Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 5 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Silvia Ayu Wulandari; Pembimbing: Wahyu Kurnia Yusrin Putra; Penguji: Triyanti, Ni Putu Dewi Arini
Abstrak:
Kebugaran kardiorespiratori merupakan kapasitas sistem kardiovaskuler dan pernapasan secara keseluruhan serta kemampuan untuk melakukan latihan dalam jangka waktu yang lama. Kebugaran kardiorespiratori dapat diukur dengan nilai VO2max, yaitu volume maksimum oksigen yang dapat diserap oleh tubuh manusia selama berolahraga pada ketinggian permukaan laut. Kebugaran yang rendah pada masa remaja dapat meningkatkan risiko kardiometabolik, penyakit kardiovaskular dini, prestasi akademik yang buruk, dan masalah kesehatan mental. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui gambaran tingkat kebugaran kardiorespiratori pada remaja siswa SMA Negeri 1 Kota Tangerang tahun 2024 dan menganalisis faktor-faktor yang berhubungan dengan tingkat kebugaran kardiorespiratori. Variabel dependen dalam penelitian ini yaitu tingkat kebugaran kardiorespiratori. Sementara itu, variabel independen dalam penelitian ini, yaitu jenis kelamin, ekstrakurikuler olahraga, aktivitas fisik, status gizi (IMT/U dan persentase lemak tubuh), asupan gizi makro (energi, karbohidrat, protein, dan lemak), kualitas tidur, stres akademik, dan frekuensi konsumsi SSBs. Penelitian ini merupakan studi kuantitatif dengan menggunakan desain studi cross-sectional. Pengambilan data dilakukan pada bulan Mei tahun 2024 kepada 105 siswa-siswi kelas X dan XI SMA Negeri 1 Kota Tangerang yang telah memenuhi kriteria inklusi. Pengumpulan data kebugaran kardiorespiratori diambil dengan metode Queen’s College Step Test, sedangkan pengumpulan data variabel lainnya menggunakan beberapa kuesioner, wawancara dengan food recall, serta pengukuran antropometri. Data yang diperoleh selanjutnya dianalisis secara univariat dan bivariat menggunakan uji chi-square. Hasil penelitian ini menunjukkan bahwa sebanyak 46,7% siswa tergolong tidak bugar. Hasil penelitian juga menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang bermakna antara jenis kelamin, asupan karbohidrat, dan stres akademik dengan tingkat kebugaran kardiorespiratori (p-value < 0,05). Oleh karena itu, diperlukan layanan konseling di sekolah untuk mengatasi stres siswa dan pemberian edukasi gizi untuk siswa berupa pemenuhan karbohidrat sesuai ajuran.

Cardiorespiratory fitness is the capacity of the cardiovascular and respiratory systems as a whole and the ability to perform prolonged exercise. Cardiorespiratory fitness can be measured by VO2max, which is the maximum volume of oxygen that can be absorbed by the human body during exercise at sea level. Low fitness during adolescence can increase the risk of cardiometabolic issues, early cardiovascular disease, poor academic performance, and mental health problems. This study aims to describe the level of cardiorespiratory fitness among high school students at SMA Negeri 1 Kota Tangerang in 2024 and analyze the factors associated with the level of cardiorespiratory fitness. The dependent variable in this study is the level of cardiorespiratory fitness. Meanwhile, the independent variables include gender, sports extracurricular activities, physical activity, nutritional status (BMI-for-age and body fat percentage), macronutrient intake (energy, carbohydrates, protein, and fat), sleep quality, academic stress, and frequency of SSBs consumption. This study is a quantitative study using a cross-sectional study design. The data was collected in May 2024 with 105 students from grades X and XI of SMA Negeri 1 Kota Tangerang who met the inclusion criteria. The cardiorespiratory fitness data was collected using the Queen's College Step Test method, while the other variables were collected using several questionnaires, interviews with food recall, and anthropometric measurements. The obtained data were then analyzed univariately and bivariately using the chi-square test. The results of this study show that 46,7% of students are categorized as unfit. The study results also indicate a significant relationship between gender, carbohydrate intake, and academic stress with the level of cardiorespiratory fitness (p-value < 0.05). Therefore, counseling services are needed in schools to address student stress and provide nutritional education to students regarding appropriate carbohydrate intake.
Read More
S-11737
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Yanti Herawati; Pembimbing: Mondastri Korib Sudaryo; Penguji: Syahrizal, Andi Ardjuna Sakti
Abstrak:
Haji adalah ibadah yang membutuhkan jasmani sehat juga bugar. Permenkes tentang Istithaah Kesehatan Jemaah Haji Nomor 15 Tahun 2016 membawa konsekuensi mengedepankan pemeriksaan dan pembinaan kesehatan bagi jemaah haji agar dapat menunaikan ibadahnya secara mandiri sesuai syariat Islam. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor yang berhubungan dengan kebugaran jasmani pada jemaah haji di Provinsi DKI Jakarta tahun 2023. Desain studi penelitian menggunakan kohort restrospektif, dengan total sampling sebanyak 4.779 sampel serta menggunakan data sekunder dari Siskohatkes. Instrumen pengukuran kebugaran menggunakan metode Rockport Walking Test dan Six Minutes Walking Test. Analisis data menggunakan uji chi-square (bivariat) dan uji cox regression (multivariat). Penelitian ini menyimpulkan bahwa proporsi kebugaran jasmani pada jemaah haji di Provinsi DKI Jakarta Tahun 2023 adalah 42,7% tidak bugar. Dari hasil analisis bivariat diketahui bahwa variabel yang signifikan bermakna secara statistik dan berisiko terhadap ketidakbugaran (p-value <0,05 dan nilai RR >1) antara lain umur ≥60 tahun, jenis kelamin perempuan, pendidikan rendah dan tidak bekerja, anemia, hipertensi, DM, PJK, gagal ginjal kronis, PPOK/COPD dan IMT rendah. Dari hasil analisis multivariat diketahui hubungan yang paling kuat dengan kebugaran jasmani antara lain umur (≥60 tahun), pendidikan (rendah), anemia, hipertensi, Diabetes Melitus (DM), dan Penyakit Jantung Koroner (PJK). Disarankan kepada institusi pemerintah untuk mengadakan program pembinaan kebugaran jasmani terhadap jemaah haji yang dilakukan minimal 6 (enam) bulan sebelum keberangkatan serta bagi jemaah haji disarankan untuk menerapkan program GERMAS, CERDIK serta upaya pengendalian penyakit komorbid melalui program PATUH

Hajj is a worship that needs a healthy body as well as fitness. Permenkes about Istithaah Health Jemaah Haji Number 15 Year 2016 brings the consequences of advancing examination and health construction for the jemaah Hajj to be able to perform their worship independently according to the Islamic shariah. The study aims to identify the factors associated with physical fitness in Hajj congregations in DKI Jakarta Province in 2023. The study was designed using a restrospective cohort, with a total sampling of 4,779 samples and using secondary data from Siskohatkes. Fitness measurement instruments using the Rockport Walking Test and Six Minutes Walking test methods. Data analysis using chi-square (bivariate) and cox regression tests (multivariate). This study concluded that the proportion of physical fitness in the Hajj congregation in DKI Jakarta Province in 2023 is 42.7% unfit. From the results of the bivariate analysis it is known that significant variables are statistically significant and are at risk of malnutrition (p-value <0,05 and RR >1) among others age ≥60 years, female sex, low education and not working, anemia, hypertension, DM, PJK, chronic kidney failure and COPD/COPD, and low IMT. From the multivariate analysis the strongest relationship with physical fitness is known among other age (≥ 60 years), education (low), anaemia, high blood pressure, Diabetes mellitus (DM), and Coronary Heart Disease (PJK). It is recommended to government institutions to conduct physical fitness training programmes against Hajj congregations that are carried out at least 6 (six) months before departure as well as for Hajj gatherings it is suggested to implement GERMAS, CERDIK programmes and efforts to control comorbid diseases through PATUH programmes
Read More
T-7035
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tyas Natasya Citrawati; Pembimbing: Jaslis Ilyas; Penguji: Ascobat Gani, Puput Oktamianti, Ari Setyaningrum dan Sigit Wibowo
Abstrak:
Ketidakhadiran ASN yang cukup tinggi dapat berdampak kepada produktivitas dari ASN itu sendiri. Hal tersebut justru bertolak belakang dengan tujuan dari implementasi GERMAS yang dicanangkan oleh pemerintah. Melihat dari data tingkat kebugaran kardiorespirasi dan tingkat ketidakhadiran ASN, peneliti tertarik untuk melakukan penelitian mengenai hubungan antara tingkat kebugaran jasmani terutama kardiorespirasi dan faktor confounding dengan cuti sakit di Kementerian Kesehatan. Penelitian ini menggunakan metode case control yang dilakukan pada bulan Januari, Februari, dan Maret 2024. Penelitian dilakukan melalui pengambilan data jenis kelamin, usia, jabatan dan cuti sakit dari data kepegawaian pada E-office. Status gizi dan tingkat kebugaran dari aplikasi Sistem Informasi Kebugaran (SIPGAR). Sedangkan data jarak rumah ke tempat kerja, transportasi, penyakit penyerta, aktivitas fisik dan merokok diambil melalui kuesioner. Pada penelitian ini didapatkan kesimpulan bahwa terdapat hubungan antara kebugaran kardiorespirasi dengan cuti sakit. Variabel jenis kelamin, jabatan, status gizi, aktivitas fisik, usia dan penyakit penyerta merupakan confounding hubungan kebugaran kardiorespirasi dengan cuti sakit. Berdasarkan aOR=7,83 dengan menggunakan pemodelan akhir didapat bahwa pegawai yang tidak bugar berisiko 7,83 kali untuk tidak hadir karena sakit dibandingkan pegawai yang bugar setelah dikontrol oleh variabel jenis kelamin, jabatan, status gizi, aktivitas fisik, usia dan penyakit penyerta. Penelitian ini menyarankan untuk pembuatan kebijakan untuk pengukuran kebugaran rutin serta merekomendasikan program intervensi kebugaran dan kesehatan di tempat kerja berdasarkan masing-masing kondisi kesehatan perorangan yang hasilnya dapat disebarluaskan untuk mengedukasi masyarakat betapa pentingnya manfaat kebugaran kardiorespirasi selain untuk meningkatkan produktivitas pekerja tetapi seluruh lapisan masyarakat seperti anak sekolah dan lansia. Penelitian dengan ukuran sampel yang lebih besar diperlukan untuk mendukung atau menyangkal hasil tersebut.

High absenteeism among civil servants (ASN) can significantly impact their productivity, which contrasts with the objectives of the GERMAS (Healthy Living Community Movement) initiative promoted by the government. Analyzing data on cardiorespiratory fitness and absenteeism rates among civil servants, this study aims to investigate the relationship between physical fitness, particularly cardiorespiratory fitness, and confounding factors with sick leave at the Ministry of Health. This research employs a case-control method conducted in January, February, and March 2024. Data collection included gender, age, job position, and sick leave information from employee records in the E-office. Nutritional status and fitness levels were sourced from the Fitness Information System (SIPGAR) application. Additional data on the distance from home to work, transportation, comorbidities, physical activity, and smoking were gathered through questionnaires. The study concludes that there is a significant relationship between cardiorespiratory fitness and sick leave. Variables such as gender, job position, nutritional status, physical activity, age, and comorbidities act as confounders in the relationship between cardiorespiratory fitness and sick leave. Based on an adjusted odds ratio (aOR) of 7.83 from the final model, it was found that employees with poor cardiorespiratory fitness are 7.83 times more likely to take sick leave compared to those with good fitness, after controlling for gender, job position, nutritional status, physical activity, age, and comorbidities. The study recommends policies for regular fitness assessments and workplace fitness and health intervention programs tailored to individual health conditions. The findings should be disseminated to educate the public on the importance of cardiorespiratory fitness, not only to enhance worker productivity but also for all community segments, including school children and the elderly. Further studies with larger sample sizes are needed to support or refute these findings.
Read More
T-6992
Depok : FKM UI, 2024
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rizkya Wida Pradini; Pembimbing: Trini Sudiarti; Penguji: Engkus Kusdinar Achmad, Mury Kuswari
Abstrak: Kebugaran kardiorespiratori rendah berhubungan dengan risiko penyakitkardiovaskular dan hipertensi. Kebugaran kardiorespiratori pekerja masih rendah.Skripsi ini bertujuan untuk mengetahui adanya perbedaan status kebugarankardiorespiratori berdasarkan Indeks Massa Tubuh (IMT), Persen Lemak Tubuh(PLT), asupan gizi, aktivitas fisik, status merokok, dan kualitas tidur melalui Tesbangku 3 menit YMCA. Penelitian dilakukan pada karyawan PT Pos IndonesiaRegional IV Jakarta pada April 2016. Desain penelitian yang digunakan adalahcross sectional dengan sampel 124 orang. Hasil penelitian menunjukkan 44,4%karyawan tergolong tidak bugar. Uji chi square dan uji T-independent digunakandalam analisis penelitian ini. Hasil analisis menunjukkan bahwa IMT, PLT,asupan gizi energi, karbohidrat, dan zat besi/Fe memiliki perbedaan bermaknadengan kebugaran kardiorespiratori. Berdasarkan hasil tersebut, karyawandisarankan untuk memantau IMT dan PLT secara berkala, meningkatkan aktivitasfisik, dan pola makan gizi seimbang.Kata kunci :Kebugaran kardiorespiratori, karyawan, tes bangku 3 menit YMCA, Indeks MassaTubuh, asupan gizi
Low cardiorespiratory fitness is associated with the risk of cardiovascular diseaseand hypertension. Cardiorespiratory fitness in workers is still low. This researchaims to determine the difference in cardiorespiratory fitness status based on theBody Mass Index (BMI), body fat percentage, dietary intake, physical activity,smoking status, and quality of sleep. Cardiorespiratory fitness is measured byYMCA 3 minutes Step Test. The research was conducted on the employees of PTPos Indonesia Regional IV Jakarta in April 2016. Study design that used in thisresearch is cross sectional in 124 employees. The results showed 44.4% ofemployees are classified as unfit. Chi-square and T-independent test are used inanalysis. The analysis showed that BMI, body fat percentage, dietary intake ofenergy, carbohydrates, and iron give significant differences to cardiorespiratoryfitness. Based on these results, employees are advised to monitor BMI and bodyfat regularly, increasing physical activity, and nutrition balanced diet.Keywords :Cardiorespiratory fitness, employees, YMCA 3 minutes Step Test, body massindex, dietary intak
Read More
S-9153
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Tiffani Managam Victoria; Pembimbing: Asih Setiarini; Penguji: Engkus Kusdinar Acmad, Mury Kuswari
S-9402
Depok : FKM UI, 2017
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive