Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 6 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Rianti Merviane Erungan; Pembimbing: Wahyu Sulistyadi; Penguji: Ede Surya Darmawan, Adang Bachtiar, Akhmad Rusli Budi Ansyah, Dedeh Istiqomah
Abstrak: Pandemi merupakan wabah suatu penyakit atau virus baru keseluruh dunia dan semua orang belum memiliki sistem kekebalan tubuh (immunity) terhadap virus tersebut sehingga menyebabkan banyak yang terkena dampak dan meninggal (WHO, 2010). Kurangnya kesiapan dan kesiapsiagaan dalam hal insiden manajemen sistem Rumah Sakit di Indonesia serta pengetahuan tenaga kesehatan yang berbeda-beda akan protokol Covid-19 dapat membawa risiko dan menjadi kendala bagi keselamatan pasien, tenaga medis, tenaga non-medis dan seluruh masyarakat Indonesia dalam upaya penanggulangan pandemi ini, untuk itu dibutuhkan analisa mengenai kesiapan Rumah Sakit Bhakti Wira Tamtama sebagai salah satu rumah sakit rujukan Covid 19. Tujuan penelitian ini untuk menganalisis kesiapan RS dalam menangani kedaruratan pandemi Covid-19. Penelitian ini menggunakan metode studi kasus. Hasil penelitian ini menunjukan bahwa tingkat kesiapan RS pada periode sebelum pandemi Covid-19, sejak bulan Desember tahun 2019 sampai February tahun 2020 berada pada level yang tidak baik dengan nilai dibawah 10%, artinya belum dipersiapkan. Pada saat pandemi bulan Maret sampai Juni tahun 2020 secara keseluruhan berada dibawah 60%, artinya tingkat kesiapan RS berada pada tingkat yang cukup baik dan kepemimpinan tim gerak cepat Covid19 sudah cukup efektif dalam menangani pandemi Covid-19 sesuai dengan standard Hospital Readiness dari WH0 (2020), Kementerian Kesehatan RI (2020) dan Malcolm Baldrige, dan berkat kerjasama yang baik di internal rumah sakit antara Manajemen (Leadership), TGC, petugas kesehatan yang ada dan koordinasi yang baik di internal RS TNI AD serta eksternal rumah sakit, dengan pemerintah pusat dan daerah serta rumah sakit rujukan Covid-19 lainnya, begitupun edukasi yang baik dari rumah sakit terhadap masyarakat sekitar, dan kepedulian masyarakat terhadap protokol Covid-19, sehingga menghasilkan suatu keberhasilan pada periode New Norm bulan Juli-Desember tahun 2020, dimana RS telah memiliki tingkat kesiapan yang sangat baik dan kepemimpinan tim gerak cepat Covid-19 sudah sangat efektif dalam menangani pandemi Covid-19 dengan nilai rata-rata diatas 90%, sehingga perlu dipertahankan dan di tingkatkan lagi. Berdasarkan data sekunder RS BWT pada Desember 2020, RS sudah menangani pasien Covid-19 sebanyak 302 orang sejak Maret-Desember tahun 2020 dengan CFR 4,4% dan tingkat kesembuhan sekitar 95%
Read More
B-2179
Depok : FKM-UI, 2020
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wati Mekarsari; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Pujiyanto, Puput Oktamianti, Amila Megraini, Amy Rahmadanti
Abstrak: Kementerian Kesehatan Indonesia pada masa pandemi Covid 19 mengeluarkan instrument tentang Daftar Tilik Rumah Sakit Pada Masa Pandemi Corona Virus Disease 2019 (Covid-19).Tujuan penelitian adalah mengetahui gambaran komponen-komponen Hospital Readiness Rumah Sakit Vertikal Kementerian Kesehatan pada masa pandemi covid 19 dengan instrumen Rapid Hospital Readiness Checklist WHO di tahun 2021-2022.Penelitian ini menggunakan metode kuantitatif dengan menggunakan data sekunder yang diambil dari aplikasi mutufasyankes.kemkes.go.id dengan menarik data dari 34 Rumah Sakit Vertikal Kementerian Kesehatan di tahun 2021 dan data 20 RS Vertikal Kementerian Kesehatan di Tahun 2022. Pengukuran ini menggunakan Instrument WHO Rapid Hospital Readiness Checklist yang terdiri dari 12 komponen yang diukur dan hasil penilaian berupa score dan persentasi penilaian yang secara sistematis hasil dari 12 komponen .Hasil penelitian menunjukkan bahwa persentase terendah hasil penilaian Hospital Readiness Checklist Rumah Sakit Vertikal Kementerian Kesehatan tahun 2021 dan 2022 adalah komponen ke-10 yaitu kesehatan kerja, kesehatan mental, dan dukungan psikososial dimana tahun 2021 sebesar 77% sedangkan ditahun 2022 sebesar 91%. Sedangkan persentase tertinggi didapatkan bahwa sebesar 95% ditahun 2021 yaitu komponen ke-12 terkait pencegahan dan pengendalian infeksi, pada tahun 2022 persentase tertinggi yakni komponen ke-5 terkait administrasi, keuangan, dan kelangsungan bisnis. Penelitian ini memunculkan saran agar dapat membuat program di rumah sakit vertikal untuk peningkatan mutu pelayanan terkait kesehatan kerja, kesehatan mental dan dukungan psikososial dengan melibatkan stakeholder terkait sehingga mutu pelayanan dan keselamatan pasien di rumah sakit terwujud. Kata Kunci : Hospital readiness, UPT Rumah Sakit Vertikal, Covid 19
The Indonesian Ministry of Health in order to prepare hospitals during the Covid 19 pandemic issued an instrument regarding Hospital Readiness During the 2019 Corona Virus Disease (Covid-19). This studi for know about componens Hospital Readiness in Vertical Hospitals as UPT of the Ministry of Health in 2021 and 2022. This study uses a quantitative method using secondary data taken from the Mutufasyankes.kemkes.go.id application by pulling data from 34 Vertical Hospitals of the Ministry of Health in 2021 and data from 20 Vertical Hospitals of the Ministry of Health in 2022. This measurement uses the WHO Rapid Instrument. Hospital Readiness Checklist which consists of 12 components that are measured and the results of the assessment are in the form of scores and percentages of assessments which systematically the results of the 12 components form a spider web. The research results show that The results of the analysis found that the lowest percentage of the results of an overview of the readiness of the vertical ministry of health in 2021 and 2022 was the 10th component, namely occupational health, mental health, and psychosocial support where in 2021 it was 77% while in 2022 it was 91%. While the highest percentage is found to be 95% in 2021, namely the 12th component related to infection prevention and control, in 2022 the highest percentage is the 5th component related to administration, finance, and business continuity.This research raises suggestions for making policies on the quality of services related to occupational health, mental health and psychosocial support by involving relevant stakeholders so that the quality of service and patient safety in hospitals is realized. Keywords: Hospital readiness,UPT Vertical Hospital, Covid 19
Read More
T-6833
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Atika Zhafira; Pembimbing: Ede Surya Darmawan; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Astrid Saraswaty Dewi
Abstrak: Tren kasus penyebaran COVID-19 di Indonesia selalu mengalami peningkatan dan saat iniIndonesia menjadi salah satu negara dengan kasus COVID-19 tertinggi di Asia Tenggara.Tren peningkatan kasus juga terjadi di Kota Depok Jawa Barat. Per 17 Juli 2020 terdapat1.058 kasus positif di Kota Depok. Kondisi ini menjadi challenge bagi RSUI sebagai rumahsakit yang baru berdiri di Kota Depok. Namun disatu sisi sudah ditunjuk menjadi RSRujukan COVID-19 di Kota Depok. Tujuan penelitian adalah untuk mengetahui kesiapanRSUI dalam melayani pasien di era COVID-19. Penelitian kualitatif ini menggunakanmetode wawancara mendalam, observasi, telaah dokumen (dokuman dan media sosialRSUI) untuk memperoleh informasi. Penelitian memanfaatkan pendekatan HospitalReadines for COVID-19 WHO yang bersifat komprehensif dalam mempersiapkan rumahsakit menghadapi COVID-19. Hasil penelitian dalam penelitian ini didapatkan kesiapanRSUI secara umum sudah baik dalam memberikan pelayanan kepada pasien di era COVID-19. Secara umum 3 komponen yang siap seluruhnya, sedangkan 7 komponen masih terdapatkekurangan 2-3 rekomendasi aksi WHO.Kata kunci:COVID-19, hospital readiness, hospital preparedness, kesiapan rumah sakit
Trends in the case of the spread of COVID-19 in Indonesia is always increasing andcurrently Indonesia become a country which having the highest number of COVID-19 casesin South East Asia. The trend of increasing cases of COVID-19 is also occurred in DepokCity, West Java. On July 17, 2020 there were 1.058 positive cases in Depok City. Thissituation absolutely become a challenge for University of Indonesia Hospital as a newHospital in Depok City. But in the other side, nowadays University of Indonesia Hospital isappointing as referral hospital for COVID-19 in Depok City. The purpose of this researchis to learn University of Indonesia Hospital readiness in serving patients during COVID-19.This qualitative study used in depth interview, observation, document review (document andsocial media). The research utilizes approach of Hospital Readiness for COVID-19 WHOwhich have comprehensive recommendations for preparing hospital in the COVID-19 era.The results of this research found that University of Indonesia Hospital readiness wasgenerally good in providing service for patients in the COVID-19 era. In general, only threecomponents are fully prepared, while seven components still lack 2 until 3 recommendationsaction of WHO.Key words:COVID-19, hospital readiness, hospital preparedness, kesiapan rumah sakit.
Read More
S-10386
Depok : FKM-UI, 2020
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Zahrotul Lina Andarwati; Pembimbing: Dumilah Ayuningtyas; Penguji: Puput Oktamianti, Sukardi
Abstrak:

Dengan ditetapkannya Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 13 Tahun 2022 tentang Perubahan atas Peraturan Kesehatan Nomor 21 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Kesehatan Tahun 2020-2024, dengan Sasaran Program Terselenggaranya layanan 9 Penyakit Prioritas di rumah sakit pendidikan. Salah satu layanan penyakit prioritas tersebut yaitu, pelayanan penyakit jantung. Dalam Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor HK.01.07/MENKES/1965/2022 tentang rumah sakit jejaring pengampuan pelayanan kardiovaskuler, RSUD dr. M. Yunus Bengkulu yaitu rumah sakit umum daerah tipe B Pendidikan milik pemerintah provinsi Bengkulu, ditetapkan sebagai rumah sakit pengampuan pelayanan kardiovaskuler (Pelayanan Jantung Terpadu) dengan strata level utama. Mengingat tingginya kasus penyakit jantung selama beberapa tahun terakhir di Provinsi Bengkulu dan Pelayanan Jantung Terpadu (PJT) merupakan layanan yang baru yang dibangun di Provinsi Bengkulu dan menjadi rujukan tunggal khusus kasus kardiovaskular untuk wilayah Provinsi Bengkulu. Karena itu, harus dilakukan analisis kesiapan Penyelenggaraan PJT di RSUD dr. M. Yunus Bengkulu. Metode Penelitian : Penelitian ini merupakan penelitian kualitatif. Subyek pada penelitian ini adalah data analisis hasil Direksi RSUD dr. M. Yunus Bengkulu dan stakeholder serta tenaga medis terkait penyelenggaraan Pelayanan Jantung Terpadu, juga analisis data dokumen internal sebagai pendukung. Hasil Penelitian : Kesiapan RSUD dr. M. Yunus Bengkulu dalam melaksanakan PJT sudah dalam kategori siap, karena telah memenuhi legal aspek antara lain dengan telah ditetapkannya Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesias dan Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia untuk mendukung Pelayanan Jantung Terpadu, Ketersediaan alokasi anggaran pada rencana strategis, komitmen pemerintah pusat, pemerintah daerah dan manajemen RSUD dr. M. Yunus Bengkulu, terpenuhinya dokumen perizinan rumah sakit, juga kesiapan pada aspek sumber daya manusia tenaga medis dan penunjang medis sebesar 79,76% (siap), pada aspek peralatan kesehatan sudah terpenuhi sebanyak 61, 9% (siap) dari sebagian besar peralatan kesehatannya, untuk alkes yang lain sedang dalam proses pengusulan DAK dan APBD tahun 2024, karena pada tahun ini anggaran untuk pengadaan alat-alat kesehatan tidak tercover oleh anggaran bersumber DAK maupun APBD. Kesimpulan RSUD dr. M. Yunus Bengkulu siap menyelenggarakan PJT. Kata Kunci: Kesiapan Rumah Sakit, Pelayanan Jantung Terpadu, PJT


 

With the enactment of Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number 13 of 2022 concerning Amendments to Health Regulation Number 21 of 2020 concerning the Strategic Plan of the Ministry of Health for 2020-2024, with the Target Program for the Implementation of 9 Priority Disease services in teaching hospitals. One of the priority disease services is heart disease services. In the Decree of the Minister of Health of the Republic of Indonesia Number HK.01.07/MENKES/1965/2022 concerning cardiovascular service support network hospitals, RSUD dr. M. Yunus Bengkulu, namely the regional general hospital type B Education belonging to the Bengkulu provincial government, is designated as a cardiovascular service support hospital (Integrated Heart Service) with the main strata level. Given the high cases of heart disease over the past few years in Bengkulu Province and the Integrated Heart Service (PJT) is a new service that was built in Bengkulu Province and has become the sole reference for cardiovascular cases specifically for the Bengkulu Province area. Therefore, an analysis of the readiness of implementing PJT at RSUD dr. M. Yunus Bengkulu. Research Method : This research is a qualitative research. The subject of this study is data analysis on the results of the Board of Directors of RSUD dr. M. Yunus Bengkulu and stakeholders and medical personnel related to the implementation of integrated heart services, as well as internal document data analysis as a support. Research Results: Readiness of RSUD dr. M. Yunus Bengkulu in implementing PJT is in the ready category, because it has fulfilled legal aspects, including the enactment of the Regulation of the Minister of Health of the Republic of Indonesia and the Decree of the Minister of Health of the Republic of Indonesia to support Integrated Heart Services, Availability of budget allocations on strategic plans, central government commitment, local government and management of RSUD dr. M. Yunus Bengkulu, the fulfillment of hospital licensing documents, as well as readiness in the human resources aspect of medical staff and medical support is 79.76% (ready), in the aspect of medical equipment 61.9% (ready) has been fulfilled, most of the equipment For other medical devices, they are in the process of proposing DAK and APBD for 2024, because this year the budget for procuring medical equipment is not covered by DAK or APBD sources. In conclusion, RSUD dr. M. Yunus Bengkulu is ready for integrated heart services. Keywords: Hospital Readiness, Integrated Cardiac Services, Cardiovaskular Center

Read More
B-2388
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Stephanie Paramita; Pembimbing: Ede Surya Darmawan; Penguji: Dumilah Ayuningtyas, Prastuti Soewondo, Hans Lie, Meike Magnasofa
Abstrak:
Seiring dengan pertumbuhan popularitas wisata medis, penting bagi sebuah Rumah Sakit untuk memahami sejauh mana rumah sakit siap dalam menyediakan pelayanan yang optimal bagi turis medis. Menurut Roland Berger Research, Jakarta, Medan, dan Bali merupakan tiga kota yang memiliki potensial menjadi wellness and health tourism hub di Indonesia. Oleh karena itu, merupakan syarat yang mutlak bagi Bali untuk menyediakan fasilitas dan pelayanan kesehatan kesehatan bertaraf internasional. Untuk itu, penting bagi RS BIMC Nusa Dua Bali yang saat ini berlokasi di salah satu kota yang memiliki potensial menjadi hub wisata medis untuk ecara terus menerus mempersiapkan dan mengembangkan pelayanan baik dari segi Sumber Daya Manusia, Fasilitas, serta pelayanan dimana saat ini belum pernah dievaluasi untuk kesiapan pelayanan tersebut. Untuk itu penelitian dilakukan untuk mengetahui kesiapan RS BIMC Nusa Dua Bali untuk memberikan pelayanan kepada turis medis, dari segi kesiapan Sumber Daya Manusia, kesiapan fasilitas, dan kesiapan teknologi informasi dan inovasi layanan. Penelitian ini menggunakan metode kualtitaif deskriptif dengan melakukan wawancara mendalam kepada tiga informan. Triangulasi data dilakukan dengan melakukan triangulasi metode dan triangulasi sumber. Dari hasil penelitian ini, diketahui bahwa RS BIMC Nusa Dua Bali sudah siap untuk melakukan pelayanan kepada turis medis, meskipun ada beberapa hal yang dapat dilakukan untuk mengembangan pelayanan yang sudah ada.

With the growing popularity of medical tourism, it is important for a hospital to understand to what extent it is ready to provide optimal services for medical tourists. According to Roland Berger Research, Jakarta, Medan, and Bali are three cities with the potential to becaome wellness and health tourism hubs in Indonesia. Tehrefore, it is an absolute requirement for Bali to provide internationally-recognized healthcare facilities and services. In this regard, it is important for BIMC Nusa Dua Bali hospital, located in one of the cities with potential as a medical tourism hub, to continuously prepare and develop its services in terms of human resources, facilities, and the currently unevaluated service readiness. Hence, this research aims to assess the readiness of BIMC Nusa Dua Bali hospitals in providing services to medical tourists, specifically in terms of Human Resources readiness, facility readiness, and information technology and service innovation readiness. This study employs a descriptive qualitative method, conducting in-depth interviews with three informants. Data triangulation is performed using both methodological and source triangulation. From the findings of this study, it is revealed that BIMC Nusa Dua Bali hospitals is ready to provide services to medical tourist, although there are areas for further improvement in the existing services.
Read More
B-2357
Depok : FKM-UI, 2023
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Evalindo Hutabarat; Pembimbing: Vetty Yulianty Permanasari; Penguji: Jaslis Ilyas, Prastuti Soewondo, Savitri Handayana, Murniasi Hutapea
Abstrak:
Penyakit jantung dan pembuluh darah masih merupakan salah satu penyebab utama di Indonesia dan berdampak besar terhadap biaya layanan kesehatan. Untuk menjawab tantangan ini, Kementerian Kesehatan mengembangkan jejaring rumah sakit pengampuan, sebuah sistem kolaboratif yang bertujuan memperluas akses dan meningkatkan mutu layanan kardiovaskular. Dalam jejaring ini, RSUD Kepulauan Seribu ditetapkan sebagai rumah sakit jejaring pengampuan layanan kardiovaskular pada tingkat madya. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui RSUD Kepulauan Seribu dalam menjalankan peran tersebut, dengan menelaah berbagai aspek geografis, sosio-demografis, ekonomi, tata kelola dan manajemen, pembiayaan, infrastruktur, sistem informasi dan teknologi, sumber daya manusia, serta rantai pasok. Melalui pendekatan kualitatif dan studi kasus, data diperoleh dari wawancara mendalam serta analisis dokumen. Hasilnya menunjukkan bahwa RSUD Kepulauan Seribu saat ini belum siap menjalankan fungsi jejaring pengampuan layanan kardiovaskular pada tingkat madya secara optimal. Berbagai tantangan masih menghambat, mulai dari ketiadaan dokter spesialis jantung, infrastruktur yang belum sesuai standar nasional, hingga ketergantungan pembiayaan pada APBD. Meskipun demikian, terdapat peluang pengembangan layanan melalui kolaborasi dengan rumah sakit pengampu dan penguatan sistem informasi kesehatan. Penelitian ini merekomendasikan sejumlah langkah strategis, seperti memperkuat tata kelola, membangun infrastruktur yang memadai, mengembangkan tenaga medis, dan memperluas kolaborasi lintas sektor sebagai bagian dari transformasi sistem rujukan layanan kesehatan nasional.

Cardiovascular disease remains one of the leading causes of death in Indonesia and significantly contributes to the national healthcare expenditure. In response to this challenge, the Ministry of Health has developed a hospital mentoring network—a collaborative system aimed at expanding access to and improving the quality of cardiovascular services. Within this network, the Kepulauan Seribu Regional General Hospital (RSUD Kepulauan Seribu) has been designated as a secondary-level mentoring hospital for cardiovascular services. This study aims to assess the hospital’s readiness in fulfilling its role by examining various factors, including geographical conditions, socio-demographic and economic contexts, governance and management, financing, infrastructure, information systems and technology, human resources, and supply chain. Using a qualitative case study approach, data were collected through in-depth interviews and document analysis. The findings indicate that RSUD Kepulauan Seribu is currently not fully prepared to carry out its role as a secondary-level cardiovascular mentoring hospital. Several challenges remain, such as the absence of a cardiologist, infrastructure that does not yet meet national standards, and financial dependence on local government funding (APBD). Nevertheless, there are opportunities for service development through collaboration with mentoring hospitals and strengthening the health information system. This study recommends several strategic actions, including strengthening governance, developing adequate infrastructure, expanding the medical workforce, and enhancing cross-sectoral collaboration as part of the transformation of the national referral healthcare system.
Read More
T-7299
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive