Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 11 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
penyusun, Nusa Idaman Said
628.1 SAI k
Jakarta : BPPT, 1999
Buku (pinjaman 1 minggu)   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Meilinda Irianti Putri; Pembimbing: Meiwita P. Budiharsana; Penguji: Artha Prabawa, Martya Rahmaniati Makful, Yakub, Yudianto
Abstrak:

Unit Pelaksana Teknis Daerah(UPTD) Laboratorium Dinas Kesehatan Kota (DKK) Bukittinggi adalah satu-satunya laboratorium pemeriksaan kualitas air Paket A dan Paket C yang ada di wilayah Sumatera Barat bagian utara yang dimanfaatkan bukan hanya oleh kota Bukittinggi tapi juga oleh kota/kabupaten di wilayah Sumatera Barat lainnya. Proses pengelolaan sampel air saat ini masihdilakukan secara manual, sehingga memakan waktu yang cukup lama mulai dari registrasi tipe pemilihan pemeriksaan sampai dengan mengirimkan sampel kepada petugas pemeriksa (pranata laboratorium kesehatan). Proses kegiatan yang belum terkomputerisasi ini menyebabkan pencatatan dan pelaporan yang mendukung sistem informasi tentang pemeriksaan kualitas air seringtidak lengkap dan tidak akurat. Penelitian ini bertujuan untuk mengembangkan sistem informasi pengelolaan sampel air pada UPTD Laboratorium DKK Bukittinggi agar didapatkan bentuk formulir dan penyajian yang terkomputerisasi yang dapat mempersingkat waktu. Pengembangan sistem dalam penelitian ini menggunakan pendekatan terstruktur mengikuti tahapan siklus hidup pengembangan sistem. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik wawancara dan observasi sistem di UPTD Laboratorium DKK Bukittinggi. Sistem yang dikembangkan berbentuk prototype. Sisteminformasiini diharapkanmenghasilkaninformasi yangcepat, tepatdanakurat yang dapatdigunakanpihakmanajemendalampengambilankeputusanuntukmelakukaneva luasipelayanan.


 

District Technical Unit (DTU)Laboratory of Bukittinggi District Health Office (DHO) is the only laboratory for water testing of Package A and Package C in northern West Sumatera. It is not only utilized by Bukittinggi but also by nearby areas in West Sumatera. Water sample management is still in manual that it takes time longer starting from registration of testing type to sending sample to examiner (pranata laboratorium kesehatan). The process is not computerized yet, and it causes incomplete and inaccurate reporting and recording of water quality test. This research purposes to develop water sample management information system in DTULaboratory of Bukittinggi DHO and to develop computerized forms and presentation that can reduce time of process. This system development uses structured approach of system development life cycle (SDLC). The data collection process is by doing interview and observation in DTU Laboratory of Bukittinggi DHO. The system is developed in the form of prototype. This system information is expected to produce rapid, appropriate and accurate information that can be used by management in making decision related to service evaluation

Read More
T-3753
Depok : FKM-UI, 2013
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Wanda Luthfiah; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Zakianis, Lusi Nurbaiti Badri
Abstrak: Penelitian ini bertujuan untuk mendeskripsi pengelolaan air lindi di Tempat Pemrosesan Akhir (TPA) Cipayung Kota Depok Tahun 2019. Jenis penelitian ini yaitu deskriptif dengan metode penelitian kualitatif. Penelitian ini menerapkan teori pendekatan sistem dimana terdiri dari unsur-unsur input, proses, dan output. Pada unsur input pengelolaan air lindi mencakup enam hal yaitu man, money, method, machine, dan sarana penunjang. Unsur proses mencakup produksi dan pengolahan air lindi. sedangkan untuk unsur output mencakup kualitas air lindi yang dihasilkan. Data yang digunakan pada penelitian ini yaitu data primer dengan cara pengujian kualitas air lindi dan wawancara terhadap informan penelitian. Hasil penelitian yang didapatkan bahwa pengelolaan air lindi di TPA Cipayung sudah cukup sesuai dengan teori yang diterapkan pada penelitian ini hanya saja beberapa bagian dari unsur yang ada masih belum terpenuhi baik dari segi kualitas maupun kuantitas. Kata kunci: pengelolaan air lindi, TPA Cipayung Kota Depok, kualitas air lindi, kualitas air sumur
Read More
S-10045
Depok : FKM-UI, 2019
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Soelistyaningrum; Pembimbing: Sri Tjahyani Budi Utami; Penguji: Laila Fitria, Rina F. Bahar
S-6756
Depok : FKM-UI, 2011
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nur Ariati Mukharomah; Pembimbing: Laila Fitria; Penguji: Bambang Wispriyono, Budi Hartono, Medita Ervianti, Ikha Purwandari
Abstrak:
Diare adalah penyebab utama morbiditas dan mortalitas pada balita, terutama di daerah dengan keterbatasan akses air bersih seperti kepulauan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan antara kualitas lingkungan dengan status kesehatan balita dalam hal ini kejadian diare di Pulau Kelapa. Desain penelitian yang digunakan adalah studi kasus-kontrol dengan melibatkan responden dari kelompok kasus (balita diare) dan kelompok kontrol (balita tidak diare). Pengambilan data melalui wawancara dan uji laboratorium terhadap kualitas air bersih dan feses balita untuk mendeteksi keberadaan diarrheagenic E.coli. Periode penelitian selama tiga bulan dengan sampel kasus sebesar 20 sampel dan sampel kontrol sebesar 74 sampel. Analisis bivariat menunjukkan bahwa perilaku cuci tangan pakai sabun dan sumber air minum berhubungan signifikan dengan kejadian diare pada balita (OR = 3.789; OR = 5,914). Analisis multivariat menunjukkan bahwa sumber air minum adalah faktor yang paling berpengaruh terhadap kejadian diare balita (OR = 5,393). Temuan ini menunjukkan pentingnya intervensi pada perilaku higienis dan penyediaan air minum yang aman untuk mencegah diare pada balita khususnya di wilayah kepulauan.

Diarrhea is a major cause of morbidity and mortality in toddlers, especially in areas with limited access to clean water such as islands. This study aims to analyze the relationship between environmental quality and the health status of toddlers in this case the incidence of diarrhea on Kelapa Island. The research design used was a case-control study involving respondents from the case group (toddlers with diarrhea) and the control group (toddlers without diarrhea). Data collection through interviews and laboratory tests on the quality of clean water and toddler feces to detect the presence of diarrheagenic E. coli. The study period was three months with a case sample of 20 samples and a control sample of 74 samples. Bivariate analysis showed that handwashing behavior with soap and drinking water sources were significantly associated with the incidence of diarrhea in toddlers (OR = 3.789; OR = 5.914). Multivariate analysis showed that drinking water sources were the most influential factor in the incidence of diarrhea in toddlers (OR = 5.393). These findings indicate the importance of interventions on hygienic behavior and the provision of safe drinking water to prevent diarrhea in toddlers, especially in island areas.
Read More
T-7235
Depok : FKM-UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Amanda Hana Ashillah; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Haryoto Kusno Putranto, Erni Pelita Fitratunnisa
Abstrak:
Latar Belakang: Pada tahun 2019, air sumur menjadi sumber air bersih utama bagi 76,18% rumah tangga di Indonesia, tetapi Provinsi DKI Jakarta menjadi wilayah dengan nilai Indeks Kualitas Air terendah ke-3 di Indonesia. Tujuan: Menganalisis hubungan antara faktor topografi, sosio-demografi, dan kejadian banjir terhadap kualitas air sumur di Provinsi DKI Jakarta tahun 2017-2019. Metode: Desain studi ekologi dengan menggunakan data sekunder dan unit analisis 261 kelurahan. Data diolah menggunakan uji korelasi dan analisis spasial. Hasil: Kualitas air sumur di sebagian besar wilayah Provinsi DKI Jakarta selama 2017-2019 yaitu sebanyak lebih dari 83% tidak memenuhi syarat dengan rata-rata air sumur tercemar sedang. Wilayah yang kualitas air sumurnya rentan tercemar adalah Kota Jakarta Utara. Faktor yang berhubungan signifikan terhadap kualitas air sumur adalah ketinggian wilayah (p = <0,001), kepadatan penduduk (p = 0,015), dan tingkat pendidikan rendah (p = 0,028). Kesimpulan: Kualitas air sumur di Provinsi DKI Jakarta tahun 2017-2019 sebagian besar tidak memenuhi syarat dipengaruhi oleh faktor ketinggian wilayah, kepadatan penduduk, dan tingkat pendidikan. Saran: Pemerintah daerah dan swasta dapat berkolaborasi untuk memperluas jaringan air perpipaan agar kualitas air lebih terjamin serta melakukan publikasi dan edukasi kepada masyarakat terkait kondisi air sumur, pencegahan, serta cara mengatasi pencemaran air sumur.

Background: In 2019, well water was the primary clean water source for 76.18% of Indonesian households, but DKI Jakarta had the third-lowest Water Quality Index in Indonesia. Objective: To analyze the impact of topographic, socio-demographic factors, and flood events on well water quality in DKI Jakarta from 2017 to 2019. Methods: An ecological study using secondary data from 261 urban villages, analyzed with correlation tests and spatial analysis. Results: The quality of well water in most areas of the Province of DKI Jakarta from 2017 to 2019 did not meet standards, with more than 83% of areas having moderately polluted well water. The areas most vulnerable to well water contamination were in North Jakarta. Significant factors were elevation (p < 0.001), population density (p = 0.015), and low education (p = 0.028). Conclusion: Well water quality in DKI Jakarta from 2017 to 2019 was mostly substandard due to elevation, population density, and education levels. Recommendation: Local governments and private sectors should expand the piped water network and educate the public on well water quality, prevention, and solutions.
Read More
S-11618
Depok : FKM-UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Nuranida Fauziyah; Pembimbing: Bambang Wispriyono; Penguji: Haryoto Kusnoputranto;
Abstrak:
Air minum merupakan kebutuhan penting bagi setiap manusia. Universitas Indonesia kampus Depok menyediakan fasilitas air siap minum. Pada penelitian kualitas air tanah di Kota Depok yang dilakukan tahun 2022, diperoleh bahwa kualitas air tanah parameter Fisik di Kota Depok belum sepenuhnya memenuhi standar baku mutu. Namun kualitas air siap minum di Universitas Indonesia tidak dilakukan pengecekan kualitas air secara berkala, termasuk kualitas air siap minum parameter fisik. Tujuan penelitian Menganalisis kualitas parameter Fisik air siap minum sebelum dan sesudah filtrasi yang tersedia di setiap fakultas Universitas Indonesia kampus Depok Tahun 2023. Uji yang digunakan pada penelitian ini analisis deskriptif dengan desain studi cross sectional. Sampel yang diambil adalah air siap minum sebelum dan sesudah filtrasi di Universitas Indonesia kampus Depok tahun 2023 dengan jumlah sampel sebanyak 9 sampel untuk air siap minum sebelum filtrasi dan 9 sampel air siap minum. Pengukuran kualitas air parameter fisik ini dilakukan secara in situ dan uji laboratorum. Pengukuran parameter kekeruhan, warna, badan Total Zat Terlarut diuji di laboratorium Labkesda DKI Jakarta. Hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas air siap minum parameter fisik sebelum filtrasi di Universitas Indonesia tahun 2023 yang memenuhi persyaratan yaitu berjumlah 3 sampel (33,3%) dari 9 sampel yang diteliti dan 66,7% lainnya tidak memenuhi syarat. hasil analisis menunjukkan bahwa kualitas air siap minum sesudah filtrasi parameter fisik di Universitas Indonesia tahun 2023 yang memenuhi persyaratan berjumlah 3 sampel (33,3%) dari 9 sampel yang diteliti 66,7% lainnya tidak memenuhi syarat. hasil analisis uji bivariat, hanya parameter suhu yang terdapat perbedaan antara kualitas air siap minum sebelum dan sesudah filtrasi. Hal tersebut ditunjukkan dengan nilai p value 0,008 (p<0,05). Sedangkan untuk parameter kekeruhan, warna, bau, daya hantar listrik, Total Zat Terlarut dan pH tidak ada perbedaan yang signifikan Kesimpulan dari penelitian ini adalah 9 dari air siap minum sebelum di filtrasi yang diteliti, hanya 3 sampel yang memenuhi persyaratan parameter fisik dan 9 dari air siap minum sesudah filtrasi yang diteliti yang memenuhi persyaratan parameter fisik berjumlah 3 sampel sesuai dengan Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 2 Tahun 2023.

Drinking water is an important need for every human being. The University of Indonesia's Depok campus provides ready-to-drink water facilities. In research on the quality of groundwater in Depok City which will be conducted in 2022, it is found that the physical parameter groundwater quality in Depok City has not fully met the quality standards. However, the quality of ready-to-drink water at the University of Indonesia does not regularly check the quality of water, including the quality of ready-to-drink water on physical parameters. The research objective was to determine the quality of the physical parameters of ready-to-drink water before and after filtration available in every faculty of the University of Indonesia, the Depok campus, in 2023. The test used in this study was descriptive analysis with a cross-sectional study design. The samples taken were ready-to-drink water before and after filtration at the University of Indonesia, Depok campus in 2023 with a total sample of 9 ready-to-drink water before filtration and 9 ready-to-drink water samples. Measurement of water quality physical parameters is carried out in situ and laboratory tests. Measurement of the parameters of turbidity, color, total body dissolved substances were tested at the Labkesda DKI Jakarta laboratory. The results of the analysis show that the physical parameters of ready-to-drink water quality before filtration at the University of Indonesia in 2023 meet the requirements, namely 3 samples (33.3%) of the 9 samples studied and the other 66.7% do not meet the requirements. The results of the analysis show that the quality of ready-to-drink water after filtration for physical parameters at the University of Indonesia in 2023 meets the requirements of 3 samples (33.3%) of the 9 samples studied, 66.7% do not meet the requirements. the results of the bivariate test analysis, only the temperature parameter that there is a difference between the quality of ready-to-drink water before and after filtration. This is indicated by the p value of 0.008 (p <0.05). As for the parameters of turbidity, color, odor, electrical conductivity, total dissolved substances and pH there is no significant difference The conclusion of this study is that 9 of the ready-to-drink water before being filtered were studied, only 3 samples that met the physical parameter requirements and 9 of the ready-to-drink water after being filtered that were studied that met the physical parameter requirements, totaling 3 samples in accordance with Minister of Health Regulation Number 2 Year 2023.
Read More
S-11381
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Syifa Atmatuzahra ; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Laila Fitria, Yulia Fitria Ningrum
Abstrak:

Kualitas air minum menjadi salah satu faktor penting dalam menentukan derajat kesehatan masyarakat terutama di wilayah yang padat penduduk. Penyakit yang ditularkan melalui air merupakan masalah kesehatan global yang diperkirakan berkontribusi terhadap lebih dari 2,2 juta kematian setiap tahunnya. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi sebaran kualitas air minum berdasarkan wilayah, mengukur tingkat kualitas air minum, dan mengevaluasi pengaruhnya terhadap kesehatan masyarakat di Kota Depok, Jawa Barat. Penelitian dilakukan dengan menggunakan pendekatan kuantitatif dengan desain cross-sectional. Data diperoleh dari survei lapangan yang telah dilakukan oleh Dinas Kesehatan Kota Depok dengan wawancara terstruktur dan uji laboratorium sampel air. Data kualitas air dari 570 rumah tangga dianalisis dengan menggunakan analisis korelasi dan spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sekitar 97,5% sampel air rumah tangga di Depok tidak memenuhi standar kualitas air minum selama periode penelitian. Terdapat 94,1% sampel air yang digunakan untuk kegiatan minum dapat menyebabkan penyakit yang ditularkan melalui air. Faktor yang berhubungan signifikan dengan penyakit yang ditularkan melalui air adalah jenis pekerjaan (p-value = 0.003). Pemerintah daerah Kota Depok perlu melakukan pengawasan kualitas air secara berkala dan meningkatkan edukasi terkait kesadaran masyarakat mengenai pengelolaan air minum yang aman untuk mendukung derajat kesehatan masyarakat di Kota Depok.


The quality of drinking water is a critical determinant of public health, particularly in  densely populated urban areas. Waterborne diseases remain a major global health  concern and are estimated to contribute to over 2.2 million deaths annually. This study  aims to identify the distribution of drinking water quality by region, assess the level of  drinking water quality, and evaluate its impact on public health in Depok City, West Java.  The research was conducted using a quantitative approach with a cross-sectional design.  Data were obtained from field surveys previously carried out by the Depok City Health  Office through structured interviews and laboratory testing of water samples. Drinking  water quality data from 570 households were analyzed using correlation and spatial  analysis. The results showed that approximately 97.5% of household water samples in  Depok did not meet drinking water quality standards during the study period. About  94.1% of the water samples used for drinking had the potential to cause waterborne  diseases. The factor significantly associated with waterborne diseases was types of  occupation (p-value = 0.003). These results highlight the need for the local government  of Depok City to implement routine water quality monitoring and enhance public  awareness campaigns regarding safe drinking water management practices, as part of  broader efforts to improve community health outcomes.

Read More
S-11999
Depok : FKM-UI, 2025
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Julia Putri Hayuni; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Ema Hermawati, Laila Fitria, M. Romli, Sari Yuli Andarini
Abstrak:
Praktik Manajemen Kebersihan Menstruasi (MKM) oleh siswi perempuan di Sekolah Menengah di Indonesia berdasarkan penelitian masih rendah (35,9%), hal ini dapat menyebabkan infeksi pada saluran kencing dan reproduksi. Penelitian terkait MKM di Provinsi Jambi, khususnya Kabupaten Batanghari masih terbatas. Hambatan seperti kekeringan, kurangnya pendidikan mengenai MKM, serta stigma menstruasi yang tabu menghambat penerapannya. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis hubungan kualitas air secara organoleptik terhadap MKM di Sekolah pada Siswi Sekolah Menengah di Kabupaten Batanghari, Provinsi Jambi Tahun 2024. Penelitian menggunakan desain cross sectional dengan 342 sampel siswi perempuan yang berasal dari 93 sekolah menengah di Kabupaten Batanghari. Analisis data dilakukan dengan uji chi square dan uji regresi logistik ganda model faktor risiko. Hasil penelitian menunjukkan sebagian besar siswi perempuan Sekolah Menengah di Kabupaten Batanghari memiliki praktik MKM yang kurang baik (36,5%) dan bersekolah di Sekolah dengan kualitas air secara organoleptik yang baik (60,5%). Praktik MKM di Sekolah berkaitan dengan kualitas air secara organoleptik (OR = 1,851, 95% CI: (1,162 – 2,948)), ketersediaan air (OR = 2,035, 95% CI: (1,147 – 3,611)) dan ketersediaan sabun (OR = 2,424, 95% CI: (1,400 – 4,196)), ketersediaan toilet yang aman (OR = 1,768, 95% CI: (1,091 – 2,866)), ketersediaan tempat sampah tertutup (OR = 1,792, 95% CI: (1,118 – 2,872)), dukungan orang tua (OR = 2,913, 95% CI: (1,362 – 6,229)), dukungan guru (OR = 1,878, 95% CI: (1,188 – 2,970)), dukungan teman (OR = 2,657, 95% CI: (1,475 – 4,788)), pendidikan Ibu (OR = 1,891, 95% CI: (1,209 – 2,956)), pendidikan Ayah (OR = 1,821, 95% CI: (1,165 – 2,847)), serta pengetahuan (OR = 3,591, 95% CI: (2,264 – 5,697)). Selain itu, terdapat hubungan yang signifikan antara kualitas air secara organoleptik yang berinteraksi ketersediaan toilet yang aman terhadap MKM setelah dikontrol oleh ketersediaan air dan sabun, dukungan orang tua dan guru, pendidikan Ibu, dan pengetahuan (AOR 95% CI: 3,987 – 26,710). Diharapkan pihak sekolah, dinas pendidikan, dan dinas kesehatan melakukan upaya untuk memerhatikan keamanan toilet dan fasilitas air, sanitasi dan kebersihan (Water, Sanitation, and Hygiene/WASH). 

The practice of Menstrual Hygiene Management (MHM) among female students in secondary schools in Indonesia, based on research, is still low (35.9%), which can lead to urinary and reproductive tract infections. However, MHM studies in Jambi Province, particularly in Batanghari Regency, remain limited. Barriers such as water scarcity, lack of education about MHM, and the stigma surrounding menstruation have hindered the implementation of MHM. This study aims to analyze the relationship between organoleptic water quality and MHM among secondary school students in Batanghari Regency, Jambi Province, in 2024. This study employed a cross-sectional design with 342 female student subjects from 93 secondary schools in Batanghari Regency. Data analysis was conducted using the chi-square test and multiple logistic regression with a risk factor model. The study revealed that most female secondary school students in Batanghari Regency practiced poor MHM (36.5%), but attended schools with good organoleptic water quality (60.5%). MHM practices at schools were associated with organoleptic water quality (OR = 1.851, 95% CI: (1.162 - 2.948)); water availability (OR = 2.035, 95% CI: (1.147 - 3.611)); soap availability (OR = 2.424, 95% CI: (1.400 - 4.196)); availability of safe toilets (OR = 1.768, 95% CI: (1.091 - 2.866)); availability of closed waste bins (OR = 1.792, 95% CI: (1.118 - 2.872)), parental support (OR = 2.913, 95% CI: (1.362 - 6.229)); teacher support (OR = 1.878, 95% CI: (1.188 - 2.970)); friend support (OR = 2.657, 95% CI: (1.475 - 4.788)); maternal education (OR = 1.891, 95% CI: (1.209 - 2.956)), paternal education (OR = 1.821, 95% CI: (1.165 - 2.847)), and knowledge (OR = 3.591, 95% CI: (2.264 - 5.697)). Furthermore, a significant relationship was found between organoleptic water quality interacting with availability of safe toilets for MHM, after controlling for water and soap availability at schools, parental and teacher support, mother's education, and knowledge (AOR 95% CI: 3.987 - 26.710). Schools, education departments, and health departments are encouraged to improve the toilet hygiene and water, sanitation, and hygiene (WASH) amenities.
Read More
T-7216
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Ummu Humairoh; Pembimbing: Zakianis; Penguji: Haryoto Kusno Putranto, Yulia Fitria Ningrum
Abstrak:
Latar Belakang: Persentase rumah tangga dengan akses air minum yang aman di Kota Depok baru menyentuh angka 49,37% di tahun 2023 dimana angka tersebut masih jauh dari target SDG’s (Sustainable Development Goals) yaitu 100% akses air minum aman sehingga perlu dilakukan penelitian mengenai faktor risiko yang mempengaruhi Kualitas Mikrobiologi Air Minum di Kota Depok tahun 2023. Metode: Menggunakan desain studi cross sectional dengan pendekatan kuantitatif menggunakan data sekunder dari Dinas Kesehatan Kota Depok. Unit analisis yaitu rumah tangga dengan jumlah sampel yang dipilih sebanyak 321 sampel rumah tangga. Pengolahan data menggunakan uji chi-square dan regresi logistik. Hasil: Sebagian besar rumah tangga di Kota Depok memiliki kualitas mikrobiologi air minum yang memenuhi syarat (54,20%) dengan persentase tidak memenuhi syarat tertinggi berada di kecamatan Tapos (62,5%) dan persentase yang memenuhi syarat tertinggi berada di Kecamatan Beji (71,4%). Faktor yang berhubungan signifikan terhadap kualitas mikrobiologi air minum adalah jarak sumber pencemar (tangki septik) dengan sarana/sumber air minum (p = 0,023), kerawanan banjir (p = 0,048) dan perilaku pengolahan air minum (p = 0,041). Kesimpulan: Kualitas mikrobiologi air minum rumah tangga di Kota Depok sebagian besar telah memenuhi syarat. Terdapat hubungan yang signifikan antara jarak tangki septik dengan sarana air minum, kerawanan banjir, dan perilaku pengolahan air minum terhadap kualitas mikrobiologi air minum rumah tangga di Kota Depok dengan faktor risko yang paling dominan berhubungan adalah jarak tangki septik dengan sarana air minum. Saran: Pemerintah Kota Depok diharapkan memperkuat pengawasan air minum, memperbaiki drainase, dan memelihara situ. Masyarakat juga diharapkan menjaga kebersihan dan mencegah pencemaran air, sementara penelitian lanjut mengkaji aspek yang mempengaruhi kualitas air dan dampaknya terhadap kesehatan.

Background: The percentage of households with access to safe drinking water in Depok City has only reached 49.37% in 2023, which is still far from the SDG's (Sustainable Development Goals) target, namely 100% access to safe drinking water, so research needs to be done regarding risk factors that influence the microbiological quality of drinking water in Depok City in 2023. Method: Using a cross sectional study design with a quantitative approach using secondary data from the Depok City Health Service. The unit of analysis is the household with a total of 321 household samples selected. Data processing uses the chi-square test and logistic regression. Results: The majority of households in Depok City have drinking water microbiological quality that meets the requirements (54.20%) with the highest percentage not meeting the requirements being in Tapos sub-district (62.5%) and the highest percentage meeting the requirements being in Beji sub-district ( 71.4%). Factors that are significantly related to the microbiological quality of drinking water are the distance of the pollutant source (septic tank) to drinking water facilities/sources (p = 0.023), flood vulnerability (p = 0.048) and drinking water treatment behavior (p = 0.041). Conclusion: The microbiological quality of household drinking water in Depok City largely meets the requirements. There is a significant relationship between the distance of a septic tank to drinking water facilities, flood vulnerability, and drinking water treatment behavior on the microbiological quality of household drinking water in Depok City with the most dominant risk factor related to this being the distance of the septic tank to drinking water facilities. Recommendation: The Depok City Government is expected to strengthen supervision of drinking water, improve drainage and maintain lakes. The public is also expected to maintain cleanliness and prevent water pollution, while research continues to examine aspects that influence water quality and its impact on health.
Read More
S-11775
Depok : FKM UI, 2024
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive