Hasil Pencarian :: Kembali

Ditemukan 8 dokumen yang sesuai dengan query ::  Simpan CSV
cover
Cindy Prastika; Pembimbing: Besral; Penguji: Milla Herdayati, Kemal N. Siregar, Rima Damayanti, Rahmadewi
Abstrak: Kematian neonatal merupakan indikator penting kesehatan anak dan dasar penilaian kesehatan negara. Kematian neonatal menyumbang 2/3 dari kematian bayi. Menurut WHO (2020), 75% kematian terjadi di minggu pertama kelahiran dan 1 juta bayi meninggal dalam 24 jam pertama kelahiran. Pencegahan kematian neonatal periode 6-48 jam kelahiran adalah dengan kunjungan neonatal pertama (KN 1). Penelitian bertujuan mengetahui hubungan pelayanan KN 1 dengan kematian neonatal di Indonesia. Desain cross-sectional dengan SDKI 2017. Sampel penelitian WUS (15-49 tahun) yang melahirkan anak terakhir lahir hidup dan bukan kembar. Analisis complex sample dengan uji regresi logistik. Hasil penelitian menunjukkan kematian neonatal 2,3%, cakupan KN 1 81,8% dan KN 1 lengkap 35,4%. Ada interaksi pelayanan KN 1 dengan sesar terhadap kematian neonatal sehingga kematian neonatal pada KN 1 tidak lengkap dengan sesar berisiko 1,4 kali dan kematian neonatal pada KN 1 tidak lengkap dengan bukan sesar berisiko 4,4 kali dibandingkan dengan kematian neonatal pada KN 1 lengkap dan bukan sesar. Oleh karena itu, peningkatan kelengkapan pelayanan KN 1 diperlukan dalam penurunan kematian neonatal, seperti penyediaan pedoman neonatal esensial, promosi kesehatan pentingnya perawatan neonatal. Selain itu penting mendorong ibu untuk melahirkan di fasilitas kesehatan agar bayi baru lahir dapat dipantau
Read More
T-6236
Depok : FKM-UI, 2021
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Violent Andary; Pembimbing: Mardiati Nadjib, Pujiyanto; Penguji: Atik Nurwahyuni, Fajrinayanti, Puguh Prasetyoputra
Abstrak: Pembiayaan puskesmas yang berasal dari pemerintah (dana publik) harus dipastikan telah digunakan secara efektif, efisien dan transparan dengan menggunakan sistem Public Financial Management. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis pemanfaatan dana puskesmas untuk meningkatkan cakupan kunjungan neonatal pertama (KN1) di Puskesmas Kota Bogor. Data dikumpulkan melalui tinjauan dokumen kualitatif dan kuantitatif serta melalui wawancara mendalam semi-terstruktur dengan 12 informan terpilih. Tren realisasi dana untuk KN1 dianalisis secara deskriptif. Data kualitatif dianalisis dalam bentuk matriks dan divalidasi melalui triangulasi. Hasil penelitian menunjukkan bahwa realisasi dana Bantuan Operasional Kesehatan (BOK) dan dana kapitasi puskesmas pada tahun 2016-2018 mengalami peningkatan yang signifikan. Untuk implementasi KN1, tidak ada anggaran khusus yang ditetapkan dalam penyusunan anggaran. Namun dalam pelaksanaan anggaran, dana yang digunakan oleh puskesmas untuk mendukung peningkatan cakupan KN1 terdiri dari pembelian vitamin K, salep mata, klem tali pusat, pelaksanaan kelas ibu hamil, dan lain-lain. Dana yang digunakan berasal dari BOK dan Kapitasi. Pemantauan anggaran dilakukan secara berkala baik oleh internal (puskesmas dan dinas kesehatan) maupun eksternal (inspektorat). Penelitian ini mengidentifikasi bahwa ketepatan waktu penetapan pagu anggaran untuk puskesmas dan integrasi perencanaan antara dinas kesehatan dan puskesmas memainkan peran penting dalam perumusan anggaran. Transaksi tunai merupakan mekanisme paling tepat untuk kegiatan yang melibatkan masyarakat/kader/lintas sektor. Bendahara dengan latar belakang pendidikan keuangan akan meningkatkan kualitas laporan keuangan Puskesmas.
Read More
T-5583
Depok : FKM-UI, 2019
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Fatimmah Denalian; Pembimbing: Besral; Penguji: Kemal Nazaruddin Siregar, Irwan Panca Wariaseno, Irma Ardiana
Abstrak:

Abstrak
Setiap tahunya diperkirakan 289.000 ibu dan 2,62 Juta neonatal meninggal di seluruh dunia. Indonesia sendiri menduduki peringkat ke lima sebagai negara di wilayah Asia Tenggara dengan tingkat kematian neonatal dengan 11.7 kematian per 1000 kelahiran. Penyebab utamanya adalah BBLR, Afiksia, dan infeksi. Upaya pemerintah Indonesia dalam mengurangi kematian neonatal adalah salah satunya dengan cakupan kunjungan neonatal ke pelayanan kesehatan. Namun cakupan kunjungan neonatal belum mampu mencapai target RENSTRA (88 %). Berdasarkan Riskesdas 2018 Provinsi Papua (19.2 %) dan Provinsi Papua Barat (14.7 %) merupakan dua provinsi dengan cakupan kunjungan neonatal terendah di Indonesia. Untuk itu, penelitian ini bertujuan untuk mengetahui factor yang berhubungan dengan ketidaklengkapan kunjungan neonatal di Provinsi Papua dan Provinsi Papua Barat. Penelitian ini menggunakan desain potong lintang untuk menganalisis data Riskesdas 2018 pada 1.956 ibu yang memiliki anak usia 0 – 59 bulan dan dianalisis menggunakan analisis regresi logistic ganda. Hasil dari penelitian ini didapatkan 3 faktor dominan yang berhubungan dengan ketidaklengkapan kunjungan neonatal yaitu penolong persalinan, pendidikan ibu, dan riwayat ANC setelah dikontrol oleh variabel pekerjaan, tempat persalinan, pemanfaatan buku KIA.


Every year an estimated 289,000 mothers and 2.62 million neonatal deaths occur worldwide. Indonesia alone ranks fifth as a country in the Southeast Asian region with a neonatal mortality rate of 11.7 deaths per 1000 births. The main causes are LBW, Afiksia, and infection. The Indonesian government's effort to reduce neonatal mortality is one of them with the coverage of neonatal visits to health services. However, the coverage of neonatal visits has not been able to reach the RENSTRA target (88%). Based on Riskesdas 2018, Papua Province (19.2%) and West Papua Province (14.7%) are the two provinces with the lowest coverage of neonatal visits in Indonesia. Therefore, this study aimed to determine the factors associated with incomplete neonatal visits in Papua and West Papua Provinces. This study used a cross-sectional design to analyze Riskesdas 2018 data on 1,956 mothers with children aged 0 - 59 months and analyzed using multiple logistic regression analysis. The results of this study obtained 3 dominant factors associated with incomplete neonatal visits, namely delivery assistants, maternal education, and ANC history after being controlled by variables of employment, place of delivery, utilization of the MCH book in pregnancy history and in newborn history (AOR = 16.41 95% CI 7.65-35.22). 

Read More
T-7171
Depok : FKM UI, 2025
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Cindra Paskaria; Pembimbing: Indang Trihandini; Penguji: R. Sutiawan, Flourisa Juliaan Sudradjat, Anantha Dian Tiara
Abstrak: Tujuan. Penelitian ini bertujuan untuk membuktikan bahwa program kunjungan neonatal berpengaruh terhadap penggunaan MKJP pascasalin di Indonesia tahun 2012. Metodologi. Analisis data sekunder SDKI 2012, dengan sampel 3918 WUS umur 15-49 tahun yang melahirkan 1 tahun sebelum survei. Data dianalisis menggunakan uji regresi logistik berganda. Hasil. Proporsi penggunaan MKJP pascasalin di Indonesia rendah. Sebagian besar ibu yang menggunakan MKJP berpendidikan tinggi dengan status sosial ekonomi mampu, tinggal di perkotaan, memiliki suami berpendidikan tinggi, jumlah anak lahir hidup lebih dari 2, jumlah anak masih hidup lebih dari 2, jumlah anak yang diinginkan 0-2, mendapat dukungan dari tokoh agama dan terpapar informasi mengenai KB dari media massa.
Read More
T-4163
Depok : FKM UI, 2014
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Irwan Panca Wariaseno; Pembimbing: Mieke Savitri; Penguji: Dadan Erwandi, Hasnerita, Astrid Saraswaty Dewi
T-4791
Depok : FKM-UI, 2016
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Sri Sukamti; Pembimbing: Pandu \Riono; Penguji: Sudarto Ronoatmodjo, Riskiyana, Erna Mulati
T-3380
Depok : FKM-UI, 2011
S2 - Tesis   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Salsabila Hulwani; Pembimbing: Indang Trihandini; Penguji: Sutanto Priyo Hastono, Maria Gayatri
Abstrak:
Indonesia menempati peringkat ke-7 dengan jumlah kematian neonatal tertinggi di dunia. Sekitar 42% dari seluruh kematian neonatal terjadi pada hari pertama setelah lahir dan sekitar 75% terjadi dalam periode neonatal dini. Sebagian besar kematian neonatal dini dapat dicegah melalui akses ke pelayanan kesehatan, salah satunya kunjungan neonatal. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui hubungan Kunjungan Neonatal Pertama (KN 1) dengan kematian neonatal dini di Indonesia. Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif menggunakan desain studi kasus-kontrol dengan menganalisis data sekunder SDKI tahun 2017. Penelitian ini menemukan bahwa terdapat hubungan yang signifikan antara pemanfaatan KN 1 dengan kematian neonatal dini [OR=8,23, 95% CI=2,76-24,55]. Risiko kematian neonatal dini ditemukan lebih tinggi pada wilayah tempat tinggal perdesaan, bayi berjenis kelamin laki-laki, urutan kelahiran 2-3 dan ≥4, jarak kelahiran35 bulan serta anak tunggal, berat badan lahir35 tahun, memanfaatkan perawatan antenatal

Indonesia is ranked 7th with the highest number of neonatal deaths worldwide. About 75% of all neonatal deaths occur in the early neonatal period. Early neonatal deaths can be prevented through access to health services through neonatal visits. This study aims to determine the relationship between first neonatal visits and early neonatal mortality in Indonesia. This is a quantitative study using a case-control study design by analyzing secondary data from the 2017 IDHS. This study found a significant relationship between first neonatal visits and early neonatal mortality [OR=8.23, 95% CI=2.76- 24,55]. The risk of early neonatal mortality was found to be higher in rural areas; male babies; birth order 2-3 and ≥4; birth spacing 35 months, and an only child; birth weight 35 years; used antenatal care
Read More
S-11293
Depok : FKM-UI, 2023
S1 - Skripsi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
cover
Triseu Setianingsih; Promotor: Purnawan Junadi; Kopromotor: Adang Bachtiar, Penguji: Sudijanto Kamso, Dumilah Ayuningtyas, Ede Surya Darmawan, Soewarta Kosen, Artha Budi Susila Duarsa, Aria Kusuma
Abstrak: Di Indonesia Angka kematian neonatus masih belum mengalami penurunan dari tahun 2007 sampai dengan tahun 2012 yaitu 19/1000 KH (SDKI,2012).Sebagian besar kematian neonatal yang terjadi setelah 6-48 jam pasca kelahiran dapat dicegah dengan perawatan bayi baru lahir yang tepat dan dimulai segera setelah melahirkan melalui Kunjungan neonatal pertama (KN1) yang adekuat dan sesuai standar (WHO,2012). Namun kualitas pelayanan KN1 masih belum sesuai dengan target yang diharapkan. Penelitian ini bertujuan untuk menganalisis secara multivel faktor-faktor yang mempengaruhi Kunjungan neonatal pertama dari berbagai level.
 
Penelitian ini merupakan penelitian kuantitatif dengan didukung oleh penelitian kualitatif. Sampel yang digunakan untuk masing-masing level adalah 1014 ibu bayi untuk level 1, 95 orang pengelola desa untuk level desa, 51 pengelola Program kesehatan anak Puskesmas untuk level 3 dan 13 pengelola Program kesehatan anak kabupaten untuk level 4 yang ada di 8 Propinsi di Indonesia. Analisis data dilakukan melalui analisis univariat, bivariat, multivariat dengan Regresi Logistik dan permodelan Multilevel dengan menggunakan analysis multilevel regression logistic random intercept model dengan menggunakan Program Stata 14.0. Metode triangulasi digunakan dalam studi kualitatif untuk menjaga validitas data.
 
Hasil penelitian menunjukkan bahwa capaian KN1 askes sebesar 47.5% lebih tinggi dibanding KN1 berkualitas yaitu 29.3 %. Hasil pemodelan multilevel menunjukkan bahwa variabel yang paling besar pengaruhnya terhadap KN1 Akses dan kualitas adalah Penolong persalinan dengan PValue.0.000 dan OR=3.359 untuk KN1 akses dan PValue 0.04 dan OR = 3.035 untuk KN1 kualitas. Pada permodelan akhir, secara bersama-sama kontribusi semua level pada KN1 akses sebesar 57.27 % sedangkan untuk KN1 kualitas sebesar 87.76%. Berdasarkan penerapan manajemen mutu total sebagian besar 52.6 % Puskesmas berada pada fase 2 dan Level 2 yaitu masih berorientase ke Proses belum mengarah ke penerapan Total manajemen mutu (TQM). Penelitian ini menunjukkan kesesuaian pola hubungan antara enabler dan result sesuai pola dalam EFQM model.
 
Disarankan kepada Dinas Kesehatan kabupaten dan Kementerian Kesehatan, untuk mengupayakan dan menjamin keberadaan dan pendistribusian bidan di setiap desa dan mengoptimalkan perencanaan tenaga kesehatan (bidan) sesuai PMK N0.33 Tahun 2015. Disarankan kepada Puskesmas untuk mengupayakan kontak antara petugas kesehatan dengan ibu bayi sebelum kelahiran bayi untuk meningkatkan akses pada periode berikutnya yaitu KN1. Perlu adanya kerjasama dan kemitraan yang baik antara puskesmas dengan pengelola desa untuk menguatkan keberdayaan desa dalam bidang kesehatan sehingga pada level individu ibu menjadi lebih berdaya dan memiliki peluang yang besar untuk membawa anaknya dalam pelaksanaan KN1 , selain itu untuk meningkatkan kualitas manajemen Puskesmas perlu adanya supervisi dan penerapan SMM (Sistem Manajemen Mutu) Puskesmas misalnya melalui penerapan ISO untuk menjamin Pelayanan Prima dan pengelolaan Puskesmas yang berkualitas.
 

 
Neonatal mortality rate in Indonesia is still experiencing a decrease from 2007 up to 2012, namely 19/1000 KH (IDHS, 2012) .Most of neonatal deaths that occur after 6-48 hours after birth can be prevented with newborn care is appropriate and started soon after birth through the first neonatal visit (KN1) adequate and appropriate standards (wHO, 2012). However KN1 service quality still does not meet the expected target.
 
This study aims to analyze multivel factors affecting neonatal visit was the first of a variety of levels. This research is a quantitative research was supported by qualitative research. The sample used for each level is 1014 mothers of infants to level 1, 95 managers of the village to the village level, 51 managers of health programs Child Health Center for level 3 and 13 managers Program child health districts to level 4 in 8 Provinces in Indonesia , The data analysis was done through univariate, bivariate, and multivariate logistic regression modeling Multilevel analysis using multilevel logistic regression models with random intercept using the program Stata 14.0. Triangulation method used in a qualitative study to maintain the validity of the data.
 
The results showed that the achievement KN1 askes by 47.5% higher than the quality KN1 ie 29.3%. Multilevel modeling results indicate that the variables that most influence on KN1 Access and quality are labor Helper with PValue.0.000 and OR = 3.359 for KN1 access and pvalue 0:04 and OR = 3,035 for KN1 quality. At the end of the modeling, jointly contribute to the KN1 access all levels of 57.27% while for KN1 quality of 87.76%. Based on the application of total quality management largely PHC 52.6% are in Phase 2 and Level 2 is still berorientase to process not yet led to the implementation of total quality management (TQM). This study demonstrated the suitability of the pattern of relationships between enablers and the result according to the pattern in the model EFQM.
 
Suggested to the District Health Office and the Ministry of Health, to seek and ensure the presence and distribution of midwives in every village and optimize the planning of health professionals (midwives) in accordance PMK N0.33 Year 2015. It is suggested to contact the health center to seek health care workers with the baby's mother before birth baby to improve access in the next period that is KN1. The need for cooperation and partnership between local health centers with managers of the village to strengthen the empowerment of villagers in the health sector so that at the level of individual mothers become more empowered and have a great opportunity to bring his son in the implementation KN1, in addition to improving the quality of management of PHC need for supervision and implementation of QMS (quality Management System) health centers for example through the implementation of ISO to guarantee the quality Service and quality management of the health center.
Read More
D-347
Depok : FKM-UI, 2016
S3 - Disertasi   Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
:: Pengguna : Pusat Informasi Kesehatan Masyarakat
Library Automation and Digital Archive