Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Dyah Puspito Rini; Pembimbing: Kusharisupeni Djokosujono; Penguji: Siti Arifah Pujonarti, Evi Fatimah
Abstrak: Kegemukan merupakan masalah kesehatan dunia yang sering ditemukan di berbagai negara (Daniels, 2009). Berat badan lebih atau gemuk adalah keadaan dimana seseorang memiliki berat badan yang lebih dibandingkan berat badan idealnya yang disebabkan karena terjadinya penumpukan lemak di dalam tubuh (Supariasa, 2000). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan Kegemukan pada Anak di Sekolah Dasar Katolik Ignatius Slamet Riyadi II Jakarta Timur Tahun 2019. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan desain studi crosssectional yang dilakukan pada bulan Mei tahun 2019 di SDK Ignatius Slamet Riyadi II Jakarta Timur dengan jumlah responden sebanyak 128 orang. Pengumpulan data dilakukan dengan wawancara dan pengisian kuesioner secara mandiri oleh responden. Data yang diperoleh kemudian dianalisis secara univariat, analisis bivariat dengan uji Chi-Square, dan analisis multivariat dengan uji regresi logistik ganda model prediksi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa 55.5% anak di SDK Ignatius Slamet Riyadi II Jakarta Timur mengalami kegemukan. Berdasarkan hasil uji statistik, variabel jenis kelamin (p-value=0.020;OR=2.483), asupan energi (p-value=0.0001;OR=7.347), asupan protein (p-value=0.0001;OR=4.055), asupan karbohidrat (p-value=0.001;OR=6.349), dan asupan lemak (p-value=0.044;OR=2.300) berhubungan dengan kegemukan pada anak. Selain itu, diketahui juga jenis kelamin merupakan faktor dominan yang berhubungan dengan kegemukan dimana anak laki-laki 3.166 kali lebih berisiko untuk mengalami kegemukan. Berdasarkan hasil penelitian, peneliti menyarankan kepada siswa untuk lebih memperhatikan berat badan dan tinggi badan dengan melakukan pengukuran antropometri berkala di sekolah dan memperhatikan asupan makan dengan mengonsumsi makanan bergizi seimbang, serta tidak mengonsumsi fast food dan minuman manis kemasan bergula berlebihan. Sekolah disarankan melakukan pemantauan berat badan dan tinggi badan siswa dengan mengadakan pengukuran antropometri secara berkala, melakukan edukasi kepada orang tua murid tentang gizi seimbang, serta membuat program senam pagi bersama di sekolah. Kata kunci: Kegemukan, jenis kelamin, asupan makanan, aktivitas fisik, siswa SD
Read More
S-10098
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Erena Fabyola Laurensia; Pembimbing: Ratna Djuwita Hatma; Penguji: Engkus Kusdinar Achmad, Mujaddid
S-8086
Depok : FKM UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Apriliya Roza Werdani; Pembimbing; Diah Mulyawati Utari; Penguji: Triyanti; Kusharisupendi Djokosujono, Kusnandi; Tiara Luthfie
Abstrak: Kekurangan gizi merupakan salah satu bentuk malnutrisi yang disebabkan oleh asupan makanan yang tidak adekuat dan penyakit infeksi yang berulang. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan yang berhubungan dengan kekurangan gizi (wasting) pada anak usia 6-23 bulan di Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang tahun 2019. Desain penelitian yang digunakan adalah cross-sectional. Kekurangan gizi (wasting) diukur menggunakan indikator berat badan menurut panjang badan (BB/PB). Pengumpulan data dilakukan dengan pengukuran antropometri (berat badan dan panjang badan) dan wawancara kuesioner dengan responden (ibu dari subjek penelitian). Hasil penelitian menunjukkan bahwa 17,0% anak usia 6-23 bulan di Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang mengalami kekurangan gizi (wasting). Dari 153 anak usia 6-23 bulan, 44,4% mengalami infeksi saluran pernapasan akut dan/atau diare dalam 2 minggu terakhir, 47,7% tidak ASI eksklusif, 43,1% tidak mencapai minimum dietary diversity, 52,9% tidak mencapai minimum acceptable diet, 32,0% mengalami defisit asupan energi, dan 52,9% defisit asupan protein. Hasil analisis chi-square menunjukkan bahwa penyakit infeksi (p-value =0,032) dan asupan energi (p-value =0,017) berhubungan signifikan dengan kekurangan gizi (wasting). Uji regresi logistik ganda menunjukkan bahwa asupan energi merupakan faktor dominan kekurangan gizi (wasting) pada anak usia 6-23 bulan di Kecamatan Pagedangan Kabupaten Tangerang tahun 2019 (OR=5,616; 95% CI : 1,193-26,438). Peneliti menyarankan kepada Dinas Kesehatan Kabupaten Tangerang untuk melakukan upaya penanggulangan penyakit infeksi, serta peningkatan capaian praktik ASI dan makanan pendamping ASI guna menunjang status gizi anak usia di bawah dua tahun di Kabupaten Tangerang.
Read More
T-5553
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sunersih Handayani; Pembimbing: Engkus Kusdinar Achmad; Penguji: Fatmah, Diah M. Utari, Golopong Sianturi, Kusuma Wijayanti
Abstrak: ABSTRAK
 Pengukuran VO2max secara langsung memang menghasilkan data yang akurat dan dapat dipercaya tetapi umumnya memerlukan waktu lebih banyak, peralatan yang mahal serta tenaga pelaksana terlatih. Penelitian sebelumnya telah berhasil mengembangkan model prediksi khusus untuk anak-anak dari etnis Jawa berdasarkan jenis kelamin, denyut nadi dan waktu tempuh berjalan. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan model prediksi yang cocok bagi kelompok usia remaja dengan prediktor jenis kelamin, status gizi (IMT/U dan PLT), aktivitas fisik dan asupan gizi. Penelitian dilakukan pada 78 remaja laki-laki dan 114 remaja perempuan dengan rata-rata usia 16,19±0,5 tahun. Nilai estimasi VO2max diukur berdasarkan tes lari 1 mil, jenis kelamin, IMT/U ditentukan berdasarkan pengukuran berat badan dan tinggi badan, PLT diukur dengan BIA, aktivitas fisik diketahui melalui pengisian kuesioner, dan asupan gizi dihitung dengan menggunakan metode food record 3 hari. Terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, IMT/U, persen lemak tubuh, aktivitas fisik, seluruh asupan zat gizi makro (energi, karbohidrat, protein, lemak) dan beberapa asupan zat gizi mikro (vitamin B2, vitamin B6 dan seng) dengan nilai estimasi VO2max. Model prediksi non latihan dibentuk melalui analisis multi regresi linier VO2max= 40,7 + 3,1 JK - 2,5 IMT/U - 0,08 PLT + 0,4 AF - 0,004 P + 0,001 A - 1,76 B6 - 0,2 B12 + 0,5 Zn. Untuk meningkatkan nilai VO2max pada remaja, sekolah direkomendasikan untuk mengimplementasikan program TOP yang kegiatannya berfok us pada kegiatan pengendalian berat badan, peningkatan aktivitas fisik, dan promosi asupan yang bergizi seimbang. 

 ABSTRACT
 A direct measurement on maximal oxygen uptake (VO2max) provides accurate and reliable data but requires more time, costly aquipment and trained personnel. Previous research has developed a VO2max prediction model special for Javanese children using sex, heart rate and walk time. The purpose of this study was to investigate the use of gender, nutritional status (body mass index for age and percent fat), physical activity level, and dietary intake in another VO2max prediction model for adolescent. The design study was a cross sectional one. Subjects were 78 male and 114 female wih a mean age of 16,19±0,5 years. Estimated VO2max was measured from one mile run test; sex; BMI for age was calculated from measured height and weight, percent fat was assessed by BIA, self report physical activity was assessed by PAQ-A and 3 day food records were used to calculate the average dietary intake. Male students (42,45 ml/kg/min) had significantly higher estimated VO2max than female (38,74 ml/kg/min). There were significant correlations between sex, BMI for age, percent fat, physical activity, all macronutrient intake (energi, carbohydrat, protein, and fat) and some micronutrient intake (vitamin B2, vitamin B6 and zinc) with estimated VO2max. The non-exercise prediction model was developed by a multiple regression analysis: VO2max= 40,7+3,1 JK-2,5 IMT/U-0,08 PLT + 0,4 AF-0,004 P + 0,001 A-1,76 B6-0,2 B12+0,5 Zn. In order to improve adolescent?s VO2max, school was recomended to implement TOP program focused on weight management, increased physical activity and promoted adequate dietary intake.
Read More
T-4029
Depok : FKM UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ati Diani; Pembimbing: H. E. Kusdinar Achmad; Penguji: Kusharisupeni, Triyani Kresnawan, Iip Syaiful
T-3425
Depok : FKM-UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Maria Pinarsinta Namora; Pembimbing: Triyanti; Penguji: Wahyu Kurnia Yusrin Putra, Tria Astika Endah Permatasari
Abstrak:
Obesitas sentral merupakan salah satu masalah kesehatan masyarakat yang prevalesinya selalu mengalami peningkatan, termasuk pada dewasa muda. Penelitian ini bertujuan untuk meneliti hubungan antara asupan gizi dan faktor-faktor lainnya yang berhubungan dengan obesitas sentral pada mahasiswa Fakultas Teknik Universitas Indonesia. Metode penelitian ini menggunakan desain studi cross-sectional dengan 108 responden. Pengambilan data dilakukan dengan menggunakan kuesioner melalui platform Google Form, serta pengukuran antropometri dan SQ-FFQ secara tatap muka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa terdapat hubungan antara status merokok dengan obesitas sentral yang bersifat sebagai faktor protektif (p-value 0,003). Sementara itu, tidak terdapat hubungan signifikan antara asupan energi (p-value 0,652), karbohidrat (p-value 0,957), protein (p-value 0,786), lemak (p-value 0,87), aktivitas fisik (p-value 0,423), tingkat stres (p-value 0,081), serta pengetahuan gizi (p-value 0,859). Diharapkan hasil penelitian ini dapat meningkatkan kesadaran mahasiswa terhadap obesitas sentral dan pemeliharaan kesehatan secara umum dengan menganut pola hidup yang lebih sehat, seperti membatasi makanan tinggi gula, garam, dan lemak; meningkatkan aktivitas fisik, strategi manajemen stres, serta mengurangi konsumsi rokok.

Central obesity is a major public health concern with a steadily increasing prevalence, including among young adults. This study aims to examine the relationship between nutrient intake and other contributing factors associated with central obesity among students of the Faculty of Engineering at Universitas Indonesia. This research employed a cross-sectional study design involving 108 respondents. Data collection was conducted through questionnaires distributed via Google Forms, along with face-to-face anthropometric measurements and a semi-quantitative food frequency questionnaire (SQ-FFQ). The results showed a significant association between smoking status and central obesity, indicating smoking as a protective factor (p-value 0.003). In contrast, no significant associations were found between central obesity and energy intake (p-value 0.652), carbohydrate intake (p-value 0.957), protein intake (p-value 0.786), fat intake (p-value 0.87), physical activity (p-value 0.423), stress levels (p-value 0.081), or nutrition knowledge (p-value 0.859). These findings are expected to raise student awareness about central obesity and encourage better health maintenance through healthier lifestyle practices, such as limiting high sugar, salt, and fat intake; increasing physical activity; applying stress management strategies; and reducing tobacco use.
Read More
S-11908
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Riski Septianing Astuti; Pembimbing: Siti Arifah Pujonarti; Penguji: Asih Setiarini, Agus Triwinarto
Abstrak: Penelitian ini membahas mengenai gambaran tekanan darah, faktor risiko, dan faktor dominan hipertensi pada Pegawai Kantor Pusat PT.Pos Indonesia di Jakarta. Desain studi yang digunakan adalah cross sectional terhadap 132 responden. Pengambilan data dilakukan selama 4 minggu sejak bulan April-Mei 2016. Analisis yang digunakan dalam penelitian ini adalah univariat, bivariat, dan multivariat. Analisis bivariat yang digunakan sebagian besar menggunakan chi square, hanya 1 analisis bivariate yang menggunakan independent t-test, dan hanya 1 analisis yang menggunakan Mann Whitney-U. Analisis multivariat yang digunakan adalah regresi logistik ganda. Hasil penelitian menunjukkan bahwa prevalensi hipertensi adalah 22,70%. Riwayat hipertensi keluarga, persen lemak tubuh, durasi tidur, kebugaran, dan asupan natrium merupakan variabel yang memiliki perbedaan proporsi yang signifikan terhadap hipertensi. Asupan sayur dan buah merupakan faktor dominan terhadap hipertensi dengan nilai p value 0,017 dan nilai OR 7,204. Saran yang diberikan untuk mencegah hipertensi dan mengontrol nilai tekanan darah bagi penderita hipertensi adalah perbaikan pola makan dan peningkatan aktivitas fisik. Kata kunci: aktivitas fisik, asupan makanan, asupan sayur dan buah, hipertensi, pegawai The focus on this study is to discuss about prevalence blood pressure, risk factors, and dominant factor of hypertension in Main Office PT.Pos Indonesia Employee, Jakarta. Study design that used is cross sectional with 132 respondents. Data collection was done in four weeks in April-Mei 2016. This study used univariate, bivariate, and multivariate analysis. Chi square is mostly used in bivariate analysis, one with independent t-test, and one with Mann Whitney-U. Logistic regression is used in multivariate analysis. The result is prevalence hypertension is 22,70%. Gen, body fat percentage, sleep duration, fitness, and sodium intake is related to blood pressure. Vegetables and Fruits intake is a dominant factor for hypertension with p value 0,017 and OR 7,204. It is suggested that employee have to decrease high natrium and fat food, increase vegetables and fruits intake, and enhance physical activity. Key words: employee, food intake, hypertension, physical activity, vegetables and fruits intake
Read More
S-9190
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nurmalinda Zahara; Pembimbing: Triyanti; Penguji: Asih Setiarini, Ida Ruslita
S-6591
Depok : FKM-UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive