Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 10 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Efi Kurniatiningsih; Pembimbing: Budi Hartono; Penguji: Ririn Arminsih Wulandari, Ema Hermawati, Leo Hariono
Abstrak: Konsentrasi PM2,5 dalam ruang mempengaruhi kesehatan apabila terhirup oleh manusia terutama pada kelompok rentan seperti balita. Balita yang tinggal dalam rumah dengan konsentrasi PM2.5 tidak memenuhi syarat memiliki risiko terhadap kejadian gejala ISPA. Penelitian ini dilakukan dengan desain studi cross sectional pada balita diwilayah kerja Puskesmas Mekarmukti yang memenuhi kriteria inklusi dan eksklusi di desa Mekarmukti, Pasirgombong dan desa Wangunharja sebanyak 130 orang. Penentuan gejala ISPA pada balita berdasarkan hasil wawancara dan observasi menggunakan kuesioner sedangkan pengukuran konsentrasi PM2,5 dalam ruang menggunakan Haz dustEPAM 5000.Analisis dilakukan dengan menggunakan analisis regresi logistik ganda. Hasil analisis menunjukkan hubungan yang signifikan antara konsentrasi PM2,5 dengan gejala ISPA pada balita (8,47 ; 3,52-20,36). Faktor lain yang mempengaruhi adalah statusmerokok (1,38; 0,58-3,26), jenis kelamin (1,22; 0,58-2,55), status gizi (1,64; 0,56-4,84), suhu (2,48; 0,97-6,32) dan kelembaban (1,96; 0,89-4,34). Analisis multivariat menunjukkan bahwa balita yang tinggal dalam rumah dengan konsentrasi PM2,5 tidak memenuhi syarat memiliki risiko 15,71 kali mengalami gejala ISPA setelah dikontrol dengan variabel kelembaban dan pendapatan orang tua. Kesimpulan dari penelitian ini adalah terdapat hubungan bermakna antara konsentrasi PM2.5 dengan kejadian gejala ISPA pada balita. Oleh karena itu, perlu dilakukan pengendalian dan pencegahan terhadap efek PM2.5 dengan konseling kesehatan lingkungan dan peningkatan promosi kesehatan terkait faktor risiko gejala ISPA pada balita
Read More
T-6447
Depok : FKM-UI, 2022
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Farhan Adrian; Pembimbing: Ririn Arminsih Wulandari; Penguji: Al Asyary, Didik Supriyono
Abstrak: Demam berdarah dengue (DBD) adalah penyakit yang seringkali melanda Indonesia dan disebabkan oleh virus dengue dari nyamuk Aedes aegypti yang terinfeksi. Iklim merupakan salah satu faktor yang diketahui dapat mempengaruhi kejadian DBD. Selama tahun 2014-2020, Kabupaten Bogor menjadi wilayah dengan jumlah kasus meninggal akibat DBD tertinggi di Jawa Barat. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis faktor-faktor iklim dengan kejadian DBD di Kabupaten Bogor pada tahun 2017-2021 dengan desain studi ekologi. Hasil penelitian dengan uji korelasi Spearman menunjukkan bahwa faktor kelembaban (r=0,351; p=0,006) dan curah hujan (r=0,258; p=0,046) memiliki hubungan berkekuatan sedang dengan kejadian DBD, sedangkan suhu tidak memiliki hubungan yang signifikan dengan kejadian DBD (p>0,05).
Dengue haemorrhagic fever (DHF) is a disease that frequently affects Indonesia and caused by the dengue virus from infected Aedes aegypti mosquitoes. Climatic factors are known to affect DHF incidence. In 2014-2020, Bogor Regency became the region with the highest DHF deaths in West Java. This study aims to analyze several climatic factors with DHF incidence in Bogor Regency in 2017-2021 using an ecological study design. Using Spearman?s rank correlation coefficient, the results indicate that humidity (r=0,351; p=0,006) and rainfall (r=0,258; p=0,046) have a moderate effect on DHF incidence, while temperature has no effect on DHF incidence (p>0,05).
Read More
S-11130
Depok : FKM-UI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rindang Rizki Sisyara; Pembimbing: Suyud W. Utomo; Penguji: Abdur Rahman, Ubiet Junita Sari
S-6778
Depok : FKM UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Asduki D. Athari; Pembimbing: Sjahrul M. Nasri; Penguji: Chandra Satrya, Hendra, Elsye As Safira
T-4234
Depok : FKM-UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Citra Puspa Juwita; Pembimbing: Budi Haryanto; Penguji: Sumengen Sutomo, Athena Suwito
T-4155
Depok : FKM UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Rekhan Melfina; Pembimbing: Ririn Arminsih; Penguji: Bambang Wispriyono, Yulia Fitria Ningrum
Abstrak: COVID-19 merupakan penyakit infeksius yang hingga saat ini masih menjadi pandemik hampir di seluruh dunia. Jakarta Timur menjadi kota di Provinsi DKI Jakarta dengan jumlah kasus terkonfirmasi positif COVID-19 terbanyak, yakni sebesar 212.021 kasus. Dalam beberapa penelitian dinyatakan bahwa faktor iklim memiliki hubungan dengan kejadian COVID-19. Selain faktor iklim, faktor risiko individu seperti usia dan jenis kelamin juga diketahui dapat mempengaruhi kejadian COVID-19. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan antara Faktor Individu ( Usia dan Jenis Kelamin ) dan Faktor Iklim ( Suhu Udara, Kelembaban Udara, Kecepatan Angin, dan Curah Hujan) dengan kasus COVID-19 di Jakarta Timur tahun 2020-2021. Penelitian ini menggunakan desain studi ekologi berdasarkan waktu. Hasil studi menunjukkan bahwa terdapat hubungan yang sedang dengan pola negatif antara suhu udara dengan kasus terkonfirmasi COVID-19 di Jakarta Timur tahun 2020-2021. Hubungan korelasi yang lemah dengan pola positif antara kelembaban udara dan curah hujan dengan kasus terkonfirmasi COVID-19 di Jakarta Timur tahun 2020-2021. Hubungan korelasi yang sedang dengan pola positif antara kecepatan angin dengan kasus terkonfirmasi COVID-19 di Jakarta Timur tahun 2020-2021. Hubungan korelasi yang kuat atau sempurna dengan pola positif antara jenis kelamin dengan kasus terkonfirmasi COVID-19 di Jakarta Timur tahun 2020-2021. Hubungan korelasi yang kuat atau sempurna dengan pola positif pada setiap kelompok usia dengan kasus terkonfirmasi COVID-19 di Jakarta Timur tahun 2020-2021 .
COVID-19 is an infectious disease that is currently still a pandemic in almost all of the world. East Jakarta is the city in DKI Jakarta Province with the highest number of positive confirmed cases of COVID-19, amounting to 212,021 cases. Several studies have stated that climatic factors have a relationship with the incidence of COVID-19. Apart from climate factors, individual risk factors such as age and gender are also known to influence the incidence of COVID-19. In general, this study aims to determine the relationship between individual factors (age and gender) and climate factors (temperature, humidity, wind speed, and rainfall) with COVID-19 cases in East Jakarta in 2020-2021. This research uses an ecological study design based on time. The results of the study show that there is a moderate relationship with a negative pattern between ambient temperature and confirmed cases of COVID-19 in East Jakarta in 2020-2021. There is a weak correlation with a positive pattern between relative humidity and rainfall with confirmed cases of COVID-19 in East Jakarta in 2020-2021. There is a moderate correlation with a positive pattern between wind speed and confirmed cases of COVID-19 in East Jakarta in 2020-2021. There is a strong or perfect correlation with a positive pattern between male and female sexes with confirmed cases of COVID-19 in East Jakarta in 2020-2021. Strong or perfect correlation with positive pattern between all age groups with confirmed cases of COVID-19 in East Jakarta in 2020-2021.
Read More
S-11043
Depok : FKMUI, 2022
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ridcho Andrian; Pembimbing: Sri Tjahjani Budi Utami; Penguji: Budi Hartono, Didik Supriyono
S-8280
Depok : FKM UI, 2014
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Shofura Karimah; Pembimbing: A. Rahman; Penguji: Laila Fitria, Nurjanah
Abstrak: Kejadian diare menjadi salah satu penyebab utama kematian anak Indonesia.Tujuan penelitian ini untuk melihat pengaruh perubahan variasi iklim (suhu,kelembaban, dan curah hujan) dengan pola kasus diare di wilayah kerjaPuskesmas Jatimakmur. Bekasi merupakan salah satu kota besar di Provinsi JawaBarat yang memiliki angka kasus diare tertinggi di kotanya dengan mencapai14.044 kasus (Dinkes Bekasi, 2012).Penelitian ini menggunakan data sekunder kasus diare yang diperoleh dariLaporan Tahunan Puskesmas Jatimakmur tahun 2013 dan 2014. Sedangkan datavariasi iklim diperoleh dari Badan Meteorologi Klimatologi dan GeofisikaBandara Halim Perdana Kusuma. Penelitian ini membutuhkan desain studiekologi dan analisis regresi linear untuk mengetahui korelasinya, dan bersifatanalitik kualitatif kuantitatif.Ditemukan hasil bahwa suhu, kelembaban, dan curah hujan di kelurahanJatimakmur memiliki hubungan yang tidak terlalu signifikan (nilai R=0,082,R=0,283, dan R=0,070) dengan kejadian diare. Namun, pengaruhnya sebesar0,7% setiap meningkatnya suhu 1◦C meningkatkan kasus diare 4,2%, sebesar 8%setiap meningkatnya 1% kelembaban dapat meningkatkan kasus diare 2,3%, dansebesar 0,5% dapat menjelaskan setiap meningkatnya 1 mm curah hujan dapatmeningkatkan kasus diare 0,01% pada periode tahun 2013-2014.Kata Kunci:Diare, Pola Iklim, Suhu, Kelembaban, Curah Hujan, Jatimakmur
The diarrhea occurrences become one of the major causes of child mortality inIndonesia. The purpose of this research is to determine the impact of Climate orWeather Changes (temperature, humidity, and rainfall) with the pattern ofdiarrhea occurrences at Puskesmas Jatimakmur. Bekasi is one of the major citiesin West Java province, and has the highest number of diarrhea occurrences whichreach 14.044 cases (Dinkes Bekasi, 2012).This research applied secondary data obtained from the Annual Report ofPuskesmas Jatimakmur in 2013-2014. While another secondary data obtainedfrom BMKG Halim Perdana Kusuma Airport Station. It requires the ecologicaldesign study and linear regression analysis to determine the impact oftemperature, humidity, and rainfall patterns into diarrhea occurrences.This research found that the temperature, humidity, and rainfall in Jatimakmursub-district do not have significant relation (Temperature R value= 0.082,humidity R= 0.283 and rainfall R= 0.070) with diarrhea cases. However, the effectof 0.7%, 8%, and 0.5% can explain which elevating in 1◦C temperature willincrease 4.2% diarrhea cases, 1% humidity will increase 2.3% diarrhea cases, and1 mm of rainfall will increase 0.01% diarrhea cases in the period of 2013-2014.Key words:Diarrhea, Temporal Cycle, Temperature, Humidity, Rainfall, Jatimakmur.
Read More
S-9162
Depok : FKM-UI, 2016
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Agit Christy Rehulina; Pembimbing: Ririn Arminsih Wulandari; Penguji: Zakianis, Yulia Fitria Ningrum
Abstrak:
Tuberkulosis paru merupakan penyakit menular yang diakibatkan Mycobacterium tuberculosis. DKI Jakarta selalu menempati dua posisi teratas provinsi dengan jumlah kasus tuberkulosis di Indonesia pada tahun 2019-2021. Jakarta Timur menjadi kota yang memiliki kasus TB paru terbanyak di DKI Jakarta, serta kasus TB di Kecamatan Jatinegara merupakan jumlah yang paling tinggi di Kota Jakarta Timur. Tujuan dari penelitian ini adalah menganalisis faktor risiko, yaitu karakteristik individu dan lingkungan dengan kejadian TB Paru di wilayah kerja Puskesmas Jatinegara Jakarta Timur Tahun 2023. Penelitian menggunakan desain studi kasus kontrol dengan total sampel sebesar 70 responden dengan jumlah kasus pasien TB paru positif BTA dan suspek TB paru negatif BTA sebagai kontrol masing-masing sebesar 35 responden. Pengambilan data dilakukan dengan wawancara menggunakan kuesioner dan pengukuran lingkungan. Analisis data yang dilakukan meliputi analisis univariat, analisis bivariat dengan uji kai kuadrat, dan analisis multivariat (regresi logistik). Hasil penelitian ini yang menunjukkan hubungan bermakna dengan kejadian TB paru adalah status gizi (23,27;5,84 – 92,69), riwayat TB paru keluarga (3,57;1,26 – 10,01), kepadatan hunian (5,05; 1,59 – 16,07), suhu (3,78;1,3 – 10,93), kelembaban (7,26; 2,54 – 21,34), dan ventilasi (4,79; 1,74 – 13,19). Faktor risiko yang paling dominan mempengaruhi kejadian TB paru adalah status gizi (16,87;3,45 – 82,35).

Pulmonary TB is an infectious disease caused by Mycobacterium tuberculosis. DKI Jakarta ranked top 2 province in Indonesia with most pulmonary TB case in 2019-2021. East Jakarta is the city in DKI Jakarta with most pulmonary TB case, Jatinegara is the sub district in East Jakarta with the highest TB case. The purpose of this research is to analyze risk factors, namely individual characteristic and environment with pulmonary tuberculosis in the work area of Jatinegara sub-district health center in 2023. This study used case control study design with a total sample of 70 respondents, with the number of BTA positive pulmonary TB patients as cases and BTA negative pulmonary TB suspects as controls was 35 respondents each. The data was collected through interview using questionnaire and environmental measurement. Data were analyzed using univariate analysis, bivariate analysis with chi-square test and multivariate analysis (logistic regression). The study’s result showed the variables that had a significant relationship with pulmonary TB were nutritional status (23,27;5,84 – 92,69), family history of pulmonary TB (3,57;1,26 – 10,01), household overcrowding (5,05; 1,59 – 16,07), temperature (3,78;1,3 – 10,93), humidity (7,26; 2,54 – 21,34), dan ventilation (4,79; 1,74 – 13,19). The most dominant risk factor influencing pulmonary TB are nutritional status (16,87;3,45 – 82,35).
Read More
S-11526
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Alfi Kamelia Amany; Pembimbing: Al Asyary; Penguji: Dewi Susanna, Novita Suprapto Wati
Abstrak:
Asma merupakan penyakit inflamasi saluran napas kronis yang ditandai dengan gejala pernapasan seperti mengi, dispnea, batuk, dan sesak dada. Selama pandemi Covid-19 (2020 – 2022) jumlah kasus asma di DKI Jakarta termasuk Jakarta Pusat mengalami penurunan jika dibandingkan dengan sebelum pandemi terjadi (2018 – 2019). Hal yang sama juga terjadi pada penurunan polusi udara (PM10) yang menjadi salah satu penyebab penyakit asma. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan konsentrasi PM10, suhu udara, kelembaban udara, dan curah hujan dengan jumlah kasus asma di Jakarta Pusat pada waktu sebelum (2018 – 2019) dan selama (2020 – 2022) pandemi Covid-19 dengan menggunakan desain studi ekologi time-trend. Metode analisis dilakukan dengan uji beda ≥ 2 rata-rata, uji korelasi, dan uji regresi linear berganda. Penelitian ini menggunakan data sekunder yang berasal dari Dinas Kesehatan Provinsi DKI Jakarta, BMKG wilayah Kemayoran, dan website BMKG. Hasil penelitian menunjukkan, terdapat perbedaan rata-rata kasus asma, konsentrasi PM10, dan curah hujan yang signifikan antara sebelum (2018 – 2019) dan selama (2020 – 2022) pandemi Covid-19 (p = 0,000; p = 0,023; p = 0,050). Selain itu, uji korelasi menunjukkan bahwa tidak terdapat hubungan yang signifikan antara konsentrasi PM10 (p = 0,156; r = 0210), suhu udara (p = 0,883; r = 0,019), kelembaban udara (p = 0,380; r = -0,115), curah hujan (p = 0,154; r = -0,186) dengan kasus asma seluruh tahun (2018 – 2022) di Jakarta Pusat. Kesimpulan pada penelitian ini yaitu tidak terdapat hubungan signifikan antara konsentrasi PM10, suhu udara, kelembaban udara, dan curah hujan dengan kasus asma tahun 2018 – 2022.

Asthma is a chronic inflammatory airway disease characterized by respiratory symptoms such as wheezing, dyspnea, coughing and chest tightness. During the Covid-19 pandemic (2020 – 2022) the number of asthma cases in DKI Jakarta including Central Jakarta has decreased compared to before the pandemic occurred (2018 – 2019). The same thing also happened to the decrease in air pollution (PM10), which is one of the causes of asthma. This study aims to determine the relationship between PM10 concentration, air temperature, air humidity, and rainfall with the number of asthma cases in Central Jakarta before (2018 – 2019) and during (2020 – 2022) the Covid-19 pandemic using an ecological study design (time-trend). The method of analysis was carried out by means of ≥ 2 difference test, correlation test, and multiple linear regression test. This study used secondary data from the DKI Jakarta Provincial Health Office, the BMKG for the Kemayoran area, and the BMKG website. The results showed that there were significant differences in average asthma cases, PM10 concentrations, and rainfall before (2018 – 2019) and during (2020 – 2022) the Covid-19 pandemic (p = 0.000; p = 0.023; p = 0.050). In addition, the correlation test showed that there was no significant relationship between PM10 concentration (p = 0.156; r = 0210), air temperature (p = 0.883; r = 0.019), air humidity (p = 0.380; r = -0.115), rainfall (p = 0.154; r = -0.186) with asthma cases throughout the year (2018 – 2022) in Central Jakarta. The conclusion in this study is that there is no significant relationship between PM10 concentrations, air temperature, air humidity, and rainfall with asthma cases in 2018 – 2022.
Read More
S-11330
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive