu sisi menguntungkan, disisi lain merugikan. Internet sebagai produk jasa perkembangan teknologi dan sebagai sarana informasi yang apabila digunakan tidak terkendali dapat membahayakan penggunanya, khususnya remaja, karena jaringan internet memuat segala macam informasi termasuk materi informasi termasuk materi pornografi. Penelitian ini dilakukan dengan sampel sebanyak 402 remaja SMAN 5 Depok dengan metode cross-sectional. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa mayoritas responden terpapar pornografi. Efek keterpaparan yang terjadi adalah 47,1% mengalami adiksi, 36,2% mengalami eskalasi, 42,6% mengalami desentisasi dan 41,0% responden melakukan perilaku berisiko. Hasil analisa dengan uji statistis Chi-Square pada α = 0,05, didapat hasil ada hubungan antara efek keterpaparan (adiksi, eskalasi dan desentisasi) dengan perilaku seksual.
 

The technology progress has two sides, benefits and harmful. Internet as product of the technology progress and as a media information which uses unwisely can be harmful for users, because the internet link has many information including pornography materials. The research had done with 402 adolescents as sampel in Depok High School with cross-sectional method. The results of this research is majority (81,8%) of respondents report the exposure of internet pornography. The effects of exposures are 47,1% respondents got addict, 36,2% got escalation, and 42,6% in desentization. Analytic statistic with Chi-Square on α = 0,05, there is relation between the internet pornography effects (addiction, escalation and desentization) with sexual behavior.
Read More
S-7727
Depok : FKM-UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ulfi Hida Zainita; Pembimbing: Dien Anshari; Penguji: Evi Martha, Mila Tejamaya, Raden Danu Ramadityo, Edduwar Idul Riyadi
Abstrak:

Studi dari berbagai sumber melaporkan bahwa penggunaan media sosial berlebihan terutama pada kategori usia mahasiswa merupakan pencetus Gangguan Media Sosial (GMS) yang dapat berkaitan dengan masalah kesehatan mental lainnya. Studi ini menggunakan kerangka Socio Ecological Model (SEM) dalam empat ruang lingkup yakni lingkup individual, social network, community, dan lingkup societal mahasiswa
Universitas Indonesia (UI). Penelitian bertujuan untuk menganalisis hubungan faktor ekologi sosial dalam kaitannya dengan GMS pada mahasiswa UI. Studi cross-sectional fokus pada media sosial Whatsapp, Youtube, Facebook, Instagram, Tiktok, X, Line, dan Telegram. Total sampel 320 mahasiswa sarjana angkatan 2021-2024 UI dilakukan pada Bulan Maret-Mei 2025 melalui googleform. Analisis data yang digunakan adalah analisis univariat, analisis bivariat, dan analisis multivariat menggunakan uji regresi logistik. Hasil menunjukkan 25,9% mahasiswa UI mengalami GMS. Hubungan yang signifikan
dengan Gangguan Media Sosial hanya ditemukan di lingkup individual yakni faktor durasi (p value = 0,042; OR=1,734; 95%CI=1,020-2,948) dan lingkup social network yakni faktor pengaruh teman sebaya (p value < 0,001; OR=3,175; 95%CI=1,820-5,538), setelah dikontrol oleh variabel lainnya. Diharapkan UI melalui Badan Kesejahteraan UI
dapat merumuskan kebijakan pencegahan GMS di level universitas yang bersifat preventif dan promotif dengan mempertimbangkan konten edukasi yang menjelaskan faktor durasi dan pengaruh teman sebaya.


Studies from various sources report that excessive use of social media, especially in the student age category, is a trigger for Social Media Disorder (SMD) which can be related to other mental health problems. This study uses the Socio Ecological Model (SEM) framework in four scopes; individual, social network, community, and societal scope of students at the Universitas Indonesia (UI). The study aims to analyze the relationship between social ecological factors in relation to SMD among UI students. The cross- sectional study focused on social media Whatsapp, Youtube, Facebook, Instagram, Tiktok, X, Line, and Telegram. This study was conducted in March-May 2025 with 320 respondents via Googleform. The data analysis used multivariate using the logistic regression test. This study found 25.9% of UI students have SMD. Significant relationships with SMD were only found in the individual scope, the duration factor (p value = 0.042; OR = 1.734; 95% CI = 1.020-2.948) and the social network scope, the peer influence factor (p value <0.001; OR = 3.175; 95% CI = 1.820-5.538). This study recommend Badan Kesejahteraan UI to formulate a preventive and promotive GMS prevention policy at the university level by considering educational content that explains the duration factor and peer influence.

Read More
T-7275
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dextra Fairuz Dzakirosin; Pembimbing: Besral; Penguji: Popy Yuniar, Julie Rostina
Abstrak:

**Abstrak**

Masa remaja merupakan fase penting dalam pembentukan identitas, di mana banyak tantangan dapat berdampak pada kesehatan mental dan sosial. Salah satu isu yang signifikan adalah adiksi bermain game online, yang semakin meningkat di era digital. Penelitian ini bertujuan untuk menggambarkan durasi dan pola adiksi bermain game online pada remaja usia 15–19 tahun di Kampung Rawadas, Jakarta Timur, menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Data dikumpulkan melalui kuesioner tertutup dan wawancara terstruktur dari 60 responden yang dipilih secara purposive sampling, terdiri dari 20 pelajar SMP, SMA, dan remaja putus sekolah.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa mayoritas responden berusia 15–17 tahun bermain game selama 1–2 jam (69,6%), sedangkan usia 18–19 tahun lebih banyak bermain lebih dari 2 jam (69,6%). Sebagian besar responden adalah laki-laki (82,6%), dengan mayoritas bermain lebih dari 2 jam (57,9%). Responden dengan pendidikan SMP mendominasi kategori durasi bermain, sementara remaja putus sekolah memiliki durasi bermain lebih pendek. Selain itu, terdapat hubungan signifikan antara durasi bermain dengan penghasilan orang tua (p-value = 0,028), di mana kelompok penghasilan lebih rendah cenderung bermain lebih lama.

Penelitian juga menemukan bahwa dukungan dari keluarga dan teman berhubungan signifikan dengan durasi bermain game. Dukungan ibu, bapak, saudara, teman sekolah, dan teman rumah meningkatkan peluang bermain lebih dari 2 jam, dengan Odds Ratio (OR) yang berkisar antara 6,750 hingga 16,333. Hasil ini menyoroti perlunya perhatian terhadap peran keluarga dan lingkungan sosial dalam mengatasi pola bermain game yang tidak sehat.

Penelitian ini memberikan pemahaman mendalam tentang faktor-faktor yang memengaruhi pola bermain game online di kalangan remaja dan menggarisbawahi pentingnya intervensi komprehensif untuk mengelola dampak negatif dari adiksi game online, khususnya di kawasan perkotaan seperti Kampung Rawadas.


**Abstract**    Adolescence is a crucial phase in identity formation, marked by various challenges that can impact mental and social well-being. One significant issue is online gaming addiction, which has been escalating in the digital era. This study aims to describe the duration and patterns of online gaming addiction among adolescents aged 15–19 in Kampung Rawadas, East Jakarta, using a descriptive quantitative approach. Data were collected through structured questionnaires and interviews with 60 purposively selected respondents, comprising 20 junior high school students, senior high school students, and school dropouts.    The findings indicate that the majority of respondents aged 15–17 played games for 1–2 hours (69.6%), while those aged 18–19 were more likely to play for over 2 hours (69.6%). Most respondents were male (82.6%), with the majority playing for more than 2 hours (57.9%). Respondents with junior high school education dominated the gaming duration categories, while school dropouts tended to have shorter gaming durations. Additionally, a significant relationship was found between gaming duration and parental income (p-value = 0.028), with lower-income groups tending to play for longer periods.    The study also revealed a significant association between gaming duration and support from family and peers. Support from mothers, fathers, siblings, school friends, and neighborhood friends significantly increased the likelihood of gaming for more than 2 hours, with Odds Ratios (OR) ranging from 6.750 to 16.333. These findings highlight the need for attention to the role of family and social environments in addressing unhealthy gaming patterns.    This research provides a deeper understanding of the factors influencing online gaming patterns among adolescents and underscores the importance of comprehensive interventions to mitigate the negative impacts of gaming addiction, particularly in urban areas like Kampung Rawadas.

Read More
S-11822
Depok : FKM UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive