Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Dayati; Pembimbing: Nuning Maria Kiptiyah; Penguji: Soedarto Ronoatmodjo, Eni Gustina
S-6536
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nuswil Bernolian; Pembimbing: Amal C. Sjaaf; Penguji: Purnawan Junadi, Jaslis Iljas, Baharudin; Heriyadi
Abstrak: Latar Belakang: Inisiasi Menyusui Dini (IMD) adalah proses alami yang memberi kesempatan bayi untuk mencari dan mengisap air susu ibu sendiri, dalam satu jam pertama pada awal kehidupannya. Pelaksanaan program IMD merupakan tanggung jawab semua praktisi kesehatan, mulai dari lingkup pelaksana dan manajerial rumah sakit.

Tujuan: Mengevaluasi pelaksanaan IMD di RSMH dan faktor-faktor yang mem, pengaruhinya.

Metode: Penelitian berdesain cross sectional dengan subjek penelitian ibu bersalin dan tenaga kesehatan di Bagian Kebidanan RSMH. Subjek dipilih secara purposive sampling. Data sekunder diperoleh dari kuesioner yang telah diuji validitas dan reliabilitasnya.

Hasil: Selama periode November-Desember 2016, terdapat 19 (51,3%) pasien pascamelahirkan yang melakukan IMD dan 18 (48,6%) pasien tidak melakukan IMD. Terdapat perbedaan bermakna pada metode persalinan, dimana persalinan perabdominam mayoritas didapat pada kelompok yang tidak melakukan IMD (p = 0,003). Penelitian ini melibatkan 43 responden pelaksana (bidan dan dokter), serta 12 responden manajerial. Kondisi medis pasien yang tidak memungkinkan IMD, tidak terlaksananya IMD pada pasien pascaseksio sesaria, dukungan dan sosialisasi rumah sakit kurang mengenai IMD, serta pengetahuan ibu rendah merupakan keluhan responden pelaksana. Penelitian ini menemukan adanya disintegrasi antara pihak manajerial dan pelaksana sehingga menimbulkan ketidakjelasan pada pelaksanaan IMD. Simpulan: Peluang terlaksana atau tidaknya IMD dipengaruhi oleh kondisi medis ibu dan janin, metode persalinan, pengenalan dan dukungan rumah sakit terhadap IMD, sosialisasi kebijakan IMD, tingkat pengetahuan ibu. Tantangan melakukan IMD adalah belum ada kebijakan melakukan IMD di ruang operasi, kondisi medis ibu sering tidak memungkinkan IMD, ketidakseragaman pengetahuan manajer terkait IMD, rendahnya sosialisasi peraturan pelaksanaan IMD, ada disintegrasi antara pihak manajerial dan pelaksana, dan tidak adanya pengawasan IMD di lapangan. Kata kunci: inisiasi menyusu dini, evaluasi pelaksanaan IMD.
Read More
B-1833
Depok : American Public Health Association, 2017
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
D.A.N. Martasari B.; Pembimbing: Vetty Yulianty Permanasari; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Adang Bachtiar, I Made Indra Waspada
Abstrak: Inisiasi Menyusu Dini (IMD) merupakan salah satu langkah dalamSepuluh Langkah Menuju Keberhasilan Menyusui dalam program Rumah SakitSayang Ibu dan Bayi (RSSIB). Rumah sakit X telah dikenal sebagai rumah sakityang mendukung program IMD. Ketidakseragaman pelaksanaan IMDpascapersalinan caesar oleh dokter spesialis merupakan hal penting untukditangani oleh manajemen RS X sebagai RSSIB. Didapatkan data bahwakontribusi operasi caesar dalam tidak terlaksananya IMD di RS X terusmeningkat, yaitu dari 58% pada tahun 2010 meningkat menjadi 72% pada tahun2013. Oleh karena itu, analisis perilaku dokter spesialis pada pelaksanaan IMDpascapersalinan caesar perlu dilakukan karena dokter spesialis adalah penentukeputusan pelaksanaan IMD tersebut.Tujuan penelitian kualitatif ini untuk mengetahui faktor internal daneksternal yang mempengaruhi perilaku dokter spesialis pada pelaksanaan IMDpascapersalinan caesar di RS X. Pada penelitian ini digunakan modifikasi theoryof planned behaviour dan teori perilaku Gibson, Informan penelitian berjumlah 18informan yang ditentukan menggunakan prinsip adequacy dan appropriateness.Teknik analisis yang digunakan adalah dengan content analysis. Dari hasilanalisis dengan wawancara mendalam, observasi dan telaah dokumendisimpulkan bahwa norma subjektif dokter spesialis, kepemimpinan manajemendan sumber daya rumah sakit adalah yang paling mempengaruhi perilaku dokterspesialis. Perlu upaya untuk melakukan peninjauan lebih lanjut mengenai StandarProsedur Operasional IMD pascapersalinan caesar agar pelaksanaannya bisaberjalan dengan lebih baik, sehingga berdampak positif bagi kepuasan pasien danjuga kinerja dokter spesialis terkait pelaksanaan IMD ke depannya.Kata kunci : Inisiasi menyusu dini, perilaku, dokter spesialis
Early Initiation of Breastfeeding (EIB) is one step in the Ten Steps toSuccesful Breastfeeding which is form the basis of The Mother-Baby FriendlyHospitals Initiative (MBFI). Hospital X has been known as a hospital thatsupports the EIB program. Variability from the implementation of EIB aftercesarean procedure by specialists is important to be handled by the hospitalmanagement as MBFI. The data obtained that the contribution of caesareanprocedure to the non-performance of EIB in X hospital continues to increase,from 58 % in 2010 increased to 72 % in 2013. Therefore, the analysis of thebehavior of specialists in the implementation of EIB after cesarean procedureneeds to be done because the specialists are the decision makers.The purpose of this qualitative study is to determine the internal andexternal factors that influence the behavior of specialists in the implementation ofEIB after caesarean procedure in X hospital. This study used a modified theory ofplanned behavior and the theory of behavior Gibson. Research informants were 18informants that determined using the principles of adequacy and appropriateness.The analysis technique used is the content analysis. From the analysis with in-depth interviews, observation and document review concluded that the subjectivenorm of specialists, leadership of hospital management and hospital resources areinfluencing the behavior of specialists. Hospital needs an effort to conduct furtherreview of the Standard Operating Procedures of the implementation of EIB, sothat there will be a positive impact on patient satisfaction and also on specialistsperformance related to the implementation of EIB.Keywords : Early initiation of breastfeeding, behaviour, specialists.
Read More
B-1584
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Endang Susilowati; Pembimbing: Yvonne Magdalena Indrawani; Penguji: Kusharisupeni Djokosujono, Rahmawati
S-6564
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Mawarisa Sitinjak; Pembimbing: Surya Ede Darmawan; Penguji: Mieke Savitri, Rahmawati
S-6786
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Kandita Iman Khairina; Pembimbing: Asih Setiarini; Penguji: Ahmad Syafiq, Siti Arifah Pujonarti, Kusharisupeni Djokosujono, Fajrinayanti
Abstrak:
Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui determinan factor kejadian diare pada balita usia 6-59 bulan di Jawa Barat menggunakan data sekunder Studi Status Gizi Indonesia (SSGI) 2021. Penelitian ini merupakan studi deskriptif menggunakan desain cross-sectional. Sampel merupakan balita berusia 6-59 bulan di Jawa Barat dalam data SSGI 2021 dengan kriteria eksklusi balita mengalami gangguan mental, cacat fisik, dan penyakit kongenital. Variabel dependen dari studi ini adalah kejadian diare pada balita usia 6-59 bulan di Jawa Barat dan independen adalah karakteristik keluarga (usia ibu, pendidikan ibu, dan status bekerja ibu), karakteristik balita (usia balita, status gizi, dan jenis kelamin), faktor perilaku (IMD, ASI eksklusif, dan imunisasi dasar), dan faktor lingkungan (jamban, sumber air minum, dan tempat tinggal). Hasil penelitian menunjukkan diare pada balita 6-59 bulan di Jawa Barat berdasarkan data SSGI 2021 sebesar 9,1%. Variabel yang berhubungan dengan kejadian diare yaitu usia balita, usia ibu, pendidikan ibu, sumber air, jamban, dan tempat tinggal

This study aims to determine the determinants of diarrhea incidence in infants aged 6-59 months in West Java Province using secondary data from Indonesia Nutritional Study Data 2021. This study is a descriptive study using cross-sectional design. Sample in this study is toddler aged 6-59 months in West Java Province in Indonesia Nutritional Study Data 2021 with inclusive criteria was toddler aged 6-59 months and exclusive criteria was mental disorder, physical disability, and congenital diseases. Dependent variable in this study is diarrhea incidence in children aged 6-59 month old. Independent variables are children age, children gender, children nutritional status, mother's age, mother's education, mother's working status, exclusively breastfeeding, early initiation of breastfeeding, vaccination status, latrines, water source, and type of residence.This study shows diarrhea incidence in children aged 6-59 month old. Independent variables that were shown to have significant relationship with diarrhea in this study are children's age, mother's age, mother's education, water source, latrines, and type of residence
Read More
T-6786
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Dhiena Nurazizah; Pembimbing: Trini Sudiarti; Penguji: Siti Arifah Pudjonarti, Mukti Purnaningsih
S-6997
Depok : FKM UI, 2012
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Intan Ully Athalia Sihombing; Pembimbing: Mondastri Korib Sudaryo; Penguji: Helda, Helwiah Umniyati, Irfan Maulana
Abstrak:
Kesintasan pasien HIV/AIDS sangat dipengaruhi oleh waktu inisiasi terapi antiretroviral (ART) setelah diagnosis ditegakkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara periode inisiasi ART dengan kesintasan pasien HIV/AIDS selama tiga tahun di Kabupaten Bekasi. Penelitian menggunakan desain kohort retrospektif berbasis data sekunder dari Sistem Informasi HIV/AIDS (SIHA) Kabupaten Bekasi terhadap pasien yang didiagnosis HIV/AIDS pada periode 2017–2022. Sebanyak 1.554 pasien memenuhi kriteria inklusi. Analisis Kaplan-Meier digunakan untuk menggambarkan probabilitas kesintasan, sementara analisis regresi Cox time-dependent digunakan untuk mengetahui pengaruh waktu inisiasi ART terhadap risiko kematian, dengan mengontrol variabel sosiodemografi, klinis, pengobatan, dan perilaku. Hasil penelitian menunjukkan bahwa kesintasan tertinggi ditemukan pada kelompok pasien yang memulai ART dalam

The survival of HIV/AIDS patients is strongly influenced by the timing of antiretroviral therapy (ART) initiation following diagnosis. This study aimed to analyze the relationship between the ART initiation period and three-year survival among HIV/AIDS patients in Bekasi District. A retrospective cohort design was used, based on secondary data from the HIV/AIDS Information System (SIHA) of Bekasi District, involving patients diagnosed with HIV/AIDS during the 2017–2022 period. A total of 1,554 patients met the inclusion criteria. Kaplan-Meier analysis was employed to estimate survival probability, while time-dependent Cox regression analysis was used to assess the effect of ART initiation timing on the risk of death, controlling for sociodemographic, clinical, treatment-related, and behavioral variables. The results showed that the highest survival was observed among patients who initiated ART within
Read More
T-7397
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive