Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 29 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Lusiana; Pembimbing: Besral; Penguji: Martya Rahmawati Makful, Mugia Bayu Rahaja
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi faktor risiko kejadian bayi dengan berat badan lahir rendah. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan rancangan penelitian menggunakan studi cross sectional. Sampel yang digunakan dalam penelitian ini adalah wanita usia subur usia 15-49 tahun yang mempunyai anak lahir hidup sejak Januari 2012 dan Januari 2017. Hasil analisis menggunakan regresi logistik ganda memnunjukkan bahwa ada hubungan yang signifikan antara jarak kehamilan 5tahun (p value : 0.017, OR:1.9), paritas >2 (p value: 0.014, OR: 1.7, riwayat BBLR (p value: 0.000, OR: 7.2), tidak sekolah (p value:0.000, OR:9) dengan BBLR.
Read More
S-10589
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Anisah Meidina; Pembimbing: Siti Arifah Pujonarti; Penguji: Endang Laksminingsih Achadi, Kurharisuopeni Djokosudjono, Atmarita, Eni Gustina
T-4837
Depok : FKM-UI, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Agusni Rohmayanti; Pembimbing: Siti Arifah Pujonarti; Penguji: Kusharisupeni Djokosujono, Pathurrahman
Abstrak: Stunting merupakan perawakan pendek pada balita yang mencerminkan suatu proses kegagalan dalam mencapai potensi pertumbuhan linier yang masih menjadi permasalahan status gizi tingkat berat di Indonesia. Angka stunting di Kabupaten Lombok Timur (43,52%) pada tahun 2018 lebih tinggi dibandingkan dengan angka stunting Provinsi NTB (33,5%) dan Nasional (30,8%). Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor dominan Kejadian Stunting pada Balita (0-59 Bulan) Data dianalisis menggunakan uji chi square dan regresi logistik ganda. Hasil penelitian ini menunjukkan terdapat 43.1% balita yang mengalami stunting. Hasil analisis bivariat menyatakan terdapat hubungan yang signifikan antara berat badan lahir balita, tinggi badan dan pendidikan terakhir Ibu, namun tidak ada hubungan yang signifikan antara stunting dengan jenis kelamin, kebiasaan BAB, riwayat diare, riwayat ISPA, imunisasi dasar, konsumsi vitamin A, status pekerjaan ibu, kebiasaan merokok ayah, jumlah anggota rumah tangga, jumlah balita, IMD, kepemilikan buku KIA, ANC, ASI eksklusif, wilayah tempat tinggal, dan waktu tempuh ke Puskesmas
Read More
S-10928
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Vivi Anggraini; Pembimbing: Sudijanto Kamso; Penguji: Mieke Savitri, Nining Sriningsih
S-8129
Depok : FKMUI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hilwa Taqiyyah Hanan; Pembimbing: Iwan Ariawan; Penguji: Sabarinah Prasetyo, Elis Rohmawati
Abstrak: ANGKA KEMATIAN NEONATAL (AKN) MERUPAKAN SALAH SATU INDIKATOR DALAM MENENTUKAN DERAJAT KESEHATAN IBU DAN ANAK. DATA WHO MENUNJUKKAN AKN INDONESIA SEBESAR 13,7 DAN SDKI 2012 MENYATAKAN SEBESAR 19, YANG MANA MEMILKI KONTRIBUSI TERHADAP 59% KEMATIAN BAYI. AKB DI TAHUN YAN SAMA SEBESAR 32. KONDISI SELAMA KEHAMILAN MENJADI FAKTOR PENYEBAB UMUM KEMATIAN NEONATAL, SEHINGGA PROGRAM PELAYANAN KESEHATAN IBU HAMIL MENJADI PENTING DALAM MENURUNKAN AKN, SEPERTI PEMBERIAN TABLET BESI DAN SUNTIK ANTI TETANUS. AKN DISEBABKAN OLEH BEBERAPA HAL, SATU DIANTARANYA ADALAH BBLR. PENELITIAN INI BERTUJUAN UNTUK MENGETAHUI APAKAH TERDAPAT ASOSIASI ANTARA KONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH DENGAN KEJADIAN BBLR DAN PADA KONSUMSI KEBERAPA AKAN BERPENGARUH TERHADAP PENURUNAN RISIKO BBLR. DIDAPATKAN DARI ANALISIS CHI SQUARE BAHWA KONSUMSI TABLET TAMBAH DARAH SESUAI DENGAN ANJURAN PEMERINTAH YAITU MINIMAL 90, TIDAK MENUNJUKAN ADANYA HUBUNGAN, DENGAN P VALUE= 0,415 DAN NILAI OR 1,072 (95% CI 0,844- 1,366). PUN SETELELAH DIKONTROL DENGAN VARIABEL USIA IBU MELAHIRKAN, STATUS SOSIAL DAN EKONOMI, PENDIDIKAN IBU, PARITAS DAN KEHAMILAN GANDA, TETAP MENUNJUKKAN ASOSIASI NEGATIF. PENELITI MENCOBA MENGUBAH CUT OFF MENJADI 150, MAKA DIDAPATKAN KONSUMSI >150 ASOSIASI MENUNJUKAN POSITIF (P VALUE= 0,032) DAN OR 1,372 (95% CI 1,027-1,833). SETELAH DILAKUKAN ANALISIS DENGAN MEMASUKKAN VARIABEL KONTROL, ASOSIASI YANG DITUNJUKKAN MENJADI NEGATIF DAN NILAI OR MENUNJUKAN BAHWA KONSUMSI TABLET >150 MEMILIKI 0,8 ODDS LEBIH KECIL UNTUK TERKENA BBLR. SEHINGGA PERLU IBU HAMIL PERLU MENGONSUMSI SECARA RUTIN TABLET TAMBAH DARAH YANG DIBERIKAN OLEH PETUGAS KESEHATAN SETEMPAT SETIDAKNYA SELAMA 5 BULAN LEBIH DALAM RANGKA MENURUNKAN RISIKO TERJADINYA BBLR.
KATA KUNCI: ANGKA KEMATIAN NEONTAL, BERAT BADAN LAHIR RENDAH, TABLET TAMBAH DARAH
Read More
S-9786
Depok : FKM UI, 2018
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Devi Kartika; Pembimbing: Yovsyah; Penguji: Mondastri Korib Sudaryo, Rahmadewi
Abstrak: Berat Badan Lahir Rendah (BBLR) di Indonesia masih menjadi masalah penting karena merupakan salah satu penyebab tingginya angka kematian bayi. Salah satu faktor penyebab BBLR adalah usia ibu. Penelitian ini bertujuan untuk melihat ada tidaknya hubungan usia ibu dengan berat badan lahir rendah setelah di kontrol dengan faktor pendidikan ibu, konsumsi tablet tambah darah, usia gestasi, komplikasi kehamilan, perilaku merokok, paritas, usia kandungan saat K1, frekuensi antenatal care dan keinginan memiliki anak. Desain studi penelitian ini yaitu cross-sectional dengan analisis multivariat regresi logistik ganda. Data yang digunakan dalam penelitian adalah data Riskesdas 2018 dengan jumlah sampel 30.299 wanita usia subur 15-35 tahun yang sudah pernah melahirkan. Hasil analisis menunjukkan bahwa usia ibu, pendidikan ibu, konsumsi tablet tambah darah, usia gestasi, komplikasi kehamilan, perilaku merokok dan frekuensi antenatal care berhubungan dengan kejadian BBLR. Namun tidak terdapat hubungan antara usia kandungan saat K1 dan keinginan memiliki anak dengan BBLR. Ibu usia remaja memiliki peluang 1,564 kali lebih tinggi melahirkan bayi BBLR dibandingkan dengan ibu usia bukan remaja. Salah satu upaya pemerintah dalam optimalisasi preventif dan promotif dapat dilakukan dengan pendekatan kepada remaja dan WUS terkait kehidupan berkeluarga dan kesehatan reproduksi melalui melalui media sosial. Kata kunci : Berat badan lahir rendah; Usia Ibu; Remaja; Indonesia; Riskesdas 2018 Low birth weight (LBW) in Indonesia is still becomes a serious problem because it is one of the causes of high infant mortality. One of the factors causing LBW is maternal age. Therefore, this study aims to find the relationship between maternal age with low birth weight after being controlled by maternal education factors, consumption of iron tablets, gestational age, pregnancy complications, smoking behavior, parity, gestational age at K1, frequency of antenatal care and desire to have children. The design of this study is cross-sectional study with multivariate logistic regression analysis. The data used in this study are Indonesia Basic Health Research 2018 with the sample of 30,299 childbearing woman age 15-35 years old who had given birth. The analysis shows that maternal age, maternal education, consumption of iron tablets, gestational age, pregnancy complications, smoking behavior and frequency of antenatal care are related to LBW events. However, there is no relationship between the gestational age at K1 and the desire to have children with LBW. Young mothers have a 1.564 times higher chance of giving birth to LBW babies compared to non-young mothers. Preventive and promotive actions can be done by doing family life and reproductive health related approaches targeted to adolescents and women of childbearing age through social media. Key words : Low birth weight; Mother's age; Teenagers; Indonesia; Riskesdas 2018
Read More
S-10408
Depok : FKM UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sabila Ainaya Agrenanda; Pembimbing: Endang L. Achadi; Penguji: Trini Sudiarti, Tiara Luthfie
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui dan menganalisis hubungan suplementasi zat besi pada ibu selama kehamilan terhadap berat badan lahir bayi. Faktor risiko lain seperti usia ibu, tingkar pendidikan ibu, status pekerjaan ibu, status sosial ekonomi, status pernikahan, paritas, jarak kelahiran, riwayat kehamilan buruk, komplikasi kehamilan, kehamilan kembar, perilaku merokok, frekuensi dan kualitas pelayanan antenatal serta faktor risiko BBLR paling dominan juga akan dianalisis dalam penelitian ini. Penelitian menggunakan pendekatan cross sectional dengan menganalisis data sekunder SDKI 2017. Hubungan suplementasi zat besi dan faktor risiko lain terhadap BBLR dianalisis melalui analisis chi- square dan regresi logistik berganda. Sebanyak 7,6% bayi mengalami BBLR saat lahir dan 44,6% ibu mengonsumsi minimal 90 suplemen zat besi selama kehamilan.
Read More
S-10824
Depok : FKM UI, 2021
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Hesti Atasasih; Pembimbing: Endang Laksminingsih; Penguji: Besral; Tiara Lutfie; Asril
Abstrak:

Stunting merupakan gangguan pertumbuhan linier yang disebabkan oleh kekurangan asupan zat gizi dan / atau penyakit infeksi kronis berulang yang ditunjukkan dengan nilai z-score tinggi badan menurut usia (TB/U) < -2 SD. Prevalensi stunting di provinsi Riau  25,1% sedangkan Kota Pekanbaru sebesar 23.9% berdasarkan hasil PSG 2017, hal ini sudah  termasuk dalam kategori masalah kesehatan masyarakat. Tujuan Penelitian adalah untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kejadian  stunting pada anak  usia 6 - 23 bulan di  Kota Pekanbaru tahun 2018. Penelitian ini menggunakan metode observasional analitik, desain penelitian cross sectional dengan pendekatan kuantitatif, pengambilan sampel  menggunakan teknik multi stage random sampling (CI 95 %) dan (1-β 80%), didapatkan sampel sebanyak 269 anak. Data dikumpulkan melalui  wawancara, food recall  2x24 jam. Pengolahan dan analisis data menggunakan uji chi square (bivariat) dan regresi logistik ganda (multivariat). Hasil penelitian menunjukkan prevalensi  stunting  26,8%. Hasil bivariat menunjukkan ada hubungan  yang signifikan antara berat lahir,  riwayat pemberian ASI Eksklusif, asupan protein dan zink, serta  panjang lahir dengan kejadian stunting (CI 95%). Analisis multivariat menunjukkan berat lahir merupakan faktor dominan  yang berhubungan dengan kejadian stunting dengan  nilai OR 2,712 (95% CI : 1,373 -5,359). Kesimpulan penelitian ini adalah berat lahir merupakan faktor dominan berhubungan dengan kejadian stunting. Kata Kunci : stunting, berat badan lahir, anak usia 6 – 23 bulan


Stunting is a linear growth disorder caused by a deficiency in nutrient intake and / or chronic recurrent infectious diseases as indicated by the z-score score of height by age (TB / U) <-2 SD. The prevalence of stunting in Riau is 25.1% while Pekanbaru is 23.9% based on PSG 2017 results, it is included in the category of public health problem. The purpose of research is to know factors related to stunting in toddlers aged 6 - 23 months in Pekanbaru 2018. This research use analytic observational method, cross sectional research design with quantitative approach, using multi stage random sampling technique (95% CI) and (1-β 80%), obtained a sample of 269 toddlers. Data collected through interviews, food recall 2x24 hours. Processing and data analysis using chi square test (bivariate) and multiple logistic regression (multivariate). The results showed the prevalence of stunting 26.8%. Bivariate results showed significant relationship between birth weight, exclusive breastfeeding, protein and zinc intake, and birth length with stunting (95% CI). Multivariate analysis showed that birth weight was the dominant factor associated with stunting with OR of 2,712 (95% CI: 1,373 -5,359). The conclusion of this study is birth weight is the dominant factor associated with stunting. Keyword: stunting, birth weight, toddlers 6-23 months

Read More
T-5182
Depok : FKM-UI, 2018
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sabriani Lutfiana Putri; Pembimbing: Sandra Fikawati; Penguji: Endang L. Achadi, Anies Irawati
S-7902
Depok : FKM UI, 2013
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Muhammad Ridho Nugroho; Pembimbing: Ratu Ayu Dewi Sartika; Penguji: Siti Arifah Pujonarti, Trini Sudiarti, Dewi Damayanti, Rika Rachmalina
Abstrak: Berdasarkan berat badan rujukan menurut Departemen Kesehatan, bayi yang lahir dengan gizi baik akan mempunyai berat badan antara 2,5 kg sampai 3,4 kg. Pertambahan berat badan bayi sangatlah pesat, tetapi laju pertambahan berat badan makin lama makin berkurang. Pada umur 5 bulan, berat badan bayi menjadi dua kali berat lahir, sedangkan pada umur 1 tahun beratnya tiga kali berat lahir, dan pada umur 2 tahun berat badannya menjadi empat kali berat lahir. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui hubungan antara berat badan lahir terhadap pertambahan berat badan usia 12 bulan pada bayi yang di lahirkan di klinik bidan praktek mandiri (BPM) di Kota Lubuklinggu Propinsi Sumatera Selatan Tahun 2019, sampel sebanyak 108. Desain penelitian cross sectional. Hasil penelitian menunjukkan 81,5% bayi lahir dengan berat badan ≥3000gram, sebanyak 47,2% bayi yang mengalami kenaikan berat badan 3 kali berat lahir, 47,2 % bayi diberi ASI eksklusif, 63% bayi mendapat MP ASI pada usia ≥ 6 bulan, 59,3% bayi menderita penyakit infeksi, 88% ibu yang memiliki usia kehamilan ≥ 38 minggu, 70,4 % ibu yang memiliki pendidikan ≥ SLTA, 63% bayi rutin melakukan penimbangan berat badan serta 80,6% bayi mendapatan imunisasi lengkap. Terdapat hubungan antara berat badan lahir (p value = 0,001) dan status imunisasi (p value = 0,017) terhadap pertambahan berat badan bayi pada usia 12 bulan. Perlu adanya peningkatan program antenatal care (ANC) dan peningkatan program cakupan imunisasi/universal child immunization (UCI) serta peningkatan kunjungan posyandu agar bayi dapat mencapai berat badan yang ideal pada usia 12 bulan. Kata kunci: Berat badan lahir, berat badan usia 12 bulan, imunisasi Based on the reference weight according to the Ministry of Health, babies born with good nutrition will have a weight between 2.5 kg to 3.4 kg. Baby's weight gain is very rapid, but the rate of weight gain decreases over time. At the age of 5 months, the baby's weight is twice the birth weight, while at the age of 1 year it weighs three times the birth weight, and at the age of 2 years the weight becomes four times the birth weight. The purpose of the study was to determine the relationship between birth weight to weight gain of 12 months in infants born at independent practice midwife clinics (BPM) in Lubuklinggu City, South Sumatra Province in 2019, a sample of 108. The study design was cross sectional. The results showed 81.5% of babies born with a weight of 0003000gram, as many as 47.2% of infants who gained weight 3 times birth weight, 47.2% of infants were given exclusive breastfeeding, 63% of infants received MP ASI at the age of ≥ 6 month, 59.3% of babies suffer from infectious diseases, 88% of mothers who have gestational age ≥ 38 weeks, 70.4% of mothers who have education ≥ SLTA, 63% of babies routinely weigh weight and 80.6% of babies get complete immunization . There is a relationship between birth weight (p value = 0.001) and immunization status (p value = 0.017) on infant weight gain at 12 months of age. There needs to be an antenatal care (ANC) improvement program and an increase in the universal child immunization (UCI) program and an increase in posyandu visits so that babies can achieve the ideal body weight at 12 months of age. Key words: Birth weight, 12 month body weight, immunization
Read More
T-6001
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive